You are on page 1of 16

AREA MASALAH KESEHATAN Dalam Penentuan area masalah, pertama kali peneliti melakukan observasi ke Puskesmas Tegal Angus

dengan mengacu kepada program program puskesmas, analisis analisis data program puskesmas dan mencari kelebihan dan kekurangan dalam program puskesmas yang telah di lakukan. Dari hasil observasi di puskesmas di temukan 6 program dasar berikut beberapa masalah di dalamnya : 1. Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) a. Program penyuluhan tentang gizi kepada ibu hamil dan balita Pencapaian program penyuluhan gizi kepada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih cukup rendah. Angka pengetahuan gizi sebesar 50,2%, praktik konsumsi gizi 48,5%, tingkat kecukupan protein 42,4%, tingkat kecukupan Fe sebesar 61%. b. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pencapaian 10 indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga di wilayah kerja UPT Puskesmas Tegal Angus hasil pendataan tahun 2010, meliputi : Tidak merokok dalam rumah 24,75 %, Memberantas jentik nyamuk 67,1 %, Asi Eksklusif 75,7 %, Makan sayur dan buah setiap hari 96,31 %, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 97,2 %, Jamban sehat 98,4 %, melakukan aktivitas fisik setiap hari 99,21 %, Memakai air bersih 100 %, Menimbang bayi dan balita ( 100%), Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 100 %.

2. Kesehatan lingkungan a. Survey jentik nyamuk Pencapaian survey jentik nyamuk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dimana ABJ (Angka Bebas Jentik Cukup Tinggi (< 80 %)

b. Pengawasan saluran pembuangan limbah, sumber air minum-jamban keluarga, tempat-tempat umum dan institusi kesehatan. Terlihat bahwa kegiatan yang belum mencapai 100 % adalah kegiatan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum 94 % dan penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga 55 %. Hal ini disebabkan sanitasi tempat-tempat umum yang memenuhi syarat 89%, pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan 55% dari 4948 rumah seharusnya diperiksa

3. KIA dan KB Pelayanan KB Sasaran pelayanan KB aktif PUS pada tahun 2012 sebanyak 12.294 orang, jumlah pencapaian cakupan tahun 2012 sebanyak 8120 orang (66,05%) sedangkan target sebanyak 9836 orang (80%), dengan demikian pelayanan KB aktif masih terdapat kesenjangan sebesar 13,95%. Pelayanan KIA Pemeriksaan ibu hamil (K 1)

Sasaran pelayanan K1 pada tahun 2011 sebanyak 1822 orang, jumlah cakupan tahun 2011 sebanyak 1793 orang (98,4%) sedangkan target sebanyak 1750 orang (96%). Dengan demikian pelayanan K1 Ibu Hamil telah memenuhi target. Pelayanan Kesehatan Bayi (Neonatal)

Sasaran pelayanan N1 pada tahun 2012 sebanyak 1500 orang (70%) sedangkan target sebanyak 2000 orang (90%), dengan demikian pelayanan N1 masih jauh dari target. 4. Perbaikan gizi a. Balita yang mendapat kapsul Vitamin A

Cakupan balita yang mendapat kapsul Vitamin A dosis tinggi di Puskesmas Tegal Angus tahun 2012 sebesar 87,24% . b. Ibu Hamil yang mendapat 90 Tablet Fe Cakupan Ibu Hamil yng mendapat 90 Tablet Fe untuk Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012 sebesar 89,33% menurun dari tahun 2011 yang mencapai 98,7%. c. Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari Gakin Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dan Gakin untuk Puskesmas Tegal Angus tahun 2012 sebesar 60% menurun dari tahun 2011. d. Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012 sebesar 80% sama dengan tahun 2011.

