You are on page 1of 20

MAKALAH PARASIT DAN PENYAKIT IKAN

OLEH ALUDIN AL AYUBI NIM : 0804052698

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


Kegiatan budidaya ikan baik jenis ikan konsumsi ataupun ikan hias merupakan kegiatan yang mempunyai resiko tinggi karena ikan merupakan mahluk bernyawa yang kapan saja mengalami kematian. Salah satu penyebab gagalnya kegiatan budidaya ikan ini adalah karena faktor penyakit. Munculnya gangguan penyakit pada budidaya ikan merupakan resiko biologis yang harus selalu diantisipasi. Munculnya penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi kompleks/tidak seimbang antara tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang (ikan) yang lemah, patogen yang ganas serta kulitas lingkungan yang memburuk. Dalam melakukan usaha budidaya ikan, para pembudidaya melakukannya ada yang secara intensif, semi intensif atau asal saja. Semakin intensif sistem budidaya yang diterapkan maka semakin kompleks pula kehadiran penyakit yang akan muncul. Penyakit yang menyerang ikan banyak macam dan ragamnya. Tetapi secara umum penyakit ikan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu penyakit infeksius dan non infeksius. Jenis penyakit infeksius terdiri dari penyakit yang disebabkan oleh parasit, jamur bakteri dan visrus. Sedangkan jenis penyakit noninfeksius disebabkan oleh lingkungan, makanan dan genetis. Dan salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah: penyakit saprolegniasis.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan tugas makalah ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan nilai pada Mata Kuliah Parasit dan Penyakit Ikan. Selain dari itu juga dengan adanya pembuatan tugas makalah ini maka dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa/ i dalam hal ini mengenai penyakit ikan khususnya penyakit saprolegniasis.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian


Saprolegniasis adalah Penyakit yang disebabkan oleh jamur yang disebut Saprolegnia sp. Saprolegnia SP merupakan jenis utama jamur air yang berhubungan dengan infeksi jamur terhadap ikan dan telur yang berada dalam air tawar 1. Klasifikasi Jamur Saprolegnia SP : Kingdom Divisi Phylum Class Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Oomycotina : Phycomycetes : Oomycetes : Saprolegnialis : Saprolegniaceae : Saprolegnia : Saprolegnia SP

2. Ciri Morfologi Jamur Saprolegnia Sp Jamur saprolegnia memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. b. c. d. e. Memiliki filament Memiliki sporangium yang berdiameter 100 mikron, lebih lebar dari hifanya. Tidak bersekat Miseliumnya berkembang di dalam substrat. Pada bagian ujung miseliumnya terdapat sporangium

3. Siklus Hidup Dan Reproduksi

Saprolegnia SP mempunyai lingkar kehidupan yang kompleks, yang meliputi kedua reproduksi seksual dan aseksual. Reproduksi seksual melibatkan produksi dari antheridium dan oogonium gametangia, yang disatukan untuk fertilisasi. Spora aseksual dari saprolegnia melepaskan motile, zoospora utama. Zoospora utama hanya aktif dalam beberapa menit sebelum mereka encyst, berkecambah dan melepaskan zoospora kedua. Zoospora kedua lebih motile dalam periode waktu yang panjang dari pada zoospora utama dan dianggap sebagai bentuk pelepasan utama dari saprolegnia. Pengulangan lingkar dari encystment dan pelepasan, disebut polyplanetism , membiarkan zoospora kedua untuk membuat beberapa usaha menempatkan substrat yang cocok. Zoospora kedua menganggap infeksi spora dari Saprolegnia SP. Encystment (proses pengkistaan) berikutnya, zoospora kedua melepaskan rambutnya untuk penyerangan. Rambut tersebut juga digunakan untuk pengapungan, untuk mengurangi rata-rata sedimentasi, dan untuk pengenalan rangsangan sekumpulan fungal. Lebih dari spesies pathogenic dari Saprolegnia SP mempunyai rambut bengkok yang panjang. Perbedaan spesies dari saprolegnia mampu untuk berkecambah dibawah kondisi lingkungan dan tingkat gizi yang berbeda. Jamur ini dapat tumbuh pada selang suhu 0-35 C, dengan selang pertumbuhan optimal 15-30 C, yang hidup pada habitat air tawar dan untuk mendapatkan makanan mereka hidup secara saprofit atau parasit. 4. Infeksi Saprolegniasis Saprolegnia SP merupakan jenis utama jamur air yang berhubungan dengan infeksi jamur terhadap ikan dan telur yang berada dalam air tawar. Infeksi ikan oleh saprolegnia disebut saprolegniasis. Pada umumnya, Saprolegnia SP akan menyerang bagian tubuh ikan yang terluka, dan selanjutnya dapat pula menyebar pada jaringan sehat lainnya. Serangan Saprolegnia SP biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air yang buruk, seperti: 1. Sirkulasi air rendah 2. Kadar oksigen terlarut rendah 3. Kadar amonia tinggi

