You are on page 1of 13

MAKALAH MODEL-MODEL MENGAJAR Makalah ini diajukan guna melengkapi matakuliah Model-Model Pembelajaran Dosen Pengampu Sony Zulfikasari

Oleh Kelompok 6 1. Destika Anastasia Sari (1102412014) 2. Ika Susila Jayaningrum (1102412035) 3. Hilmi Kaukabun Naufal (1102412081) 4. Muhammad Zaki Mubarok

Universitas Negeri Semarang 2013

DAFTAR ISI

Daftar Isi BAB I

.....................................................................................................................

Pendahuluan

................................................................................................................

2 2 3 3

Latar Belakang ............................................................................................................. Rumusan Masalah Tujuan BAB II Isi ................................................................................................................................ ........................................................................................... .........................................................................................................

BAB III Penutup ...................................................................................................................... ........................................................................................................ ............................................................................................................ 11 11 12

Kesimpulan Daftar pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Model mengajar merupakan sebuah kerangka secara konseptual yang menggambarkan suatu prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar Menurut Komaruddin (Sagala, Syaiful, 2006: 175) model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan . Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain; (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data dan interferensi-interferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya. Menurut Oemar Hamalik (1992:1), mengajar diartikan sebagai usaha pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa. Sedangkan Nana Sudjana (1989:7) mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Lebih lanjut S. Nasution (1982:2) mengungkapkan terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan mengajar, antara lain: 1. Mengajar berarti membimbing aktivitas anak
3

2. Mengajar berarti membimbing pengalaman anak 3. Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungannya. Winataputra dalam Sugiyanto (2008) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model mengajar menurut Joyce dan Weil (Sagala, Syaiful 2006: 176) adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia dan bantuan belajar melalui program komputer. Dengan demikian model pembelajarn dapat dipahami sebagai suatu desain yang melukiskan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan digunakan sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.

2. Rumusan Masalah 1) Apakah yang dimaksud model pengajaran? 2) Apakah yang dimaksud pembelajaran menurut taylor? 3) Apakah yang dimaksud pembelajaran menurut renzulli? 4) Apakah yang dimaksud pembelajaran menurut gardner? 3) Tujuan 1) Untuk mengetahui model-model pengajaran 2) Untuk mengetahui pembelajaran menurut taylor 3) Untuk mengetahui pembelajaran menurut renzulli 4) Untuk mengetahui pembelajaran menurut gardner

BAB II ISI 1. Pengertian Model Pengajaran Menurut Jones A. Majid, (2005:16) Pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Berikut ini adalah pengertian dan definisi pengajaran: # KAMARUDIN; 1993 Pengajaran adalah suatu proses penanganan urusan untuk memungkinkan siswa mengetahui atau menyelesaikan sesuatu yang mereka tidak dapat lakukan sendiri sebelum itu # MAHANI RAZALI; Pengajaran adalah aktivitas - aktivitas yang bertujuan dan memiliki tujuan dimana guru berbagi informasi dengan mahasiswa untuk memungkinkan mereka menyelesaikan sesuatu tugas yang tidak bisa diselesaikan sendiri sebelum itu # WILLIAM BARCLAY Pengajaran adalah penjelajahan bersama dari dunia - dunia akal budi # SUSAN B. BASTABLE; 1997 Pengajaran merupakan intervensi yang disengaja yang mencakup perencanaan dan penerapan aktivitas dan pengalaman instruksional untuk memenuhi hasil yang ditujukan bagi peserta didik seperti dalam rencana pengajaran. # SULAIMAN MASRI, MASHUDI BAHARI, JULILIYANA MOHD JUNID; 2007 Pengajaran merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai unsur termasuk kualitas pengajaran, kecerdasan, bakat dan minat siswa serta pengaruh motivasi, lingkungan sekolah, rumah dan dorongan orang tua terhadap siswa # LYDIA HARLINA MARTONO, SATYA JOEWANA;2006 Pengajaran merupakan salah satu aspek dari pendidikan, yaitu aspek pengetahuan (kognitif). Pengajaran memberikan ketrampilan dan pengetahuan, sedangkan pendidikan membimbing anak ke arah kehirupan yang baik dan benar. # LUKMAN TAMBUNAN; 2010
5

pengajaran adalah proses yang membebaskan. Namun. hal itu terjadi apabila seorang guru dapat membawa kita pada sumber kehidupan kita, dengan menunjukkan siapakah kita, dan juga apa yang harus kita lakukan

