You are on page 1of 3

2.

1 Pengertian irigasi Irigasi adalah suplai air kedalam tanah untuk memenuhi kebutuhan

tanaman seandainya air dari atmosfir, yaitu air hujan tidak mencukupi. Menurut PP no 20 tahun 2006 irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pengembangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenusnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak sementara kebutuhan air irigasi merupakan jumlah air yang dibutuhkan untuk menambah curah hujan guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman pengembangan dan pengelolaan air irigasi meliputi : sistem untuk memperoleh air irigasi yang terjamin sehingga sampai ke lahan pertanian penyaluran air agar memenuhi zona perakaran tanaman dengan jumlah dan dalam waktu yang tepat usaha memelihara sumber - sumber air, jaringan irigasi dan mengurangi kerusakan kerusakan yang ditimbulkan oleh aliran air. Irigasi kendi adalah teknik untuk menciptakan slow release air bawah tanah dengan meminimalkan kerugian dan resiko penguapan salinasi. Dengan sistem irigasi kendi, pemberian air pada tanaman tidak perlu diberikan setiap hari tetapi cukup dengan memperhatikan ketersediaan jumlah air di dalam kendi yang dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

2.2 Irigasi Sumbu Irigasi sumbu bekerja berdasarkan sistem osmosis, yaitu terjadinya aliran air dari dalam sumbu ke dinding sumbu yang dibuat porus, kemudian mengalir ke tanah sekitar perakaran tanaman berdasarkan perbedaan potensial matriks antara tanah dan dinding kendi. Pemberian air menggunakan irigasi sumbu lebih efisien dibandingkan dengan sistem lain seperti irigasi tetes dan irigasi sumbu karena memberikan air langsung ke zona akar tanaman, bukan ke daerah yang lebih luas dari lapangan. Untuk mengaplikasikan sistem irigasi sumbu pada tabulamput, sumbu dapat dibenamkan di daerah perakaran, hal ini dapat dilakukan pada saat penanaman atau penggantian media tanam.Sumbu yang diisi air mampu membasahi tanah di sekelilingnya melalui dindingnya yang dibuat permeable.

Setiawan (1998) mengemukakan bahwa laju rembesan pada sumbudengan campuran bahan tanah liat 60%, pasir 20%, dan serbuk gergaji 20% diperoleh hasil rata-rata 0,088339 cm/jam atau rata-rata kumulatif rembesan 54,98 cm3/jam atau 1,28 l/hari. Jarak pembasahan radial dari dinding sumbuke tanah samping sekitar dapat mencapai jarak 25 cm, sedang jarak vertikal pembasahan dapat mencapai 40 cm dibawah sumbu.

2. 2 Kebutuhan air tanaman Menurut Doorenbos dan Pruitt (1976), kabutuhan air tanaman adalah tinggi air yang dibutuhkan untuk mengimbangi kehilangan air melalui evapotranspirasi tanaman sehat, tumbuh di lahan yang luas pada kondisi air tanah dan kesuburan tanah tidak dalam keadaan terbatas serta dapat mencapai produksi potensial pada lingkungan pertumbuhannya. Sedangkan menurut Sasrodarsono dan Takeda (1978) kebutuhan air disebut juga evapotranspirasi. a. Evaporasi Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporasi terjadi pada berbagai jenis permukaan seperti danau, sungai lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang basah. Faktor faktor yang mempengaruhi evaporasi : 1. Faktor kondisi alam Color Reflective properties of the surface Exposed to or shaded from solar radiation Water availability Water quality

2. Faktor meteorologis Solar radiation Wind Relative humidity Temperature

b. Transpirasi Transpirasi adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal. Pada transpirasi, vaporisasi terjadi terutama di ruang antar sel daun dan selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke atmosfer.Hampir semua air yang diambil tanaman dari media tanam (tanah) akan ditranspirasikan, dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan tanaman (Allen et al. 1998).

Faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman adalah sebagai berikut : Tekstur tanah Tekstur tanah akan mempengaruhi ketersediaan air dalam tanah dan kondisi perakaran yang pada akhirnya akan mempengaruhi besaran kebutuhan air oleh tanaman Faktor tanaman Jenis tanaman akan menentukan ketersediaan air dalam tumbuhan dan ukuran stomata, semakin besar kemampuan menyerap air dan ukuran maka transpirasi akan semakin besar. Pengaruh jenis tanaman terhadap nilai evapotranspirasi ditunjukkan oleh nilai koefisien tanam (Kc) yang menyatakan hubungan antara evapotranspirasi potensial (Eto)dan

evapotranspirasi tanaman (Etc). Selain faktor jenis tanaman, faktor umur tanaman dan faktor kerapatan tanaman juga mempengaruhi besarnya kebutuhan air tanaman Klimatologi Faktor klimatologi yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman adalah radiasi matahari, suhu, kelembaban dan kecepatan angin. Semakin besar radiasi, suhu dan kecepatan angin semakin besar kebutuhan air tanaman

You might also like