You are on page 1of 22

anatomi dan fisiologi whiplash BAB I PENDAHULUAN Whiplash injury adalah cedera yang terjadi karena ada vertebra

cervical yang bergerak kedepan lalu ke belakang secara mendadak. US National Highway Traffic Safety Administration telah melapaorkan bahwa pada tahun 1955, 5,5 juta orang Amerika terlibat dalam kecelakaan lalu lintas. Lalu, s berikutnya menunjukkan bahwa 53% dari mereka telah menderita dari Whiplash Injury. Sedangkan di Jerman, selama 1992, dari 395. 462 kecelakaan lalu, yang menderita 197.731 menderita whiplash injury.[1]

BAB II LAPORAN KASUS Seorang pria berusia 37 tahun, mengendarai mobil dengan tempat duduk tanpa sandaran kepala. Pada saat berhenti di lampu merah, tiba-tiba mobil yang ia kendarai ditabrak dari belakang oleh sebuah mobil yang melaju kencang dan gagal berhenti mendadak. Akibat hentakan tadi, kepala pria tersebut terlempar jauh kebelakang karena tidak ada sandaran kepala, kemudian membalik ke depan dengan sangat cepat. Setelah kejadian, pria tersebut merasakan nyerin yang sangat hebat pada daerah leher menjalar ke punggung atas, disertai perasaan kebas (tidak dapat merasa) pada ke empat anggota gerak dan terasa sangat berat saat akan digerakkan. 1. Jumlah tulang vertebra tiap regio (cervical-thoracal-lumbal-sacral-coccygeal) 2. Struktur dan fungsi tulang vertebra secara umum 3. Karakteristik tulang vertebra setiap regio 4. Persendian pada columna vertebralis : Persendian antara corpus vertebra, persendian antara arcus vertebra. Jelaskan dan beri gambar Discus invertebralis. 5. Struktur ligamen pada vertebra cervical 6. Anatomi dan fungsi otot (kinesology) pada daerah cervical 7. Jelaskan mekanisme cedera yang terjadi (Whiplash injury) dan jaringan yang dapat rusak 8. Gejala yang dapat timbul akibat Whiplash injury

Sesi 2 1. Jelaskan tentang histologi jaringan otot dan hubungannya dengan kontraksi otot? 2. Jelaskan tentang proses biolistrik yang terjadi pada saat kontraksi otot? 3. Jelaskan tentang jenis - jenis sinaps dan mekanisme kerja sinaps?

BAB III PEMBAHASAN Jumlah,ciri umum,dan ciri khas tulang vertebra

Os Vertebrae Tulang vertebra terdiri dari 7 tulang servikal, 12 buah tulang torakal, 5 buah tulang lumbal, 5 buah tulang sakral, dan 4 tulang cocygeal. Walaupun memperlihatkan perbedaan regional, semua vertebra mempunyai pola yang sama. Vertebra tipikal terdiri atas corpus yang

bulat di anterior dan arcus vertebra di posterior. Keduanya melingkupi sebuah ruang disebut foramen vertebrale, yang dilalui medula spinallis dan bungkus-bungkusnya. Arcus vertebrae terdiri atas sepasang pediculus yang berbentuk silinder, yang membentuk sisi-sisi arcus dan sepasang lamina gepeng yang melengkapi arcus dari posterior. Di bagian posterior juga terdapat processus spinosus dan processus articularis. Processus spinosus menonjol ke

posterior dari pertemuan kedua lamina. Processus spinosus berfungsi sebagai pengungkit dan menjadi tempat melekatnya otot dan ligamentum. Processus articularis superior terletak vertikal dan terdiri atas sepasang processus articularis superior dan sepasang processus articularis inferior. Processus ini menonjol dari pertemuan antara lamina dan pediculusm, dan facies articularisnya diliputi oleh cartilago hialin. Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya, membentuk incisura vertebralis superior dan inferior. Foramen intervertebrale terbentuk dari incisura vertebralis yang terdapat diantara dua vertebra.

