You are on page 1of 9

A.

KASUS
Identitas Pasien Nama Jenis kelamin Umur Status perkawinan Alamat Bangsa Agama : WPW : Laki - laki : 61 th : Kawin : Ubud : Indonesia : Hindu

Tanggal pemeriksaan : 17 September 2013

Keluhan Utama: Pasien datang dengan keluhan gatal pada siku tangan kanan yang dirasakan semakin gatal sejak + 2 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluhkan kemerahan di siku tangan kanan yang gatal sejak 1 tahun lalu. Kemerahan tidak disertai dengan bintik merah.Pada tiga bulan terakhir pasien merasakan kulit yang kemerahan dan semakin menebal, kemudian semakin luas dan semakin gatal terutama satu bulan terakhir ini.Pasien sering menggaruk siku tangan yang gatal.Pasien tidak memberikan obat atau salap di sikunya, pasien hanya menggaruk jika gatal timbul dan merasakan keluhan gatal berkurang setelah digaruk tetapi gatal tetap timbul kembali.Gatal muncul hilang timbul tanpa pemicu tertentu.

Pasien tidak memiliki riwayat alergi, asma, maupun bersin di pagi hari. Pasien menderita penyakit hipertensi namun pasien sudah melakukan kontrol rutin ke poli interna.

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah mengalami keluhan gatal atau kemerahan sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga pasien tidak ada menderita penyakit yang sama dengan keluarga. Tidak ada riwayat alergi, asma, maupun bersin di pagi hari pada keluarga.

Status Generalis (17 September 2013) Kesadaran Keadaan umum Jantung Paru Abdomen Ekstremitas KGB : kompos mentis : tampak sakit ringan : kesan tampak normal : kesan tampak normal : kesan tampak normal : tidak ada edema, tidak ada deformitas, akral hangat : tidak teraba pembesaran KGB

Status Dermatologikus

Pada regio humerus dextra ditemukan plak eritema soliter berbatas tegas dengan erosi dan ekskoriasi diatasnya dan telihat likenifikasi. Pemeriksaan Penunjang: -

Resume Laki laki , 61 tahun, datang dengan keluhan gatal yang semakin memberat sejak dua bulan yang lalu. Kemerahan di siku tangan kanan yang gatal muncul sejak 1 tahun lalu dan pasien merasa kulit semakin kemerahan dan menebal sejak 3 bulan lalu.Gatal muncul hilang timbul dan tidak ada pemicu tertentu. Status dermatologikusnya adalah pada regio humerus dextra ditemukan plak eritema soliter berbatas tegas dengan erosi dan ekskoriasi diatasnya dan telihat likenifikasi
2

Diagnosis Kerja : Liken simpleks kronis

Diagnosis Banding : Dermatitis numularis kronik

Tata Laksana : 1. Non-medikamentosa (umum) a. Hindari menggaruk sebisa mungkin b. Mencari faktor pencetus dan menghindarinya 2. Medikamentosa Inerson cream Interhistin tab

B. TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan Liken simplek kronik dikenal juga dengan neurodermatitis sirkumskripta, atau Liken Vidal. Liken simplek kronik adalah peradangan kulit kronis, disertai rasa gatal, sirkumskrip, yang khas ditandai dengan kulit yang tebal dan likenifikasi. Likenifikasi pada kasus ini terjadi akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang, karena berbagai rangsangan

pruritogenik.Keluhan dan gejala dapat muncul dalam waktu hitungan minggu hingga bertahun-tahun. Liken simplek kronik merupakan penyakit yang sering ditemui pada masyarakat umum terutama pada usia dewasa, dan puncak insidennya antara 30-50 tahun. Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat berupa gatal yang bersifat paroksismal, dan dirasakan pasien terutama jika tidak beraktivitas.Lesi yang timbul dapat muncul hanya pada satu tempat, tetapi dapat juga dijumpai pada beberapa tempat.

Epidemiologi Penyakit ini sering muncul pada usia dewasa, terutama usia 30 hingga 50 tahun. Pasien dengan koeksistensi dermatitis atopi cenderung memiliki onset umur yang lebih muda (ratarata 19 tahun) dibandingkan dengan pasien tanpa atopi (rata-rata 48 tahun).

