You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pancaindera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas. Oleh karena itu, banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan di amati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan, terutama dalam bidang geologi adalah

Mikroskop . Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati obyek yang sangat halus sekalipun. Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu dan dengan bermacam kelengkapannya pula. Mikroskop yang sering digunakan dalam geologi untuk mengamati preparat batuan adalah Mikroskop Cahaya jenis mikroskop polarisasi baik yang berlensa tunggal atau yang dikenal dengan Mikroskop Monokuler maupun yang berlensa okuler ganda atau yang dikenal dengan Mikroskop Binokuler. Preparat batuan yang akan diamati dengan mikroskop cahaya harus

berukuran kecil dan tipis, agar dapat ditembus oleh cahaya (sinar matahari atau lampu). Adapun ciri-ciri mikroskop cahaya sebagai berikut (Purnomo, 2005): 1. Mikroskop cahaya biasanya digunakan untuk mengamati morfologi.

2. Mikroskop cahaya menggunakan cahaya sebagai sumber penyinaran. 3. Preparat (sediaan) harus tembus cahaya supaya dapat diamati dengan jelas. 4. Objek dapat diamati dalam keadaan hidup atau mati. 5. Pengamat dapat mengamati langsung melalui lensa okuler. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Praktikum Adapun maksud dari praktikum Mineral Optik Mikroskop Polarisasi adalah : Praktikan dapat mengetahui dan memahami setiap bagian bagian dari mikroskop Polarisasi beserta fungsinya masing masing sebelum digunakan dalam mendeskripsi mineral mineral yang ada dalam sayatan sampel batuan dalam praktikum Mineral Optik . 1.2.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum Mineral Optik acara Pengenalan Mikroskop Polarisasi, adalah: 1. Mengetahui dan memahami perbedaan mikroskop polarisasi dan binokuler 2. Mengetahui dan memahami bagian bagian dan fungsi mikroskop poalarisasi 3. Mengetahui sifat sifat bayangan pada mikroskop polarisasi pada acara Pengenalan

1.3 Alat dan Bahan 1.3.1 Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum Mineral Optik pada acara Pengenalan Mikroskop Polarisasi, adalah: 1. Format praktikum 2. Pensil 3. Penghapus 4. Mistar 5. Lap kasar 6. Lap halus 1.3.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum Mineral Optik pada acara Pengenalan Mikroskop Polarisasi adalah sebuah mikroskop polarisasi. 1.4 Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja pada praktikum Mineral Optik acara Pengenalan Mikroskop Polarisasi adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan alat yang digunakan dalam percobaan pengenalan mikroskop polarisasi, 2) Membuat bon alat yang digunakan untuk meminjam mikroskop polarisasi,

3) Mengambil mikroskop polarisasi dengan cara memegang lengan mikroskop dan menaruhnya dimeja yang sudah tersedia lap kasar/lap halus, 4) Menggambar mikroskop polarisasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mikroskop Mikroskop adalah alat optik untuk mengamati benda- benda yang sangat kecil, misalnya rambut, bakteri dan sel sehingga tampak jelas. Mikroskop sederhana terdiri dari dua buah lensa positif (cembung). Lensa positif yang berdekatan dengan mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai lup. Lensa positif yang berdekatan dengan benda disebut lensa objektif. Jarak titik api lensa objektif lebih kecil dari pada jarak titik api lensa okuler. Ilmu pengetahuan mineralogi menitikberatkan pada studi tentang

pengamatan dan pendeskripsian minera-mineral penyusun batuan yang merupakan litologi dari permukaan bumi. Dengan kemampuan mata manusia yang terbatas maka untuk pengamatan mineral penyusun batuan lebih lanjut harus menggunakan alat yaitu mikroskop. Yang dimaksud di sini adalah mikroskop polarisasi yang berbeda dengan mikroskop biasa, dimana mikroskop biasa hanya memperbesar benda yang diamati. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya yang dibelokkan atau terbias, bukan cahaya terpantul. 2.2 Jenis-Jenis Mikroskop

