Professional Documents
Culture Documents
System Analysis adalah suatu teknik atau metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan system ke dalam komponen-kemponen pembentuknya untuk mengetahui bagaiman komponen-komponen tersebut bekerja dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan system. System Analysis biasanya dilakukan dalam mebuat System Design System Design adalah salah satu langkah dalam teknik pemecahan masalah dimana komponen-komponen pembentuk system digabungkan sehingga membentuk satu kesatuan system yang utuh. Hasil dari System Design merupakan gambaran system yang sudah diperbaiki. Teknik dari System Design ini meliputi proses penambahan, penghilangan, dan pengubahan komponenkomponen dari system semula.
Pada intinya System Analysis merupakan proses pemecahan masalah. System Analysis dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan. Pendekatan yang paling sering digunakan adalah structured analysis, information engineering, discovery prototyping dan object-oriented analysis. Dalam aplikasinya, pendekatan-pendekatan ini digunakan bersamaan agar dapat saling melenkapi.
Structured analysis, information engineering dan object-oriented analysis merupakan contoh pendekatan model (model-driven approaches). Model-driven analysis menitikberatkan pada penggunaan gambar dalam mereprentasikan model system untuk mendokumentasikan dan menvalidasi keadaan system yang sekarang berlaku dan usulan system yang diajukan. Pada akhirnya, model system ini akan menjadi denah untuk proses perancangan perbaikan system. Model adalah representasi dari kenyataan dan visi. Sebagian besar model menggunakan gambar untuk merepresentasikan masalah nyata atau visi. Karena satu buah gambar dapat berarti ratusan kata. Beberapa model yang sudah umum digunakan antara lain flowcharts, structure chart, dan organization chart. Sekarang ini, pendekatan model selalu digunakan dalam merepresentasikan berbagai masalah. Beberapa analis menggambar model dari suatu system cukup menggunakan software grafik umum seperti Visio Professional atau Corel Flow. Sedangkan analis atau organisasi lain menggunakan software khusus seperti System Arcbitect, Visio Enterprise, Visible Analyst dan Rational ROSE. Software khusus tersebut menawarkan kelebihan dalam hal konsistensi dan kelengkapan analisis. Structured Analysis (SA) Structured Analysis adalah salah satu system pengendalian model dimana pendekatan
berbasis proses dilakukan untuk menganalisis system yang berlaku sekarang dan menganalisis kebutuhan bisnis dari system yang baru. Model yang digunakan berupa gambar yang menilustrasikan komponen-komponen system, yaitu proses beserta input, output dan filenya. Teknik pendekatan berbasis proses menitikberatkan pada elemen PROCESS dalam diagram blok yang terdapat pada framework system informasi yang digunakan. Seiring dengan berjalannya waktu, teknik ini berkembang dengan menyertakan DATA dan INTERFACE sebagai penekanan kedua. Namun, PROCESS tetap merupakan focus utama dari model system yang dihasilkan dalam structured analysis. Structured Analysis memiliki konsep yang sederhana. Analis system menggambar sebuah garis yang merupakan model proses yang disebut data flow diagram (DFD), yang melukiskan proses yang sekarang ada atau usulan proses dalam system bersama dengan input, output dan filenya. Pada akhirnya model proses ini akan menjadi rencana/rancangan bagi proses bisnis yang akan diimplementasikan dan program komputer yang akan dibuat. Perancangan ulang proses bisnis memberikan banyak manfaat bagi suatu organisasi atau perusahaan. Melalui perancangan ulang proses bisnis, suatu organisasi mencoba untuk mempelajari proses bisnis yang paling penting dan kritis dengan tujuan untuk meningkatkan produk yang dihasilkan, meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya dan pemborosan. Model proses juga membantu organisasi untuk mevisualisasikan proses mereka dan pada akhirnya dapat mengurangi kerumitan struktur birokrasi organisasi tsb.
