You are on page 1of 0

Chairuddin P.

Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 1


S SE EJ JA AR RA AH H I IL LM MU U K KE ED DO OK KT TE ER RA AN N
C Ch ha ai ir ru ud dd di in n P P. . L Lu ub bi is s
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara
Ilmu Kedokteran Pada Zaman Pra-Sejarah
Penyakit merupakan masalah yang tidak dapat dihindari oleh manusia.
Sakit/cacat adalah tantangan setiap peradaban. Strategi untuk memberi kepada
hidup dan mati serta penderitaan. Ribuan tahun yang lalu fungsi penyembuhan
menempati posisi utama.
Pada Masyarakat Paleolistic
Pada saat itu penduduk sedikit, tempat tinggal terisolasi, mobilitas rendah. Hal ini
dianggap dapat melindungi diri dari penyakit. Namun pada kenyataannya
kekurangan nutrisi, kehidupan berpindah-pindah dan gangguan dari hewan
buruan kemungkinan penyebab utama kematian.
Zaman Neolitic
Transisi dari kebiasaan mengumpulkan makanan ditambah dengan
memproduksi makanan, hal ini mengakibatkan jumlah penyakit bertambah,
sebab manusia dan hewan peliharaan hidup berdekatan, kekurangan jenis
makanan serta suplai makanan yang tidak stabil, masalah kebersihan yang
berkaitan dengan limbah dan pembuangan. Pada saat itu kecelakaan, luka
perang, gigitan serangga, gangguan pencernaan kurang berarti.
Pengobatan
Berdasarkan empiris, jamu, pembalut luka, pembatasan makanan. Praktek ini
berdasarkan pada uji coba teknik dan resep yang sangat bermanfaat disebar-
luaskan dari mulut ke mulut dan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari
adat istiadat. Di lain pihak penyakit yang datang tiba-tiba dan serius dianggap
sebagai kekuatan supranatural, sebagai hukuman serta menimbulkan rasa takut
dan kecemasan.
Pengobatan untuk kekuatan Supranatural
Masyarakat memilih dukun untuk melindungi masyarakat dari gangguan mahkluk
halus, menjelaskan penyebab dan mengidentifikasi unsur penyakit,
menghilangkan atau menetralisir efek penderita.
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 2
Teori Mengenai Penyakit Pada Zaman Pra Sejarah
Disease Object Intrusion, Soul Loss, Spirit Intrusion, Breach of Taboo, masing-
masing mempunyai cara pengobatan tersendiri. Praktek tersebut merupakan
Phenomena sosial, rasa nyaman secara psikologis.
Ilmu Kedokteran Pada Zaman Kuno
Mesir dan Mesopotamia
Pada saat itu kondisi kesehatan diperkirakan terus menurun, peningkatan
penularan infeksi yang tak terbatas di kalangan manusia. Hal ini disebabkan
kepadatan penduduk yang tinggi karena pengolahan lahan pertanian secara
intensif dan berdirinya perkampungan dan kota-kota.
Catatan: kajian terhadap mummi di Mesir mengungkapkan adanya penyakit:
tuberkulosis, parasit pada bagian pencernaan, artrhitis, arteriosclerosis.
Ilmu Kedokteran Pada Zaman Mesopotamia dan Mesir Kuno
Terlihat sebagai pengobatan yang bersifat transisi, berorientasi kepada kekuatan
ilmu gaib dan agama. Untuk pertama kalinya ilmu klinik dan terapi dipertahankan,
disebarluaskan dan diabadikan lewat tulisan. Dikenal ada sumhu (terpelajar)
penyembuhan biasa + wabu (pendeta).
India
Penulisan ilmu kedokteran dimulai pada zaman Vedic 1500-1800 S.M. berisi
nyanyian yang disebut Atharta Veda, kemudian berkembang ke sistem yang
lebih rasional disebut Ayur Veda yang tujuannya ke arah kesempurnaan moral.
Kedokteran Hindu Kuno dikumpulkan dalam buku Caraka. Kesehatan dilihat dari
keseimbangan elemen dalam tubuh (Dhatus), Mental sehat (Prasana). Bila tidak
seimbang menimbulkan sakit. Tridhoshas Dhatus (angin, air empedu, phlegm).
Cina
Sejarah pengobatan Cina dimulai pada zaman kerajaan Shang (1763-1123
S.M.). Sakit: hukuman dari nenek moyang. Wu adalah orang yang memiliki
keahlian menghilangkan penyakit. Kedokteran Cina dimulai pada Dinasti Han
yang ditandai dengan tulisan Huang Ti Nei Ching. Prinsipnya keseimbangan dua
prinsip berdasarkan alam yaitu Ying dan Yang dan skema pertukaran energi
yang kompleks.
Yunani dan Roma
Ilmu Kedokteran Yunani muncul pada abad ke-5 S.M. Pengobatan berorientasi
pada Ilmu gaib dan keagamaan. Seorang peramal atau iatromatis menggunakan
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 3
ilustrasi masa depan dengan menggunakan jimat. Hipocrates menulis 50 risalah
menekankan faktor ekologis, ilmu epidemik laporan harian pasien. Rejim yaitu
pentingnya diet dan gaya hidup. Prognosis ialah memprediksi evolusi penyakit.
Kesehatan merupakan keseimbangan 4 (empat) Humoral yaitu darah, flegma,
kuning empedu dan empedu hitam. Penyakit timbul apabila kehilangan
keseimbangan. Tujuan dokter memperbaiki keserasian di antara Humor melalui:
penggunaan makanan, latihan gerak dan obat yang diracik. Pendekatan tersebut
bersifat konservatif. Kedokteran Yunani mendapat reputasi, meminta biaya atas
jasa mereka, menetralkan posisi sosial, pelatihan kedokteran melalui magang.
Sebelum Abad ke-5 S.M. mulai dikenal istilah anatomi. Orang Romawi
menggunakan ukuran kesehatan masyarakat yang terkait: penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, dan perbaikan kebersihan pribadi.
Di Roma seorang dokter Romawi abad ke-1 SM mengelompokkan kedokteran
menjadi tiga bagian: Diet, Farmasi dan Bedah. Penyakit infeksi pengobatannya
dilakukan dengan cara istirahat dan pembatasan makanan. Obat-obatan
digunakan untuk memperbaiki keseimbangan.
