You are on page 1of 14

Diabetes Mellitus dan Kehamilan

PENDAHULUAN - Diabetes mellitus (DM) pada kehamilan tidak jarang ditemukan. - Prevalensi 1-3%. - DM pragestasional 0.1-0.5%. - DM gestasional 0.1-12%. (tergantung pada tempat dan kriteria diagnostik yang digunakan). Di Indonesia : prevalensi DM gestasional 1.9 - 3.6% pada kehamilan umumnya. Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga DM : prevalensi 5.1%. Perlu diperhatikan : risiko morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal tinggi. Dengan pengelolaan sebaik-baiknya, hasil akhir tetap dapat optimal.

PEMBAGIAN DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN 1. DM yang memang sudah diketahui sebelumnya dan kemudian menjadi hamil (DM Hamil = DMH = DM pragestasional). Sebagian besar termasuk golongan IDDM (Insulin Dependent DM). 2. DM yang baru saja ditemukan pada saat kehamilan (DM Gestasional = DMG). Umumnya termasuk golongan NIDDM (Non Insulin Dependent DM) DMG sendiri dibagi dua sub kelompok : 1. Sebenarnya sudah mengidap DM sebelumnya, tapi baru diketahui saat hamil (sama dengan DMH). 2. Sebelumnya belum mengidap DM, baru mengidap DM dalam masa kehamilan (PregnancyInduced Diabetes Mellitus, DMG sesungguhnya, sesuai dengan definisi lama WHO 1980). Kedua sub kelompok ini BARU dapat dibedakan setelah dilakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) ulangan pasca persalinan. Untuk sub kelompok DMH, hasil TTGO pascapersalinan masih akan tetap abnormal, sementara untuk DMG hasil kembali normal. Klasifikasi WHO Sub kelompok DMG sesungguhnya masuk kelompok Toleransi Glukosa Pernah Abnormal. Pada ibu hamil dengan DMG, kemungkinan terjadi NIDDM menetap 10-15 tahun kemudian jauh lebih besar daripada ibu hamil normal. Klasifikasi White (1965) Tidak banyak digunakan, karena klasifikasi ini umumnya untuk kasus-kasus IDDM yang menetap dan kemudian hamil. Baik untuk menentukan komplikasi penyakit diabetes itu sendiri dan untuk memperkirakan prognosis bayi, tetapi tidak dapat menggolongkan DMG secara tepat

di dalamnya. Klasifikasi Pyke 1. DMG yang akan kembali normal toleransi glukosanya setelah persalinan 2. Pregestasional DM yang DM-nya sudah ada sebelumnya atau kemudian menetap setelah persalinan 3. Pregestasional DM dengan komplikasi

METABOLISME KARBOHIDRAT PADA KEHAMILAN NORMAL Pada wanita hamil normal terjadi banyak sekali perubahan hormonal dan metabolik untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus yang optimal. Yang berhubungan dengan patologi diabetes mellitus adalah perubahan metabolisme karbohidrat. Pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena : 1. Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat 2. Produksi glukosa dari hati menurun 3. Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun 4. Aktifitas ekskresi ginjal meningkat 5. Efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb). Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino.

PATOFISIOLOGI DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN Pada DMG, selain perubahan2 fisiologis tersebut, terjadi juga keadaan jumlah / fungsi insulin yang tidak optimal. Terjadi juga perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya : komposisi sumber energi dalam plasma ibu berubah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, pada sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi yang abnormal (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia, sehingga janin mengalami juga gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia dsb).

MORBIDITAS DAN MORTALITAS IBU DAN JANIN PADA DMG Komplikasi maternal infeksi saluran kemih, hidramnion, hipertensi (kronik / preeklampsia / eklampsia) Komplikasi fetal intrauterin