2. MEMILIH MODEL Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa. Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996 : 10) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar. Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.

Ketersediaan media, alat, bahan, dan sumber belajar.

Beberapa pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran mungkin sangat ideal untuk dipilih, tetapi sebelum benar-benar memilihnya, guru kembali harus memperhatikan ketersedian media pembelajaran, alat, bahan, dan sumber belajar. Apakah guru dapat melaksanakan suatu pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran bila alat, bahan, sumber, dan media yang diperlukan tidak tersedia? Bagaimana menentukan strategi, metode, pendekatan, dan teknik pembelajaran?

Kemampuan Siswa.

Dalam menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran tertentu, seringkali guru juga harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa. Ada pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang mudah untuk diterapkan pada berbagai kemampuan/jenjang pendidikan/tingkat/kelas siswa. Tetapi adapula pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang sulit diterapkan pada siswa di kemampuan/jenjang pendidikan/tingkat/kelas tertentu. Contohnya: di suatu sekolah yang sering melakukan kegiatan laboratorium, metode inkuiri atau penemuan terbimbing mungkin dapat dengan
6

mudah dilaksanakan, tetapi pada sekolah tertentu yang sama sekali tidak pernah melakukan kegiatan di laboratorium dan berlatih keterampilan proses sains, maka metode inkuiri dan penemuan terbimbing mungkin akan sulit dilaksanakan.

Gaya belajar siswa.

Setiap siswa mempunyai gaya belajar masing-masing yang mungkin berbeda satu sama lain. Oleh karena itu guru harus mempertimbangkan hal ini agar pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang dipilihnya dapat mengakomodasi semua siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda.

Ketersediaan waktu.

Kadangkala waktu adalah faktor pembatas yang sangat penting dalam pemilihan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran kadangkala dalam penerapannya memerlukan waktu yang banyak, sementara pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang lain hanya membutuhkan sedikit waktu.

Jaminan adanya variasi.

Guru juga harus mempertimbangan bahwa ada jaminan variasi dalam penggunaan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak bosan dan mengakomodasi berbagai gaya belajar dan jenis kecerdasan yang dimiliki siswa.

Jaminan adanya interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswasiswa.

Interaksi antar anggota kelas, dalam hal ini antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan interaksi sesama siswa dalam pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Semakin banyak interaksi yang terjadi, dan berlangsung dari berbagai arah, maka akan semakin besar proses pembelajaran yang terjadi pada siswa. Guru hendaknya mempertimbangkan aspek ini saat menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang akan digunakannya. Selain itu untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran yang dilaksanakannya, ada baiknya guru rajin untuk membaca berbagai literatur terkait berbagai pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang sedang berkembang dan banyak digunakan dewasa ini. 3. Model-Model Model Multiple Talent Taylor. Taylor membedakan enam talenta yang dapat dikembangkan di sekolah yaitu konten akedemik, kreatifitas, keterampilan merencanakan, komunikasi, prediksi dan pengambilan
7

keputusan. Kreatifitas merupakan kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa. Memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusi-solusi baru yang menunjukkan kelancaran, kelenturan dan orisinaliatas dalam berpikir. Bidang kreatifitas mencakup unsur-unsur menemukan, menggabungkan, membangun, mengarang dan mendesain, merancang, merubah dan menambah (Munandar, 1999). Inti dari model ini adalah merubah pandangan guru tentang siswa bahwa siswa tidak dipandang lagi sebagai penerima informasi melainkan sebagi pemikir, pencipta, komunikator, inovator, organisator dan pengambil keputusan. Kajian aal renzulli berfokus pada trilogi karakteristik, kemampuandiatas rata-rata, komitmen tugas, dan kreativitas.