J Ja at tu uh hn ny ya a R Ro om ma a T Ta ah hu un n 1 18 80 00 0
Awal mula Agama Kristen di Timur dan Barat
Sejak runtuhnya kerajaan Romawi perkembangan dunia kedokteran agak
menurun dan ditolak. Kesehatan dilihat sebagai suatu anugerah Tuhan dan
penyakit sebagai suatu hukuman untuk manusia dan merupakan suatu
kesalahan. Dunia kedokteran dimulai dari suatu yayasan kemanusiaan. Dokter-
dokter mencobakan bahan-bahan temuannya untuk suatu penelitian kesehatan
terhadap kemurkaan Tuhan. Ilmu kedokteran Kristen baru diterapkan sebagai
suatu pengakuan dosa, doa, meletakkan tangan untuk suatu penyembuhan,
mengusir roh jahat dan kepercayaan orang-orang yang tidak menganut agama
telah disusun kembali, dan adanya jimat serta peninggalan zaman dahulu yang
telah dikenakan untuk mengusir setan. Di Eropa Barat, Rahib sangat besar
peranannya melalui pendekatan keagamaan dalam melakukan pengobatan.
Di Byzantium kepercayaan akan roh-roh digunakan sebagai pengobatan yang
tumbuh subur, dengan adanya ilmu pengobatan Grew Romawi Kuno, adanya
negara-negara yang sedang berperang, menunjukkan ahli-ahli pengobatan
keagamaan yang sangat profesional. Satu alasan untuk memusuhi hal tersebut
adalah karena adanya pembayaran yang terlalu mahal terhadap dokter dimana
orang-orang yang beragama Kristen ini adalah para dermawan yang dengan rela
memberikan hartanya untuk kepentingan gereja. Orang-orang Byzantium sangat
aktif merawat institusi Kristen baru ini, terutama rumah sakit untuk merawat
orang-orang yang sakit. Rumah sakit dibuat sebagai suatu organisasi lanjutan
yang dibentuk oleh Basil the Great dan Uskup Agung, selama empat abad. Ia
menemukannya di Cappadocia, berupa rumah ibadah, bangunan besar untuk
penziarah dan orang-orang sakit dengan penyakit kusta, dokter-dokter adanya
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 4
dukungan sesama umat. Pemisahan orang-orang yang menderita kusta
dilakukan dengan isolasi terhadap sejumlah penderita.
Pada abad berikutnya, kerajaan Byzantium dan Uskup Agung mulai
mengembangkan jaringan kerjanya pada suatu rumah sakit yang sebenarnya,
titik puncak pengembanganya pada Pantocrator di tahun 1118. Tempat di
Constantinopel dikembangkan menjadi suatu biara, sedangkan rumah sakit
merupakan tanggungan negara dan adanya 35 orang dokter. Jelasnya, rumah
sakit di Barat sejak abad ke-6 s.d. abad ke-7 mulai dibangun sebagai suatu
rumah tinggal lebih daripada untuk merawat orang sakit. Rumah sakit dahulu
merupakan tempat tinggal atau penginapan yang berada di jalan-jalan besar
untuk menuju kuil ataupun kota. Dimana para penziarah dan orang yang tak
mampu menemukan perlindungan, makanan dan pemberian pakaian.
Penyediaan untuk perawatan pengobatan berada di bawah supervisi dokter
secara sporadis.
Islam
Selama perkembangan dan kemajuan Islam di Timur Tengah dilanjutkan untuk
pelayanan di daerah-daerah penting khususnya untuk penyakit-penyakit di Timur
dan Barat. Cacar, lepra, campak dan plague bubonic epidemic timbul secara
periodik di abad ke-6 s.d. abad ke-10. Konsentrasi yang besar dalam
penanganannya ditujukan pada orang di pedesaan seperti di Bagdad, Damaskus
dan Kairo terutama untuk penyakit-penyakit endemik yang sulit ditangani.
Banyak rombongan pedagang dan orang-orang yang naik haji terkena
penyebaran penyakit. Peningkatan populasi dan perkembangan ekonomi yang
terhambat merupakan faktor yang turut mempengaruhi. Selama perkembangan
dan kemajuan Islam di Timur Tengah dilanjutkan untuk pelayanan di daerah-
daerah penting khususnya untuk penyakit-penyakit di Timur dan Barat.
Satu kunci perkembangan kedokteran Islam telah dikumpulkan dan dipelihara
sebagai ilmu pengetahuan kedokteran klasik. Untuk abad sebelum pendudukan
bangsa Arab pada tahun 636 setelah Nabi Isa lahir (tahun Masehi) ditemukan
sekolah kedokteran oleh Nestrorian Cristians diu Jundishapur, Persia, yang
memiliki tujuan penyelamatan terhadap ilmu pengetahuan Yunani dan
menerjemahkan banyak bentuk kerja ke dalam Bahasa Syria. Selanjutnya
dokter-dokter Nestarian ini menggunakan pengaruh yang besar terhadap para
Khalifah, mendorong bentuk penulisan tentang Yunani dan secara langsung
menerjemahkan program ilmu pengetahuan dari bahasa Syria ke Arab dalam
abad yang sama.
Dalam bidang kedokteran, Islam memiliki sejumlah teori dan penemuan klinis
melalui tulisan-tulisan di abad ke-2 oleh seorang dokter berkebangsaan Persia
bernama Ibnu Sina, yang lebih dikenal dengan sebutan Avicenna. Penilaian
sesuatu hal mengenai kedokteran mulai ditunjukkan dalam sebuah ensiklopedi
kedokteran untuk masa itu. Yang juga dikenal tentang tulisannya adalah Rhazes
Cal-Rhazi 860-932 khususnya karena tulisannya tentang cacar dan campak,
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 5
penyakit yang tidak dapat digambarkan oleh Hippocrates. Moses Mamonides
pada abad ke-7 adalah seorang dokter dan filsuf dari Kairo, yang telah
mendalami kedokteran Islam pada abad pertengahan serta sangat terkenal
peribahasanya dan etika kedokterannya. Islam sama-sama dipengaruhi oleh
perkembangan rumah sakit, menciptakan yayasan keduniawian untuk merawat
orang sakit.