risiko abortus spontan, kelainan kongenital (terutama pertumbuhan sistem saraf pusat), infsufisiensi plasenta (mengakibatkan hipksemia kronik), kematian intrauterin, makrosomia, organomegali, Komplikasi neonatus pascapersalinan prematuritas, kematian perinatal / neonatal, trauma lahir, gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipo-kalsemia, hiperbilirubinemia), sindrom gawat napas neonatus, polisitemia, trombosis vena renalis, dsb. Komplikasi pada usia anak / dewasa Gangguan tumbuh kembang, intelektual, obesitas, sampai diabetes mellitus itu sendiri. FAKTOR RISIKO DMG Riwayat obstetri mencurigakan : - riwayat abortus berulang - riwayat melahirkan bayi mati tanpa sebab yang jelas - riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan - riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir di atas 4000 g - riwayat preeklampsia / eklampsia - polihidramnion Riwayat medis mencurigakan / hati-hati : - usia ibu saat hamil di atas 30 tahun - riwayat DM ibu hamil, atau riwayat DM dalam keluarganya - riwayat DMG / TGT pada kehamilan sebelumnya - riwayat infeksi saluran kemih berulang selama hamil - ibu obesitas - riwayat berat badan lahir ibu di atas 4000-4500 g

SKRINING, PEMERIKSAAN DAN KRITERIA DIAGNOSIS Usaha skrining Diharapkan dapat menjaring DMG sejak pertemuan antenatal PERTAMA. Tapi dari sudut efektifitas, hasil positif tertinggi akan diperoleh pada usia kehamilan 26-28 minggu. Konsensus PERKENI, 1997 Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penyaring pada pertemuan antenatal pertama, jika positif ditatalaksana sebagai DMG, jika negatif pemeriksaan diulang lagi pada usia kehamilan 26-28 minggu. Cara pemeriksaan : Pemeriksaan dilakukan pada keadaan puasa. Diberikan beban glukosa sebesar 75 gram. Kadar glukosa darah diperiksa hanya pada 2 jam pasca beban glukosa tersebut (2 jam postprandial).

Kriteria diagnosis OSullivan - Mahan (1964) Diperiksa kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah 1 jam, 2 jam dan 3 jam pasca beban glukosa 100 g. Diagnosis DMG ditegakkan bila terdapat DUA atau lebih hasil abnormal. Batas nilai normal : puasa <> 200 mg/dl : diabetes mellitus (jika baru diketahui saat hamil, DMG). Nilai 140 - 200 mg/dl : toleransi glukosa terganggu (TGT) Nilai < href="http://www.blogger.com/%E2%80%99" com="" yosemite="" rapids="" 1744="" html=""> dari sini

http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/06/diabetes-mellitus-dan-kehamilan.html

Selasa, 08 Februari 2011 - 23:00:25 WIB Diabetes dalam Kehamilan (Diabetes Melitus Gestational) Diposting oleh : Administrator Kategori: OBGIN - Dibaca: 109 kali

Pendahuluan
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh gula darah yang tinggi. Diabetes Melitus terjadi karena jumlah insulin, yang berfungsi mengambil glukosa dalam darah untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi jaringan/organ-organ tubuh, tidak mencukupi kebutuhan tubuh-baik secara kualitas maupun kuantitas-sehingga tubuh tidak mendapat energi yang cukup. Glukosa ibu regulasi abnormal terjadi pada 3-10% dari kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi diabetes mellitus (DM) di antara perempuan usia meningkat di Amerika Serikat. Peningkatan ini diyakini berkaitan dengan lebih banyak bergerak gaya hidup, perubahan dalam diet, terus imigrasi dari populasi berisiko tinggi, dan epidemi virtual masa kanak-kanak dan remaja obesitas yang sekarang berkembang di Amerika Serikat. Gestational diabetes mellitus (GDM) didefinisikan sebagai intoleransi glukosa variabel derajat dengan pengakuan pertama serangan atau selama kehamilan. kehamilan diabetes mellitus meliputi 90% kasus diabetes melitus dalam kehamilan. Type II diabetes mellitus account selama 8% kasus diabetes melitus dalam kehamilan, dan mengingat kejadian yang semakin meningkat, sekarang sudah ada sebelumnya diabetes melitus mempengaruhi 1% dari kehamilan. Bayi dari ibu dengan diabetes yang sudah ada sebelumnya mengalami dua kali risiko cedera serius saat lahir, tiga kali lipat kemungkinan kelahiran sesar, dan empat kali lipat insiden unit perawatan intensif bayi baru lahir masuk. Studi menunjukkan bahwa risiko morbiditas ini berbanding lurus dengan tingkat hiperglikemia ibu. Untuk alasan ini, yang berlebihan morbiditas janin dan bayi diakibatkan diabetes pada kehamilan harus dianggap dapat dicegah dengan diagnosis dini dan terapi pengobatan yang efektif. DM dalam kehamilan terdiri dari diabetes mellitus gestasional ( DMG ) atau intoleransi karbohidrat yang ditemukan pertama kali pada saat hamil, ini terjadi pada 90% kasus, sedangkan yang lain adalah diabetes mellitus pregestasional ( DMpG ) yang meliputi DM tipe 1 dan tipe 2, terjadi pada 10% kasus. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan

metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan ketoasidosis. Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

Definisi
Diabetes melitus gestational adalah suatu bentuk diabetes yang berkembang pada beberapa wanita selama kehamilan. Diabetes gestasional terjadi karena kelenjar pankreas tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup untuk mengkontrol gula darah ( glukosa ) wanita hamil tersebut pada tingkat yang aman bagi dirinya maupun janin yang dikandungnya. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan darah yang menunjukkan wanita hamil tersebut mempunyai kadar gula yang tinggi dalam darahnya dimana ia tidak pernah menderita diabetes sebelum kehamilannya. Diabetes gestasional berbeda dengan diabetes lainnya dimana gejala penyakit ini akan menghilang setelah bayi lahir. Tipe diabetes yang umum dijumpai adalah diabetes tipe 1 dan tipe 2, yang akan berlanjut terus sepanjang hidup orang tersebut setelah diagnosis penyakit ini ditegakkan. Banyak wanita dengan diabetes gestasional mampu mengkontrol kadar gula darahnya dalam batas yang aman dengan makan makanan yang seimbang dan melakukan latihan fisik yang teratur. Bagaimana pun, jika diet dan latihan tidak dapat mengkontrol kadar gula darah dalam suatu batas yang aman, insulin mungkin dibutuhkan. Wanita-wanita yang beresiko tinggi menderita diabetes gestasional perlu segera diperiksa untuk mencegah kerugian yang ditimbulkan pada awal kehamilannya. Kebanyakan wanita dengan penyakit ini, dimana kadar gula darahnya dalam batas yang aman dapat melahirkan bayinya tanpa mengalami komplikasi. Bagaimanapun, jika kadar gula darah tidak dapat dikontrol pada batas yang aman selama kehamilan, maka dapat terjadi komplikasi komplikasi yang mempengaruhi si ibu dan janinnya sebagai contoh, si ibu mempunyai resiko tinggi untuk menderita hipertensi selama kehamilannya, janin mempunyai berat yang berlebihan, menyebabkan kesulitan untuk melahirkan bahu janin melalui jalan lahir selama persalinan ( distosia bahu ). Hal ini dapat menyebabkan jejas pada saraf di leher bayi atau jejas-jejas lainnya pada persalinan sulit ini. Bayi yang besar juga membutuhkan suatu tindakan pembedahan ( seksio sesarea ), setelah persalinan, bayi akan mengalami masa /episode hipoglikemia ( kadar gula darah lebih rendah dari normal ), kadar kalsium yang rendah, kadar bilirubin darah yang tinggi (jaundice). Kebanyakan kasus, diabetes gestasional akan menghilang segera setelah bayi dilahirkan. Bagaimanapun juga, wanita-wanita yang menderita diabetes gestasional mempunyai resiko tinggi untuk mengalami diabetes gestasional lagi pada kehamilan berikutnya, dan juga 17 % - 63 % dari mereka akan mengalami perubahan dan berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam 5 hingga 16 tahun.Gestational diabetes mellitus (GDM) melibatkan kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup, menimbulkan 2 jenis kencing manis di beberapa referensi. Terjadi selama kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 2050% dari wanita penderita GDM bertahan hidup. GDM terjadi di sekitar 25% dari semua kehamilan.