Information Engineering (IE) Information Engineering adalah pendekatan model yang berbasis data. Analisis sensitifitas proses digunakan sebagai teknik untuk merencanakan, menganalisis, dan merancang system informasi. Model IE berupa gambar yang mengilustrasikan dan menyelaraskan data dan proses system. Model data pada IE disebut dengan entity relationship diagram. Model proses IE menggunakan diagran alir data yang sama dengan yang digunakan pada SA. Kelebihan IE adalah kemampuannya untuk mengintegrasikan dan menyelaraskan model data dan proses. IE merupakan pendekatan berbasis data karena IE menekankan pada analisis kebutuhan akan data sebelum kemudian menganalisis kebutuhan proses dan interface. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa data tidak sulit direncanakan dan diatur. Analis system biasanya membuat ERD untuk memodelkan data mentah terlebih dahulu untuk menggambarkan bagaiman data-data dikumpulkan, disimpan, digunakan dan dipelihara. IE dan SA, keduanya berusaha untuk menyesuaikan model data dengan model proses. Perbedaan keduanya hanya pada model mana yang dibuat pertama kali. IE membuat model data terlebih dahulu, sedangkan SA membuat model proses dulu. Analisis Berbasis Objek (Object-Oriented Analysis) Pada dasarnya kebanyakan metode analisis system memisahkan antara data dan proses. Walaupun SA dan IE telah melakukan usaha untuk menyelaraskan keduanya, namun usaha tersebut belum sepenuhnya berhasil. Analisis berbasis objek kemudian muncul dan digunakan untuk mengurangi batas pemisah abtara data dan proses. Seluruh data spesifik dan proses yang membuat, membaca, meng-update atau menghapus data-data tersebut diintegrasikan dan disebut dengan objek. Beberapa bahasa pemrograman yang berbasis objek ini antara lain adalah Visual Basic, C++, dan Powerbuilder. Object-Oriented Analysis (OOA) adalah teknik pemodelan yang mengintegrasikan antara data dan proses kedalam suatu kesatuan yang disebut dengan objek. Model OOA berupa gambar yang mengilustrasikan objek system dari berbagai macam persepsi. Dengan semakin dikenalnya OOA, kemudian muncul Unified Modeling Language (UML) yang menyediakan sintaks grafik untuk membuat model berbassi objek.
Prototipe
adalah
model
system
dalam
skala
kecil,
tidak
lengkap
namun
dapat
merepresentasikan system yang sebenarnya. Prototipe disebut tidak lengkap karena di dalamnya tidak terdapat pemeriksaan kesalahan, validasi input data, factor keamanan. Namun, prototype memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan kebutuhan bisnis yang krusial. Accelerated analysis approaches menekankan pada INTERFACE pada framework system informasi dengan cara membuat konstruksi dan laporan. Terdapat 2 jenis accelerated analysis approaches yang umum digunakan, yaitu : a. Discovery prototyping, juga biasa disebut dengan requirements prototyping, digunakan untuk mengidentifikasikan kebutuhan bisnis user. Misalnya, sudah menjadi hal yang umum apabila seorang analis system menggunakan pengembangan software sederhana seperti Microsoft Access untuk membuat database sederhana secara cepat, menginput lembar laporan user dan contoh laporan untuk mendapatkan respon user apakah database dan laporan merepresentasikan kebutuhan bisnis atau tidak. Discovery prototyping diharapkan mampu mengurangi kekhawatiran user tentang tampilan hasil akhir dari prototype yang dapat berubah sepanjang proses system desain. b. Rapid Architecture Analysis, adalah suatu percepatan pendekatan analisis yang juga membangkitkan model system. Rapid Architecture Analysis mencoba untuk menurunkan model system dari system awal atau discovery prototype. c. Reverse Engineering Technology, membaca kode program dari database yang tersedia,program aplikasi dan atau user interface dan secara otomatis meng-generate model system yang ekivalen. Baik Model driven dan pendekatan analisis system prcepatan digunakan untuk mengekspresikan kebutuhan pengguna pada system yang baru baik sebagai model dan prototype. Tapi kedua pendekatan tersebut bergantung pada lebih dari satu kebutuhan untuk mengidentifikas dan mengatur kebutuhan-kebutuhan tersebut. Lebih jauh lagi Kebutuhan akan system bergantung pada kemampuan analis untuk untuk menemukan masalah dan kesempatan yang terdapat pada system tersebut ; Analis harus memiliki keahlian dalam mengidentifikasikan masalah, kesempatan dan kebutuhan. Maka dari itu, setiap pendekatan analisis siatem membutuhkan beberapa bentuk syarat-syarat penemuan. Syarat-syarat penemuan meliputi teknik-teknik yang akan digunakan oleh analis system untuk mengidentifikasi atau mengekstrak masalah dan solusi system yang dibutuhkan oleh komunitas pengguna (user). Penemuan Fakta merupakan teknik-teknnik klasik yang digunakan untuk mengumpulakan informasi mengenai masalah sistem, kesempatan solusi yang dibutuhkan dan prioritas. Teknik Penentuan Fakta meliputi : 1. Sample dari dokumen-dokumen, laporan, file, database dan memo. 2. Mencari literature yang relevan, benchmarking solusi-solusi yang lain, dan mengunjungi situs-situs.