Pendidikan kedokteran mulai bersifat formal, dengan adanya sekolah-sekolah
yang memberikan kurikulum kuliah dan diskusi di bawah bimbingan langsung
para dokter-dokter terkenal. Izin tersebut diberikan setelah pengajaran teori dan
latihan praktek klinik. Dokter-dokter Islam, ahli bedah, ahli penulangan dan ahli
farmasi diuji oleh ketua Khalifah yang seorang dokter atau oleh seorang
inspektur sebelum melakukan praktek. Perkembangan etika dan standar praktek,
sebelum melakukan praktek terus mendapat petunjuk dan adanya kepentingan
kerja untuk melangkah ke arah profesional dalam bidang karir kedokteran.
Politik Islam sangat mendominasi dan jaringan kerja perdagangan membantu
meningkatkan sejumlah penggunaan obat. Tanaman dan obat-obatan di Yunani,
Persia dan Hindu sepenuhnya dikumpulkan dan digunakan. Pada abad ke-2,
Al-Biruni menulis buku tentang farmasi 720 obat. Ahli kimia Islam juga
menyediakan sejumlah bahan-bahan metalik untuk pengobatan. Perkembangan
obat terus meningkatkan dan membutuhkan bahan-bahan pembuatan obat
secara farmasi atau kegunaan media slam pa
Akhir Abad Pertengahan
Di Eropa Tengah setelah abad ke-2, populasi cepat berkembang sebagai akibat
adanya urbanisasi, peningkatan perdagangan dan banyaknya orang yang
menunaikan ibadah haji, banyak pula timbul penyakit infeksi lepra, memuncak di
antara tahun 1200 dan 1300. Ketakutan dan kekhawatiran penderita terhadap
plague bubonic terjadi di Eropa pada tahun 1348 dan 1350, seringkali disebut
sebagai Black Death yang dapat membunuh 25 juta orang dan menciptakan
keadaan pemerintahan dan ekonomi menjadi kacau. Black Death pertama kali
terjadi setempat oleh karena adanya infeksi Dengan adanya pengurangan
tingkat pencemaran udara yang dapat membentuk keadaan epidemik dan
kemungkinan mengurangi terjadinya penghantaran penyakit.
Adanya pemisahan pada mereka yang disangka terkena penyakit terjadi di kapal
laut, pada biro perjalanan dan awak pesawat udara selama 40 hari yang dikenal
dengan istilah karantina yang dipercayai dapat menghilangkan racun-racun
secara efektif. Venisia di tahun 1348 dan Ragusa di tahun 1377 merupakan kota
pertama tempat karantina tersebut. Dilakukan pengontrolan aliran air, kebersihan
atau membakar bahan yang terkontaminasi serta menguburnya, digambarkan
sebagai upaya untuk melindungi masyarakat. Dimulai di abad ke-2, adanya
biara-biara kuno yang baru digunakan oleh perkumpulan organisasi gereja
dengan tujuan khusus merawat orang sakit. Rumah-rumah sakit baru didasarkan
pada bentuk Byzantin. Rumah sakit di abad pertengahan ini murni bersifat
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 6
keagamaan untuk perawatan spritual. Makanan dan minuman perawatan dan
selanjutnya pengobatan diberikan oleh dokter dan ahli bedah untuk pesakitan
yang membutuhkan dokter.
Setelah pertengahan abad ke-12, kerja para ilmuwan Islam seperti Canan
Avicena dan klinisi Rhazes juga diterjemahkan. Teori dan kualitas dasar
penjelasan kesehatan dan penyakit juga disebutkan. Perkembangan penting
adalah penyertaan pengobatan pada pengajaran di universitas secara dini. Untuk
pertama kalinya, dokter memperoleh suatu jabatan dalam pengobatan, adanya
pengakuan keabsahan yang lebih besar dan status keprofesionalan. Sekolah
pertama yang ada setelah abad ke-10 adalah Salerno, tapi pertumbuhan yang
nyata tentang sekolah ini ada di abad ke-13 dengan mendirikan tiga pusat utama
untuk pendidikan kedokteran yaitu Montpellier dan Paris di Prancis serta Bologna
di Italia. Pendidikan kedokteran di abad pertengahan menekankan pada teori,
penggunaan kata-kata kedokteran dan spekulasi filosofis, yang memberikan
kepada dokter kebebasan dan kekuasaan ketajaman dalam pendidikan bidang
hukum dan teologi.
R Re en na ai is sa an nc ce e
Periode epidemik plaque bubonic ada di kota-kota Eropa selama abad ke-15 dan
ke-16. Meskipun ukurannya lebih besar dari pada Black Death, namun
pemecahan masalahnya masih sulit diatasi sebagai dampak adanya rangsangan
pertumbuhan populasi. Disamping itu ditemukan adanya penyakit typhus, cacar
dan influensa yang juga dikenal di Inggris sebagai sakit berkeringat, hal ini
sangat terkenal khususnya di tahun 1880-an. Penyakit-penyakit baru seperti
syphilis, mulai menyebar di awal abad ke-16. Banyak penulis
mempermasalahkan keadaan ini di Amerika, menuntut para pengembara yang
terinfeksi penyakit tersebut oleh orang-orang Indian. Pertolongan diberikan
kepada masyarakat yang paceklik, penyakit ini hampir mengalami epidemik dan
frekuensinya mematikan. Hal yang patut disesalkan pada keadaan demiologis
merupakan kekuatan dokter untuk memperinci teori Miasma, yang merupakan
istilah yang diberikan untuk kerusakan udara yang berhubungan dengan ketidak-
nyamanan bau dan kerugian organik.
Di tahun 1546, seorang dokter berkebangsaan Italia bernama Girolamo
Fracastro menyimpulkan bahwa infeksi terlewati antara objek dan manusia
melalui penyebaran penyakit, melalui suatu sumber atau aksi racun pada jarak
tertentu. Kontaminasi berasal dari partikel-partikel atau seminaria, yang tidak
dikenal komposisi pembentuknya pada propagasi dan pembentukannya dalam
tubuh. Fracastro memiliki ide-ide yang luas dan membuat suatu dasar teori untuk
mengukur tingkat kesehatan masyarakat yang diarahkan pada pemisahan
penyakit dan mengelakkan kontaminasi.