Os Atlas, tampak superior

Os Atlas, tampak inferior

Os atlas dan axis, pot. med

Os axis , tampak ventral

Os axis, tampak dorsosuperior

Os vertebrae cervikalis 5

Os vertebrae cervicalis 7

Vertebra cervicalis mempunyai ciri khas antara lain processus transversus mempunyai foramen transversarium, spina kecil dan bifida,corpus paling kecil dibandingkan dengan regio lainya, dan foramen vertebranya paling besar. Vertebra cervicalis I disebut atlas mempunyai ciri khas antara lain tidak mempunyai corpus dan tidak mempunyai processus spinosus. Untuk vertebra cervicalis II disebut axis, axis mempunyai dens yang meonjol ke atas sebagai ciri khasnya. Untuk vertebra cervicalis VII disebut prominens karena mempunyai processus spinosus yang paling panjang dan processus itu tidak bifida.

Os vertebrae thoracalis

Os vertebrae thoracalis 12

Vertebra thoracal mempunyai ciri khas antara lain corpusnya berukuran sedang, terdapat fovea costalis pada bagian corpus yang bersendi dengan capitulum costae sedangkan fovea costalis pada processus transversus bersendi dengan tuberculum costae (untuk T11 dan T12 tidak mempunyai fovea costalis pada processus transversus)

Os vertebrae Lumbalis

Vertebra lumbalis mempunyai ciri khas antara lain corpusnya paling besar, lamina tebal, dan foramen vertebra paling kecil.

Os Sacrum

Os Sacrum

Os sacrum terdiri atas lima vertebra rudimenter yang bergabung menjadi satu membentuk sebuah tulang. Pinggir anterior dan atas vertebra S1 menonjol kedepan sebagai margo posterior apertura pelvis superior dan dikenal sebagai promontorium sakralis.

Os Coccygis

Os cocygis terdiri atas empat vertebra yang berfusi membentuk sebuah tulang segitiga kecil, yang basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum. Vertebra cocygeus pertama biasanya tidak befusi, atau berfusi tidak lengkap dengan vertebra cocygeus kedua. Persendian pada columna vertebralis Persendian pada columna vertebralis yang utama ada 2 yaitu persendian antar corpus vertebra dan persendian antar arcus vertebra. Persendian antara corpus vertebra ialah persendian antara 2 tulang vertebra yang dihubungkan oleh discus intervertebralis. Setiap discus intervertebralis terdiri dari sebuah anulus fibrosusyang terbentuk dari lamel-lamel fibrokartilago yang teratur konsentris dan mengelilingi nucleus pulposus yang berkonsistensi jeli. Anulus fibrosus ini berinsersi pada tepi facies articularis corpus vertebrae yang licin dan membulat (cicin epifisier). Antara vertebra cervicalis I (atlas) dan vertebra cervicalis II (axis, epistrofeus) tidak terdapat discus invertebralis. Discus invertebralis fungsional paling kaudal terletak antara vertebra vertebra lumbalis V dan vertebra sacralis I. Ketebalan discus invertebralis di berbagai daerah berbeda satu dengan yang lain.; discus invertebralis yang paling tebal terdapat di daerah lumbal dan yang paling tipis di daerah thoracal sebelah cranial.

Di daerah cervical dan daerah lubal discus invertebralis lebih tebal di sebelah ventral dan lebih merata ketebalannya di daerah thoracal. Persendian antar arcus vertebra adalah articulatio zygopophyalis (facet joint). Sendi ini adalah sendi synovial datar antara processus articularis (zygoapofisis) vertebra berdekatan. Masing-masing sendi diliputi oleh capsula articularis yang longgar, terutama di daerah cervical. Capsula articularis melekat pada tepi-tepi processus articularis vertebra berdekatan. Ligamentum accessorius menyatukan lamina-lamina, processus transfersus, dan processus spinosus, dan membantu mementapkan sendi-sendi ini. Articulatio zygapophyalis memungkinkan gerak luncur antara vertebra-vertebra; bentuk permukaan articular menghambat luasnya gerak. Ligamen-ligamen yang ada di vertebra regio cervicalis.