Etiologi Penyebab neurodermatitis sirkumskripta belum diketahui secara pasti. Namun ada berbagai faktor yang mendorong terjadinya rasa gatal pada penyakit ini, faktor penyebab dari neurodermatitis sirkumskripta dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 4,6 1. Faktor eksterna a. Lingkungan Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi dala menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang tinggi memudahkan seseorang berkeringat sehingga dpat mencetuska gatal, hal ini biasanya menyebabkan Liken simplek kronik pada daerah anogenital.2,6 b. Gigitan Serangga Gigitan seranga dapat meyebabkan reaksi radang dalam tubuh yang mengakibatkan rasa gatal.3

2. Faktor Interna a. Dermatitis Atopik Liken simplek kronik dan gangguan atopik telah banyak dilaporkan, sekitar 26% sampai 75% pasien dengan dermatitis atopic terkena Liken simplek kronik b. Psikologis Anxietas telah dilaporkan memiliki prevalensi tertinggi yang mengakibatkan Liken simplek kronik. Anxietas sebagai bagian dari proses patologis dari lesi yang berkembang. Telah dirumuskan bahwa neurotransmitter yang mempengaruhi perasaan, seperti : dopamine, serotonin, atau peptide opioid, memodulasikan persepsi gatal melalui penurunan jalur spinal.

Gejala Klinis Penderita penyakit ini akan mengeluh rasa gatal yang sangat mengganggu aktivitas, dan dirasakan terutama ketika penderita tidak sedang beraktivitas. Rasa gatal akan berkurang bila digaruk, dan penderita akan berhenti menggaruk bila sudah timbul luka, akibat tergantikannya rasa gatal dengan rasa nyeri. Lesi yang muncul biasanya tunggal, bermula sebagai plak eritematosa, sedikit edematosa. Lambat laun edema dan eritema akan menghilang, lalu muncul skuama pada bagian tengah dan menebal. Likenifikasi, ekskoriasi, dengan sekeliling yang hiperpigmentasi, muncul seiring dengan menebalnya kulit, dan batas menjadi tidak tegas.Gambaran klinis juga dipengaruhi oleh lokasi dan lamanya lesi. Lesi dapat timbul dimana saja, namun tempat yang sering adalah di tengkuk, leher, dengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, peri-anal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki. Skuama pada penyakit ini dapat menyerupai skuama pada psoriasis. Variasi klinis dari liken simplek kronik dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, yang lambat laun akan menjadi keras dan berwarna lebih gelak. Lesi biasanya multiple, dan tempat predileksi di ekstrimitas, dengan ukuran lesi beberapa millimeter hingga 2 cm.

Histopatologi Gambaran histopatologik liken simplek kronik berupa ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges memanjang teratur. Bersebukan sel radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblast bertambah, kolagen menebal. Pada
5

prurigo nodularis, akantosis pada bagian tengah lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel Schwann berproliferasi, dab terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta yang menutup sebagian epidermis.

Diagnosis Diagnosis neurodermatitis sirkumskripta didasarkan gambaran klinis. Diagnosis banding yang dapat timbul adalah penyakit kulit lain yang memberikan gejala pruritus, misalnya liken planus, liken amiloidosis, psoriasis, dan dermatitis atopik.

Penatalaksanaan Perlu dijelaskan kepada pasien untuk sebisa mungkin menghindari menggaruk lesi larena garukan akan memperburuk penyakitnya. Lingkaran setan dari gatal-garuk likenifikasi harus dihentikan.Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan: a. Antihistamin dengan efek sedatif, contohnya hidroksizin, difenhidramin, prometazin. Antihistamin topikal yang dapat diberikan yaitu krim doxepin 5% jangka pendek (maksimal 8 hari) b. Kortikosteroid potensi kuat, bila perlu dengan oklusi. Kortikosteroid memiliki efek anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus, anti mitotik, serta vasokonstriktor. Contoh kortikosteroid topikal super poten (golongan I) yaitu betamethasone dipropionate 0.05% serta clobetasol propionate 0.05%. Contoh kortikosteroid potensi tinggi (golongan II) yaitu mometasone furoate 0.01%, desoximetasone 0.05%.

Kortikosteroid topikal dipakai 2-3 kali sehari, tidak lebih dari 2 minggu untuk potensi kuat. Apabila tidak berhasil, diberikan secara suntikan intralesi 1 mg, contohnya triamsinolon asetonid. c. UVB (Ultraviolet B) atau PUVA (Psoralen Ultraviolet A)

Prognosis Penyakit ini bersifat kronik dengan persistensi dan rekurensi lesi.Eksaserbasi dapat terjadi sebagai respon stres emosional.Prognosis bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari) dan status psikologik penderita. antihistamin golongan H1.