Pembedahan terhadap manusia dimulai di abad ke-13 di Universitas Bologna.
Forensik dan pertimbangan medis segera dilakukan, dengan ahli hukum dan
dokter yang mencoba untuk membedakan penyebab-penyebab spesifik
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 7
kematian. Segera dilakukan bedah anatomi dan di tahun 1316 professor di
Bolognese yaitu Mondino de Luzzi pertama kali menulis tentang kerja anatomi
modern. Kebiasaan orang-orang Italia di Utara dalam melakukan bedah anatomi
dilanjutkan di abad berikutnya di Bologna, Padua, Florence, Pisa dan Venisia.
Mereka menggambarkan gambaran anatomis Galen, yang masih dapat
dibandingkan batasannya secara mutlak.
Di awal abad ke-16, dilakukan penggabungan keingin-tahuan bidang akademik,
bedah dan seni melukis tubuh manusia untuk merangsang studi anatomi. Di
Padua, Andreas Vesalius dengan teliti melakukan hal tersebut dan melakukan
bedah secara sistematik, dipublikasikan di tahun 1543 dalam bukunya yang
terkenal De Humani Corporis Febrica (struktur tubuh manusia). Gambaran teks
terbaik merupakan tonggak dalam evolusi ilmu pengetahuan kedokteran.
Pengembangan yayasan anatomi modern dan bedah hewan khususnya
diperuntukkan terhadap bedah kera kecil, sebagai ganti manusia. Di awal abad
ke-16, dilakukan penggabungan keingin-tahuan bidang akademik, bedah dan
seni melukis tubuh manusia untuk merangsang studi anatomi.
A Ab ba ad d k ke e- -1 17 7 abad pertengahan serta sangat terkenal peribahasanya
Dengan banyaknya penyakit infeksi secara permanen di kalangan masyarakat
Eropa, banyak orang mengembangkan jenis imunitas yang ada, sebagai akibat
ditemukan adanya epidemik penyakit yang sering kali terjadi. Hal ini terjadi
karena adanya komunikasi dan kontak perdagangan reguler, sehingga penyakit
dapat melalui perubahan yang beraneka ragam di tiap negara dan daerah. Orang
yang mendiami tempat tersebut akan binasa, syphilis masih dapat dicegah dan
menunjukkan tingkat penurunan dalam virulensinya. Plaque bubonic berlanjut
menjadi penyebab penyakit yang banyak terjadi di kota-kota hingga tahun 1660-
an tapi kemudian dapat diatasi, tak dijumpai keadaan ulangan penyakit seperti
penyakit yang menakutkan. Malaria terlihat berkurang di Eropa Utara, mungkin
sebagai hasil dari aktivitas ilmu pertanian yang intensif yang dapat menyebabkan
nyamuk berkembang biak dalam selokan.Hanya cacar dan typhus yang masih
menjadi ancaman kesehatan.
D Di i a ab ba ad d k ke e- -1 17 7, , t te eo or ri i m me ed di is s d di it te em mp pa at tk ka an n t te er rh ha ad da ap p f fu un ng gs si i k kl la as si ik k m ma an nu us si ia a d de en ng ga an n
i id de e- -i id de e y ya an ng g m me en nu un nj ju uk kk ka an n t tu ub bu uh h s se eb ba ag ga ai i m me es si in n m me en nu ur ru ut t h hu uk ku um m k ke ed do ok kt te er ra an n. .
S Su ud du ut t p pa an nd da an ng g t te er rs se eb bu ut t d di ig ga am mb ba ar rk ka an n o ol le eh h s se eo or ra an ng g f fi il ls su uf f R Re en ne e D De es sc ca ar rt te es s d da al la am m
b bu uk ku un ny ya a t te en nt ta an ng g m ma an nu us si ia a, , y ya an ng g d di ip pu ub bl li ik ka as si ik ka an n s se et te el la ah h i ia a w wa af fa at t d di i t ta ah hu un n 1 16 66 62 2. .
W Wi il ll li ia am m H Ha ar rv ve ey y m me em mp pu ub bl li ik ka as si ik ka an n t te en nt ta an ng g s si ir rk ku ul la as si i d da ar ra ah h, , y ya an ng g b be er rj ju ud du ul l g ge er ra ak k
j ja an nt tu un ng g d da an n d da ar ra ah h y ya an ng g d di it te er rb bi it tk ka an n d di i t ta ah hu un n 1 16 62 28 8. . T Te em mu ua an n i in ni i t ti id da ak k h ha an ny ya a
m me en ng gg ge es se er r t te em mu ua an n G Ga al le en n t ta ap pi i j ju ug ga a s sa am ma a- -s sa am ma a m me em mi il li ik ki i k ke ek ku ua at ta an n s su ud du ut t
p pa an nd da an ng g m me ek ka an ni is s p pa ad da a o or rg ga an ni is sm me e m ma an nu us si ia a. . J Ja an nt tu un ng g t te er rl li ih ha at t s se eb ba ag ga ai i b ba ad da an n
p po om mp pa a y ya an ng g t te er rt tu ut tu up p k ke et ta at t d de en ng ga an n b ba an nt tu ua an n k ka at tu up p. .
Sejarah mikroskopi dimulai dengan petunjuk bahan-bahan oleh Galileo, Marcello
Malpighi yang berasal dari Bologna yang menjelaskan tentang pembuluh darah
kapiler di tahun 1661. Selanjutnya Anton van Leowenhoek di Belanda
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 8
memperkenalkan mikroskop lensa tunggal dengan ukuran diameter 300 yang
digunakan untuk observasi sel-sel darah merah/spermatozoa, serabut otot dan
(di tahun 1683) dapat melihat adanya bakteri. Uji coba mikroskop dilakukan di
Inggris oleh Robert Hooke Anthonius Kirchner, seorang Pastur Perancis dan
dokter Fulda, yang berkebangsaan Jerman menggunakan mikroskop untuk
menyelidiki penyebab plaque.
