You are on page 1of 8

Demam Berdarah Dengue

KELOMPOK VI

030.06.054 Cyntya Sari Sovianti 030.06.056 David R. A. Z 030.06.058 Dennys Bercia 030.07.123 Ivana Putri Oktavia 030.07.128 Justhesya Fitriani F P 030.08.070 Christy Suryandari 030.08.081 Dian Rosa Ari Zona 030.08.082 Diaz Rahmadi 030.08.083 Dina Putri 030.08.084 Dini Noviani 030.08.085 Dita Rahmita 030.08.086 Aditya Ilham 030.08.301 Nurul Wahida 030.08.302 Siti Hanisah bt

Jakarta 08 Januari 2010 Fakultas Kedokteran Universitas TRISAKTI

BAB I LATAR BELAKANG/PENDAHULUAN ???

Imunisasi dewasa pada saat ini masih kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan imunisasi anak, walaupun kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi cukup tinggi pada orang dewasa. Bukti keberhasilan imunisasi dalam mencegah penularan berbagai penyakit telah lama diakui. Pada tahun 1980 Badan Kesehatan Dunia WHO menyatakan penyakit cacar telah dilenyapkan dari muka bumi. Pada tahun 2000 sebenarnya WHO merencanakan eradikasi polio namun sampai 2005 masih banyak Negara yang melaporkan kasus polio termasuk Indonesia. Sekitar 50.000-70.0000 orang pada uisa dewasa di Amerika, dilaporkan meninggal karena infeksi pneumokok, influenza, atau hepatitis B, sebagai pembanding pada usia anak angka kematian berkisar antara 1000 orang karena penyakit-penyakit yang mendapat program imunisasi. Setiap tahun diperkirakan 1 milyar wisatawan melakukan perjalan melalui udara dan lebih dari 50 juta orang melakukan perjalanan ke negara berkembang, 2070% wisatawan mempunyai masalah kesehatan dalam perjalanan. Angka kematian akibat penyakit menular menduduki peringkat ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan kecelakaan. Sehingga pemberian imunisasi harus mendapat perhatian untuk mencegah penularan penyakit infeksi termasuk pada orang dewasa. Pada tahun 2003 Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah

menghasilkan consensus imunisasi pada orang dewasa, sehingga diharapkan imunisasi pada orang dewasa di Indonesia akan lebih digalakkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Etiologi
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x106. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di indonesia dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotipe dengue dengan Flavivirus lain seperti Yellow fever, Japanese encephalitis dan West Nile virus.

Epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia tenggara, Pasifik barat, dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih ( bak mandi, kaleng bekas, dan tempat penampungan air lainnya ).

Patogenesis

Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk. Biasanya hanya menimbulkan gejala sebagai dengue fever apabila mendapat infeksi kedua dengan tipe virus yang berbeda maka terjadilah peningkatan reaksi antibodi yang berlebihan yang dipacu oleh T-memory Cell sehingga terjadilah demam berdarah dengue (DBD).

Patologi
Virus dengue yang berada di saliva nyamuk masuk ke tubuh manusia menginfeksi jaringan limfatik dan mengaktivasi makrofag yang memfagositosis komplek virus-antibodi non netralisasi sehingga virus bereplikasi di makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh virus dengue menyebabkan aktivasi T helper dan T sitotoksik sehingga diproduksi limfokin dan interferon gamma. Interferon gamma akan mengaktivasi monosit sehingga disekresi berbagai mediator inflamasi seperti TNF-, IL-1, PAF,IL-6, dan histamin yang menyebabkan terjadinya disfungsi endotel yang menyebabkan permeabilitas kapiler meningkat sehingga terjadi kebocoran plasma atau plasma leakage. Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui aktivasi oleh komplek virus antibodi yang juga mengakibatkan terjadinya kebocoran plasma. Kebocoran plasma ini menyebabkan terjadinya agregasi trombosit yang mengakibatkan DIC(Disseminata Intravascular Coagulation ) dan microtrombi. DIC menyebabkan terjadinya perdarahan seperti bintik-bintik merah atau petechie dan melena. Sedangkan microtrombi menyebabkan gangguan perfusi O 2 sehingga terjadi iskemik yang mengakibatkan terjadinya multi organ failure. Plasma leakage juga bisa menyebabkan GFR menurun sehingga terjadi gagal ginjal akut.

Gambaran Klinis
4

Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue, atau sindrom syok dengue (SSD). Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam akan tetapi mempunyai resiko terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan yang tidak adekuat.

Diagnosis
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal di bawah ini dipenuhi : 1) bifasik. 2) Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan berikut: - Uji bendung positif - Petekie,ekimosis, atau purpura - Perdarahan mukosa (epistaksis atau perdarahan gusi), atau perdarahan dari tempat lain - Hematemesis atau melena 3) 4) Trombositopenia( trombosit< 100000/ul). Terdapat minimal 1 tanda-tanda plasma leakage sebagai berikut : - Peningkatan Ht>20% dibanding standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin - Penurunan Ht>20% setelah mendapat terapi cairan dibanding dengan nilai Ht sebelumnya. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya

- Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura,ascites, atau hipoproteinemia.

Penatalaksanaan
Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utama adalah terapi suportif yang adekuat. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga terutama cairan oral. Jika asupan cairan oral tidak mampu dipertahankan maka dibutuhkan suplemen cairan melalui intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi.

Pencegahan
Pencegahan penyakit demam berdarah dengue dapat dilakukan dengan caracara seperti : 1) Melenyapkan atau sering membersihkan tempat berkembang biak nyamuk (4M). 2) Abatisasi yaitu pemberantasan telur nyamuk atau larva (jentik) nyamuk di air yang diduga sebagai reservoir dengan menaburkan obat abatat. 3) Fogging yaitu untuk nyamuk dewasa dapat dilakukan penyemprotan dengan malathion.

BAB IV PENUTUP

Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di indonesia dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak. Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk. Biasanya hanya menimbulkan gejala sebagai dengue fever apabila mendapat infeksi kedua dengan tipe virus yang berbeda maka terjadilah peningkatan reaksi antibodi yang berlebihan yang dipacu oleh T-memory Cell sehingga terjadilah DHF atau demam berdarah. Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal di bawah ini dipenuhi yaitu bila terdapat demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari biasanya bifasik,terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan, dan terdapat minimal 1 tanda-tanda plasma leakage. Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utama adalah terapi suportif yang adekwat pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD.

BAB V DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. p 1709-13 2. Dengue Hemorrhagic Fever in Humans : Differential Diagnoses & Workup. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/782143-diagnosis.

Accessed on January 06, 2010. 3. Dengue Hemorrhagic Fever Information Center. Available at :

http://www.dengue hemorrhagicfever.org/. Accesed on January 06, 2010. 4. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani W I, Setiowulan W. Kapita Selekta Kedokteran jilid 1. Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. 2000. 5. Dengue Hemorrhagic Fever. Available at :

http://www.medicinenet.com/DHF/article.htm. 2010.

Accessed on January 06,

You might also like