2.2.1 Mikroskop Cahaya Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa obektif yang bias dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin datar ataupun cukung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin in akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah specimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler, merupakan lensa likrskop yang terdpat dibagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfugsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali.Lensa kondensor berfungsi untukk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus, sehinga pengaturrnnya tepat akan diperoleh daya

pisah maksimal, dua benda menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik. 2.2.2 Mikroskop Stereo Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya ssehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasannya 3 kali, sehingga prbesaran objek total minimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lenda objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengaturan focus objek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengaturan perbesaran terletak diatas pengatur fokos. 2.2.3 Mikroskop Elektron Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan peambesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki

kemampuan pembesaran objek serta resolusiyang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetikmyang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Macam macam mikroskop elektron: 1) Mikroskop transmisi elektron (TEM) 2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) 3) Mikroskop pemindai electron 4) Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM) 5) Mikroskop refleksi elektron (REM) 2.2.4 Mikroskop Ultraviolet Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Batas daya pisah lalu menjadium. Karena cahaya ultra violet tak dapat dilihat oleh mata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari. 2.3 Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop Sifat bayangan pada mikroskop di tentukan pada 2 lensa, yaitu lensa objekif dan lensa okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan maya, terbalik dan diperkecil. Sedngkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar. Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fkus

lensa objektif. Sedangkan mata kita tepat berada I lensa okuler. Mata pengamat berda dibelakang lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okule tepat di titik focus ensa okuler dinamakan pegamat secara rilks dan pengamatan dilakukan secara terakomendasi bila bayangan objektif berada diruang etama okuler. Mikroskop yang terdiri dari lensa positif bayangan akhir barada jauh tak terhingga, yang memiliki sifat bayangan diperbesar, maya dan tegak. 2.4 Resolusi dan magnifikasi Resolusi adalah kemampuan sistem optikal untuk membedakan detil sangat kecil pada suatu spesimen (sebagai jarak terkecil antara 2 poin yang berdekatan dimana mereka dapat dibedakan dalam 2 bagian yang berbeda. Resolusi ditentukan oleh: a. Kemampuan mengumpulkan cahaya (numerical aperture atau N.A) lensa NA = n x sin b. Panjang gelombang () cahaya yang digunakan Resolusi = 0.61 x / NA

BAB III PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN

Bagian-bagian mikroskop secara garis besar ada tiga yaitu tubus atas , tubus tengah dan tubus bawah A. Bagian mikroskop tubus atas Adapun bagian mikroskop tubus atas adalah: 1) Eye peace, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan mata pada saat Pengamatan 2) 3) Lensa okuler, berfungsi untuk melihat objek yang akan di teliti Dioptring, untuk memperjelas bayangan benda dalam pengamatan mikroskop dan mengatur posisi lensa okuler 4) Pin hole, mengatur gelap terangnya lensa amici Bertrand

5) Lensa amici Bertrand berfungsi memusatkan penglihatan pada titik nilai skala analisator 6) Pengunci tubus atas bagian atas berfungsi untk kmengunci tubus atas bagian atas 7) Analisator, berfungsi pada saat pengamatan nikol silang, dimana untuk mendapatkan warna absorbs maksimum 8) Pengunci skala analisator, berfungsi untuk mengunci kedudukan analisator 9) Skala analisator, berfungsi untuk menunjukkan nilai kedudukan analisator 10) Skala nonius analisator, berfungsi untuk menunjukkan nilai kedudukan analisator secara detail 11) Kompensator, berfungsi pada penentuan WI maksimum, bias rangkap dan TRO, pada kompensator juga terdapat 3 bagian yang terdiri atas keeping gips, keeping mika, dan baji kuarsa 12) Keeping gips (530 nm), berfungsi untuk menentukan tambahan dan pengurangan warna interferensi yang mempunyai harga 530 nm 13) Keeping mika (1/4 50 nm), berfungsi untuk menentukan harga bias rangkap dan warna interferensi yang tinggi pada Kristal yang mempunyai harga 50 nm 14) Baji kuarsa, berfungsi untuk menentukan penambahan dan

pengurangan warna interferensi yang mempunyai harga 0,009 mm

15) Pengunci tubus atas bagian tengah, berfungsi untuk mengunci tubus atas bagian tengah dari tubus atas 16) Mikrophometri, berfungsi untuk mengambil gambar dari sayatan tipis batuan 17) Tabung halogen, berfungsi pada saat pengamatan mineral bijih 18) Cincin tabung halogen, berfungsi sebagai letakan lensa pada tabung halogen 19) Lensa tabung halogen berfungsi untuk melihat mineral bijih 20) Dusty cup, berfungsi sebagai pembersih tabung halogen 21) Pengunci tubus atas bagian bawah, berfungsi untuk mengunci tubus atas bagian bawah dari tubus tengah B. Bagian mikroskop tubus tengah Adapun bagian mikroskop tubus tengah adalah: 22) Lengan mikroskop, berfungsi sebagai penyangga tubus atas dan tubus tengah serta sebagai pegangan pada saat mikroskop diangkat 23) Pengarah halus, berfungsi untuk mengatur kedudukan meja objek dalam skala kecil 24) Pengarah kasar, berfungsi untuk mengarut kedudukan meja objek dalam skala besar 25) Skala pengarah halus sebgai penunjuk kedudukan pengarah halus 26) Skala pengarah kasa sebagai penunjuk kedudukan pengarah kasar 27) Revolver berfungsi untuk mengatur kedudukan lensa objektif