RENZULLY mendeskripsikan model organisasional dan service delivery yang memiliki tiga komponen

Elemen-elemen organisasional mencakup tim perencanaan-pengayaan, penilaian kebutuhan, pengembangan staf, seleksi materi, dan evaluasi program. Sementara untuk service delivery mencakup pelajaran-pelajaran untuk mendukung pengembangan proses berfikir, prosedur pengubahan kurikulum reguler, dan pemadatan kurikulum.

Tipe I pengayaan dirancang untuk mengekspos siswa untuk berbagai disiplin ilmu, topik, pekerjaan, hobi, orang, tempat, dan peristiwa yang tidak biasanya akan tercakup dalam kurikulum reguler. Di sekolah - yang menggunakan model ini, tim pengayaan terdiri dari orang tua, guru, dan siswa sering mengorganisir dan merencanakan Tipe I mengalami oleh pembicara menghubungi, mengatur minicourses, demonstrasi, atau pertunjukan, atau dengan memesan dan mendistribusikan film, slide, kaset video, atau cetak lain atau media non - cetak. Tipe 2 terdiri dari bahan dan metode yang dirancang untuk mempromosikan pengembangan proses berpikir dan merasakan. Beberapa pelatihan Tipe II bersifat umum, dan biasanya dilakukan baik di kelas dan program pengayaan. Kegiatan pelatihan mencakup pengembangan. (1) berpikir kreatif dan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan proses afektif, (2) berbagai spesifik belajar bagaimana - untuk-belajar keterampilan, (3) keterampilan dalam penggunaan yang tepat bahan referensi tingkat lanjut, dan (4) tertulis, lisan, dan keterampilan komunikasi visual. Tipe ini bersifat spesifik, karena tidak dapat direncanakan di muka dan biasanya melibatkan instruksi metodologis lanjutan di bidang minat dipilih oleh siswa. Sebagai contoh, siswa yang menjadi tertarik pada botani setelah mengalami Tipe I mungkin mengejar pelatihan tambahan di bidang ini dengan melakukan pembacaan maju dalam botani, menyusun, merencanakan dan melaksanakan percobaan tanaman, dan mencari pelatihan metode yang lebih maju jika mereka ingin pergi lebih jauh. Tipe 3 Type melibatkan siswa yang menjadi tertarik untuk mengejar daerah yang dipilih sendiri dan bersedia untuk melakukan waktu yang diperlukan untuk akuisisi konten lanjutan dan pelatihan proses di mana mereka berperan sebagai seorang penanya tangan pertama. Tujuan III pengayaan Tipe meliputi: memberikan kesempatan untuk menerapkan kepentingan, pengetahuan, ide-ide kreatif dan komitmen tugas masalah yang dipilih sendiri atau bidang studi memperoleh pemahaman tingkat lanjutan pengetahuan ( konten ) dan metodologi ( proses ) yang digunakan dalam disiplin ilmu tertentu, bidang artistik ekspresi dan studi interdisipliner mengembangkan produk otentik yang terutama diarahkan membawa tentang dampak yang diinginkan pada khalayak tertentu mengembangkan keterampilan self-directed learning di bidang perencanaan, organisasi, pemanfaatan sumber daya, manajemen waktu, pengambilan keputusan dan evaluasi diri mengembangkan komitmen tugas, kepercayaan diri, dan perasaan prestasi kreatif. Fitur penting dari model trilogi prngayaan renzulli adalah bahwa semua siswa dapat bekerja pada dua level pertama, dan aktivitas-aktivitas yang dihasilkan dalam kedua level tersebut dapat mendukung level ketiga. Aktivitas-aktivitas itu membutuhkan tingkat kreativitas level tinggi MODEL GARDNER
9

