You are on page 1of 2

Streptococcus sp Streptococcus adalah bakteri spheris Gram positif yang khasnya berpasangan atau membentuk rantai selama pertumbuhannya.

Beberapa kelompok streptococcus adalah flora normal manusia. Streptococcus menghasilkan berbagai enzim dan substansi ekstraseluler. Streptococcus merupakan kelompok bakteri yang heterogen, dan tidak ada sistem yang dapat mengklasifikasikannya. Dua puluh spesies, termasuk Streptococcus pyogenes (Grup A), Streptococcus agalactie (Grup B), dan Enterococci (Grup D) memiliki ciri-ciri dengan kombinasi gambaran: sifat pertumbuhan koloni, pola hemolisis pada agar darah ( hemolisis, hemolisis, atau tidak ada hemolisis), komposisi antigenik pada substansi dinding sel grupspesifik, dan reaksi biokimia. Tipe Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan komposisi antigenik polisakarida kapsuler (Quelung Tes). Lebih dari 20 produk ekstraseluler antigen dihasilkan oleh Streptococcus grup A, diantaranya adalah: 1. Streptokinase (Fibrinolisisn) Enzim ini dapat mengubah Plasminogen pada plasma menjadi plasmin, suatu enzim proteolitik aktif yang mencerna fibrin dan protein lain. 2. Streptodornase Enzim yang digunakan oleh Streptococcus untuk depolimerasi DNA 3. Hialuronidase Untuk memecah asam hialuronidase, sebuah komponen penting bahan dasar jaringan ikat 4. Eksotoksin Pirogenik Merupakan sebuah superantigen yang dapat menimbulkan sindrom syok toksik Streptococcus dan demam scarlet 5. Difosfopiridin Nukleotidase Zat ini berkaitan dengan kemampuan organisme dalam membunuh leukosit

6. Hemolisin Streptococcus mampu melakukan hemolisis sel darah merah secara in vitro dalam berbagai tingkatan dengan menggunakan hemolisin. (Jawetz,2004)

Faringitis Bakterial Infeksi grup A Streptococcus hemolitikus penyebab faringitis akut pada dewasa (15%) dan anak (30%) (Rusmardjono & Soepardi, 2007). Gejala dan Tanda Nyeri kepala hebat, muntah kadang demam tinggi, jarang disertai batuk. Tonsil tampak membesar, faring dan tonsil hiperemis terdapat eksudat. Kemudian timbul petechiae pada palatum dan dasar faring. Kelenjar limfe leher anterior membesar, kenyal, dan nyeri pada penekanan (Rusmardjono & Soepardi, 2007). Terapi Antibiotik penicillin, amoksisilin, atau eritromisin. Kortikosteroid dexamethason, analgetika, dan kumur dengan air hangat atau antiseptic (Rusmardjono & Soepardi, 2007).

DAPUS: Hermani, Bambang. Abdurrachman, Hartono. Cahyono, Arie. 2007. Kelainan Laring dalam Soepardi, Efiaty A. Iskandar, Nurbaity. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jawetz, Melnick and Adelbergs. 2004. Mikrobiologi Kedokteran. Jilid 1.Jakarta: EGC.

You might also like