A Ab ba ad d k ke e- -1 18 8
Terima kasih untuk kemajuan pertanian di Amerika seperti jagung dan kentang,
para peneliti Eropa terus meningkatkan penurunan paceklik. Kebutuhan
makanan mungkin dapat digunakan untuk menyangga penurunan penyakit dan
populasi yang terpapar, jelas terlihat di tahun 1750, terlihat tingginya angka
kematian bayi. Pembunuh terbesar ada pada penyakit lepra dan bubanic plaque,
tapi cacar, tuberculosis dan typhus dapat berlanjut menjadi lebih parah. Satu
dukungan yang perlu dicatat pada 60 juta manusia yang mati oleh karena cacar
di abad tersebut.
Penjelasan tentang ide-ide dan yang berkenaan dengan pemerintahan dapat
meningkatkan perkembangan kesehatan masyarakat. Adanya respon untuk
manusia menyimpulkan regulasi yang menggambarkan keamanan kesehatan
dan mengurangi penyakit. Pemerintah membentuk hukum kesehatan yang
diorganisir dengan monitoring dan pengetahuan masyarakat serta kebersihan
pribadi dari sejak lahir hingga meninggal. Keadaan medis yang menunjukkan
program kesehatan dibuat oleh Johann P. Frank seorang dokter berkebangsaan
Jerman. Meskipun hal tersebut menarik tapi tak dapat diterapkan sasarannya.
Fungsi ini dan tulisan tentangnya menunjukkan faktor sosio-ekonomi yang
mempengaruhi kesehatan
A Ab ba ad d k ke e- -1 19 9: : B Ba an ng gk ki it tn ny ya a I Il lm mu u K Ke ed do ok kt te er ra an n
Sekolah Klinik Perancis
Kedokteran modern lahir di Sekolah Kedokteran Paris pada pertengahan
pertama abad ke-19. Kedokteran Perancis berkembang dan dijalankan terutama
di rumah-rumah sakit. Lembaga ini, terletak di daerah-daerah perkotaan,
memainkan suatu peran yang semakin besar lagi dalam penyembuhan karena
orang-orang miskin yang sakit mencari pertolongan atas penyakit ringan yang
biasanya menyebar pada saat iklim kota kurang sehat. Revolusi kedokteran
Prancis membuat suatu perubahan fundamental dalam pendekatannya. Dokter-
dokter berhenti berspekulasi perihal kemungkinan penyebab penyakit dan
langsung mengadakan hubungan klinis dengan ribuan pasien yang memadati
rumah-rumah sakit di kota Paris. Analisis mengenai gejala-gejalanya melalui
pengamatan di tempat-tidur disatukan dengan uraian sistematis atas perubahan-
perubahan patologis ditemukan pada tabel autopsi dari mereka-mereka yang
meninggal karena penyakit mereka. Di antara perintis besar bidang kedokteran
baru tersebut adalah Pierre Cabanis dan Philippe Pinel. Penekanan terhadap
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 9
pengamatan dokter pada orang sakit merangsang munculnya pengembangan
diagnosis praktis. Hingga waktu itu para penyembuh telah lama bersandar
terutama pada sejarah pasien mereka dan hanya melakukan pemeriksaan
kursor dan palpasi. Begitupun, karena kemajuan anatomi patologis yang
berangsung-angsur, gejala-gejala penyakit pun ditelusuri balik terhadap
kemungkinan perubahan struktural pada berbagai organ tubuh. Di antara metode
pertama adalah perkusi/pukulan langsung, dikembangkan tahun 1808 oleh Jean
N. Corvisart, berdasarkan pada karya sebelumnya oleh warga Austria Leopold
Auenbruggean. Kemajuan lebih lanjut terjadi dengan ditemukannya steteskop
oleh Rene T. H. Laennec tahun 1818, dan juga perkusi tak-langsung dengan
suatu plessimeter yang dirancang oleh Pierre A. Piorry tahun 1826.
S Sa an ni it ta as si i
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat di kebanyakan negara-negara Eropa
dan di sebagian kota Amerika pada abad itu jauh melampaui kemampuan
mereka untuk penyediaan atas perumahan yang memadai, makanan dan air
bersih, dan pembuangan limbah-air dan kotoran sampah yang memadai, dipacu
oleh peluang untuk pekerjaan yang dipersiapkan melalui Revolusi Industri dan
kebutuhan layanan perkotaan, ribuan warga datang ke daerah-daerah
metropolitan. Kondisi sanitarian yang tak memadai, khususnya di perkampungan
miskin, menciptakan kondisi yang mendukung terjadinya epidemik dari penyakit
thypus dan demam kambuhan, keduanya sampai terbawa kepada manusia
melalui kutu. Demam tifoid dan disentri munculnya dari sumber air yang
terkontaminasi. Dan empat pandemiks kolera yang menghancurkan, suatu
penyakit pencernaan yang sangat letal, menjalar melalui Eropa dan negara
Amerika tahun 1830-1838, 1848-1853, 1856-1875, dan 1884-1894.
Ketika karantina tradisional dan cara pengasingan dinilai gagal, para reformis
sanitarian dipaksa memikirkan masalah-masalah sosial menyangkut perumahan
yang tidak memadai, kondisi kerja yang mengkhawatirkan, dan kemiskinan.
Penyakit yang ditemukan menjadi masalah biologis dan sosial. Karena wawasan
yang dangkal mengenai masa lampau, perjuangan dan pengorbanan terhadap
persediaan air tercemar, pembuangan limbah yang tak memadai dan
pembuangan sampah, makanan yang terkontaminasi terjadi secara umum. Ini
adalah langkah nyata pertama dalam memperbaiki kondisi lingkungan dan
dengan demikian akan jauh dari dampak penyakit.
Sekolah Jerman
Pada 1830-an, kedokteran Jerman mulai menganggap posisinya paling jaya
karena bergerak di luar upaya-upaya yang telah mendefinisikan secara klinis dan
patologis gejala penyakit. Masih sebagian mengikuti penyebutan upaya filosofis
yang ditujukan untuk mendapatkan suatu pandangan luas mengenai sifat dan
mempelajari asas-asas dasarnya. Dokter-dokter Jerman datang untuk bekerja.
Penelitian dalam embriologi, anatomi mikroskopis, anatomi komparatif dan
patologis, dan fisiologi berkembang pesat. Dalam kedokteran klinis, Johann L.
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 10
Schoenlein adalah pendiri dari suatu pendekatan baru di tempat-tidur yang
menggabungkan metode Perancis dengan diagnosa fisik, pemeriksaan kimia dan
mikroskopis. Peralatan diagnostik baru memperkuat kemampuan untuk benar-
benar memvisualisasikan penyakit.