5. Pemberantasan penyakit menular (P2M) a. Program imunisasi b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI) d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan pneumonia e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare f. Program rabies g. Pemberantasan P2B2 demam berdarah

6. Pengobatan dasar

a. Pengobatan rawat jalan b. Pengendalian persediaan tingkat kecukupan obat/triwulan c. Pencatatan jumlah Polifarmasi: rasional/tidak Setelah menemukan data dari puskesmas, peneliti berkunjung ke keluarga binaan masing masing. Tiap tiap peneliti diwajibkan menemukan area masalah pada masing masing keluarga binaan. Berikut hasil temuan tiap peneliti pada keluarga binaan masing - masing : 1. Pemberantasan tempat perindukan nyamuk 2. Perilaku bersih 3. Diare pada balita 4. Gizi buruk 5. Tb Paru pada dewasa 6. Peralatan makan 7. Pengetahuan cuci tangan Mempertimbangkan hasil temuan data di puskesmas dan hasil penentuan prioritas masalah dengan metode delphi. Metode delphi adalah suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai degan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold dkk, 1975 : 40-55). Berikut ini merupakan proses Metode Delphi :

Setelah kami melakukaan survey pada data program dasar di Puskesmas Tegal Angus dan kunjungan ke keluarga binaan, kami menemukan berbagai masalah yang telah diuraikan diatas. Setelah itu kami berdiskusi sesuai dengan dasar keahlian kami yang sama kami memutuskan untuk mengangkat masalah mengenai tingginya angka gizi buruk di desa Tanjung Pasir. Alasan kami mengangkat masalah tersebut adalah : 1. Masih rendahnya angka penyuluhan mengenai gizi balita 2. Masih rendahnya pelayanan kesehatan bayi di Puskesmas Tegal Angus 3. Tingginya angka balita yang mendapatkan perawatan gizi buruk di Puskesmas Tegal Angus 4. Adanya anggota keluarga binaan yang menderita gizi buruk 5. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang makanan 4 sehat 5 sempurna

KERANGKA TEORI Teori perilaku Lawrence green atau pengetahuan

UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro (lihat skema.) sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Dalam kerangka tersebut ditunjukkan bahwa masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh: A. Penyebab langsung Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit. B. Penyebab tidak langsung Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
-

Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai.

Setiap keluarga

diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun mutu gizinya.

Pola pengasuhan anak kurang memadai.

Setiap keluarga dan mayarakat

diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik, baik fisik, mental dan sosial.
-

Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan maka akan makin banyak keluarga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan.

C. Pokok masalah di masyarakat Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung. D. Akar masalah Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997. Keadaan tersebut teleh memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai.

Kurang Gizi
Makanan tidak seimbang Infeksi

Dampak Penyebab langsung

Tidak cukup Persediaan pangan

Pola asuh anak tidak memadai

Sanitasi dan air bersih/pelayanan kesehatan dasar tidak memadai

Penyebab tidak langsung

Kurang pendidikan Pengetahuan dan ketrampilan

Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan sumberdaya masyarakat

Pokok masalah di masyarakat

Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan

Krisis Ekonomi, Politik, dan Sosial

Akar masalah

Sumber : UNICEF (1988) DENGAN PENYESUAIAN Teori penyakit mengunakan Teori Jaringan Sebab Akibat (Jaring Laba-Laba) Dicetuskan oleh Mc Mohan. Hakikat konsep ini adalah efek yg terjadi tidak tergantung kepada penyebab-penyebab yang terpisah secara mandiri, tetapi lebih merupakan perkembangan sebagai suatu akibat dari suatu rangkaian sebab-akibat, dimana setiap hubungan itu sendiri hasil dari silsilah(geneologi) yg mendahuluinya dan yang kompleks (complex geneology of antecenden). KERANGKA KONSEP

Pendidikan dan Pengetahuan ibu

Tingkat sosial ekonomi Pendapatan perkapita keluarga

STATUS GIZI PADA BALITA

Sarana pelayanan kesehatan masyarakat

Penyakit penyerta
9

Sanitasi lingkungan yang buruk

DEFINISI OPERASIONAL NO Variabel Definisi Alat Cara 1. Status gizi Keadaan tubuh Timbanga pada balita balita tahun) absorpsi, gizi. konsumsi, dan penggunaan zat (1-5 n bayi akibat fisik Gizi kurang > -3 SD s/d 2 SD. Gizi baik > 2 SD s/d + 2 SD. Gizi lebih > 2. Pendapatan perkapita keluarga Jumlah penghasilan yang diperoleh dari kegiatan Cukup = atau pekerjaan anggota keluarga dibagi dengan jumlah anggota Rp.1.250.000 Lebih = > Rp.1.250.000 Kuesioner Wawancara + 2 SD Kurang = < Ordinal Rp.1.250000 Hasil Skala Gizi buruk < Ordindssal

Pemeriksaan - 3 SD.