4. Kadar bahan organik tinggi. Kehadiran Saproglegnia SP sering pula disertai dengan kehadiran infeksi bakteri Columnaris, atau parasit eksternal lainnya. Pada ikan, Saprolegnia SP menyerang jaringan-jaringan epidermis, pada umumnya bermula dari kepala atau sirip dan dapat menyebar ke seluruh permukaan tubuh. Jamur akan tumbuh menempel pada jaringan otot dibawah kulit. Saprolegnia SP juga menginfeksi telur yang hampir mati dengan adhesi dan penetrasi terhadap membran telur dan dapat menyebarkan dari telur yang mati ke telur yang hidup.

B. Gejala Ikan Yang Terserang Penyakit Saprolegniasis


Kehadiran Saprolegniasis biasanya ditandai dengan munculnya "benda" seperti kapas, berwarna putih, terkadang dengan kombinasi kelabu dan coklat, pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan C. Pengendalian dan pengobatan Pengendalian dapat dilakukan dengan Menaikkan dan mempertahankan suhu air >_ 35 derajat celcius dan/atau penggantian air baru yang lebih sering. Sedangkan Pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman dengan : 1. Kalium Permanganate (PK) pada dosis 1 gram/100 liter air selama 90 menit. 2. Formalin pada dosis 100-200 ppm selama 1-3 jam.; 3. Garam dapur pada konsentrasi 1-10 promil (tergantung spesies dan ukuran) selama 10-60 menit; 4. Methylene Blue pada dosis 3-5 ppm selama 24 jam.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa: Saprolegnia SP mempunyai lingkar kehidupan yang kompleks, yang meliputi kedua reproduksi seksual dan aseksual.

Saprolegnia SP merupakan jenis utama jamur air yang berhubungan dengan infeksi jamur terhadap ikan dan telur yang berada dalam air tawar. Pada umumnya, Saprolegnia SP akan menyerang bagian tubuh ikan yang terluka, dan selanjutnya dapat pula menyebar pada jaringan sehat lainnya. Serangan Saprolegnia SP biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air yang buruk Kehadiran Saprolegniasis biasanya ditandai dengan munculnya "benda" seperti kapas, berwarna putih, terkadang dengan kombinasi kelabu dan coklat, pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan

B. Saran
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penyakit saprolegniasis yang disebabkan oleh jamur saprolegnia sp maka sebaiknya harus dilakukan praktek langsung sehingga apa yang kita pelajari di perkuliahan dalam bentuk teori dapat diaplikasikan dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA
http://hobiikan.blogspot.com/2010/10/penyakit-ikan-jamursaprolegniasis.htmlhttp://togetherwecanmakeadiffrence.blogspot.com/ http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=3&doc=3d4

Senin, 17 Oktober 2011

IDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN AIR TAWAR I

Laporan praktikum ke 2 Senin, 03 Oktober 2011 Mata kuliah Dosen Kesehatan Ikan Dr. Mustahal Achmad Noer Kharim Putra, M.Si

IDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN AIR TAWAR I


Oleh: Adelaide Maria Ulfah 4443090564 Kelompok 1

JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2011

I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Ada tiga kemungkinan penyebab kematian populasi ikan di kolam atau di perairan lain, yaitu stress linkungan atau keracunan, infeksi mikroba dan infeksi metazoan. Kesehatan ikan dalam akuakultur adalah hal yang paling penting. Dan tentunya kesehatan ikan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, nutrisi dan patogen. Penyakit diartikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi dan atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal Secara umum penyakit dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu penyakit infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup seperti parasit, jamur, bakteri, dan virus dan penyakit non infeksi disebabkan oleh faktor non hidup seperti pakan, lingkungan, keturunan dan penanganan. Parasit dapat diartikan sebagai organisme yang hidup pada organisme lain yang mengambil makanan dari tubuh organisme tersebut, sehingga organisme yang tempatnya makan (inang) akan mengalami kerugian. Dialam parasit mempunyai peranan penting dalam dalam suatu ekosistem. Sedangkan dalam budidaya kehadiran parasit sangat dihindari. Parasit ikan ada pada lingkungan perairan yang ada ikannya, tetapi belum tentu menyebabkan ikan menderita sakit. Ikan sebenarnya mempunyai daya tahan terhadap penyakit selama berada dalam kondisi lingkungan yang baik dan tubuhnya tidak diperlemah oleh berbagai sebab. Kolam yang tidak terawat merupakan tempat yang baik bagi organisme penyebab infeksi penyakit yang mungkin telah ada pada kolam atau juga berasal dari luar. Akan tetapi, selama kolam terjaga dengan baik serta lingkungan yang selalu mendapat perhatian, parasit dalam kolam maupun yang dari luar tidak akan mampu menimbulkan infeksi. Serangan parasit merupakan masalah yang cukup serius dibanding dengan gangguan yang disebabkan oleh faktor lain. Penyerangan yang disebabkan oleh parasit biasanya tidak dapat diketahui gejalanya sehingga baru sadar ketika ikannya sudah mati dalam jumlah yang besar. Berdasarkan cara penyerangan, parasit dibedakan atas 2 golongan yaitu golongan ektoparasit (eksternal) dan endoparasit (internal), Ektoparasit adalah parasit yang menyerang bagian luar kulit,sisik,lender,dan insang. Sement ara itu endoparasit adalah parasit yang

menyerang bagian dalam. Pada siklus hidupnya, parasit memerlukan inang. Berdasarkan sifatnya parasit dibedakan menjadi Parasit fakultatif : merupakan organisme yang sebenarnya hidup bebas, tetapi karena kondisi tertentu, mengharuskan organisme tersebut hidup sebagai parasit sehingga sifat hidup keparasitannya tidak mutlak. Parasit obligat : Parasit obligat yaitu semua organisme yang untuk kelangsungan hidup dan eksistensinya mutlak memerlukan hospes. Parasit Insidental atau Sporodis : Parasit ini merupakan suatu parasit yang karena sesuatu sebab berada pada hospes yang tidak sewajarnya. Dan parasit Eratika : parasit ini merupakan parasit yang terdapat pada hospes yang wajar tetapi lkasinya pada daerah yang tidak wajar. Beberapa factor memudahkan munculnya parasit : Faktor-faktor tersebut antara lain Stocking density : Kepadatan tebar tinggi, kontak langsung dan adanya inang. Physical trauma : handling, grading dapat menyebabkan luka. Air Kolam : kualitas air jelek. Selective breeding : Seleksi dalam mencarai warna dan bentuk yang bagus bisa mengakibatkan lemah. Lingkungan : perubahan temperatur Predator : Bisa sebagai inang penular. System budidaya : kolam tanah merupakan media bagi sebagaian siklus hidup parasit. Dalam praktikum ini akan melakukan identifikasi parasit pada ikan air tawar serta air selokan. Tetapi untuk perincian yang lebih jelas pada laopran ini khusus membahas tentang parasit yang terdapat pada ikan mas Cyprinus carpio. Parasit yang terdapat pada ikan air tawar khususnya ikan mas Cyprinus carpio sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ikan tersebut sehingga perlu diadakannya identifikasi untuk mengetahui seberapa jauh tingkat parasitisme yang terdapat pada ikan air tawar. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui jenis-jenis parasit yang terdapat pada ikan-ikan air tawar.

II. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum kesehatan ikan mengenai identifikasi parasit pada ikan air tawar 1 dilaksanakan pada hari 03 Oktober 2011 pukul 13.00 15.00 WIB di Laboraturium pengolahan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2.2. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kesehatan ikan mengenai identifikasi parasit pada ikan air tawar 1 terdiri dari mikroskop, gelas objek, pinset, pisau bedah. Sedangkan bahanbahan yang digunakan adalah ikan nila, ikan mas, ikan lele, ikan seribu, ikan koki, air selokan dan larutan fisiologi. 2.3. Prosedur Kerja Prosedur kerja dalam praktikum kesehatan ikan sebelum dilakukan isolasi, terlebih dahulu dilakukan pengamatan gejala klinis ikan selama masih berada ditempat pemeliharaannya berupa terdapat atau tidaknya kelainan pada ikan, seperti posisi berenang, nafsu makan, tingkah laku ikan (aktif atau pasif), dan lain-lain. Kemudian dicatat hasil pengamatan yang dilakukan Selanjutnya disiapkan sampel ikan yang diambil ditempat pemeliharaan. Kemudian lendirnya ikan diambil dengan digunakannya bagian tumpul pada pisau bedah, kemudian diletakan pada objek glass yang telah ditetesi larutan fisiologis 2 tetes. Kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop, parasit yang tampak dibawah mikroskop selanjutnya di identifikasi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Hasil identifikasi parasit pada ikan air tawar 1 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Hasil identifikasi parasit pada ikan air tawar 1

3.2. Pembahasan Berdasarkan hasil praktikum kesehatan ikan mengenai identifikasi parasit pada ikan air tawar 1 khususnya pada ikan mas Cyprinus carpio didapati jenis-jenis parasit yang menyerangnya adalah sebagai berikut : 1. Dactylogyrus sp. Dactylogyrus sp. Termasuk hewan parasit cacing tingkat rendah (Trematoda). Hidup tanpa inang antara (intermediate host), sehingga seluruh hidupnya berfungsi sebagai parasit. Klasifikasi

Dactylogyrus sp adalah Filum : Vermes, Sub filum : Platyhelminthes, Kelas : Trematoda, Ordo : Monogenea, Famili : Dactylogyridae, Sub famili : Dactylogyrinae, Genus : Dactylogyrus, Spesies : Dactylogyrus sp.

Gambar 1. Dactylogyrus sp.

Pada ikan mas Cyprinus carpio yang telah identifikasi pada praktikum kesehatan ikan ini didapati bahwa kondisi ikan tersebut mengalami keadaan dengan fisik yang agak kurus hal ini serupa dengan pendapat Irawan (2004) yang telah mengemukakan bahwa ikan yang terserang Dactylogyrus sp biasanya akan menjadi kurus, berenang menyentak-nyentak, tutup insang tidak dapat menutupi dengan sempurna karena insangnya rusak, dan kulit ikan kelihatan tak bening lagi.

2. Trichodina sp. Parasit yang kedua yang ditemukan dari hasil identifikasi yang dilakukan pada ikan mas Cyprinus carpio yaitu Trichodina sp. penyakit parasit ini disebabkan oleh ektoparasit Trichodina. Dan ketika akan diidentifikasi keadaan ikan mas Cyprinus carpio mengalami penurunan daya tahan dengan ditandai tingkah laku cara renangnya yang mulai miring-miring dan banyak mengeluarkan lendir. Hal ini pun sependapat dengan pernyataan menurut Budi Sugianti (2005), Beberapa penelitian membuktikan bahwa ektoparasit Trichodina mempunyai peranan yang sangat penting terhadap penurunan daya kebal tubuh ikan dan terjadinya infeksi sekunder.

Gambar 2. Trichodina sp.

Adapun klasifikasi dari parasit Trichodina sp. adalah Filum : Protozoa, Sub filum : Ciliophora, Kelas : Ciliata, Ordo : Petrichida, Sub ordo : Mobilina, Famili : Trichodinidae, Sub famili : Trichodininae, Genus : Trichodina, Spesies : Trichodina sp. Trichodina sp. Mempunyai tubuh berbentuk datar seperti piring dengan dikelilingi rambut getar (marginal dan lateral cilia). Pada tubuh bagian bawah terdapat lingkaran pelekat (adhesive disk) untuk melekatkan dirinya ketubuh ikan atau benda lainnya.

3. Argulus sp. Pada saat melakukan pengambilan lendir pada permukaan tubuh ikan mas Cyprinus carpio jenis parasit yang ditemukan yaitu Argulus sp. Perlakuan yang telah dilakukan membuktikan bahwa parasit ini biasanya sering menempel pada kulit atau sirip ikan. Hasilnya sesuai dengan penjelasan yang telah dikemukakan oleh pendapat irwan (Irawan, 2004).

Gambar 3. Argulus sp.