3. Observasi system-sistem sekarang beroperasi dan lingkungan kerja. 4. Mewawancara manajer, user dan staff - staff teknik 5. Mensurvey manajemen dan komunitas pengguna. Perencanaan syarat-syarat penggabungan Teknik penemuan fakta klasik di atas tidak memberikan nilai. Dalam bemtuk klasik, teknik ini membuang waktu. Kemungkinan lain, syarat-syarat penemuan dan manajemen dapat di artikan teknik pertumbuahan/percepatan dengan menggunakan perencanaan syarat-syarat penggabungan. Teknik perencanaan kebutuhan bersama menggunakan fasilitas ruang kerja untuk mengumpulkan pemilik system, pengguna system , analis system dan beberapa designer system dan pembangun untuk secara bersama-sam memelakukan analisis system. Secara umum, JRP merupakan bagian dari Aplikasi Pengemabangan Bersama yaitu, teknik-teknik aplikasi keseluruhan dari seluruh proses pengembangan system. JRP menyediakan lingkungan kerja untuk mengpercepat pekerjaan analisis system dan kemampuan mendeliver. Dalam analisis sistem dibutuhkan partisipasi dari pemilik dan pengguna system. Selain itu, juga diperlukan fasilitator dengan kemampuan mediasi dan negosiasi yang baik untuk memastikan bahwa setiap kelompopk mendapatkan kesempatan yang sesuai untuk berkontribusi dalam pengembangan system. Salah satu aplikasi yang menarik dari metode analisis sistem adalah perancangan kembali proses bisnis. Perancangan kembali proses bisnis merupakan aplikasi dari metode analisis sistem untuk tujuan perubahan secara dramatis dan meningkatkan dasar-dasar proses bisnis dari suatu organisasi, informasi teknologi yang independen. Perhatian pada BPR didorong oleh penemuan bahwa kebanyakan sistem informasi dan aplikasi di terjadi secara otomatis dan proses nisnis yang tidak efisien. Beberapa projek BPR fokus pada semua proses bisnis tanpa memperhatikan otomasi mereka. Setiap proses bisnis sepenuhnya mempelajari dan menganalisis bottleneck, value return, kesempatan untuk mengeliminasi dan streamlining. Setiap proses bisnis telah di desain ulang, BPR mengambil kesimpulan dengan menilai bagaimana teknologi informasi dapat diimplementasi dengan cara yang terbaikuntuk meningkatkan proses bisnis. Hal ini dapat menndorong terbentuknya sistem informasi baru dan proyek pengembangan aplikasiuntuk mengimplementasi da mendukung proses bisnis yang baru. BPR juga dilengkapi oleh kinteks proyek pengembangan sistem informas. Ini merupakan cara yang tidak umum di proyek-proyek IS yang berbasis pada pembelian dan integrasi dari Software commercial of the shelf (COTS). Pembelian software ini biasanya menghendaki bisnis agar menyesuaikan proses bisnisnya pada software.
detail. Selanjutnya, mereka akan menentukan sumber-sumber mana yang akan dimasukkan ke dalam proyek. Piagam/ anggaran proyek mendefinisikan lingkup proyek, perencanaan metologi, standar dan sebagainya. Fasa investigasi pendahuluan meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Mendata masalah, kesempatan dan arah. 2. Menegosiasikan lingkup pendahuluan 3. Memperkirakan biaya proyek 4. Merencanakan proyek 5. Memperkenalkan proyek dan perencanaan.