Tahun 1851, Helmholtz menguraikan tentang opthalmoscope, sebuah alat yang
sanggup secara langsung menunjukkan penyakit mata dan mengukur
keakuratan visual. Berhasilnya membentuk suatu laryngoscope oleh Johann N.
Czermak tahun 1857 memungkinkan pemeriksaan kerongkongan dan khususnya
larynx dan pita-pita suara. Penggunaan peralatan dalam kedokteran membantu
menetapkan standar kesehatan dan memberi kepastian lebih tinggi untuk
diagnosis. Perlunya orang-orang yang cakap untuk mengoperasikan peralatan
dan mengetahui data yang diberikan menuntut pelatihan lebih lanjut dan
memberi sumbangan terhadap spesialisasi kedokteran dan perkembangan karir
kesehatan para medis. Semakin meningkatnya ketersediaan dan biaya teknologi
ini memaksa adanya perubahan signifikan dalam hubungan pengobatan dokter-
pasien, kalau sakit baru mendatangi tenaga untuk penyembuh di rumah-rumah
sakit yang perlengkapannya memadai.
Teori Kuman
Salah satu dari kemajuan fundamental pada kedokteran abad ke-19 adalah
penemuan dan diterimanya teori kuman penyakit. Sejak masa Hipocrates, faktor-
faktor lingkungan hidup telah diakui ada mempengaruhi munculnya penyakit
menular. Walaupun spekulasi mengenai kontagious hidup atau bibit cacing
kadang-kadang sering merupakan ketidak-sanggupan secara jelas
memvisualisasi organisme yang terus-menerus menghambat penelitian mereka.
Sebenarnya, perilaku klinis dari kebanyakan epidemik abad ke-19 seperti demam
berdarah, kolera, tipus, dan demam tifoid makin memperjelas kesan bahwa
semuanya itu bukanlah kontagious langsung, melainkan, hal itu bisa dipercaya
bahwa penyakit ini adalah akibat daripada adanya epidemik tertentu atau
perubahan-perubahan pada udara.
Penelitian-penelitian pada 1840-an oleh sejumlah kimiawan, termasuk Justus
von Liebig, merumuskan bahwa baik kontagion dan miasma adalah fermen,
partikel-partikel yang memproduksi sendiri komposisi bahan kimia yang muncul
selama dekomposisi daripada bahan organik. Pada saat yang sama, pakar
anatomis Jacob Henle mengatakan bahwa bahan kontagious adalah hidup dan
bertindak bagaikan parasit setelah menyerang tubuh. Syukurlah atas karya Louis
Pasteur, seorang kimiawan Perancis, fermentasi dan putrefaction ditunjukkannya
antara 1857 dan 1860 untuk ditengahi melalui mikro-organisme hidup. Pada
dekade berikutnya, Pasteur juga mempelajari generasi spontan dan meletakkan
dasar-dasar terhadap penolakan perlahan-lahan teori tersebut. Riset tahun 1870-
an oleh baik Pasteur dan Robert Koch, seorang dokter Jerman, berpusat pada
anthrax suatu penyakit mematikan, yang umum pada hewan, dengan
pertumbuhan suatu basillus tertentu.
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 11
Teknik-teknik baru untuk menyokong dan mendapatkan kultur murni bakteri
tertentu secara lebih lanjut memajukan bidang tersebut dan mendorong pada
pembentukan dalil Koch, kriteria yang dituntut untuk mengidentifikasi mikro-
organisme tertentu sebagai penyebab daripada penyakit infeksi tertentu. Dua
dekade terakhir abad tersebut menyaksikan suatu rangkaian spektakuler
penemuan-penemuan bakteriologis, termasuk bahan-bahan yang bertanggung-
jawab terhadap tuberkulosis, demam tifoid, leprosi, malaria, kolera, difteria,
pneumonia, dan gonorrhoea.
Kedokteran Pencegahan
Sejarah dan Perkembangan Imunisasi
I Im mu un ni is sa as si i m me er ru up pa ak ka an n u up pa ay ya a y ya an ng g p pe en nt ti in ng g d da al la am m p pe en nc ce eg ga ah ha an n p pe en ny ya ak ki it t. . Di abad-
abad sebelumnya, imunisasi masih belum begitu berkembang atau belum
dikenal sama sekali. Kebingungan dan kerisauan di kalangan masyarakat dan
para ahli kesehatan. Perkembangan Ilmu Kedokteran, sebelum konsep tentang
penyakit menular diterima, telah diupayakan cara pencegahan perluasan
penyakit dengan tindakan karantina. T Th hu uc cy yd di id de es s y ya an ng g h hi id du up p s se ek ki it ta ar r t ta ah hu un n 5 50 00 0
S S. .M M. . Di Athena suatu epidemi penyakit tifus dan pes, penderita dibiarkan
terlantar, tidak dirawat, dan akhirnya meninggal karena orang takut mendapat
penularan. Tetapi ternyata juga didapatkan bahwa mereka yang sembuh tidak
akan mendapat penyakit tersebut untuk kedua kalinya, dan orang-orang inilah
yang berani merawat penderita yang sedang sakit. Belakangan ditemukan suatu
metoda pencegahan terhadap penularan penyakit, seperti penyakit smallpox
(cacar) yang telah dikenal sejak zaman dulu di India dan Cina. Mereka percaya
bahwa infeksi yang dibuat dapat memberikan kekebalan atau menghindarkan
kematian maupun cacat yang akan timbul akibat penyakit tersebut
D Di i Z Za am ma an n D Di in na as st ti i T Tc ch he eo ou u ( (1 11 12 22 2 S S. .M M. .) )
Di Cina cacar dikenal dengan nama "tai-tou". Pada 590 S.M. mereka telah
melakukan inokulasi dengan cara memindahkan materi dari pustula penderita
cacar ke mukosa hidung orang sehat dengan menggunakan bambu. Hal yang
sama juga dilakukan di Turki. L La ad dy y M Ma ar ry y W Wo or rt tl le ey y M Mo on nt ta ag gu u, isteri duta besar
Inggris di Constantinopel, Turki, mengamati/memperhatikan tindakan inokulasi
yang dilaksanakan di sana, yakni pemindahan materi dari seorang penderita
cacar ke orang lain yang sehat. Tindakan ini pada saat itu disebut dengan istilah
"Variolation". Hal ini diperkenalkannya di Eropa Barat pada tahun 1718 dan mulai
saat itu disebarluaskan pula di Inggris. D Di i I In ng gg gr ri is s p pa ad da a p pe er rt te en ng ga ah ha an n a ab ba ad d k ke e- -
1 18 8 t telah meluas kepercayaan di kalangan para pemerah susu, bahwa mereka
yang telah terkena cowpox tidak akan lagi terkena smallpox. B Be en nj ja am mi in n J Je es st ty y
m me er ru up pa ak ka an n v va ak ks si in na at to or r p pe er rt ta am ma a, , y ya an ng g m me em mi in nd da ah hk ka an n b ba ah ha an n d da ar ri i c co ow wp po ox x k ke e
t ta an ng ga an n i is st te er ri in ny ya a d da an n d du ua a o or ra an ng g p pu ut tr ra an ny ya a. . K Ke el lu ua ar rg ga a J Je es st ty y a ak kh hi ir rn ny ya a s se ec ca ar ra a
a al la am mi ia ah h m me en nj ja ad di i r re es si is st te en n t te er rh ha ad da ap p s sm ma al ll lp po ox x. . B Ba ah hk ka an n k ke ed du ua a p pu ut tr ra an ny ya a t te et ta ap p
r re es si is st te en n t te er rh ha ad da ap p s sm ma al ll lp po ox x w wa al la au up pu un n d di il la ak ku uk ka an n i in no ok ku ul la as si i s sm ma al ll lp po ox x b be eb be er ra ap pa a
t ta ah hu un n k ke em mu ud di ia an n. .