Argulus sp. merupakan ektoparasit yang kasat mata atau dapat dilihat tanpa melalui mikroskop namun ukurannya kecil. Parasit Argulus sp menyebabkan penyakit Argulosis, sifat parasit cenderung temporer yaitu mencari inang secara acak dan dapat berpindah dengan bebas pada tubuh ikan lain atau bahkan bisa juga meninggalkannya. Bentuk tubuh Argulus sp. berbentuk oval atau bulat pipih tubuhnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu Cephalothorax, thorax, dan abdomen. Ciri utama yang menonjol pada Argulus sp. adalah adanya sucker yang besar pada ventral. Dan klasifikasi Argulus sp. Yaitu : Filum : Arthopoda, Sub filum : Crutacea, Kelas : Maxillopoda, Sub klas : Branchiura, Ordo : Arguloida, Famili : Argulidae, Genus : Argulus, Spesies : Argulus sp. 4. Myxobolus sp.

Ikan mas Cyprinus carpio diidentifikasi parasitnya dan hasil yang didapat parasitnya adalah Myxobolus sp. Pada bagian tubuh ikan mas Cyprinus carpio ini terlihat timbul-bintil-bintil merah yang merupakan kumpulan dari ribuan spora. Dan perntyataan tersebut sepaham dengan pernyatan yang dikeluarkan oleh Gusrina, (2008). Bintil ini sering menyebabkan tutup ingsang terbuka. Bila bintil pecah, spora akan menyebar seperti plankton. Organisme ini merupakan penyebab penyakit Myxosporeasis Ukuran parasit ini sekitar 10 20 mikron sehingga sering tertelan oleh ikan.

Gambar 4. Myxobolus sp. 5. Saprolegnia sp.

Identifikasi pada ikan mas Cyprinus carpio selanjutnya yaitu ditemukannya parasit yang kelima Saprolegnia sp. Mikroorganisme ini menyerang tubuh ikan yang mengalami luka akibat aktivitas bakteri atau parasit lain. Tanda ikan yang terserang penyakit ini muncul sekumpulan benang (hype) yang tampak seperti kapas dan terdapat di sekitar sirip dan keadaan tersebut sesuai pada saat dilakukannya identifikasi dengan mengambil lendir dari sirip ikan tersebut.

Gambar 5. Saprolegnia sp. 6. Ichthyobodo necator (costia)

Penyakit ini dulu dikenal dengan nama costiasis. Parasit ini menginfeksi sirip punggung ikan mas Cyprinus carpio yang telah diambil lendirnya dan diidentifikasi dibawah mikroskop dan hasilnya terdapat parasit jenis ini. Hal tersebut sependapat dengan pernyataan yang dikemukan oleh (Purwakusuma, 2007) bahwa kebanyakan parasit ini sering dijumpai dibagian sirip punggung ikan. Parasit ini berkembang dengan cara pembelahan biner dan memiliki 4 buah flagella. Melekat pada sel inang dengan bagian tubuhnya yang runcing dan memakan sel debris dan mukus inang. Infeksi terjadi ketika parasit yang berenang bebas mencapai inang.

Gambar 6. Ichthyobodo necator (costia) 7. Lernea sp. Parasit ini termasuk crustacea (udang-udangan tingkat rendah). Ciri parasit ini adalah jangkar yang menusuk pada kulit ikan dengan bagian ekor (perut) yang bergantung, dua kantong telur berwarna hijau. Parasit ini sangat berbahaya karena menghisap cairan tubuh ikan untuk perkembangan telurnya. Selain itu bila parasit ini mati, akan meninggalkan berkas lubang pada kulit ikan sehingga akan terjadi infeksi sekunder oleh bakteri. Jenis parasit ini biasa disebut dengan cacing jangkar karena bentuk tubuhnya yaitu bagian kepalanya seperti jangkar yang akan dibenamkan pada tubuh ikan sehingga parasit ini akan terlihat menempel pada bagian tubuh ikan yang terserang parasit ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya parasit yang menempel pada tubuh ikan mas Cyprinus carpio pada saat identifikasi selama praktikum kesehatan ikan. Dan serangan parasit ini dibuktikan pada tahun 2001, dibeberapa daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dilaporkan terjadi serangan parasit ini pada ikan mas Cyprinus carpio.