Di samping mempelajari sistem saat ini, tim harus bekerjasama dengan system owners dan system users untuk menganalisis masalah dan kesempatan. Masalah dan kesempatan diidentifikasi lebih dulu pada fase preliminary investigation, tetapi masalah-masalh awal mungkin hanya gejala dari masalah-masalah lain yang tidak diketahui dengan benar oleh user. Analisis masalah yang sebenarnya termasuk keterampilan yang sulit dikuasai terutama bagi sistem analis yang belum berpengalaman. Menyelesaikan masalah lebih efektif jika menganalisis masalah sebenarnya sebelum menyatakan solusi yang mungkin. Para problem solver menganalisis masalah malalui sebab dan akibat. Analisis sebab akibat adalah suatu teknik dimana masalah dipelajari untuk menentukan sebab-sebab dan akibat-akibatnya.. Analisis sebab akibat membawa kepada pemahaman yang benar dan solusi yang lebih kreatif dan bernilai. Selain sistem analis, system owner dan user juga sebaiknya berpartisipasi aktif.
problem yang signifikan dan sudah diverifikasi, analis dan user harus mendefinisikan tujuan perbaikan sistem secara spesifik dan mengidentifikasi kendala-kendala.
2.5 Meng-update rencana proyek Perlu diingat bahwa jangkauan dari proyek merupakan target yang selalu berubah,karena itu jangkauan dapat semakin luas atau semakin sempit ukuran dan jangkauannya. pemahaman ini, maka disadari perlunya pembaharuan (update) rencana proyek. Tugas ini harus dikerjakan oleh manajer proyek, pemilik system dan seluruh tim dalam proyek. Analis dan pemilik system harus mempertimbangkan keseuaian antara tujuan dengan system yang dibuat karena mungkin terjadi bahwa system yang dibuat terlalu besar atau terlali kecil dan tidak sesuai dengan deadline yang ditetapkan. 2.6 Mempresentasikan hasil dan rekomendasi Langkah ini merupakan langkah untuk mengkomunikasikan hasil kepada business community. Presentasi ini harus difasilitasi oleh manajer proyek dan sponsor eksekutif, diikuti oleh semua tim dalam proyek dan terbuka bagi semua staff yang tertarik. Tugas ini dapat dilakukan dengan berbagai format seperti laporan, presentasi verbal, atau walkthrough (inspeksi dari auditor). Dalam menjalankan tugas pada langkah ini sangat diperlukan kemampuan berkomunikasi. Analis sistem harus mampu memberikan laporan formal sekaligus memperesentasikannya. Setelah melalui tahapan analisis masalah, salah satu keputusan dibawah ini harus diambil : menyetujui proyek sesuai dengan presentasi yang dilakukan untuk dilanjutkan ke tahapan analisis keperluan melakukan penyesuaian terhadap jangkauan, biaya, dan/atau jadwal dari proyek dan meneruskannya ke tahapan analisis keperluan membatalkan proyek yang dapat dikarenakan : a. kekurangan sumber daya untuk membangun system yang baru b. menarik kesimpulan bahwa permasalahan yang ada tidak signifikan untuk diselesaikan dengan membuat system baru c. menarik kesimpulan bahwa system baru tidak akan memberikan benefit yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan Berdasarkan
Analisa keperluan merupakan hal yang penting untuk diketahui. Seringkali terjadi kesalahan pada tahap analisa keperluan. Bila hal ini terjadi, sistem dan solusi yang dirancang walaupun baik tidak akan berguna karena tidak sesuai keperluan. Tahap analisis keperluan merupakan tahap menentukan keperluan bisnis untuk suatu system yang baru. Hal ini dilakukan dengan memfokuskan pada pertanyaan apa, dan bukan bagaimana. Tahap analisis keperluan terdiri dari langkah-langkah berikut : Mendefinisikan keperluan Menganalisis keperluan fungsional Menyalin dan melengkapi requirements Memprioritaskan keperluan Meng-update rencana proyek