Ligamentum apices dentis terletak di garis tengah dan menguhubungkan apex dentis dengan margo anterior foramen magnum. Ligamentum alaris terletak di kanan dan kiri

ligamentum apices dentis dan menghubungkan dens dengan sisi medial condylus occipitalis. Ligamentum cruciatum terdiri atas bagian transversus yang melekat pada bagian dalam massa lateralis atlantis kanan dan kiri dan mengikat dens pada arcus anterior atlantis, bagian vertikal berjalan dari permukaan posterior corpus axis ke pinggir anterior foramen magnum. Ligmen ligamen tersebut menghubungkan vertebra yang berdekatan dan membentuk Articulatio Atlanto-Axialis.

Ligamentum longitudinale anterior dan posterior berjalan turun sebagai sebuah pita pada permukaan anterior dan posterior pada columna vertebralis dari cranium sampai sacrum. Ligamentum longitudinale anterior lebar dan melekat dengan kuat pada pinggir depan, samping corpus vertebrae, dan pada discus intervertebralis. Ligamentum longitudinale posterior lemah dan sempit dan melekat pada pinggir posterior discus. Ligamentum-

ligamentum ini mengikat dengan kuat seluruh vertebra, tetapi tetap memungkinkan sedikit pergerakan diantaranya. Ligamentum supraspinale berjalan diantara ujung-ujung processus spinosus yang berdekatan. Ligamentum interspinalia menghubungkan processus spinosus yang berdekatan. Ligamentum interttransversaria berjalan diantara processus transversus yang berdekatan. Ligamentum flavum menghubungkan lamina dari vertebra yang berdekatan. Didaerah cervicalis, ligamentum supraspinale dan ligamentum interspinalia sangat tebal membentuk ligamentum nuchae yang kuat. Ligamentum nuchae ini terbentang dari processus spinosus

vertebra c7 sampai ke protuberantia occipitalis eksterna, dengan pinggir anteriornya melekat dengan kuat pada processus spinosus diantaranya. Ligamen-ligamen ini menghubungkan vertebra dan menyebabkan terbentuknya sendi antar dua arcus vertebra.[2]

Anatomi dan fungsi otot (kinesiology) pada daerah cervical Otot otot yang berada di daerah cervical tubuh manusia antara lain ialah :

M. Longus colii, mempunyai origo yaitu corora vertebratum cervicalis V dan thoracicae 3, tubercula anterior processus tranversus pada vertebrae cervicalis 2-5. Bagian insersionya yaitu processus transversus vertebrae cervicalis 5-7, dan tuberculum anterior atlatis. M. Longus capitis, mempunyai origo yaitu tubercula anterior processus transversus pada vertebrae cervicalis 3-7. Bagian insersionya yaitu permukaan luar pars basilaris os occipitalis.

M. Sternocleidomastoideus, mempunyai origo yaitu manubrium sterni dan sepertiga medial calvicula. Bagian insersionya yaitu processus mastoideus os temporale dan os occipitale. M. scalenus ada 3 yaitu M. Scalenus anterior, M. Scalenus medius, dan M. Scalenus posterior. M. Scalenus anterior, mempunyai origo yaitu processus transversus vertebrae cervicalis 3-6. Bagian insersio yaitu costa 1. M. Scalenus medius, mempunyai origo yaitu processus transversus vertebrae cervicalis 1-6. Bagian insersio yaitu costa 1. M. Scalenus posterior, mempunyai origo yaitu processus tranversus vertebrae cervicalis bagian bawah. Bagian insersionya yaitu costa 2. M. Splenius capitis, mempunyai origo yaitu processus spinosus pada vertebrae cervicalis 3-7, dan ligamentum nuchae. Bagian insersionya yaitu processus mastoideus. M. Splenius cevicis, mempunayi origo yaitu processus spinosus pada vertebrae thoracalis 3 cervicalis 6, dan ligamentum supraspinale. Bagian insersionya yaitu tuberculum posterior processus transversus pada vertebrae cervicalis 2-1. M. Semispinalis cervicis, mempunyai origo yaitu processus transversus pada vertebrae thoracalis 6 cervicalis. Bagian insersio yaitu processus spinosus pada vertebrae cervicalis 63. M. Semispinalis capitis, mempunyai origo yaitu processus spinosus pada vertebrae thoracalis 7 cervicalis 3. Bagian insersionya yaitu squama osis occipitalis di antara linea nuchalis suprema dan linea nuchalis superior, area medial. M. Iliocostalis cervicis, mempunyai origo yaitu iga 7-4 sebelah medial angulus costae. Bagian insersionya yaitu tuberculum posterior processus transversus pada vertebrae cervicalis 6-3.

