You are on page 1of 2

PENGALAMAN RELIGIUS

Anthony Kevin Susanto 17511-041

Ada satu pengalaman yang menjadi titik balik dari kehidupan religious dalam keluarga saya. Pada suatu hari ketika saya di Bandung, sehabis bermain basket saya diajak teman saya makan malam bersama. Pada waktu makan tersebut, saya diberi pertanyaan yang cukup membingungkan saya, yaitu Kalau kamu mati, menurutmu kamu akan masuk surge apa neraka? Saya bingung dengan pertanyaan itu karena saya sendiri merasa tidak yakin apakah saya akan masuk surge atau tidak. Lalu teman saya menjawab Berarti kamu masih bingung dan imanmu kurang kuat. Saya kemudian memintanya untuk menjelaskan maksud teman saya. Dia berkata bahwa kita ssemua adalah manusia berdosa. Dan pada kodratnya kita semua seharusnya masuk neraka. Nah karena itu, Yesus mengorbankan dirinya untuk mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia, bukan Cuma dosa yang telah kita lakukan saja, namun atas semesta dosa. Kalau kita percaya kalau Yesus adalah juruselamat kita yang telah mati demi kita, maka kita akan selamat. Nah kalau kita sudah menerima bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita, maka apa yang harus kita lakukan? Tanya saya kemudian. Lalu teman saya menjawab, Ibarat kamu sedang berhutang besar, yang bahkan kamu sendiri tidak bisa membayarnya, lalu ada seorang yang kamu tidak kenal rela mati demi kamu untuk menghapuskan hutangmu, lalu apa yang akan kamu lakukan? Begitulah, saya sadar, selama ini saya hidup mengenal Tuhan. Saya setiap minggu pergi ke gereja Katholik untuk menyembah Tuhan. Tapi Tuhan yang saya kenal itu bukanlah Tuhan yang dekat, melainkan Tuhan yang jauh, maka saya bertanya kepada teman saya, saya ingin mengenal Tuhan yang dekat. Lalu dia berkata, mulailah dengan membaca Alkitab setiap hari, lalu merenung atas ayat yang kamu baca lagi. Setelah beberapa hari melaksanakan saran teman saya itu, saya mengalami perubahan, hati saya menjadi lebih tenang, lebih stabil, damai.

Lalu ketika saya pulang ke rumah saya di luar kota, saya pun mengajarkan hal ini kepada keluarga saya di rumah. Umtuk mengenal Tuhan yang dekat, bukan Tuhan yang jauh. Setelah itu sedikit demi sedikit perubahan terlihat pada keluarga saya di rumah. Keluarga saya jadi lebih dekat, lebih harmonis, lebih sabar dalam menghadapi cobaan. Itulah pengalaman yang saya alami dalam kehidupan rohani saya dan keluarga saya.

You might also like