You are on page 1of 12

Teknik komunikasi berdasarkan tingkat usia faktor kematangan sangat mempengaruhi kemampuan individu dalam berkomunikasi . 1.

Kematangan ini di dukung oleh kesempurnaan indra 2. Kesempurnaan dan kematangan otak 3. Kematangan psikologi Komunikasi dalaam berbagai tingkat usia di bagi dalam 6 tingkat , yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. komunikasi pada bayi komunikasi pada prasekola komunikasi pada usia skola komunikasi pada usia remaja komunikasi pada usia dewasa komunikasi pada usia lansia

1. komunikasi pada bayi Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui gerakangerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata. Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan tehnik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain. : perkembangan indra: Penglihatan: penglihatan kabur merespon cahaya

Usia 3 bulan kemampuan koordinasi mata meningkat,mampu melhat objek dengan jelas dalam jarak relative jauh.

Usia 4 bulan :bayi mampu mengenali objek dan mengikuti gerakannya Usia 6 bulan: mampu mengidentifikasi warna

PENDENGARAN: Hari ke 3-7 baru bisa mendengar ,dilihat dari reflek kedip,selanjutnya dapat membedakan suara ibu nya dengan suara org lain. usia 9 bulan : dapat membedakan kata- kata ,merespon perintah sederhana perabaan kulit bayi sensitive ,peka untuk merasakan sentuhan.

WICARA Prespeech forms yaitu, menangis,merengek, gerak - gerik tangisan merupakan bentuk komunikasi yang digunakan untuk menunjukkan rasa lapar,haus ,sakit,tidak nyaman dll bayi belajar menangis merupakan cara yang efektif untuk menarik perhatian komunikasi pada bayi dengan menggunakan suara sentuhan ,belaian dan ciuman.

TUJUAN KOMUNIKASI memberi rasa aman kepada bayi memenuhi kebtuhan bayi akan kasih sayang melatih bayi mengembangkan bicara,mendengar dan menrima rangsangan

2. KOMUNIKASI USIA PRA SEKOLAH Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan.

Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara (Behrman, 1996). Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata jawab dong, mengalihkan aktivitas saat komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi Tujuan: melatih keterampilan penggunaan panca indra melatih keterampilan kognitif psikomotor dan afektif sebagai bentuk pemblajaran dan permainan dalam melakukan dengan orang lain mengembangkan konsep diri.

Merupakan unsur yang sangat penting untuk membangun efektifitas dalam proses komunikasi. Menurut Egan tahun 1995 dikutip Kozier dan Erb tahun 1983 menyampaikan sikap komunikasi merupakan sesuatu apa yang harus dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang dapat meliputi : 1. Sikap berhadapan Merupakan bentuk sikap dimana seseorang langsung bertatap muka atau berhadapan langsung dengan anak, sikap ini mempunyai arti bahwa komunikator siap berkomunikasi 2. Sikap mempertahankan kontak Bertujuan mengahargai klien dan mengatakan adanya keinginan untuk tetap berkomunikasi dengan cara selalu memperhatikan apa yang diinformasikan atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian dengan lainnya 3. Sikap membungkuk ke arah pasien

Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi yang menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu dengan cara membungkuk sedikit ke arah klien. 4. Sikap terbuka Merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi kaki tidak melipat, tangan menunjukkan keerbukaan untuk berkomunikasi yang dilakukan selama dalam proses komunikasi. 5. Sikap tetap relaks Merupakan sikap yang menunjukkan keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon kepada klien selama komunikasi. Sikap ini diperlukan sehingga saling memberikan berbagai informasi yang diharapkan tanpa adanya sebuah paksaan. 6. Gerakan mata untuk memberikan perhatian pada anak 7. Ekspresi muka merupakan ekpresi nonverbal yang banyak dipengaruhi oleh budaya 8. Sentuhan Merupakan cara interaksi yang mendasar karena dengan setuhan dapat memperhatikan perasaan menerima dan mengahargai. Sentuhan merupakan elemen penting dalam pembentukan ego, perasaan dan kemandirian. Sentuhan sangat penting karena sebagai alat komunikasi dalam memperlihatkan kehangatan, kasih saying yang pada kemudian hari (dewasa) dapat mengembangakannya.