GDM bersifat temporer dan secara penuh bisa menyebabkan permasalahan dengan kehamilan, termasuk macrosomia (kelahiran yang tinggi menimbang), janin mengalami kecacatan dan menderita penyakit jantung sejak lahir. Penderita memerlukan pengawasan secara medis sepanjang kehamilan. Resiko Fetal/Neonatal yang dihubungkan dengan GDM meliputi kecatatan sejak lahir seperti berhubungan dengan jantung, sistem saraf pusat, dan cacat otot. Hyperbilirubinemia bisa diakibatkan oleh penghancuran sel darah merah. Pada beberapa kasus kematian perinatal bisa terjadi, paling umum sebagai hasil penurunan fungsi placenta dalam kaitan dengan kerusakan vaskuler. Tindakan Seksio Cesarea mungkin dilakukan jika ada tanda tanda kelainan pada janin seperti macrosomia yang menyebabkan distosia bahu. Keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa. Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai unmasked atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus berulang.

Etiologi
Terjadinya diabetes yang utama adalah karena kurangnya produksi insulin (diabetes melitus jenis 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes melitus jenis 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes melitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Jenis 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan jenis 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin apabila obatnya tidak efektif. Diabetes melitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan. Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat glukosa darah berubah terus, karena kesuksesan menjaga gula darah dalam batasan normal dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes. Faktor lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah berhenti merokok, mengoptimalkan kadar kolesterol, menjaga berat tubuh yang stabil, mengontrol tekanan darah tinggi, dan melakukan olah raga teratur.
http://e-infomu.com/berita-124-diabetes-dalam-kehamilan-diabetes-melitus-gestational-.html

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin. Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM. Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Patofiologi Diabetes Mellitus Pada Kehamilan Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya. Pengelolaan Diabetes Mellitus Pada Kehamilan

Pengelolaan medis Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu. 1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips. 2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik. 3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus glukosa. 4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah. 5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB. 6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari: Kalori basal 25 kal/kgBB ideal Kalori kegiatan jasmani 10-30% Kalori untuk kehamilan 300 kalor Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai. Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler. Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan

ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai. Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk : Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6% Mencegah episode hipoglikemia Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal. Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali. Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.517.5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg). Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung digunakan. Insulin yang digunakan harus preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin yang bukan berasal dari manusia (non-human insulin) dapat menyebabkan terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar darah plasenta (placental blood barrier) sehingga dapat mempengaruhi janin.

Pada DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah dengan lama kerja intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMH, pemberian insulin mungkin harus lebih sering, dapat dikombinasikan antara insulin kerja pendek dan intermediate, untuk mencapai kadar glukosa yang diharapkan. Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI.

http://creasoft.wordpress.com/2008/04/26/diabetes-mellitus-pada-kehamilan/

Gestational Diabetes
- Carla Janzen, MD, Jeffrey S. Greenspoon, MD - Janzen Carla, MD, Jeffrey S. Greenspoon, MD

Essentials of Diagnosis Essentials of Diagnosis


Setiap tingkat intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama kehamilan. Pada kebanyakan kasus GDM, regulasi glukosa akan kembali normal setelah melahirkan.

Definisi
Definisi di atas berlaku terlepas dari apakah insulin atau modifikasi diet hanya digunakan untuk pengobatan atau apakah kondisi berlanjut setelah kehamilanAda kemungkinan bahwa intoleransi glukosa yang belum diakui mungkin telah antedated atau dimulai bersamaan dengan kehamilan. Gestational diabetes dapat disaring oleh menggambar jam glukosa level-1 menyusul gram glukosa beban-50, tetapi secara definitif didiagnosis hanya oleh GTT 3 jam abnormal menyusul gram glukosa beban-100. orang tersebut tidak berada dalam norma (95%) untuk kehamilan.

Significance Arti
Pertumbuhan dan pematangan janin sangat erat terkait dengan pengiriman nutrisi ibu, terutama glukosa. Hal ini paling penting pada trimester ketiga dan secara langsung berkaitan dengan durasi dan derajat elevasi glukosa ibu. Jadi dampak negatif adalah sebagai sangat beragam seperti berbagai intoleransi karbohidrat bahwa wanita membawa ke kehamilan. Pada mereka dengan kelainan yang parah, ada tingkat peningkatan keguguran , cacat bawaan, prematur, pielonefritis, preeklampsia , dalam mekonium rahim, gawat janin, bedah sesar pengiriman, dan kelahiran mati.