Gambar 7. Lernea sp. 8. Ichthyopthirius multifilis

Klasifikasi : kelas Oligohymenophora, subklas : Hymenostomata, ordo : Hymenostomatida, subordo : Ophryoglenina, family : Ichthyopthiridae. Parasit ini berbentuk bulat dan disekeliling tubuhnya terdapat cilia. Memiliki makronukeleus berbentuk seperti tapal kuda dan sekurangkurangnya satu mikronukleus yang berbentuk bulat. Bentuk dewasa parasit disebut trophont dan setelah cukup mendapatkan makanan akan terlepas dari inang dan selanjutnya akan menjadi tomon.

Gambar 8. Ichthyopthirius multifilis Ikan yang terinfeksi parasit ini memiliki bintik putih pada permukaan ikan dan dapat dilihat denga mata. Dan hal tersebut terjadi pada ikan mas Cyprinus carpio yang telah diidentifikasi pada praktikum kali ini. Kejadian tersebut serupa dengan (Heru susanto, 2006) yang juga pernah mengidentifikasi parasit pada ikan mas Cyprinus carpio. IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum kesehatan ikan mengenai identifikasi parasit pada ikan air tawar 1 didapatkan beberapa jenis-jenis parasit yang terdapat pada ikan air tawar diantaranya yaitu pada ikan mas Cyprinus carpio : parasit Dactylogyrus sp. Trichodina sp. Argulus sp. Myxobolus sp. Saprolegnia sp. Ichthyobodo necator (costia). Lernea sp. Ichthyopthirius multifilis Kemudian untuk ikan lele Clarias batracus : Margaritifera sp. Myxobolus sp. Centrocestus sp. Ichtyophthirius multifiliis Lernea sp. Trichodina sp. Dactylogirus sp. Monogenea sp. Selanjutnya pada ikan koki : Argulus sp. Camallanus Capillaria Cryptobia Ichtyophthirius multifiliis Lernea sp. Dactylogyrus sp. Trichodina sp. Ikan seribu : Myxobolus sp. Mycobacterium sp. Alitropustypus Lernea arcuata streptococcus iniae Argulus sp. Dactylogirus s. Ikan nila Oreochromis niloticus :

Gyrodactylus sp. Epistylis Cryptobia Dactylogyrus sp. Ichthyopthirius multifilis Saprolegnia sp. Lernea sp. Dan yang terakhir yaitu pada air selokan : Aeromonas sp. e. Colli Burkholderia pseudomallei Listeria seeligeri Listeria sitogene Listeria Monocytogenes Listeria ivanovii Giardia lamblia Balantidium coli Dan dari sekian jenis parasit yang ditemukan pada ikan air tawar dapat dinyatakan sebagai parasit yang merugikan terhadap ikan air tawar tersebut dan bisa menurunkan kesehatan ikan apabila pnyebaran parasit tersebut tidak segera ditanggulangi

4.2. Saran Saran yang dapat diberikan dalam praktikum kesehatan ikan mengenai identifikasi parasit pada ikan air tawar semoga diharapkan kedepannya dalam penyediaan bahan untuk praktikum dipersiapkan secara baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto dan Liviawaty. 1992. Pengendalian hama dan penyakit ikan. Penerbit kanisius. Yogyakarta.

A.Indriati.2006.Identifikasi dan diagnosa Trichodina sp dan dactylogyrus sp pada ikan mas di Stasiun Karantina Ikan Kelas II Luwuk.Fakultas perikanan Unismuh Luwuk.

Anshary, H. 2004. Modul praktikum Parasitology ikan. Program Studi Budidaya Perairan. Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Lamolo,Muliana. Metode Pemeriksaan Parasit Ikan pada Laboratorium Uji Stasiun Karantina Ikan Kelas II Luwuk Banggai. Fakultas Perikanan Unismuh Luwuk.

Manoppo, H. 1995. Parasit dan Penyakit Ikan. Fakultas Perikanan, Unsrat-Manado.

Rukmana.R.2005. Ikan Mas Pembenihan dan Pembesaran. penerbit Aneka Ilmu.Semarang.

Rukmana,R.2004. Ikan Mas Pembenihan dan Pembesaran. Aneka Ilmu. Semarang

Pillay T. V. R. & Kutty, M. N. Aquaculture Principle and Practices second edition. Blackwell Publishing Asia: Victoria Australia.

You might also like