3.1 Mendefinisikan keperluan Merupakan tahap inisiasi, dimana dilakukan pengidentikasian keperluan. Langkah ini sangat penting, karena kesalahan pada langkah ini dapat mengakibatkan banyak sekali error, kelalaian, dan konflik. Tahapan ini haruslah menerjemahkan tujuan menjadi functional dan non functional requirement. Functional Requirement, yaitu deskripsi dari aktivitas dan servis yang harus disediakan suatu system Non functional Requirement, yaitu deskripsi dari fitur-fitur lainnya, karakteristik, dan pembatas yang mendefinisikan suatu system memuaskan. Dalam bagian ini, jarang sekali diidentifikasi seluruh keperluan fungsional dan non fungsional secara keseluruhan, melainkan hanya berupa outline yang akan memberi batasan pemikiran dalam pengerjaan tahapan selanjutnya. Bagian ini menghasilkan draft tentang keperluan fungsional dan non-fungsional yang dapat dibuat dalam berbagai format. Salah satu contoh simple format, outline dibagi menjadi 4 logical section yaitu input, proses-proses, output, dan data yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Format lainnya yang dapat digunakan adalah PIECES, JRP (Join Requirements Planning), dll. 3.2 Menganalisis functional requirement Analisis functional requirement perlu dilakukan agar requirement dapat diverifikasi dan dikomunikasikan baik pada audiens bisnis maupun pada audiens teknik. Ada dua pendekatan kepada dokumentasi dan validasi functional requirement yaitu system modeling dan prototyping. Logical System Model, menggambarkan apa suatu system itu atau apa yang suatu system tersebut harus lakukan bukan bagaimana suatu system akan diimplementasikan. Logical modell menggambarkan esensi persyaratan suatu system dan biasa disebut essential system models.
Logical model mengeksperikan requirement bisnis (atau terkadang logical design) , dan bukan solusi teknis. Secara teoritis, dengan berfokus pada logical design dari system, maka tim dalam proyek akan: Memisahkan masalah bisnis dengan solusi teknik Lebih mempertimbangkan cara baru dan berbeda untuk mengembangkan proses-proses bisnis Lebih mempertimbangkan solusi teknik alternative dan berbeda
Prototyping pada tahap ini serupa dengan yang digunakan pada tahapan analisis requirements. Discovery prototyping biasa digunakan dalam system pengembangan proyek, terlebih apabila terjadi kesulitan dalam memvisualisasikan keperluan bisnis. Requirement dianalisis untuk akurasi, urgensi, konsistensi, fleksibilitas, dan feasibilitas dan menghasilkan beberapa criteria. System modeling hamper selalu didasari peraturan mengenai kelengkapan, keakuratan dan konsistensi dari komponen yang dibuat ke dalam model. Tugas ini difasilitasi oleh system analis yang juga mendokumentasikan dan menganalisis hasil. Pengguna system merupakan pemberi input factual. Apabila functional requirements telah disetujui, maka analis dan pengguna dapat segera memngkonstruksi system model dan prototype. Dengan teknik model driven, dapat digunakan beberapa kombinasi dari model berikut : Data Meng-capture dan menyimpan data. Model data seperti entity relationship diagram digunakan untuk mendokumentasi dan menganalisa data keperluan untuk system baru secara mendetail. Process Model proses seperti data flow diagram digunakan untuk memodelkan pekerjaan melalui system, content yang mendetail dari input, output, dan file, dan detail logika dari tiap proses. Interfaces Model interface seperti context diagram dan use case diagram menggambarkan eksternal input output dari dan ke system, beserta sumber dan tujuannya. Kini, banyak system analis yang bereksperimen dengan object model sebagai alternative dari model data dan model proses. Untuk menganalisis keperluan dapat digunakan beberapa teknik berikut : Data, proses, dan teknik modeling tampilan, sangat penting untuk divisualisasikan secara grafis agar dapat dianalisa dengan baik. Mengkonstruksi dan menjaga system model menggunakan software-software diagramming untuk mendasari dokumentasi yang lebih detail. CASE tools dapat digunakan karena memberikan keuntungan yaitu dapat melakukan cek kelengkapan, kekonsistenan, dan kebenaran dari model system. Menggunakan teknik prototyping. Menggunakan fact finding techniques.