Sikap Komunikasi Terapeutik Merupakan cara berperilaku selama dalam komunikasi yang dapat memberikan dampak terapi psikologis, sehingga masalah-masalah psikologis anak dapat teratasi. Terdiri dari : 1. Sikap kesejatian Merupakan sikap dalam pengiriman pesan pada anak menunjukkan tentang gambaran diri kita sebenarnya, sikap tersebut diantaranya; menghindari membuka diri yang terlalu dini sampai dengan anak menunjukkan kesiapan untuk berespon positif terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan yang digunakan untuk menumbuhkan rasa percaya kita dengan anak dan harus lebih terbuka, sikap menghindari membuka diri terlalu dini dalam rangka

manipulasi, sikap dengan memberikan nasihat atau mempengaruhi anak untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan kita dalam komunikasi 2. Sikap empati Adalah cara menempatkan diri kita pada posisi anak dan orang tua yang dapat ditunjukkan dengan mendengarkan apa yang disampaikan komunikan dengan maksud dimengerti, mengatakan pada diri komunikan kita mendengarkan apa darinya, menyampaikan respon empati seperti kakuratan, kejelasan, kehangatan dan menunjukkan empati secara verbal 3. Sikap hormat Sikap yang menunjukkan adanya suatu keperdulian/perhatian, rasa suka dan mengahargai klien. Dapat ditunjukkan dengan cara melihat ke arah klien saat komunikasi, memberikan perhatian yang tidak terbagi, mempertahankan kontak mata, senyum pada saat yang tepat, bergerak ke arah klien, sapaan saat komunikasi, jabat tangan atau sentuhan yang lembut dengan izin komunikan 4. Sikap Konkret Bentuk sikap dengan menggunakan terminology yang spesifik dan bukan abstrak pada saat komunikasi dengan klien, dapat ditunjukkan dengan menggunakan hal yang nyata seperti menunjukkan pada hal yang nyata, melalui orang tua. dapat juga menggunakan alat bantu seperti gambar, mainan dan lain-lain.

Cara Komunikasi Dengan Anak Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak antara lain: 1. Melalui orang lain atau pihak ketiga Cara komunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dan melibatkan orang tua yang duduk di sampingnya 2. Bercerita Melalui cara ini pesan yang ingin disampaikan kepada anak akan mudah diterima, tetapi cerita yang disamapikan hendaknya sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan dan gambar. 3. Memfasilitasi

Dalam memfasilitasi, kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan tetapi anak harus diberikan respon terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan merefleksikan ungkapan negative yang menunjukkan kesan yang jelek buat anak. 4. Biblioterapi Dengan pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku yang sesuai dengan pesan yang disampaikan. 5. Meminta untuk menyebutkan keinginan Hal ini penting untuk mengetahui keluhan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan fikiran pada saat itu 6. Pilihan pro dan Kontra Penting untuk menentukan atau mengetahui perasaan dan fikiran anak, dengan mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan positif dan negative sesuai pendapat anak 7. Penggunaan Skala Penggunaan skala atau peringkat dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak, seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan sakitnya 8. Menulis Melalui ini anak mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Dilakukan jika anak sudah mempunyai kemampuan untuk menulis. 9. Menggambar Seperti halnya menulis, dapat digunakan untuk mengekspresikan, perasaan jengkel marah bisanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkannya apabila gambar yang ditulisnya ditanya tentang maksudnya. 10. Bermain sebagai alat yang efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi. Melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang sekitarnya dapat terjalin dan pesan-pesan dapat disampaikan.

3. KOMUNIKASI PADA USIA SEKOLAH Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif. Komunikasi pada masa sekolah ini di kembangkan dalam bentuk verbal dan non verbal, sebagai upaya untuk mengembangkan pelajaran tentang aktifitas mandri, tanggung jawab,dan konsep abstrak

Cara Komunikasi Dengan Orang Tua Anak Anjurkan orang tua untuk berbicara Arahkan ke Fokus Mendengarkan Diam Empati Meyakinkan kembali Merumuskan kembali Memberi petunjuk kemungkinan apa yang terjadi Menghindari hambatan dalam komunikasi

4. KOMUNIKASI PADA USIA REMAJA Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual, sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa. Berbagai masalah remaja yang muncul saat ini, baik yang berhubungan dengan perilaku seks, kecanduan obat, dan kenakalan remaja lainnya disebabkan antara lain oleh kurangnya

