You are on page 1of 14

LAPORAN PENYULUHAN ALAT KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Disusun oleh : Atika Prisilia Brian Reggie Suwandy Moneta (030.07.038) (030.07.045) (030.07.166)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN PERIODE 1 APRIL 17 AGUSTUS 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2013

LAPORAN PENYULUHAN

ALAT KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Pokok bahasan Sub pokok bahasan Sasaran Tempat

: Alat Kontrasepsi Pasca Persalinan : Keluarga Berencana : Pengunjung Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi : Ruang Tunggu Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi

Waktu Hari/tanggal Penyuluh

: 30 menit : Kamis, 27 Juni 2013 : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti (Atika Prisilia, Moneta, Brian Reggie Suwandy)

Penyuluhan TB Paru di Puskesmas Kecamatan Tebet

I. Laporan Penyuluhan A. Latar Belakang Sebagian wanita setelah melahirkan tidak menginginkan adanya kehamilan atau menunda kehamilan sampai 2 tahun setelah persalinan. Akan tetapi masih sangat sedikit wanita yang meninggalkan rumah sakit dengan mendapat konseling mengenai metoda kontrasepsi. Konsep mengenai kontrasepsi pasca persalinan bukanlah hal yang baru, akan tetapi tidak banyak perhatian yang diberikan pada masa yang penting dari kehidupan wanita ini. Pada saat sekarang ini perhatian dari pengelola program kesehatan, penyedia jasa pelayanan kesehatan dan pembuat kebijakan semakin meningkat , karena menyadari akan tingginya efektifitas dan keberhasilan program keluarga berencana jika pengenalan kontrasepsi dilakukan pada saat pasca persalinan. Meningkatnya perhatian pemerintah mengenai kontrasepsi pasca persalinan juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan rekomendasi dari the National Meeting on Family Planning Programs pada tahun 2008 , KB pasca persalinan dan pasca keguguran ( KB PP & PK) , merupakan salah satu program utama yang harus tersedia di seluruh propinsi. Tujuan dari program ini sendiri adalah untuk meningkatkan tingkat kesehatan ibu dan anak disamping untuk meningkatkan angka penggunaan kontrasepsi (JNPK, 2008) . Namun, studi tentang penggunaan kontrasepsi di kalangan perempuan pasca persalinan di Indonesia sangat terbatas, kecuali beberapa studi banding yang dilakukan oleh Thapa et.al(1992), Ross dan Winfrey (2001), dan Becker dan

Ahmed (2001)menggunakan data DHS dari berbagai Negara.

B. Permasalahan Jumlah kelahiran di Indonesia diperkirakan sekitar 4.2-4.5 juta ( BPS 2009) dan 19.7 % merupakan kehamilan yang tidak diinginkan dari jumlah kelahiran . mengingat 3

tingginya jumlah kelahiran dan keguguran maka diperlukan suatu perencanaan kehamilan sehingga kehamilan yang terjadi merupakan kehamilan yang diinginkan. Salah satu program strategis untuk menurunkan kehamilan yang tidak diinginkan menjadi 15% pada tahun 2014 adalah melalui KB pasca persalinan dan pasca keguguran.

C. Tujuan 1. Tujuan umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang alat-alat kontrasepsi, ibu ibu memahami tentang alat-alat kontrasepsi dan mempertimbangkannya sebelum mengambil keputusan alat kontrasepsi apa yang akan dipakai. 2. Tujuan khusus Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan para peserta dapat : Mengerti dan memahami alat alat kontrasepsi pasca persalinan Mengerti dan memahami alat alat kontrasepsi apa yang sebaiknya dipilih setelah pasca persalinan Mengerti dan memahami keluarga berencana

D. Manfaat Bagi Penyuluh Melatih kemampuan dalam memberikan penyuluhan kepada sasaran. Bagi Sasaran Mendapatkan pengetahuan tentang macam macam alat kontrasepsi pasca persalinan, dan pentingnya keluarga berencana.