Insiden & Etiologi


Ketidakmampuan untuk mempertahankan kadar glukosa yang diperlukan oleh tubuh untuk berfungsi dengan baik merupakan masalah kesehatan yang berkembang di Amerika Serikat, sehingga tidak mengherankan bahwa lebih banyak perempuan yang ditemukan selama kehamilan tidak mampu untuk mencapai kadar glukosa yang rendah diperlukan untuk pertumbuhan janin yang tepat. Insiden gestational diabetes bervariasi dari 12% di daerah perkotaan heterogen ras menjadi 1% di daerah pedesaan dengan populasi didominasi putih.

Patofisiologi
Diabetes kehamilan adalah pathophysiologically mirip dengan tipe 2 diabetes . Sekitar 90% dari orang yang diidentifikasi memiliki kekurangan reseptor insulin (sebelum kehamilan) atau yang ditandai peningkatan berat di daerah perut. 10% lainnya memiliki kekurangan produksi insulin dan akan melanjutkan untuk mengembangkan diabetes onset dewasa insulin-dependent.

" Demikian pula untuk wanita dengan diabetes tipe 2 , para wanita paling mungkin untuk mengembangkan gestational diabetes adalah mereka yang kelebihan berat badan , dengan tubuh habitus sering digambarkan sebagai "berbentuk apel. HPL blok reseptor insulin dan peningkatan hubungan linear langsung dengan panjang kehamilan. Insulin rilis ditingkatkan dalam upaya untuk mempertahankan homeostasis glukosa. Pasien mengalami kelaparan meningkat karena pelepasan insulin yang berlebihan sebagai akibat kadar glukosa tinggi. Hal ini melepaskan insulin lebih lanjut reseptor insulin menurun karena kadar hormon tinggi. Dengan demikian lingkaran setan nafsu makan dengan berat badan berlebih terjadiBeberapa tanda gejala lain kondisi ini.

Diagnosa

Glukosuria adalah umum ditemukan pada kehamilan karena peningkatan filtrasi glomerulus dan karena itu tidak dapat diandalkan sebagai alat diagnosis. Glukosa pemeriksaan harus dilakukan pada setiap hamil pasien pada atau paling lambat minggu kehamilan 28, karena faktor risiko tidak cukup untuk mengidentifikasi semua wanita dengan gestational diabetes . Temuan USG berat janin 70% untuk usia kehamilan, polyhydramnios (AFI 20), anomali kongenital garis tengah, atau pengukuran lingkar perut yang melebihi pertumbuhan tulang paha dengan 2 minggu merit sebuah GTT 3 jam langsung. Temuan klinis lainnya menunjukkan diabetes yang mungkin adalah edema berkembang pada awal kehamilan dan berat badan yang berlebihan. skrining awal dilakukan dengan menelan 50 gram glukosa (biasanya dingin glucola) pada setiap saat hari dan tanpa memperhatikan konsumsi makan sebelumnya. Sensitivitas dan spesifisitas didasarkan pada nilai cutoff yang digunakan untuk menunjukkan hasil positif ( Tabel 18-4 ), namun, skrining tidak direproduksi dari hari ke hari seperti yang akan diinginkan. Jika skrining positif, pasien disarankan untuk mengikuti diet loading karbohidrat selama 3 hari dan kemudian melakukan tes toleransi glukosa 3 jam penuh. Diet loading sederhana karbohidrat adalah semua pasta dan pati dia bisa makan setiap kali makan dan satu candy bar per hari. Untuk GTT, puasa pasien, kemudian menerima 100 gram glukosa setelah kadar glukosa puasa diperoleh. Sebuah sampel darah kemudian diambil setiap jam selama 3 jam. Pasien disarankan untuk duduk tenang selama tes untuk meminimalkan dampak dari latihan pada tingkat glukosa. glukosa Nilai awalnya digunakan untuk mendeteksi diabetes kehamilan ditentukan oleh O'Sullivan dan Mahan dalam studi retrospektif yang dirancang untuk mendeteksi risiko terkena diabetes tipe 2 di masa depan. Nilai ditetapkan menggunakan darah utuh dan membutuhkan dua nilai mencapai atau melebihi nilai yang akan positif. Setelah informasi telah menyebabkan perubahan dalam kriteria O'Sullivan. Sebagai contoh, ada bukti yang berkembang bahwa satu nilai sudah cukup untuk membuat dampak pada kesehatan janin, dan sekarang kriteria yang digunakan oleh kebanyakan dokter untuk memulai pengobatan. Seluruh nilai glukosa darah lebih rendah dari tingkat plasma akibat pengambilan glukosa oleh hemoglobin. Nilai-nilai ini digunakan oleh American College of Obstetricians Gynecologists dan didasarkan pada peningkatan teoritis dalam hemoglobin dan plasma dengan kehamilan. Baru-baru ini, sebuah studi menggunakan semua tiga metode penentuan glukosa pada sampel yang sama telah menyangkal nilai-nilai teoritis dan dicatatkan pada Tabel 18-5 .