3.3 Menyalin dan melengkapi requirements Berdasarkan analisis yang masuk berdarakan kombinasi system model dan prototype, maka kemudian perlu dilakukan validasi keperluan. Apabila setiap requirement telah diverifikasi pada model atau prototype, maka tahapan ini lebih merupakan completeness check terhadap verifikasi tersebut. Requirements tracing merupakan suatu cara untuk memastikan bahwa draft requirements telah didefinisikan dalam suatu form. Hal ini dilakukan dengan cara menyalin system model atau prototype kepada fungsional requirement sebelumnya untuk memastikan bahwa semua fungsional requirement telah berada dalam model system. Sebagai tambahan untuk kelengkapan, perlu juga dilakukan asosiasi antara keperluan fungsional dan non-fungsional. Tugas ini difasilitasi oleh manajer proyek dan system analis. Pemilik system merupakan pemegang peranan kunci untuk memastikan kelengkapan dari spesifikasi keperluan. 3.4 Memprioritaskan requirement Prioritas keperluan berguna untuk mengetahui keperluan apa yang lebih penting dari yang lainnya sehingga perlu untuk diselesaikan. Hal ini dimaksudkan untuk meminimasi biaya. Pemrioritasan ini dapat dilakukan dengan suatu teknik yang disebut timeboxing. Timeboxing merupakan suatu teknik yang memberikan informasi mengenai fungsional system dan keperluan melalui versioning. Hasil dari timeboxing adalah bahwa prioritas dapat terlihat dan dimengerti dengan jelas. Tugas ini difasilitasi oleh sistem analis. Dalam pelaksanaannnya dibutuhkan informasi yang lengkap dan valid karena tidak mungkin memprioritaskan suatu kumpulan data yang tidak lengkap. Prioritas dapat diklasifikasikan berdasarkan kepentingan relatifnya. Mandatory Requirements Merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh sistem yang paling minimalsekalipun karena tanpanya sistem tidak akan berguna sama sekali. Desirable Requirements Bukan merupakan persyaratan yang paling esensial, namun dapat menjadi esensial di versi sistem yang akan datang. 3.5 Meng-update rencana proyek Kembali mengingat bahwa jangkauan proyek merupakan target yang selalu berubah.Harus disaari bahwa terdapat kemungkinan bahwa system baru dapat lebih besar dari yang sebenarnya diharapkan. Apabila demikian,maka perlu kembali dilakukan penyesuaian pada jadwal,biaya, dan jangkauan proyek.
Tugas ini difasilitasi oleh manajer proyek, pemilik system dan seluruh tim dalam proyek. Analis dan pemilik system harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa keperluan yang dianalisis lebih besar daripada yang ditetapkan sebelumnya. Apabila demikian, maka jangkauan proyek perlu dipersempit agar terdapat keseuaian dengan deadline dan budget.
Manajemen Kebutuhan
Ekonomi sekarang ini telah meningkat sangat cepat. Bisnis diukur pada kemampuan mereka untuk beradaptasi secara cepat kepada perubahan yang konstan pada kebutuhan dan peluang. Manajemen kebutuhan didefinisikan sebagai sebuah proses bagi pemilik, pengguna, analis, perancang, dan pengembang sistem untuk mengajukan usulan perubahan pada sebuah sistem
dapat menghasilkan ide dan opini. Setiap ide yang dihasilkan telah matang untuk dijadikan sebagai kandidat solusi untuk kebutuhan bisnis. Sejumlah informasi mendeskripsikan karakteristik dari setiap kandidat solusi yang bisa meliputinya. Matriks kandidat merupakan alat yang berguna dalam memenangkan secara efektif, mengorganisasikan, dan membandingkan karakteristik dari kandidat solusi yang berbeda.