Sasaran Semua pengunjung Poliklinik Anak RSUD Bekasi, terutama yang baru melahirkan dan yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUD Bekasi.

E. Rencana Kegiatan 1. Topik 2. Metode 3. Media 4. Waktu 5. Tempat : Alat alat kontrasepsi pasca persalinan : Dua arah dengan ceramah dan tanya jawab. : Elektronik (Powerpoint) : Kamis, 27 Juni 2013, jam 08.30 WIB s/d selesai : Ruang tunggu Poliklinik Anak RSUD Bekasi

F. Hasil Kegiatan Kesan peserta penyuluhan tentang alat kontrasepsi pasca persalina tertarik, dapat dilihat dari adanya perhatian saat diberikan penyuluhan dan adanya tanya jawab yang aktif setelah penyuluhan selesai.

II. Sumber Materi Yang Diberikan Powerpoint (dilampirkan)

III.Susunan Kegiatan No 1 Kegiatan Pendahuluan Penyuluh - Mengucapkan salam -Menanyakan persepsi tentang materi yang akan dibahas -Menjelaskan tujuan penyuluhan yang hendak Dicapai -Menjelaskan pengertian tentang alat alat kontrasepsi pasca persalinan - Menjelaskan manfaat alat alat kontrasepsi pasca persalinan Peserta -Menjawab salam -Merespon persepsi penyuluhan Waktu 5 menit

Pelaksanaan

-Memperhatikan penjelasan tentang tujuan penyuluhan -Memperhatikan penjelasan yang diberikan

20 menit

- Memperhatikan penjelasan yang diberikan

- Menjelaskan cara pemakaian alat alat kontrasepsi pasca persalinan

- Memperhatikan penjelasan yang diberikan

Penutup

-Memberikan kesempatan pada pendengar yang ingin bertanya dan menjawab pertanyaan - Melakukan evaluasi dengan bertanya tentang materi yang telah disampaikan -Memberi salam penutup

- Mengajukan pertanyaan dari materi yang disampaikan

5 menit

- Menjawab pertanyaan

- Menjawab salam

Pengorganisasian Penanggung jawab, moderator dan penyuluh : Brian Reggie Suwandy Observer Fasilitator Pembimbing klinik : Moneta : Atika Prisilia : Dr. Dean Wahyudin Sp.OG

Uraian Tugas 1. Penanggung Jawab : Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan 2. Moderator : a. Pada acara pembuka Membuka acara Memperkenalkan diri Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan Menjelaskan kontrak waktu ( 8.30-9.00 wib ) b. Kegiatan inti Meminta peserta memberikan pertanyaan atas pertanyaan yang tidak dipahami

Memberikan kesempatan kepada mahasiswa atas jawaban yang diajukan untuk menjawab c. Pada acara penutup Menyimpulkan dan menutup diskusi Mengucapkan salam 3. Fasilitator Memotifasi peserta agar berperan aktif Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan 4. Observer Mengawasi prosses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan Membuat absensi penyuluhan

5. Setting tempat

Ket :

= Observer = Moderator dan Penyaji = Pembimbing Klinik = Fasilitator =Audiens

EVALUASI 1. Evaluasi proses Mempersiapkan makalah Mempersiapkan peserta penyuluhan

2. Evaluasi Struktur Moderator dapat membuka acara penyuluhan dengan baik memperkenalkan seluruh anggota penyuluhan Penyaji dapat menyampaikan materi dengan baik sehingga peserta dapat memahami materi yang diberikan Peserta ikut berperan dalam penyuluhan dengan mengajukan pertanyaan kepada anggota kelompok Fasilitator dan penyaji dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta dengan baik Observer mengamati jalannya proses penyuluhan dengan seksama Pembimbing klinik & akademik menjelaskan materi yang masih belum lengkap yang disampaikan oleh kelompok 3. Evaluasi Hasil Setelah melakukan penyuluhan, peserta terlihat puas dengan dan

dan pembimbing kepada paserta

penyampaian penyaji dan bersemangat mengajukan pertanyaan tentang diare dan penanganannya. Peserta mampu berperan aktif dalam tanya jawab yang diadakan oleh kelompok tentang cara penanganan dan pencegahan alat alat kontrasepsi pasca persalinan..

