You are on page 1of 35

TETANUS

Pembimbing: Dr. Abdullah Hasan, Sp. B


Disusun Oleh: Sheinny Herliandry 110.2008.239

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSUD PASAR REBO JAKARTA 2012

PENDAHULUAN
Tetanus merupakan penyakit infeksi akut yang menunjukkan diri dengan gangguan neuromuskular akut berupa trismus, kekakuan dan kejang otot disebabkan oleh eksotosin spesifik dari kuman anaerob Clostridium tetani. Masa inkubasi penyakit tetanus tidak selalu sama tapi pada umumnya 812 hari, akan tetapi dapat juga 2 hari atau beberapa minggu bahkan beberapa bulan.

DEFINISI
Tetanus adalah suatu penyakit toksemik akut dan fatal yang disebabkan oleh Clostridium tetani dengan tanda utama spasme tanpa gangguan kesadaran.

ETIOLOGI
Clostridium tetani
Batang, gram positif Berspora Anaerob obligat Eksotoksin: neurotoksin tetanospasmin (toksin botulisme, kejang otot dan saraf perifer setempat) dan tetanolysmin Spora tahan terhadap sinar matahari, disinfektan, pendidihan 20 menit Spora dewasa bulat di ujung (drum stick)

PATOGENESIS
C. tetani masuk tubuh lewat lukaanaerobspora tumbuhproduksi tetanospasmin & tetanolisinspora menetap di jaringan normal

2 hipotesis cara bekerjanya toksin: Toksin diabsorbsi ujung saraf motorik dibawa ke kornu anterior CNS Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatiksirkulasi arteriCNS

Tetanospasmin dilepaskan di tempat luka menyebar melalui sirkulasi vaskuler & limfatik end plates semua saraf toksin masuk ke sistem saraf perifer di neuromuscular junction ditranspor secara retrograd ke dalam badan sel batang otak & saraf spinal toksin migrasi melalui sinaps ke ujung presinaps memblok pelepasan penghambat neurotransmiter glisin & GABA

Sebagian saraf sensitif tetanospasmin kegagalan menghambat respon refleks motor terhadap rangsangan sensorik spasme otot

GEJALA KLINIS
1. Localited Tetanus (Tetanus Lokal)
kontraksi otot yang persisten, pada daerah luka Kontraksi otot biasanya ringan bisa bertahan dalam beberapa bulan tanpa progressif menghilang secara bertahap Dapat menjadi generalized tetanus Dapat dijumpai sebagai prodromal dari klasik tetanus atau dijumpai secara terpisah

2. Cephalic Tetanus
Jarang Masa inkubasi berkisar 12 hari Berasal dari otitis media kronik, luka pada daerah muka dan kepala, termasuk adanya benda asing dalam rongga hidung.

3. Generalized Tetanus (Tetanus umum)


Paling banyak dikenal Trismus , disebabkan oleh kekakuan otot-otot masseter, bersamaan dengan kekakuan otot leher kaku kuduk dan kesulitan menelan. Risus Sardonicus (Sardonic grin) spasme otot-otot muka Opistotonus (kekakuan otot punggung) Kejang dinding perut Spasme dari laring dan otot-otot pernapasan sumbatan saluran nafas sianose asfiksia Disuria dan retensi urine Kompressi fraktur dan pendarahan didalam otot.

4. Neonatal Tetanus
C. tetani masuk melalui tali pusat sewaktu proses pertolongan persalinan yang tidak steril Penggunaan alat yang telah terkontaminasi spora C.tetani Penggunaan obat-obatan untuk tali pusat yang telah terkontaminasi.

Tidak mampu menghisap pada 3-10 hari setelah lahir Iritabel Menangis keras Grimace Kekakuan, opistotonus. Ibu tidak mendapat imunisasi yang adekuat

Stadium Tetanus
USIA ANAK STADIUM I trisnus (3 cm), kejang rangsang (-), kejang spontan (-). STADIUM II trismus (3 cm), kejang rangsang(+), & kejang spontan (-). STADIUM III trismus (1 cm), kejang rangsang(+), & kejang spontan (+) STADIUM IV

DEWASA

trismus

opisthotonus

kejang rangsang

kejang spontan

Karakteristik Tetanus
Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama, dan menetap selama 5-7 hari. Setelah 10 hari kejang mulai berkurang frekwensinya Setelah 2 minggu kejang mulai hilang. Biasanya didahului dengan ketegangaan otot terutama pada rahang dari leher. Kemudian timbul kesukaran membuka mulut (trismus, lockjaw) karena spasme otot masetter.

Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk (opistotonus, nuchal rigidity) Risus sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik keatas, sudut mulut tertarik keluar dan ke bawah, bibir tertekan kuat.