10

keluarga ada bulan dinyatakan 3. Penyakit penyerta

yang dalam yang

periode waktu

dalam rupiah Ada tidaknya Rekam penyakit penyerta menyertai status buruk balita gizi pada yang medis

observasi

Ya/Tidak

Nominal

4.

BBLR

(TB,HIV,ISPA) Riwayat berat Rekam badan kurang 2500g Tingkat pendidikan terakhir telah diselesaikan oleh ibu Kuesioner yang balita medis dari Kuesioner

observasi

Ya/tidak

Nominal

5.

Pendidikan ibu

Wawancara

Ya/Tidak

Nominal

6.

penderita. Pengetahuan Kemampuan ibu tentang ibu gizi balita menjawab pertanyaan tentang gizi.

Wawancara

Baik = 80% Sedang = 6079% Kurang 60% =

Ordinal

11

KUESIONER DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS AREA MASALAH GIZI BURUK PADA DI RUMAH KELUARGA BINAAN DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUK NAGA

I. Identitas Responden Nama Ibu : Jumlah Balita : Nama Balita : 1. 2. 3. Umur balita : 1. 2. 3. Alamat :

12

II. Sosial Ekonomi Keluarga 1. Pendidikan ibu : a. Tidak sekolah b. Tamat SD c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA e. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 2. Pekerjaan ibu : a. Tidak Bekerja b. Bekerja 3. Pendapatan keluarga : a. Rp. 1.250.000/ bulan b. > Rp. 1.250.000/ bulan 3a. Dengan jumlah pendapatan tersebut, apakah sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari? 3b. Berapa jumlah pengeluaran yang ibu gunakan untuk konsumsi pangan keluarga selama satu bulan? 3c. Berapa jumlah anggota keluarga yang ditanggung?

13

4. Jumlah anak : .............

III. Pengetahuan ibu tentang gizi pada balita

1. Menurut ibu, seberapa seringkah sebaiknya menimbang berat badan balita? a. 1-2 bulan sekali b. 1 tahun sekali c. 3-6 bulan sekali

2. Menurut ibu, apakah tujuan dari penimbangan berat badan secara teratur pada balita ? a. Sekedar mengetahui berat badan b. Mengetahui status gizi c. Untuk keperluan data di Puskesmas/Posyandu 3. Menurut ibu, bagaimanakah cara menilai balita anda cukup gizinya? a. Bayi/balita yang gemuk dan montok b. Berat badan bayi/balita berada di atas Garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS) c. Tidak tahu 4. Menurut ibu, makanan apakah yang terbaik bagi bayi?

14

a. Susu formula b. Makanan biasa c. ASI

5. Menurut ibu, Pilihan menu makanan yang paling bergizi adalah a. nasi putih, jagung, tempe, susu b. nasi putih, ikan, ayam, tahu c. nasi putih, ayam, sayur, pisang, susu 6. Sepengatuan ibu garam apakah yang baik untuk dikonsumsi? a. yang beryodium b. yang mahal c. semua garam baik 7. Apakah ibu mengetahui tanda-tanda anak yang memiliki gizi kurang? a. rambut kusam, berat badan kurang b. selalu mengantuk, berat badan tetap c. berat badan kurang, selalu menangis 8. Apakah ibu mengetahui vitamin apa yang diberikan pada bayi di posyandu? a. vitamin A b. vitamin D c. vitamin C

9. Apakah ibu mengetahui arti dari ASI ekslusif ? a. ASI yang diberikan tanpa batas waktu b. Memberikan ASI dan makanan pendamping lainnya (susu, bubur, nasi tim, dan lain-lain) c. Memberikan ASI saja untuk bayi umur 0-6 bulan tanpa makanan pendamping lainnya

15

10. Menurut ibu, apakah kelebihan ASI dibandingkan dengan susu formula? a. Mengenyangkan bayi b. Membangun kekebalan tubuh bayi, murah, mendekatkan hubungan ibu dan anak c. Sama saja seperti susu formula

16

You might also like