28) Lensa objektif perbesaran 5x berfungsi untuk memperbesar 5x kenampakan objek 29) Lensa objektif perbesaran 10x berfungsi untuk memperbesar 10x kenampakan objek 30) Lensa objektif perbesaran 20x berfungsi untuk memperbesar 20x kenampakan objek 31) Lensa objektif perbesaran 100x berfungsi untuk memperbesar 100x kenampakan objek 32) Meja objek berfungsi sebagai tempat tempat meletakkan objek atau preparat pada saat pengamatan 33) Lubang meja objek berfungsi sebagai lubang yang meneruskan cahaya dari kondensator ke preparat 34) Penjepit preparat berfungsi untuk menjepit preparat saat pengamatan 35) Skala meja objek berfungsi sebagai penunjuk kedudukan meja objek 36) Skala nonius meja objek berfungsi sebagai penunjuk nilai kedudukan meja objek secara detail 37) Pengunci meja objek berfungsi untuk mengunci meja objek 38) Pengarah sumbu absis berfungsi untuk mengarahkan kedudukan sumbu x 39) Pengarah sumbu ordinat berfungsi untuk mengarahkan kedudukan sumbu y 40) Skala absis menunjukkan nilai sumbu x 41) Skala ordinat menunjukkan nilai sumbu y

42) Skala nonuis absis menunjukkan nilai sumbu x secara detail 43) Skala nonius ordinat menunjukkan nilai sumbu y secara detail 44) Subtage unit merupakan bagian dimana terdapat diafragma, kondensor, pengarah vertical subtage unit, pengarah horizontal subtage unit, skala bukaan diafragma, pengunci substage unit, bukaan diafragma, dan diapolarizer 45) Diafragma berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk pada kondensor 46) Kondensor berfungsi untuk menampilkan sinar sehingga preparat dapat terlihat dengan jelas 47) Diapolarizer berfungsi untuk menyerap cahaya secara mengutub dan kuat sehingga bergetar hanya pada satu arah 48) Sekrup pegarah Diapolarisedberfungsi untuk mengarahkan

diapolariser 49) Skala bukaan diafragma berfungsi untuk menunjukkan nilai kedudukan bukaan diafragma. 50) Sekrup pengatur kesenteringan subtage unit 51) Pengunci substage unit berufungsi untuk mengunci substage unit C. Bagian mikroskop tubus bawah Adapun bagian mikroskop tubus bawah adalah 52) Illuminator berfungsi untuk menangkap dan meneruskan sinar yang datang dari sumber cahaya (lamp socket)

53)

Pengarah illuminator berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya masuk ke illuminator

54) Selubung illuminator berfungsi sebagai pelindung illuminator 55) Brightness control dial untuk mengatur terang gelapnya cahaya lampu 56) Kabel penghubung untuk mngalirkan arus listrik ke mikroskop 57) Kaki mikroskop berfungsi sebagai penyangga keseluruhan dari mikroskop 58) Orientation Plate, untuk mengetahui letak mineral sejajar Analisator atau Polarisator 59) Lamp socket, berfungsi sebagai sumber cahaya pada mikroskop polarisasi

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum Mineral Optik acara Pengenalan Mikroskop Polarisasi adalah sebagai berikut:

1) Mikroskop polarisasi adalah Mikroskop yang menggunakan cahaya terbias/ dibelokkan, bukan cahaya terpantul 2) Mikroskop polarisasi adalah jenis mikroskop yang digunakan untuk pengamatan sayatan mineral atau batuan. 3) Mikroskop polarisasi secara umum terbagi atas tiga bagian yaitu tubus atas, tubus tengah (subtage unit) dan tubus bawah.

4.2 Saran Adapun saran dari praktikan yaitu sebaiknya apa yang ada sekarang dipertahankan jika perlu lebih ditingkatkan lagi.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI TUGAS REKAYASA TANAH DAN BATUAN ALAT GEOTEKNIK

NAMA : MUH NAHRY FAUZAN NIM : D6 11 10267

MAKASSAR 2012

DAFTAR PUSTAKA

Ria Irfan,Ulfa, 2012, Mineral Optik, Edisi III, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengenalan Mikroskop Polarisasi Earth Eater.htm di download pada hari selasa tanggal 21 februari 2012 pukul 20.00 WITA.

You might also like