M. longissimus cervicis, mempunyai yaitu processus traversus pada vertebrae thoracalis 6-1 dan vertebrae cervicalis 7-3. Bagian insersionya yaitu tuberculum posterior processus transversus pada vertebrae cervicalis 5-2. M. longissimus capitis, mempunyai origo yaitu processus tranversus pada vertebrae thoracalis 3 sampai vertebrae cervicalis 3. Bagian insersionya yaitu margo posterior margin processus mastoidei. Mm. Rotatores, mempunyai origo yaitu processus mamillares pada vertebrae, processus transversus pada vertebrae thoracalis, dan processus articularis inferior pada vertebrae cervicalis. Bagian insersionya yaitu radix processus spinosus pada vertebrae lumbalis 3-1, thoracalis 12-1, dan cervicalis 7-2. M. Multifidus, mempunyai origo yaitu Facies dorsalis osis sacrum, ligamentum sacroiliacum posterior, bagian dorsal crista iliaca, processus mamillaris pada vertebrae lumbalis, processus transversus pada vertebrae thoracalis, dan processus pada vertebrae cervicalis 7-4. Bagian insersionya yaitu processus spinosus pada vertebrae lumbalis 5-1, thoracalis 12-1 dan cervicalis 7-2. Kinesiology otot-otot bagian cervical. Fleksi Otot-otot yang digunakan dalam gerakan flexi adalah M. Longus colii, M. Scalenus, dan M Sternocleidomastoideus. Ekstensi Otot-otot yang digunakan untuk extensi adalah M. Splenius capitis, M. Semispinalis capitis, M. Semispinalis cercivis

Laterofleksi Otot-otot yang digunakan untuk gerakan laterofleksi adalah M. Iliocosstalis,cervicis, M. Longissimus capitis, M. Longissimus cervicis, M. Splenius capitis, M. Splenius cervicis. Rotasi Mm. rotatores, M. semispinalis capitis, M. semispinalis cervicis, M. multifidus, M. Splenius cervicis adalah otot-otot yang digunakan ketika leher rotasi.[3,4] Mekanisme Whiplash injury dan jaringan yang rusak Whiplash injury adalah cedera yang terjadi karena ada vertebra cervical yang bergerak kedepan lalu ke belakang secara mendadak. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan pada zygopophyseal joint, ligament dan struktur tulang belakang lainnya luka-luka. Posisi vertebra cervical berubah menjadi seperti bentuk huruf S karena bagian atas dari vertebra cervical hiperflexi sedangkan bagian bawah vertebra cervical hiperekstensi. Terutama, C6 yang flexi sebelum sisa tulang belakang lainnya. Hal ini menyebabkan cerviks berbentuk S yang abnormal. Maka terjadilah peregangan ligamentum longitudinal anterior dan kekuatan inferior C5 segi berbenturan dengan aspek superior C6. Pada akhirnya, hal ini menyebabkan pergeseran dan peradangan sendi synovial pasa zygapophyseal joint. Dan juga rusaknya jaringan lunak yang mengikat vertrebra (facet capsules, otot dan ligamen).[5,6] Gejala yang timbul akibat Whiplash injury Saat mengalami whiplash injury, akan terjadi gejala-gejala yang dialami pasien misalnya sakit leher, sakit kepala, pusing, vertigo, pengelihatan kabur, kuping berdengung, dan mual. Setelah 6 sampai 12 jam, pasien juga akan mengalami susah tidur, jarak gerakan berkurang, susah knsentrasi, dan merasa kelelahan.[7]

