You are on page 1of 4

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XI/2013 Tentang Penggabungan Daerah Surakarta Ke Dalam Provinsi Jawa Tengah I. PEMOHON 1. H.

Boyamin, sebagai Pemohon I; 2. Arif Sahudi, SH., MH, sebagai Pemohon II; 3. W. Agus Sudarsono, SH, sebagai Pemohon III; 4. Untung Widayadi, sebagai Pemohon IV; 5. Florianus Pramudijanto, sebagai Pemohon V; 6. Solikin, sebagai Pemohon VI; 7. Karuniawan Saputro, sebagai Pemohon VII; 8. Sigit Nugroho Sudibyanto, sebagai Pemohon VIII; 9. Utomo Kurniawan, SH, sebagai Pemohon IX. KUASA HUKUM Kurniawan Adi Nugroho, SH dkk berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 11 Juli 2013. II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian bagian memutuskan angka I Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa Tengah dan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa Tengah terhadap UUD 1945. III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Para Pemohon dalam permohonan sebagaimana dimaksud menjelaskan, bahwa ketentuan yang mengatur kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji adalah: 1. Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang di bawahnya dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi 2. Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh undang-undang dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. 3. Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003

tentang Mahkamah Konstitusi menguji Undang-Undang terhadap UndangUndang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945. 4. Pasal 4 ayat (2) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 06/PMK/2005 tentang Pedoman Beracara Dalam Perkara Pengujian Undang-Undang, menyebutkan : Pengujian materiil adalah pengujian Undang-Undang yang berkenaan dengan materi muatan dalam ayat, pasal, dan/atau bagian Undang-Undang yang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945. 5. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memeriksa dan mengadili permohonan para Pemohon. IV. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PEMOHON Para Pemohon adalah perorangan warga negara Indonesia yang beraktivitas sebagai anggota Lembaga Hukum Keraton Surakarta dan Abdi Dalem Keraton yang berkeinginan melestarikan dan menjaga Keraton Surakarta sebagai lembaga sejarah dan lembaga adat. Para Pemohon tersebut menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya telah dirugikan oleh berlakunya dalam hal ini angka I Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa Tengah dan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa Tengah. Bahwa kerugian konstitusional yang dialami oleh para Pemohon adalah ketidakjelasan status hukum Daerah Istimewa Surakarta, sehingga Surakarta Hadiningrat telah kehilangan hak konstitusionalnya untuk mengelola dan mengatur tanah. V. NORMA-NORMA YANG DIAJUKAN UNTUK DIUJI A. NORMA MATERIIL Norma yang diujikan, adalah : 1. Angka I Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 Menghapuskan Pemerintahan Daerah Keresidenan Semarang, Pati, Pekalongan, Banjumas, Kedu, dan Surakarta, serta membubarkan Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Karesidenan-Karesidenan tersebut 2. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 Daeraj jang meliputi Daerah Karesidenan Semarang, Pati, Pekalongan, Banjumas, Kedu, dan Surakarta diteteapkan mendjadi Provinsi Djawa Tengah B. NORMA UUD 1945 Norma yang dijadikan sebagai penguji, yaitu : 1. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Negara Indonesia adalah negara hukum

2. Pasal 18B ayat (1) UUD 1945 Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus atau istimewa yang diatur dengan Undang-Undang 3. Pasal 28C ayat (1) UUD 1945 Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia 4. Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum 5. Pasal 32 ayat (1) UUD 1945 Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya VI. ALASAN-ALASAN PEMOHON UNDANG-UNDANG A QUO BERTENTANGAN DENGAN UUD 1945 1. Bahwa dengan berlakunya Undang-Undang a quo tersebut telah menimbulkan ketidakjelasan atau ketidakpastia status hukum Surakarta sebagai daerah Istimewa; 2. Bahwa sebagai dasar dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pemerintah Daerah; 3. Bahwa dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pemerintah Daerah tidak ada satu pasal atau ayat pun yang memerintahkan pencaplokan Karesidenan Surakarta sebagai bagian dari Provinsi Djawa Tengah. Dan ketika dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa Tengah terdapat pencaplokan yang dimaksud maka batal demi hukum karena bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948; 4. Bahwa Surakarta memiliki budaya yang harus dilestarikan, namun dengan adanya ketentuan a quo tersebut maka penghambatan pelestarian dan kebebasan dalam mendapatkan keberlangsungan informasi budaya di Surakarta terhambat dan pemerintah berkewajiban untuk memajukan kebudayaan nasional; VII. PETITUM 1. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan Pengujian Undang-Undang yang diajukan para Pemohon; 2. Menyatakan Bagian Memutuskan angka I Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa Tengah, yang berbunyi

:Menghapuskan Pemerintahan Daerah Keresidenan Semarang, Pati, Pekalongan, Banjumas, Kedu, dan Surakarta, serta membubarkan Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Karesidenan-Karesidenan tersebut dan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa TengahDaerah jang meliputi Daerah Karesidenan Semarang, Pati, Pekalongan, Banjumas, Kedu, dan Surakarta diteteapkan mendjadi Provinsi Djawa Tengah, sepanjang kata-kata dan Surakarta adalah bertentangan dengan UUD 1945; 3. Menyatakan Bagian Memutuskan angka I Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa Tengah, yang berbunyi :Menghapuskan Pemerintahan Daerah Keresidenan Semarang, Pati, Pekalongan, Banjumas, Kedu, dan Surakarta, serta membubarkan Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Karesidenan-Karesidenan tersebut dan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa Tengah Daerah jang meliputi Daerah Karesidenan Semarang, Pati, Pekalongan, Banjumas, Kedu, dan Surakarta ditetapkan mendjadi Provinsi Djawa Tengah, sepanjang kata-kata dan Surakarta adalah Bertentangan dengan UUD 1945; 4. Bilamana Majelis Hakim pada Mahkamah Konstitusi mempunyai keputusan lain, mohon putusan seadil-adilnya (ex aequo et bono).

You might also like