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 12
E Ed dw wa ar rd d J Je en nn ne er r ( (1 17 74 49 9- -1 18 82 23 3) ), , dari Inggris menemukan hal yang sangat penting. la
membuktikan tentang adanya "Cross protection" antara cowpox dengan
smallpox. Diamatinya bahwa pada suatu epidemi cacar, mereka yang telah
mendapat infeksi dengan cowpox tidak akan terkena infeksi smallpox (cacar)
tersebut. Untuk menguji kebenaran ini, Jenner melakukan inokulasi pada anak
laki-laki bernama James Phipps dengan cairan nanah dari lesi seorang anak
wanita yang sedang menderita cowpox. Delapan minggu kemudian (ada yang
mengatakan 6 minggu), anak tadi diberikan lagi inokulasi dengan cairan nanah
yang mudah menular dari seorang yang sedang menderita smallpox. Ternyata
James Phipps tidak jatuh sakit; tindakan yang sama diulang kembali setelah
beberapa bulan kemudian dan tidak timbul kelainan apapun.
P Pa as st te eu ur r m me em mb bu uk kt ti ik ka an n b ba ah hw wa a p pe er rl li in nd du un ng ga an n t te er rh ha ad da ap p p pe en ny ya ak ki it t d da ap pa at t d di ih ha as si il lk ka an n
d de en ng ga an n m me en ng gi in nj je ek ks si ik ka an n k ku um ma an n y ya an ng g t te el la ah h d di il le em ma ah hk ka an n, , y ya an ng g n na an nt ti in ny ya a a ak ka an n
m me en ni i m mb bu ul lk ka an n i in nf fe ek ks si i y ya an ng g t te en na an ng g ( (r ri in ng ga an n) ). . N Na am mu un n b be eg gi it tu u, , p pe em mb be er ri ia an n v va ak ks si in na as si i
p pe er rt ta am ma a s se ek ka al li i p pa ad da a m ma an nu us si ia a b ba ar ru u d di il la ak ks sa an na ak ka an n p pa ad da a t ta ah hu un n 1 18 88 85 5. . P Pa ad da a s sa aa at t i it tu u
P Pa as st te eu ur r m me en nj ju um mp pa ai i s sa at tu u k ka as su us s y ya an ng g b be er ra at t o ol le eh h g gi ig gi it ta an n a an nj ji in ng g, , y ya ai it tu u s se eo or ra an ng g a an na ak k
y ya an ng g b be er rn na am ma a J Jo os se ep ph h M Me ei is st te er r. . D Di ib be er ri ik ka an nn ny ya a v va ak ks si in na as si i t te er rh ha ad da ap p r ra ab bi ie es s p pa ad da a
a an na ak k t te er rs se eb bu ut t y ya an ng g s se eb be el lu um mn ny ya a t te el la ah h d di ic co ob ba a s se ec ca ar ra a b be er rh ha as si il l p pa ad da a a an nj ji in ng g. .
W Wr ri ig gh ht t ( (1 18 89 96 6) ) T Tentang Killed Antityphoid Vaccine
P Pa ad da a t ta ah hu un n 1 19 91 15 5, , W Wi id da al l m me er re ek ko om me en nd da as si ik ka an n p pe en ng gg gu un na aa an n " "t tr ri ip pl le e v va ac cc ci in na at ti io on n" ", ,
y ya ai it tu u g ga ab bu un ng ga an n E Eb be er rt th h b ba as si il l d de en ng ga an n b ba as si il l p pa ar ra at ty yp ph ho oi id d A A d da an n B B. . K Ko oc ch h p pa ad da a t ta ah hu un n
1 18 88 84 4 m me en ne em mu uk ka an n V Vi ib br ri io o c ch ho ol le er ra a d da an n p pa ad da a t ta ah hu un n 1 18 89 92 2. . F Fe er rr ra an n, , d di ii ik ku ut ti i o ol le eh h
H Ha af ff fk ki in ne e m me el la ak ku uk ka an n v va ak ks si in na as si i d de en ng ga an n m me en ng gg gu un na ak ka an n b ba as si il l y ya an ng g h hi id du up p. . H Ha as si il l
p pe em mb be er ri ia an n v va ak ks si in na as si i p pe er rt tu us si is s d di il la ap po or rk ka an n p pa ad da a t ta ah hu un n 1 19 92 23 3 o ol le eh h M Ma ad ds so on n, ,
k ke em mu ud di ia an n R Ra am mo on n m me en ne em mu uk ka an n t to ok ks so oi id d d di if ft te er ri i y ya an ng g d di ii ik ku ut ti i d de en ng ga an n p pe en ne em mu ua an n
t to ok ks so oi id d t te et ta an nu us s, , s se ed da an ng gk ka an n C Ca al lm me et tt te e d da an n G Gu ue er ri in n m me en ne em mu uk ka an n B BC CG G. .