Gambaran Umum: badan kaku dengan opistotonus, tungkai dengan eksistensi, lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik. Karena kontraksi otot yang sangat kuat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urin, bahkan dapat terjadi fraktur collumna vertebralis (pada anak).

DIAGNOSIS
1. Gejala klinik - Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sardonicus (sardonic smile). 2. Adanya luka yang mendahuluinya. Luka ada kalanya sudah dilupakan. 3. Kultur: C. tetani (+). 4. Lab: SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria.

DIAGNOSIS BANDlNG

PROGNOSIS
1. Ringan; bila tidak adanya kejang umum (generalized spasm) 2. Sedang; bila sekali muncul kejang umum 3. Berat ; bila kejang umum yang berat sering terjadi.

makin pendek masa inkubasi prognosa makin jelek.

Prognosa tetanus neonatal jelek bila: 1. Umur bayi kurang dari 7 hari 2. Masa inkubasi 7 hari atau kurang 3. Periode timbulnya gejala kurang dari 18 jam 4. Dijumpai muscular spasm.

Case Fatality Rate ( CFR) tetanus berkisar 4455%, sedangkan tetanus neonatorum > 60%.

KOMPLIKASI
Laringospasm kekakuan otot-otot pernapasan Pneumonia dan atelektase Kompresi fraktur vertebra Laserasi lidah akibat kejang Rhabdomyolisis dan renal failure.

PENATALAKSANAAN
UMUM Merawat luka & membersihkan luka Diet cukup protein dan kalori Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi Rawat di ruangan yang tenang, ICU monitorkardiopulmoner

Netralisasi toksin yang bebas TIG manusia 3000-6000 unit Intramuscular Menurunkan mortalitas menetralkan toksin yang ada di sirkulasi dan toksin pada luka yang belum terikat

Menyingkirkan sumber infeksi Debridemen luka dan pemberian antibiotik (mengeradikasi sel-sel vegetatif sebagai sumber toksin) mencegah multiplikasi C.tetani.
Penicillin G 10-12 jutaUnit/hari dalam dosis terbagi selama 10-14 hari antagonis GABA dan berkaitan dg konvulsi Metronidazole 500 mg tiap 6 jam atau 1 gr tiap 12 jam selama 7-10 hari aman Doksisiklin 100mg/12 jam Klindamisin 150-300mg/6jam intravena Eritromisin/tetrasiklin 1 gram/hari intravena

Pengendalian rigiditas dan spasme


JENIS OBAT Diazepam DOSIS 0,5-1,0 mg/KgBB/4 jam (IM) EFEK SAMPING Stupor, koma

Meprobamat Klorpromasin Fenobarbital

300-400 mg/4 jam (IM) 25-75 mg/4 jam (IM) 50-100 mg/4 jam (IM)

Tidak ada Hipotensi Penurunan kesadaran

Penghambat neuromuskuler bila pemberian sedative tidak adekuat -atracurium -pancuronium -vecuronium

Penatalaksanaan respirasi Intubasi atau trakeostomi pada kasus hipoventilasi

Pengendalian disfungsi otonomik -morfin sulfat 0,5 mg-1 mg/kgBB/jam infus kontinu sering digunakan untuk mengontrol disfungsi otonom -magnesium sulfat dapat mencegah hiperaktivitas saraf simpatik

Terapi tambahan -fisioterapi cegah kontraktur -heparin/ antikoagulan cegah emboli paru Vaksinasi setelah sembuh dari tetanus dilakukan vaksin karena imunitas tidak diinduksi oleh toksin yang menyebabkan tetanus

PENCEGAHAN
Imunisasi aktif Program utama orang dewasa: 3 dosis Td ( tetanus-diphteria-toxoid adsorbed), dosis pertama dan kedua diberikan dalam 4-8 minggu, dosis ketiga diberikan 6-12 bulan setelah dosis kedua. Dosisbooster diberikan setiap 10 tahun Perawatan luka Merawat luka secara adekuat, pemberian tetanus toxoid/ATS dalam beberapa jam setelah luka. ATS 1500U intramuscular

RIWAYAT IMUNISASI

LUKA BERSIH, KECIL

LUKA LAINNYA

TT

ATS

TT

ATS

Tidak diketahui 0-1

Ya

Tidak

Ya

Ya

Ya

Tidak

Ya

Ya

Ya

Tidak

Ya

Tidak*

3 atau lebih

Tidak**

Tidak

Tidak**

Tidak

* : Kecuali luka > 24 jam ** : Kecuali bila imunisasi terakhir > 5 tahun *** : Kecuali bila imunisasi terakhir >5 tahun

TERIMA KASIH

You might also like