Treatment Pengobatan
Kunci untuk terapi pada kebanyakan pasien adalah diet dan latihan (karena kurangnya reseptor insulin). Hal ini membuat terapi lebih sulit dibandingkan dengan pasien insulin-kekurangan, pada insulin eksogen yang dapat dengan mudah diberikan. Terapi pada diabetes tipe 2 didasarkan pada motivasi pasien dan kemampuan untuk mengubah gaya hidup. Latihan dari jenis non-weightbearing (telah dijelaskan sebelumnya) dianjurkan sebagai latihan jangka pendek bahkan memiliki manfaat besar. Setiap penyedia layanan harus menekankan pentingnya diet. serat larut sangat berharga untuk memberikan rasa kenyang dan meningkatkan jumlah reseptor insulin dan sensitivitas. Karbohidrat pembatasan telah ditunjukkan untuk memperbaiki kontrol glisemik pada GDM diet terkontrol. Lemak harus dikurangi karena dampak negatif pada reseptor insulin. Kalori harus diresepkan di 20-25/kcal per kilogram berat badan sekarang (umumnya 1800-2400 kkal. Massal obesitas pasien penurunan tingkat metabolisme mereka, karena itu, lebih baik untuk memulai rendah dan meningkatkan kalori yang diperlukan. Makanan catatan disimpan selama 1 minggu, dan konten dan kalori yang dikaji oleh ahli diet dengan saran bermanfaat dalam meningkatkan hidangan favorit untuk dimasukkan dalam makanan. Pasien diinstruksikan untuk sangat diperhatikan semua makanan yang diambil di saat nilai glukosa 1-jam postprandial adalah 130 mg / dL atau lebih. Meter reflektansi memori glukosa sangat berharga dalam membantu pasien untuk mempelajari diet yang tepat dan dampak dari tindakannya terhadap kadar glukosa. Insulin ditambahkan seperti yang diperlukan untuk pengendalian glukosa hanya setelah kesalahan diet yang jelas dicatat dan upaya koreksi yang dilakukan. Pendekatan untuk memulai terapi insulin bervariasi, tetapi harus tetap sesederhana mungkin. Minimum 2 kunjungan ke ahli gizi yang mendorong pendidikan dan interaksi lebih pertanyaan diet. Penyesuaian diet untuk makanan etnis sering sangat berharga dalam memperoleh kepatuhan diet. Dorongan dari anggota keluarga lainnya untuk berpartisipasi dalam konseling diet membantu dukungan mereka bagi pasien dan merupakan kunci untuk membuat perubahan pola makan keluarga. Pasien sering manfaat dari kontak langsung dengan ahli gizi ketika tingkat glukosa tidak menentu, ketika berat badannya tidak memenuhi pedoman yang diharapkan, ketika dia mengalami kesulitan dengan menghitung kalori, atau ketika dia meningkat kalori harian lebih dari 300 kkal dari pedoman. Pasien cek glukosa nya 4 kali sehari (misalnya, puasa, dan 1 jam sarapan, setelah makan siang, makan malam). Nilai yang diinginkan adalah tingkat puasa 70-90 mg / dL dan level 1-jam 130 mg / dL. Tingkat glukosa harus rata-rata 90 mg / dL.
17 37fcc70a4c2651 search/results

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.health.am/pregnancy/diab etes-mellitus-and-pregnancy/

You might also like