IV. Materi Penyuluhan alat kontrasepsi pasca persalinan pada Pengunjung Poliklinik Anak RSUD Bekasi Alat Kontrasepsi Pasca Persalinan Pengertian Alat Kontrasepsi Kontrasepsi adalah cara untuk menghindari/mencegah terjadinya kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga dapat mencegah terjadinya kehamilan.

Manfaat alat kontrasepsi pasca persalinan Alasan pelaksanaan KB pasca persalinan antara lain termasuk kembalinya fertilitas dan resiko terjadinya kehamilan, jarak kehamilan yang dekat , resiko terhadap bayi dan ibu serta ketidaktersediaan kontrasepsi

A. Metoda kontrasepi pasca persalinan Semua metoda kontrasepsi bisa diberikan pada ibu pada masa pascapersalinan. Waktu untuk memulai suatu kontrasepsi tergantung dari status menyusui ibu. Metoda yang bisa digunakan jika pasangan melakukan hubungan seksual meskipun segera setelah melahirkan adalah :( LINKAGES,2004; Sumadikarya,2009) Spermisida Kondom Koitus interuptus Diafragma tidak bisa digunakan hingga setelah 6 minggu pasca persalinan karena tidak akan menempel dengan sempurna, jika dilakukan pemasangan segera akan menimbulkan ketidaknyamanan, terutama pada wanita yang dengan episiotomi. 1. Wanita menyusui Jika wanita yang menyusui memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi selain metode amenorea laktasi (MAL), harus melakukan konsultasi terlebih dahulu mengenai efek yang mungkin ditimbulkan oleh kontrasepsi terhadap laktasi dan bayi. Sebagai contoh kontrasepsi hormonal merupakan pilihan terakhir kontrasepsi pada wanita yang menyusui. Semua pil oral kombinasi, meskipun 9

dengan dosis rendah ( 30-35 g EE) menurunkan produksi ASI, dan dari berbagai penelitian yang menunjukkan efek pertumbuhan bayi pada minggu 6-8 pasca persalinan. Disarankan untuk menunda pemakaian kontrasepsi pil setelah kehamilan 8-12 minggu.(LINKAGES,2004; ABM,2005; Reproline, 2011) 2. Wanita tidak menyusui Meskipun sebagian besar wanita yang tidak menyusui akan mendapat haid dalam 4-6 minggu pascapersalinan, hanya 1/3 dari menstruasi pertama yang terjadi ovulasi dan hanya sebagian kecil yang terjadi kehamilan. Jika pasangan menginginkan untuk menghindari terjadinya kehamilan , kontrasepsi harus dimulai sebelum ( dengan menggunakan KB hormonal, IUD)atau saat ( barrier,

spermisida, koitus interuptus) melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya . Karena gangguan pembekuan darah yang dipicu oleh kehamilan ( peningkatan faktor koagulasi) masih terdapat sampai 2-3 minggu pascapersalinan, pil

kontrasepsi kombinasi oral dan injeksi sebaiknya dimulai setelah saat itu. Sementara itu pil progesteron bisa dimulai segera pasca persalinan karena tidak meningkatkan terjadinya resiko gangguan pembekuan darah. Gambar 2 menunjukkan waktu yang direkomendasikan untuk memulai kontrasepsi pada wanita yang tidak menyusui. .(LINKAGES,2004; ABM,2005; Reproline, 2011)

B. Metode Amenore Laktasi ( MAL) Metoda amenore laktasi adalah metode kontrasepsi sementara yang bisa dimulai sejak bayi lahir sampai 6 bulan pasca persalinan jika pasien memenuhi 3 kriteria yang telah ditetapkan.(LINKAGES,2004; ABM, 2005) 3 kriteria itu adalah a. Pasien belum menstruasi ( lochia pada 8 minggu awal masa pasca persalinan tidak dianggap sebagai perdarahan menstruasi. Setelah perode ini 2 hari perdarahan atau bercak pada pasien dianggap sebagai menstruasi pasien sudah kembali ) b. Bayi menyusui secara penuh atau hampir penuh, didefinisikan sebagai a. Bayi disusui pada saat siang dan malam, b. Bayi disusui dengan jarak tidak boleh lebih dari 4 jam

10

c. Bayi tidak mendapat makanan atau minuman tambahan lainnya c. Umur bayi kurang dari 6 bulan.

AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ) 1. Definisi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR ) atau yang lebih dikenal dengan IUD ( Intra Uterine Devices ) adalah bahan inert sintetik ( dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk yang dipasangkan de dalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif. 2. Jenis-jenis IUD Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam IUD telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik(polietilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.

Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi : 1. Bentuk terbuka (oven device) Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T 2. Bentuk tertutup(closed device) Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring. Hormonal 1. Kontrasepsi hormonal kombinasi Rekomendasi dari Centers for disease control ( CDC) Amerika Serikat

menganjurkan wanita pasca persalinan untuk tidak menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi pada 21 hari pertama pasca persalinan karena tingginya angka kejadian trombo emboli vena. Pada hari ke 21 sampai 42 pasca persalinan , kontrasepsi hormonal kombinasi bisa diberikan pada wanita yang tidak memiliki resiko tromboemboli vena. Dan setelah 42 hari pasca persalinan kontrasepsi hormonal kombinasi bisa digunakan.
(jhpiego,2008; who,200))

11

KESIMPULAN

1. Penggunaan kontrasepsi pasca persalinan perlu mempertimbangkan status menyusui ibu. 2. Metode amenore laktasi sangat efektif pada ibu yang menyusui secara eksklusif. 3. Efektifitas IUD pasca persalinan sama dengan pemakaian IUD interval jika dilakukan dengan benar. 4. Penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi paling cepat diberikan pada hari 21 pasca persalinan pada wanita yang tidak menyusui 5. Kontrasepsi yang mengandung progesteron bisa diberikan segera pasca persalinan tanpa melihat status menyusui dari ibu .

12

DAFTAR PUSTAKA`

1. Lesnewski

R,

Prine

Initiating
nd

Hormonal

Contraception

accessed

from

www.aafp.org/afp on august 22 2011


2. Postpartum

Contraception accessed from http://www.reproline.jhu.edu/english/6read/6multi/pg/ppc1.htm#Introduction on august 22nd 2011

3. Shulman LP, Kautniz AM, Postpartum contraception diakses dari http://www.glowm.com/index.html?p=glowm.cml/section_view&articleid=382 pada tanggal 24 november 2011.
4. Sumadikarya IK, Nugroho AW , Rekomendasi Praktik Pilihan untuk Penggunaan Kontrasepsi ( Selected Practice Recommendation for Contraceptive Use ) Penerbit Buku Kedokteran EGC , Jakarta , 2009

5. The Academy of Breastfeeding Medicine , Clinical Protocol Number #13 ; Contraception during Breastfeeding 2005

6. The LINKAGES Project , LAM ( Lactational Amenorrhea Method ) : A Modern Postpartum Contraceptive Method for Women who Breastfeed , Training Module for Health and Family Service Providers , Washington , 2004

7. USAID- Engender Health / The ACQUIRE Project ., The Postpartum Intrautrine Device, A Training Course for Service Providers , Participant Handbook, 2008

8. Update to CDCs U.S. Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use, 2010: Revised Recommendations for the Use of Contraceptive Methods During the Postpartum Period MMWR / July 8, 2011 / Vol. 60 / No. 26

9. Widyastuti L , Saikia US, Postpartum Contraceptive Use in Indonesia : Recent Patterns and Determinants BKKBN

10. Workshop on Comprehensive Postpartum Family Planning Care, Jhpiego Baltimore 2008

13

11. World Health Organization , Department of Reproductive Health and Research, Combined hormonal contraceptive use during the postpartum period, Geneva, 2010

14

You might also like