perhatian dan bekal yang diterima remaja dari orang tuanya atau orang dewasa yang berada di sekitarnya. Semuanya ini berawal dari masalah komunikasi orang tua dan orang dewasa dengan remaja itu sendiri. Berkomunikasi dengan remaja membutuhkan ketrampilan tersendiri yang berbeda dengan ketrampilan berkomunikasi dengan anak-anak ataupun orang dewasa. Paling tidak ada lima tujuan dilakukannya komunikasi efektif dengan remaja: a) b) c) d) Membangun hubungan yang harmonis dengan remaja Membentuk suasana keterbukaan dan mendengar Membuat remaja mau bicara pada saat mereka menghadapi masalah Membuat remaja mau mendengar dan menghargai orang tua dan orang dewasa saat mereka berbicara e) Membantu remaja menyelesaikan masalah Dalam berkomunikasi, orang tua dan orang dewasa biasanya ingin segera membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi remaja, sehingga cenderung : a) b) c) d) Lebih banyak bicara daripada mendengar Merasa tahu lebih banyak Cenderung memberi arahan dan nasihat Tidak berusaha untuk mendengar dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami para remaja e) Tidak memberi kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat f) Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya g) Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan terhadap remaja Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa. Komunikasi, baik verbal maupun nonverbal pada dasarnya merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses pendidikan anak, juga merupakan sumber-sumber rangsangan untuk membentuk kepribadian anak. Apabila komunikasi antara orang tua dan anak dapat berlangsung dengan baik, maka masing-masing pihak dapat saling memberi dan menerima informasi, perasaan dan pendapat sehingga dapat diketahui apa yang diinginkan, dan konflikpun dapat dihindari. Keterbukaan melalui komunikasi ini akan menumbuh kembangkan bahwa anak dapat diterima dan dihargai sebagai manusia. Sebaliknya bila tidak ada komunikasi yang baik maka besar kemungkinan kondisi kesehatan mentalnya mengalami hambatan. Dari penelitian diperoleh bukti adanya kecenderungan psikopatologi pada anak, disebabkan karena adanya hambatan dalam proses komunikasi antara anak orang tua, terutama ibunya. Dalam proses perkembangan kepribadian anak, orang tua juga berperan sebagai pendidik yaitu bertugas untuk menanamkan nilai-nilai moral dan kehidupan yang akan menjadi landasan yang kuat bagi bagi tumbuhnya jiwa dan pribadi anak. Keluarga merupakan wahana bagi anak

untuk menimba berbagai ilmu pengetahuan. Melalui pola asuh orang tua anak mengenal nilainilai moral, mengenal tindakan yang baik dan yang buruk sebelum ia mengembangkan interaksi sosial di luar lingkungan keluarganya. Keberhasilan orang tua dalam mengembangkan nilai-nilai moral bukan disebabkan karena otoritasnya tetapi lebih pada bagaimana mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektualnya. Kenyataannya banyak orang tua yang kurang dapat berkomunikasi dengan anaknya, terutama dengan remaja. Banyak orang tua kurang menyadari bahwa respon (verbal maupun nonverbal) dalam menanggapi anaknya, menyebabkan hambatan dalam berkomunikasi. Respon yang sering diutarakan orang tua pada anaknya yang menyebabkan terputusnya komunikasi, antara lain adalah: memerintah; mengancam-memperingatkan; mendesak-memberi kotbah; menasehati-menyelesaikan masalah; memberi kuliah-mengajari; menilai-mengkritiktidak setuju-menyalahkan; mencemooh-membuat malu; menyelidiki-mengusut; menghindarmengalihkan perhatian-menertawakan; dan memuji-menyetujui; Ungkapan-ungkapan tersebut diatas membuat anak: menghentikan pembicaraaan; mempertahankan diri; menyerang-berdebat; merasa rendah diri; benci dan marah; merasa bersalah; merasa diperlakukan seperti anak kecil; merasa tidak dimengerti; merasa perasaanperasaannya tidak dibenarkan; merasa sedang diinterogasi. Rasanya semua kriteria tersebut sering dilakukan orang tua dalam otoritasnya sebagai orang yang harus dipatuhi. Agar komunikasi dengan anak tidak terputus perlu kiranya orang tua memahami cara berkomunikasi yang efektif, antara lain: 1. Membuka pintu, yaitu ungkapan orang tua yang memungkinkan anak untuk membicarakan lebih banyak, mendorong anak untuk mendekat dan mencurahkan isi hatinya. Dan yang penting menumbuhkan pada anak rasa diterima dan dihargai. Beberapa pernyataan yang bersifat membuka antara lain: Saya mengerti.. Ya..hm.. Oh ya.. Coba ceritakan lebih banyak..ibu koq tertarik ya..Kelihatannya kamu seneng ya.. 2. Mendengar Aktif, kemampuan orang tua untuk menguraikan perasaan anak dengan tepat, jadi orang tua mengerti perasaan anak, yang dikirim anak lewat bahasa verbal maupun nonverbalnya. Keuntungan dari mendengar aktif, anatara lain: mendorong terjadinya katarasis; menolong anak tidak takut terhadap perasaan (positif-negatif); mengembangkan hubungan yang sangat dengan orang tua; memudahkan anak memecahkan masalahnya; meningkatkan kemampuan anak untuk mendengar pendapat orang tua; meningkatkan tanggung jawab anak 3. Komunikasi dengan empatik, prinsip Komunikasi Empatik: Berusaha mengerti lebih dahulu, baru dimengerti . Dalam mendengarkan empatik, kita sebagai orang tua berusaha masuk ke dalam kerangka pikiran, perasaan anak remaja kita. Kita sebagai orang tua, tidak hanya mendengar dengan telinga, tapi dengan mata dan hati. Hati kita merasakan, memahami, menyelami dan berintuisi dengan permasalahan yang sedang dialami oleh anak remaja kita. Mata kita mengamati pesan-pesan nonverbal yang diekspresikan oleh anak kita. Kita menggunakan otak kanan sekaligus otak kiri. Mendengar Empatik adalah mendengar untuk mengerti baik secara emosional