Jaringan otot

Secara embriologis, jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm kecuali jaringan otot pada iris, berasal dari ektoderm. Fungsi jaringan otot ialah meenggerakan sebagian/seluruh tubuh dengan kontraksi, karena adanya miofilamen (elemen kontraktil) dalam serat otot. Secara umum sel/serat otot terdiri dari sarkolema, sarkoplasma, inti dan di antara serat otot terdapat jaringan ikat. Srakolema adalah membran pada sel otot. Sarkoplasma ialah plasma(cairan) dalam sel otot yang terdiri dari miofibril (terdiri dari miofilamen), glikogen, lemak, mioglobin, dan organel. Jaringan otot dibagi menjadi 3 jenis yaitu otot polos, otot skelet (lurik), dan otot jantung. Pada jaringan otot polos, serat ototnya berbentuk gelendong dengan kedua ujungnya runding (fisiformis) dengan satu inti lonjong di tengah dan jaringan ikat antaranya merupakan jaringan ikat retikulin yang tersusun seperti jala. Sarkoplasma jaringan otot polos terdiri dari miofibril (tersusun tidak rapi sehingga terlihat homogen), glikogen, lemak, mioglobin, dan organel. Otot polos terdapat pada lembaran di dinding organ berlumen (tractus digestivus, respirasi, urinaria, dan lain-lain), tersebar dalam organ (misalnya prostat), dan berkelompok

membentuk muskulus (seperti M. Arektor fili, M. Sfingter pupilae, dan lain lain). Kontraksi otot polos terjadi karena impuls saraf otonom, hormon, dan perubahan setempat. Kontraksi itu terbentuk dari mikofibril yang berjalan miring(silang menyilang) yang terdiri atas aktin dan miosin. Jaringan otot skelet (lurik), serat ototnya berbentuk silindris panjang dengan kedua ujung tumpul, intinya banyak berbentuk gepeng di pinggir, dan jaringan ikat antar seratnya ialah jaringan ikat jarang. Sarkoplasma jaringan otot skelet terdiri dari miofibril (tersusun rapi sehingga terlihat garis gelap terang), glikogen, mioglobin, lemak dan organel. Persyarafan jaringan otot skelet berasal dari cerebrospinalis yang merupakan saraf motoris. Kontraksi otot skelet berlangsung secara cepat, kuat, tidak lama, dan dipengaruhi kemauan. Jaringan otot jantung, serat ototnya berbentuk silindris bercabang dan terdapat anastomosis antar serat. Jaringan ikat diantara berkas serat otot adalah jariangan ikat jarang. Intinya satu atau lebih, ada di tengah, dan bentuknya lonjong dan ada di ruang perinuklear. Sarkoplasmanya terditri dari miofibril yang tersusun rapi, miglobin, glikogen, organel. Antara satu serat dengan serat yang lainnya terdapat diskus interkalaris letaknya tepat pada garis Z. Lokasinya terdapat miokardium dan dinding pembuluh darah besar. Kontraksi otot jantung cepat, kuat, ritmis, terus menerus dan tidak dipengaruhi kemauan. Selain itu, ada serat yang disebut serat purkinje. Serat Purkinje merupaka serat otot jantung yang bermodifikasi dan fungsinya adalah untuk konduktif impuls saraf, terletak di subendokardium ventrikel dan di miokardium. Kontraksi otot dengan pergeseran filamen. Pada saat kontraksi otot, filamen-filamen tipis pada miofibril bergerak. Filamen terang bernama aktin dan filamen gelap bernama miosin. Biolistrik