CASE teknologi akan terus berkembang, membuat kita lebih mudah untuk memodelkan kebutuhan sistem. Pertama, CASE tools akan mencakup pemodelan obyek untuk mendukung munculnya teknik analisis yang berorientasi pada objek. Sementara itu beberapa CASE tools secara murni berorientasi pada objek, kita yakin bahwa permintaan untuk tipe model pendukung yang lain (mis. Pemodelan data untuk database dan pemodelan proses untuk BPR), akan menempati CASE tools ayng komprehensif yang dapat mendukung banyak model. Kedua, kemunduran dari rekaasa teknologi dalam CASE tools akan berlanjut untuk mengembangkan kemampuan kita untuk lebih cepat menghasilkan draft pertama model sistem dari database yang ada dan program aplikasi. Analisis yang berorientasi pada objek akan pada akhirnya menggantikan analisis struktur dan rekayasa informasi sebagai praktek terbaik bagi analisis sistem. Perubahan ini mungkin tidak terjadi secepat yang diinginkan, tapi akan terjadi semua terlalu cepat pada sebuah generasi dari analis sistem yang memiliki keahlian pada metode lama. Ada sebuah kesempatan besar akan tetap kuat bagi analis yang tahu proses memodelkan yang akan terus digunakan bagi rancangan database. Kita juga memprediksikan prpolsal sistem akan terus lebih menarik. Seperti internet, ecommerce, dan e-business akan semakin menembus ke dalam perekonomian kita, anali sistem akan menawarkan alternatif baru untuk masalah lama. Akan ada perubahan mendasar dalam bisnis dan sistem informasi untuk menggunakan teknologi baru ini. Satu hal yang tidak akan berubah. Kita kan terus membutuhkan analis sistem yang mengerti bagaimana penyelidikan mendasar dan menganalisis permasalahan bisnis dan mendefinisikan logika kebutuhan bisnis sebagai pengantar perancangan sistem. Tetapi yang akan kita semua harus lakukan ialah meningkatkan kecepatan dan ketepatan untuk mencapai akselerasi jadwal pengembangan sistem yang dibutuhkan langkah ekonomi yang lebih cepat di hari esok.
RANGKUMAN
1. Secara formal analisis sistem adalah pemotongan sebuah sistem ke dalam komonenkomponennya. Sebagai sebuah fase pemecahan masalah, ini mengawali perancangan sistem. Dengan menjunjung pengembangan sistem informasi, Sistem analisis adalah permulaan investigasi dari sebuah propolsal proyek, studi dan analisis masalah dari sistem yang ada, analisis kebutuhan dari sistem baru dan anlisis keputusan dari alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan. 2. Hasil dari analisis sistem disimpan di sebuah tempat penyimpanan untuk digunakan pada fase berikutnya dan proyek. 3. Ada beberapa strategi yang muncul untuk analisis sistem yang populer. Teknik ini dapat digunakan untuk kombinasi satu dengan yang lainnya. a. Teknik analisis Model-driven menekankan pada pengambaran dari gambar model sistem yang merepresentasikan realitas sekarang ini atau target visi sistem. 1) 2) Analisis struktur adalah teknik yang fokus pada pemodelan proses. Rekayasa informasi adalah teknik yang fokus pada pemodelan data.
3)
Orientasi objek adalah teknik yang fokus pada pemodelan objek dengan memperhatikan data dan proses yang akan berlaku pada data.