Gardner menyatakan bahwa ada kecerdasan yang berbeda. Dalam bukunya, Frames of Mind, Gardner mengatakan ada delapan jenis kecerdasan. Jason berusia 16 tahun, adalah mahasiswa cerdas dalam matematika. Dia adalah seorang juara catur junior. Dia mampu berpikir logis tentang berbagai mata pelajaran, dan dia tidak baik pada tes. Dia jelas cerdas. Jennifer, gadis berusia enam belas tahun, adalah jenis mahasiswa yang tidak bisa berkonsentrasi di kelas. Dia tidak bisa selalu mengekspresikan ide-idenya secara logis, tapi dia pandai berpikir dalam gambar dan gambar. Dia adalah seorang pelukis yang sangat baik. Apakah Jennifer kurang cerdas daripada Jason ? Belum tentu. Menurut teori Gardner, Jennifer hanya menunjukkan berbagai jenis kecerdasan dari Jason. Setiap orang memiliki semua jenis kecerdasan, tapi biasanya ada tiga atau empat yang dominan dalam setiap individu. Jenis Gardner kecerdasan :
1. Logis / matematis intelijen - kemampuan untuk memahami angka, pola, dan kategori. Ini

adalah jenis kecerdasan yang kebanyakan orang mengakui paling mudah.


2. Kecerdasan linguistik - kemampuan untuk menggunakan bahasa untuk mengekspresikan

makna. Orang yang memiliki jenis ini intelijen pandai menceritakan kisah-kisah dan pada bahasa belajar.
3. Kecerdasan musikal - kemampuan untuk mengenali dan menghasilkan lagu-lagu dan

irama.
4. Kecerdasan spasial - kemampuan untuk berpikir dalam gambar dan gambar. Orang yang

memiliki kecerdasan spasial yang kuat baik dalam melakukan desain, menggambar, dan membuat model.
5. Kecerdasan kinestetik-jasmani - kemampuan untuk mengendalikan gerakan tubuh,

keseimbangan dan kelincahan. Orang yang pandai menari atau olahraga memiliki jenis kecerdasan.
6. Kecerdasan interpersonal - kemampuan untuk memahami orang lain dan perilaku

mereka, membuat teman-teman dengan mudah, dan merupakan pemimpin alami.

10

7. Kecerdasan Intrapersonal - kemampuan untuk memahami 'diri' Anda. Jenis kecerdasan

ini terbukti pada orang yang mengerti dengan jelas motivasi dan perasaan mereka sendiri.
8. Kecerdasan naturalis - kemampuan untuk mengenali spesies tanaman dan hewan. Orang

yang memiliki jenis kecerdasan membuat ahli biologi yang baik, naturalis, dan panduan padang gurun. Model ini menegaskan satu hal penting pada guru dan orangtua bahwa anak yang berbeda memoiliki kekuatan yang berbeda, dan mereka belajar dengan cara yang berbeda pula. Kekuatan dan prefeni anak berpengaruh tidak hanya pada kemudahannya dalam, tetapi juga bagaimana mereka memilih caranya sendiri untuk mempresentasikan apa yang mereka ketahui dan pahami.

11

BAB II Penutup Kesimpulan Ada banyak model pembelajaran yang berkembang untuk membantu siswa dalam berpikir kreatif dan produktif, aspek-aspek yang ada disetiap model dapat digunakan untuk merancang kurikulum. Pemilihan model sebaiknya bergantung pada lingkungan sekolah, sumber yang tersedia, dan outcomes yang di inginkan.

12

Daftar Pustaka huda, miftahul. 2013. Model-mmodel pengajaran dan pembelajaran.jakarta: pustaka belajar http://carapedia.com/pengertian_definisi_pengajaran_info2347.html http://www.gifted.uconn.edu/sem/semexec.html http://gabriellalimaus.wordpress.com/2010/05/18/multiple-intelligences/

13

You might also like