You are on page 1of 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penggunaan api Oxy-acetylene ( oxy-acetylene flame ) dalam proses pengelasan, baik dengan tujuan untuk memisahkan atau memotong ( cutting ) maupun untuk menyambung logam ( welding ). Kedua prinsip tersebut mempunyai satu dasar yang sama yaitu mencairkan logam dengan pemanasan yang di peroleh dari pembakaran gas ( acetylene ). Pada pemotongan, fungsi pemanasan untuk menaikan suhu logam hingga mencapai suhu nyala oksigen ( oxygen ignation ), yaitu suhu yang memungkinkan logam dapat bereaksi dengan oksigen. Bila pada logam yang telah di panaskan hingga suhu nyala oksigen di berikan oksigen maka terjadilah reaksi kimia eksotherm, yaitu reaksi yang menghasilkan kalor. kalor yang timbul ini akan begitu cepat menaikan suhu logam dan meleburkan logam pada daerah itu.karena oksigen yang diberikan tersebut dengan suatu kecepatan tertentu ( disemburkan ), maka leburan logam ini akan memisahkan diri, dan terjadilah pemotongan. Dalam menghadapi kemajuan teknologi diera Industrialisasi ini maka perlu diperhatikan kendala-kendala dalam pemotongan misalnya faktor-faktor yang saling terkait antara lain : Komposisi kimia, proses pemotongan yang dilakukan, rancangan, dimensi benda kerja, perlakuan panas dengan persyaratan yang dituntut berdasarkan spesifikasi, kondisi lingkungan, temperature operasi dan standart yang diperlukan. Mutu hasil pemotongan dengan oksigen tergantung pada beberapa faktor antara lain : Metalurgi. Sifat mekanik. Dimensi. Kekasaran permukaan potong.

Faktor metalurgi dan sifat mekanik telah disinggung di atas dan untuk faktor dimensi dan kekerasan permukaan potong tergantung pula pada cara

pengoperasian atau pelaksanaan pemotongan. Mutu potong yang disetujui, tentu tergantung pada persyaratan yang diberlakukan untuk setiap pekerjaan. Kekerasan permukaan potong pada beberapa ketebalan baja tergantung pada beberapa variabel misalnya : Bentuk dan ukuran mulut potong. Debit gas oksigen. Kemurnian dari gas oksigen yang dipakai untuk memotong. Intensitas dari nyala pemanasan oxy fuel gas ratio . Kebersihan dari lubang nozzle pemotong. Kondisi permukaan baja yang dipotong. Mutu dari baja yang dipotong.

Selain untuk memotong dan mengelas, api oxy-acetylene banyak dipergunakan untuk keperluan heat treatment, yaitu pre heating dan post heating pada pengelasan. Perkembangan industri engineering telah mengembangkan teknologi pengelasan, menggeser penggunaan api oxy-acetylene lebih banyak untuk keperluan pemotongan logam dan heat treatment daripada untuk pengelasan pada industri-industri berat dan menengah las fusi dengan api oxy-acetylene sudah jarang di lakukan, tetapi untuk pemotongan dan heat treatment masih sangat berperan pada industri-industri kecil dan rumah tangga pengelasan fusi dengan api oxy-acetylene masih banyak dipergunakan.

1.2 Rumusan Masalah 1. 2. Bagaimana pengaruh kecepatan potong terhadap lebar HAZ ? Bagaimana pengaruh perbedaan nozzle terhadap lebar HAZ ?

1.3 Batasan Masalah Untuk memberikan kejelasan dan menghindari permasalahan yang lebih luas didalam tugas akhir ini, maka penulis akan membatasi penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. 2. Proses pemotongan oxy-acetylene semi otomatis. Kecepatan potong yang digunakan: - 200 ( mm/menit ). - 250 ( mm/menit ). - 280 ( mm/menit ). 2

3.

Material yang digunakan baja karbon rendah. TP : 300 x 500 tebal plat 10 mm. - Nomer. 0 ( 5 10 mm ). - Nomer. 1 ( 10 20 mm ). - Nomer. 2 ( 20 30 mm ).

4. 5.

Pengujian material dengan uji kekerasan. Nozzle yang di gunakan:

1.4 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh kecepatan potong terhadap lebar HAZ. 2. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan nozzle terhadap lebar HAZ.

1.5 Manfaat Kami melakukan pengujian ini bermanfaat agar dapat mengetahui perubahan struktur apa yang terjadi pada daerah HAZ dengan menggunakan pengujian ( Hardness, Mikro dan Makro ).

1.6 Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan tentang dasar- dasar penelitian yang didapat dari referensi- referensi dari luar, berupa hal-hal yang berkaitan dengan tugas akhir ini. BAB III. METODOLOGI Pada bab ini menjelaskan tentang proses pembuatan spesimen dan pengujian secara terperinci mulai dari tahapan penelitian, studi pustaka, persiapan alat maupun bahan, dan langkah-langkah pengujian, serta analisa dari hasil pengujian. BAB IV. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan tentang hasil dari pengujian secara umum mulai dari persiapan alat dan bahan, proses pengujian dan analisis yang didapat, beserta pembahasannya.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pengujian serta saran yang mungkin dilakukan untuk menyempurnakan proses pengujian ini.

You might also like