Biolistrik adalah terbentuknya potensial listrik pada membran sel yang melibatkan transport ion. Perubahan potensial yang terbentuk adalah akibat dari stimulus. Stimulus ion positif akan menyebabkan depolarisasi dan sebaliknya stimulus ion negatif akan menimbulkan hiperpolarisasi. Local respon adalah suatu respon yang timbul bila rangsang yang diberikan tidak cukup kuat untuk mencapai ambang letup. Respon ini hanya bersifat setempat dan tidak bisa diseberangkan. Potensial aksi timbul bila suatu rangsang yang menyebabkan depolarisasi menapai ambang letup suatu neuron atau sel otot. Pada potensial aksi terjadi peningkatan permeablitas membran secara menyeluruh terhadap ion Na+ Fase fase yang terjadi pada potensial aksi antara lain : Fase depolarisasi. Fase ini adalah fase dimana stimulus menyebabkan perubahan permeabilitas pada membran disini membran lebih permeabel terhadap ion Na+ dan mengakibatkan ion Na+ masuk kedalam akson. Akibat dari Na+ masuk dibagian dalam membran lebih positif dibanding bagian luar membran. Karena dibagian dalam lebih positif terjadi depolarisasi menuju ke ambang letup. Akibat lanjut dari fase ini membran lebih permeabel lagi terhadap ion Na+ sehingga ion Na+ terus menerus masuk. Fase overshoot. Fase ini adalah fase apabila depolarisasi mencapai ke ambang letup. Fase repolarisasi. Disini adalah fase dimana terjadi hiperpolarisasi menuju ke fase istirahat. Di fase ini membran permeabel terhadap ion K+ sehingga ion K+ keluar dari membran. Akibatnya membran didalam menjadi lebih negatif dari pada di luar membran. Fase after hiperpolarisasi. Fase ini adalah dimana fase setelah repolarisasi dimana dapat terjadi depolarisasi selanjutnya. Pada fase ini selanjutnya dapat terjadi masa refrakter relatif

Masa refrakter adalah suatu periode didalam suatu potensial aksi dimana kepekaan terhadap rangsang berkurang masa refrakter dibagi dua pertama ialah masa refrakter absolut. Pada masa ini rangsang sebesar apapun tidak akan menimbulkan poternsial aksi baru. Masa ini terjadi pada saat fase overshoot. Kedua adalah masa refrakter relaatif. Pada masa ini dibutuhkan rangsang yang lebih besar untuk dapat menimbulkan potensial aksi baru. Potensial aksi yang tercetus akan dihantarkan ke sepanjang akson untuk kemudian disampaikan ke sel berikutnya. Mekanisme penyampaian terjadi melalui sinaps. Jenis jenis Sinaps Menurut media perantaranya dibagi menjadi 2. Yang pertama adalah Sinaps Kimiawi. Neurotransmitternya adalah senyawa kimia, contohnya asetilkolin, GABA, dan serotonin. Hampir semua sinaps yang dipakai untuk menjalankan sinyal pada system saraf pusat adalah sinaps kimia. Sifatnya satu arah. Kedua adalah Sinapsis Listrik. Pada sinapsis ini, listrik adalah sebagai media penghantar sinyal melalui gap junction. Contohnya, system saraf pusat, otot polos visceral, dan otot jantung. Menurut hubungan neuron presinaps dan postsinaps, sinapsis dibagi menjadi 2. Yang pertama adalah konvergen. Pada konvergen, beberapa sel presinaps membentuk sinaps dengan satu sel postsinaps. Pada divergen, satu sel presinaps membentuk sinaps dengan beberapa sel postsinaps. Menurut letak presinaps dan postsinaps dibagi menjadi 3. Yang pertama adalah Axosomatic, axonnya membentuk sinaps dengan badan sel. Yang kedua adalah Axo-dendrit, axonnya bertemu dengan dendrit. Yang terakhir Axo-axonic, axonnya bertemu dengan axon yang lain.

Menurut perubahan permeabilitas di neuron postsinaps akibat diinduksi, dibagi menjadi 2. Yang pertama adalah sinaps eksitatorik. Respons terhadap kombinasi neurotransmitter reseptor adalah pembukaan saluran Na+ dan K+ di dalam membran subsinaps, sehingga terjadi peningkatan permeabilitas terhadap kedua ion tersebut. Terjadi depolarisasi di postsinaps karena ion Na+ masuk melalui saluran dan menyebabkan bagian dalam lebih positif dari bagian luar neuron. Akibat depolarisasi ini membran neuron postsinaps mendekati ambang letup dan meningkatkan kemungkinan terjadinya potensial aksi. Perubahan potensial post sinaps yang terjadi di sinaps eksitatorik disebut eksitatori postsynaptic potensial (EPSP) Yang kedua adalah sinaps inhibitorik. Kombinasi perantara kimiawi yang dilepaskan dengan reseptornya meningkatkan permeabilitas membran sinaps terhadap K+ atau Cl-. Hal tersebut menyebabkan perpindahan ion-ion yang menimbulkan hiperpolarisasi kecil di neuron pascasinaps. Hiperpolarisasi mengakibatkan neuron postsinaps menjauhi ambang letup. Pada keadaan ini, membran dikatakan mengalami inhibisi, dan hiperpolarisasi di sel postsinaps disebut inhibitori postsynaptic potensial (IPSP)