sekaligus intelektual, bukan dengan maksud untuk menjawab, mengendalikan atau memanipulasi orang lain. Memang tidak mudah untuk dapat menjalin komunikasi yang positif dengan anak remaja kita yang sedang mengalami berbagai gejolak dalam dirinya. Tetapi tidak berarti tidak bisa. Pemahaman dan pengertian kita sebagai orang tua atas kesulitan-kesulitan yang sedang dialami anak remaja kita, merupakan hal sangat penting. Anak remaja kita membutuhkan pengertian dari orangtuanya bahwa ia sedang mengalami proses perubahan.Sikap ini akan mendukung terjalinnya komunikasi yang positif dengan anak remaja kita.

5. KOMUNIKASI PADA USIA DEWASA Pada usia ini terjadi puncak kematang fisik mental dan social.teknik komunikasi yang di kembangkan pada masa dewasa dengan mengembangkan komunikasi sebagai media transfer informasi materi komunikasi pada masa ini adalah: pekerjaan dan tugas kegiatan kerumahtanggaan kegiatan propesional kegiatan social

6.KOMUNIKASI PADA USIA LANSIA komunikasi pada lansia berbeda dengan komunikasi dengan individu lain karena lansia itu pada dasarnya adalah unik. lansia itu unik pada nilai, kepercayaan, persepsi, budaya dan pemahaman serta lingkungan sosial yang berbeda. perbedaan tersebut dapat menghasilkan komunikasi yang tidak efektif antara perawat dengan lansia hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain: 1. 2. 3. 4. perubahan fisik lansia, seperti penurunan pendengaran normal agging process perubahan sosial pengalaman hidup dan latar belakang budaya.

Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepada lansia, selain pemahaman yang memadahi tentang karakteristik lansia, petugas kesehatan/perawat juga harus mempunyai teknikteknik khusus agar komunikasi yang dilakukan dapat berlangsung lancar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Beberapa teknik komunikasi yang dapat terapkan antara lain: 1. Teknik Asertif Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan menunjukkan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi dapat dimengerti. Asertif merupakan pelaksanaan dan etika komunikasi. Sikap ini akan sangat membantu petugas kesehatan untuk menjaga hubungan yang terapeutik dengan klien lansia. 2. Responsive Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien merupakan bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat mengetahui adanya perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun hendaknya segera menanyakan tentang perubahan tersebut, misalnya dengan mengajukan pertanyaan, apa yang sedang bapak/ibu fikirkan saat ini? Apa yang bisa saya bantu?. Berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu permintaan bantuan dari klien. 3. Fokus Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan. Ketika klien mengunggkapkan pertanyaanpertaanyaan di luar materi yang diinginkan, maka perawat hendaknya mengarahkan maksud pembicaraan. Upaya ini perlu diperhatikan karena umumnya klien lansia senang menceritakan hal-hal yang mungkin tidak relevan untuk kepentingan petugan kesehatan. 4. Supportif Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun psikis secara terhadap menyebabkan emosi klien relatif menjadi labil. Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia, misalnya dengan mengiyakan, senyum dan mengangguk kepala ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan menghargai selama lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan demikian diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai kemampuan. 5. Klarifikasi Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses komunikasi tidak berlangsung dengan lancer. Klarifikasi dengan cara mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali perlu dilakukan oleh perawat agar maksud pembicaraan kita dapat diterima dan dipersepsikan sama oleh klien. 6. Sabar dan Ikhlas Seperti diketahui sebelumnya bahwa klien lansia umumnya mengalami perubahan-perubahan yang terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan. Perubahan ini bila tidak disikapi dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan

perasaan jengkel bagi perawat sehingga komunikasi yang dilakukan tidak terapeutik, solutif, namun dapat berakibat komunikasi berlangsung emosional dan menimbulkan kerusakan hubungan antara klien dengan petugas kesehatan. Tips Berkomunikasi dengan Lansia 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. menyediakan waktu ekstra mengurangi kebisingan duduk berhadapan menjaga kontak mata mendengar aktif berbicara pelan, jelas dan keras gunakan kata-kata atu kalimat yang sederhana dan pendek menetapkan satu topik dalam satu waktu awali percakapan dengan topik sederhana bicarakan tentang topik yang familiar dan menarik bagi lansia. beri kesempatan lansia untuk mengenang masa lalu. menyampaikan instruksi secara tertulis dan sederhana.

You might also like