C. DISKUSI KASUS
Berdasarkan anamnesis, keluhan utama pasien adalah gatal pada siku tangan kanan yang semakin memberat sejak 2 bulan lalu.Pada awalnya keluhan berupa bercak kemerahan yang gatal sejak 1 tahun lalu.Pasien menggaruk sehingga terjadi penebalan kulit dan keluhan kulit yang semakin menebal sangat dirasakan mulai 3 bulan lalu. Pada status dermatologis, pada regio humerus dextra ditemukan plak eritema soliter berbatas tegas dengan erosi dan ekskoriasi diatasnya dan telihat likenifikasi Berdasarkan data tersebut kita dapat memperkirakan diagnosis kerja liken simpleks kronis dengan diagnosis banding dermatitis numularis kronik, dermatitis atopi kronik, dermatitis kontak iritan. Diagnosis liken simpleks kronis ditegakkan atas dasar pada anamnesis terdapat peradangan kulit kronis sejak satu tahun yang gatal berulang dan saat ini lesi mengalami likenifikasi. Lesi pada pasien ditemukan pada siku tangan kanan yang merupakan predileksi liken simpleks kronis. Lesi pada liken simpleks kronis biasanya tunggal berupa plak eritematosa yang semakin lama mengalami likenifikasi. Hal ini sesuai dengan perjalanan penyakit dan gambaran lesi saat ini. Diagnosis dermatitis atopi kronik dapat disingkirkan karena berdasarkan 5 kriteria mayor yang disusun oleh Hanifin dan Rajka hanya memenuhi 2 kriteria, yaitu pruritus dan dermatitis kronis atau residif, sedangkan tidak ada riwayat sebelumnya saat bayi atau anak, tidak di bagian fleksura, dan tidak ada riwayat atopi pada pasien atau keluarganya. Diagnosis dermatitis kontak iritan disingkirkan karena sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat terpapar bahan kimia atau benda lainnya.Pemberian alkohol setelah muncul keluhan pasien perlu dievaluasi kembali apakah alkohol ternyata dapat menyebabkan lesi yang semakin berat meskipun berdasarkan anamnesis pasien merasa gatalnya berkurang setelah pemberian alkohol. Dermatitis numularis kronik dapat dimasukkan menjadi diagnosis banding karena bentuk lesi yang sedikit lonjong dan daerah di punggung kaki dan meliputi sedikit bagian tungkai bawah yang menjadi predileksi dermatitis numularis. Gambaran dermatitis numularis yang kronik akan menampilkan likenifikasi dan skuama, tetapi gambaran awal lesi pasien tidak sesuai dengan dermatitis numularis, yaitu bercak kemerahan tanpa ada bintik merah atau lenting.

Tata laksana yang diberikan pada pasien ini dibagi 2, yaitu non medikamentosa dan medikamentosa.Tata laksana non medikamentosa adalah edukasi untuk menghindari menggaruk pada bagian yang gatal untuk menghindari adanya trauma pada kulit yang menjadi predisposisi terjadinya infeksi sekunder. Tata laksana medikamentosa yang diberikan bertujuan untuk mengatasi keluhan gatal sehingga lesi plak eritematosa dengan likenifikasi tidak semakin memberat. Pasien diberikan terapi medikamentosa, yaitu krim inerson dan interhistin tablet

Daftar Pustaka
1. Sularsito, Sri Adi. Suria Djuanda. Dermatitis in Djuanda A, et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2013. 2. Harahap, M. Liken Simplek Kronik in Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. 2000. Jakarta. (16-17) 3. Siregar RS. Neurodermatitis Sirkumskripta in Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. EGC. 2005. Jakarta. (129-131) 4. Hogan DJ. Lichen Simplex Chronicus. diunduh dari

emedicine.medscape.com/article/1123423-overview#a0199 5. Wolff, Klaus. Lichen Simplek Chronic / Prurigo Nodularis in Fitspatrickss Dermatology In General Medicine. Edisi ke-7. Mc Graw Hill Medical. New York. 6. Mansjoer, Arief. dkk. Neurodermatitis Sirkumskripta in Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. 2000. Jakarta. (3) (89) 7. Wolff, Klaus. Nummular Eczema in Fitspatrickss Dermatology In General Medicine. Edisi ke-7. Mc Graw Hill Medical. New York.

You might also like