Mekanisme kerja sinaps

Na+ masuk ke akson secara terus menerus lalu berjalan menuju akson terminal. Setelah Na+ menumpuk di akson terminal mengakibatkan gerbang untuk masuknya Ca2+ terbuka sehingga Ca2+ masuk ke akson terminal. Akibat lanjut dari ca2+ adalah pecahnya

vesikel sinaps dan mengeluarkan neurotransmitter. Neourotransmitter yang keluar menyebar dan menuju ke reseptornya masing-masing. Setelah neurotransmitter menempati reseptornya chemical gate akan terbuka lalu ion-ion Na+ akan masuk ke postsinaps melalui chemical gate.

Mekanisme kontraksi otot

Sinaps di otot melepaskan neurotransmitter untuk menempati reseptor di otot dan membuka chemical gate di otot sehingga ion ion Na+ bisa masuk. Ion ion Na+ yang masuk menuju ke tubulus T. karena ada Na+ terjadi depolarisasi menyebabkan terjadinya potensial aksi. Potensial aksi tersebut menyebabkan Retikulum sarkoplasma melepaskan Ca2+ kemudian ion kalsium ini mengikat triponin C yang menyebabkan molekul tropomiosin bergerak lebih masuk ke dalam alur dari pilinan ganda aktin sehingga membuka bagian filamen aktin yang tadinya tertutup. Jadi Ca2+ membuka tempat ikatan aktif myosin pada ikatan tipis yang memungkinkan kepala-kepala myosin terayun pada leher mereka dan melekat pada aktin dan memulai mekanisme kontraksi.[8]

Dalam keadaan kontraksi serat serat otot menjadi lebih pendek dan lebih tebal. dengan mikroskop kontras fase dan mikroskop interferens ternyata bahwa dalam keadaan kontraksi pita anisotrop (A) tetap panjangnya, sedangkan pita isotrop (I) dan (H) keduanya menyempit, walaupun filamen tebal tidak berubah panjangnya kontraksi ini terjadi oleh mekanisme pergeseran filamen yang meliputi perubahan posisi kedua set miofilamen, filamen tipis bergeser dianatara filamen tebal dan tertarik kearah dalam menuju garis M. hal ini menarik garis garis Z yang berhadapan untuk saling mendekati dengan demikian memendekan sarkomer, pita pita I dan H menyempitkan dan akhirnya hilang pada kontraksi penuh dan ujung ujung filamen tebal mencapai garis.

Daftar Pustaka

1. Bertora GO, Bergmann JM [Online].

Available at : http://www.vertigo-

dizziness.com/english/whiplash-injury.html . Accessed 13 January 2010. 2. Snell RS. Anatomi klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Ed 6. Jakarta : EGC ; 2006. 3. Moore KL, Agur AMR. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates ; 2002. 4. Putz R, Pabst R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta : Tabel otot, sendi, dan saraf. Ed 22. Jakarta : EGC ; 2007.
5. Weitz.

The

mechanism

of

Whiplash

Injury

[Online].

http://www.drweitz.com/scientific/whiplash.htm . Accessed 13 January 2010.


6. American Journal of Clinical Chiropractic. In Whiplash, The Spine Forms an S-

Shaped

Position[Online]. .

http://www.idealspine.com/pages/ajcc/ajcc_new/oct2001/Colloca%2010_01.htm Accessed 13 January 2010.

7. Eck JC. Whiplash [Online]. Available at : www.medicinenet.com/whiplash/article.htm

. Accessed 13 January 2010. 8. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 2. Jakarta : EGC ; 2001.

You might also like