b. Pendekatan Analisis percepatan menekankan pada konstruksi dari model kerja dari sistem adalah sebuah usaha untuk mengakselerasi analisis sistem. 1) Penemuan pembuatan prototype adalah teknik yang fokus pada pembangunan skala kecil, subsistem fungsional untuk menemukan kebutuhan. 2) Analisis arsitektur mencoba secara otomatis menghasilkan model sistem. c. Baik model-driven dan pendekatan analisis percepatan sistem tidak saling bergantung pada kebutuhan penemuan teknik untuk mengidentifikasi atau menyaring masalah dan kebutuhan daripemilik dan pengguna sistem. 1) Fact-finding adalah proses formal dari menggunakan penelitian, wawancara, kuesioner, sampling, dan teknik yang lain untuk mengumpulkan informasi. 2) Teknik Joint Requirements planning(JRP) menggunakan fasilitas workshop untuk membawa bersama semua bagian yang menarik dan accelerate fact-finding. d. Perancangan ulang proses bisnis fokus pada penyederhanaan dan perampingan proses bisnis mendasar sebelum mengaplikasikan teknologi informasi pada proses itu. 4. Setiap fase pada analisis sistem (permulan investigasi, analisis maslah, analisis kebutuhan, dan analisis keputusan) dapat dimengerti dalam konteks dari sistem informasi building blocks data proses dan tampilan. 5. Fase permulaan investigasi menentukan keberhagaan dari proyek dan pembuatan rencana untuk menyelesaikan proyek itu dianggap berharga dari studi yang detail dan anlisis. Untuk menyelesaikan fase permulaan investigasi, analis sistem akan bekerja dengan pemilik dan pengguna sistem untuk : (a) daftar masalah, peluang, dan petunjuk/instruksi; (b) negosiasi pemulaan jangkauan; (c) menaksir keberhargaan proyek; (d) merencanakan proyek; (e) Memberikan proyek pada komunitas bisnis. Hasil dari fase permulaan investigasi adalah karakter proyek yang harus diakui oleh pemilik sistem dan atau pembuat keputusan. 6. Tujuan dari fase analisis masalah adalah untuk menjawab pertanyaan: Apakah masalah tersebut berharga untuk dipecahkan? Dan apakah sebuah sistem baru berharga untuk dibangun? Untuk menjawab pertanyaan ini, fase analisis masalah dengan teliti menganalisis masalah yang diduga dan peluang yang pertama diidentifikasi pada fase permulaan investigasi. Untuk menyelesaikan fase analisis masalah, analis akan terus bekerja denga pemilik siste, pengguna sistem, dan partisipan yang tepat akan : (a) mempelajari problem utama; (b) menganalisis masalah dan peluang dengan teliti; (c) pilihan, menganalisis proses bisnis; (d) membuat pengmbangan sistem objektif dan hambatan; (up-date rencana proyek; dan (f) membawa penemuan dan rekomendasi. Hasil dari fase analisis masalah adalah pengembangan sestem objektif. 7. Fase Analisis kebutuhan mengidentifikasi apa yang baru dari sistem adalah untuk melakukan tanpa pertimbangan dari teknologi,. Dengan kata lain, tetapkan kebutuhan bisnis untuk sistem baru. Seperti pada fase permulaan investigasi dan fase analisis masalah, analis secara aktif bekerja dengan pengguna dan pemilik sistem. Untuk menyelesaikan fase analisis kebutuha, analis dan partisipan yang tepat akan : (a) menetapkan kebutuhan; (b) menganalisis kbutuhan
fungsional menggunakan pemodelan sistem dan atau discovery prtotyping; (c) malacak dan melengkapi pernyataan kebutuhan; (d) membuat urutan prioritas kebutuhan; dan (e) meng-update rencana dan jangkauan proyek. Hasil dari fase analisis kebutuhan adalah pernyataan kebutuhan bisnis. Karena kebutuhan target yang bergerak tanp akhir, analisis kebutuhan juga mencakup tugas yang terus-menerus untuk memanaje perubahan pada kebutuhan. 8. Tujuan dari fase analisis keputusan adalah transisi proyek dari soal bisnis ke solusi teknis dengan mengindentifikasi, menganalisis, dan merekomendasikan sebuah teknis solusi sistem. Untuk menyelesaikan keputusan fase analisis, analis dan partisipan yang tepat akan : (a) menetapkan kandidat solusi; (b) analisis fisibilitas kandidat solusi (teknik, operasional, ekonomi, fisibilitas jadwal; (c) membandingkan kandidat solusi untuk memilih satu atau lebih kandidat solusi yang akan direkomendasikan; (d) update rencana proyek berdasarkan pada solusi yang direkomendasikan; dan (e) memberi dan mempertahankan target solusi. Hasi dari fase analisis adalah propolsal sistem.