Perjalanan Penyakit Sebelum Abad Ke-21
Perkembangan penyakit di dunia selama satu abad (1900-1999) belakangan ini
cukup beragam. Hal ini terlihat dari dinamika yang cukup menarik antara
munculnya suatu penyakit, baik yang baru maupun yang lama, dengan
berhasilnya suatu penyakit dilenyapkan di muka bumi ini. Sejarah kesehatan
memang telah mencatat kesuksesan umat manusia pada abad ke-20 lalu dalam
melenyapkan penyakit cacar dari daftar penyakit yang menyerang manusia di
muka bumi. Namun demikian, keberhasilan itu bukanlah gambaran utuh dari
dunia kesehatan abad ke-20. Sebagian besar dinamika perkembangan penyakit
dalam kancah dunia kesehatan sebenarnya menunjukkan wajah kelam karena
'roboh'-nya berjuta-juta manusia akibat keganasan penyakit. Hal ini disebabkan
oleh percepatan perkembangan penyakit, yang umumnya lebih cepat
dibandingkan dengan upaya umat manusia dalam memerangi penyakit tersebut.
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 13
Di balik keberhasilan dalam memutuskan rantai transmisi alamiah dari penyakit
cacar di seluruh dunia tersebut, misalnya ternyata usaha serta waktu yang di-
butuhkan tidak mudah dan cepat. Keberhasilan itu baru dapat dicapai setelah
WHO melakukan kampanye secara intensif selama 13 tahun. Berdasarkan
catatan sejarah kesehatan, peristiwa tersebut merupakan pertama kalinya umat
manusia berhasil menyelesaikan sebuah masalah kesehatan masyarakat yang
sangat sulit. Dalam waktu dekat, pemberantasan penyakit polio juga akan
menyusul kesuksesan pemberantasan penyakit cacar. Sementara itu gambaran
kesehatan masyarakat dunia yang lebih utuh terlihat dari fakta menyedihkan
yang harus dihadapi oleh dunia kesehatan abad ke-20 dan 21, khususnya pada
negara-negara berkembang dan terbelakang, termasuk Indonesia. Fakta
tersebut adalah adanya problematika berbagai penyakit infeksi, kekurangan gizi,
dan penyakit karena buruknya sanitasi lingkungan yang tidak kunjung selesai.
Dalam hal penyakit kekurangan gizi saja tercatat delapan juta anak-anak
Indonesia yang mengalami gizi buruk akibat krisis ekonomi. Kondisi tersebut
mengancam terjadinya lost generation yang berakibat fatal bagi perkembangan
bangsa bila keadaan itu terus berlanjut.
Di Indonesia, penyakit infeksi yang problematikanya tidak kunjung selesai cukup
banyak jumlahnya. Di antaranya adalah Tb, kusta, dan demam berdarah. Tb
merupakan salah satu contoh konkrit sulitnya menanggulangi penyakit-penyakit
infeksi tersebut. Penyakit Tb di Indonesia merupakan pembunuh nomor satu.
Sejak ditemukannya kuman Tb oleh Robert Koch pada 1882, disusul dengan
penemuan obatnya pada 1940, kemudian ditemukan obat Tb yang ampuh pada
1970. Penyakit ini tetap saja tidak pernah sirna di Indonesia. Di Indonesia, setiap
tahunnya terdapat 175.000 penderita Tb yang sebagian besar berada dalam usia
produktif. Kondisi tersebut dapat dianologikan dengan korban akibat pesawat
jatuh. Bila setiap pesawat mengangkut 350 penumpang maka setiap tahunnya
akan jatuh 350 pesawat. Masih bercokolnya penyakit Tb di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, selain disebabkan oleh masih rendahnya tingkat
sosial-ekonomi penduduk juga disebabkan oleh adanya resistensi terhadap obat
Tb.
Penutup
Pada saat sekarang ini selain penyakit yang utama ini tetap ada di tengah-
tengah masyarakat (emerging deseases), ada kelompok penyakit yang muncul
kembali (re-emerging deseases) dan ledakan penyakit baru atau disebut dengan
istilah new emerging deseases. Oleh karena itu pada saat ini masalah penyakit
jauh lebih rumit.
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008
Chairuddin P. Lubis: Sejarah Ilmu Kedokteran - 14
Rujukan
Ajjan, N. History. In Ajjan (ed), Vaccination, 2
nd
ed. Lyon: Institut Merieux, 1986.
pp. 5-6.
Encyclopaedia Britanica: Smallpox and Digitalis, vol.15. Chicago: William
Benton-Publisher, 1970). p. 98.
Encyclopaedia Britanica: Vaccination, vol. 22. Chicago: William Benton-
Publisher, 1970). p. 833.
Encyclopedia Americana: Smallpox, International Ed., vol. 25. Americana
Corporation, 1971. p. l07.
Encyclopedia Americana: Vaccines and Vaccination, International Ed., vol. 25.
Americana Corporation, 1971. p. l07.
Fulginiti, V. A. History and overview. In Fulginiti (ed), Immunization in Clinical
Practice, Philadelphia: J. B. Lippincot, 1982. p.1.
Jenner, Edward. Encyclopaedia Britanica, vol. 12. Chicago: William Benton-
Publisher, 1970). p. 998.
Suyitno, Hariyono. Peranan Pencegahan Penyakit Dalam Peningkatan Tumbuh
Kembang Anak. Pidato pengukuhan diucapkan pada peresmian
penerimaan Guru Besar dalam mata pelajaran Ilmu Kesehatan Anak pada
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, 27 Mei 1989.
p. 19.
Underwood, E. A., Thompson, W. A. R., and Ogivic, W .H. History of medicine
and surgery. In Hutchins (ed), Encyclopaedia Britanica, vol. 15. Americana
Corporation, 1971. pp. 93-105.
1.
2. klkkkjj
Kgggggg
Chairuddin P. Lubis : Sejarah Ilmu Kedokteran, 2008
USU e-Repository2008

You might also like