You are on page 1of 2

Pada tahun 1912, teknik industri pertama kali dirintis dan mulai berkembang, baik dari segi pendidikan

maupun segi pengenalan dalam bidang industri. Pada rapat tahunan ASME(American Society of Mechanical Engineers) di New York telah didiskusikan dan dilaporkan mengenai wawasan keilmuan dan pemahaman terkait kontribusi setiap individu pada sebuah keprofesian baru yang unik ini yaitu teknik industri. Awal mula teknik industri yaitu adanya gagasan Taylor (Bapak Manajemen Ilmiah) untuk meng-improve pembuatan produk dengan mengurangi waktu yang diperlukan serta mengatur standar waktu yang dibutuhkan dalam proses manufaktur atau yang biasa disebut dengan time study. Percobaan Taylor pada penyekopan merupakan contoh klasik aplikasi ilmiah yang menjadi awal dari pendekatan TI. Namun ada pula yang beranggapan bahwa Leonardo da Vinci merupakan engineer industri yang pertama karena penelitiannya juga tentang penyekopan. Di sini da Vinci hanya mengukur jumlah yang mampu dipindahkan dengan waktu berapapun tanpa mencoba untuk memperbaiki pekerjaannya, tanpa mengeliminasi pergerakan yang sia-sia, atau mengatur suatu standar waktu. Jadi, da Vinci maupun Charls Babbage, sama-sama tidak bisa dikatakan sebagai perintis TI. Taylor mengawali karirnya sebagai mandor di toko mesin. Kemudian dia diizinkan untuk meneliti tentang prosedur pemotongan logam. Dia mengharapkan hanya membutuhkan waktu 6 bulan tapi berlanjut sampai 20 tahun. Kemudian Taylor mempunyai gagasan untuk memperluas cakupan lebih dari toko atau manajemen industri. Tokoh yang berperan dalam lahirnya TI selain Taylor adalah Gilberth. Metode pendekatan yang digagas oleh Gilberth menggabungkan time & motion study . Gilberth berjasa memperluas dan meletakkan basis utama teknik untuk mendesain dan menstandarisasi metode kerja. Hal tersebut menjadi fondasi dari TI. Dia berkata dalam bukunya bahwa sekarang menjadi mungkin untuk mengumpulkan, merekam, dan mentransfer, tidak hanya skill dan pengalaman, tapi juga element yang paling diperlukan pada metode kerja untuk semua pekerja. Dengan adanya dua temuan besar yang menjadi basis dari profesi TI, ada perbedaan pendapat antara beberapa ahli manajemen dan engineer. Seorang ahli manajemen lebih cenderung terbuka dengan time study, namun engineer lain menyatakan bahwa micromotion study lebih efisien. Tapi menurut Ralph Barnes, kedua studi itu takterpisahkan. Motion dan time study sekarang diperluas dalam konsep design dan pengukuran kerja. Starting point dari bermulanya konsep profesi TI yaitu ketika abad 1880 an. Pada 1881 time dan motion study dimulai oleh bimbingan Taylor. Pada 1885, Gilberth mulai mengembangkan metode improvement yang menjadi fundamental profesi TI. Dari percobaan Taylor dan Gilberth muncul kebutuhan TI untuk merencanakan metode kerja dan mengatur standar output, kualitas, dan cost/biaya, mendeskripsikan pekerjaan, mengontrol suatu produksi serta menjadwalkan langkah kerja dgn standar engineering. Pendekatan analitis untuk masalah manajemen pada 1880 mengandung arti bahwa Taylor dan Gilberth melahirkan profesi engineering baru. Sejarah lahirnya dan berkembangnya TI berawal dari Revolusi Industri dimana invensi mesin tekstil menyebabkan pergantian manufaktur dari industri kerajinan tangan ke pabrik. Pada

awal revolusi industri, mesin uap dipatenkan oleh James Watt dan diperkenalkan pemintal kapas. Munculnya penemuan tersebut, membuat industri tersebar secara merata. Diawali dengan percobaan Taylor tentang pemotongan logam dan pembuatan time study serta pendekatan ilmiah pada operasi manufaktur sederhana seperti shoveling, pendekatan menejemen mulai mengalami pergerakan. Awalnya, lingkup kerja TI yang dominan yaitu pada level shop, namun lama kelamaan menyebar. Ada beberapa tokoh engineer yang berperan penting untuk perluasan konsep ilmiah melebihi ligkup shop level, diantaranya yaitu Henry Towne (menunjukkan pentingnya manajemen kerja sebagai engineering), Walter Rautenstraucht, Lilian Gilbreth(pentingnya hubungan antarmanusia di industri dan manufaktur). Banyak engineer yang berkontribusi besar bagi pergerakan manajemen ilmiah yang melahirkan teknik industri. Ada dua percobaan awal yang menjadi poin besar pada pendekatan manajemen ilmiah, diantaranya : (a)Percobaan menyekop. Percobaan ini dilakukan oleh Taylor dan dinyatakan bahwa manajemen dan pekerja akan membutuhkan revolusi mental jika industri mengadopsi analisi ilmiah. Aplikasi ilmiah dapat berevolusi, seperti kasus percobaan sovel. Shoveling methods itu bertujuan untuk menemukan gerak yang paling sedikit dan tidak melelahkan. Perkembangan manufaktur menjadi suatu kebutuhan bagi TI untuk mengembangkan teknik study waktu dan gerak untuk mengatur standar output, metode, tool, dan mesin (b)Percobaan pemasangan batu bata. Berawal dari ketidakseragaman gerak yang digunakan para tukang batu untuk menyusun batu bata menjadi tembok, maka gilberth membuat suatu standar. Pendekatan Gilberth yaitu menganalisa elemen pemasangan bata dan meng-eliminasi gerak yang tak diperlukan. Gagasan Gilberth yaitu dengan menggunakan perancah/meja tempat menaruh bata agar pekerja tidak harus mengeluarkan tenaga yang lebih untuk mengambil batu bata yang akan disususnnya. Gilberth menekankan kebahagiaan pekerja juga produktivitas nya baik di dalam dan di luar pekerjaan. Ada beberpa tokoh yang menjadi pelopor profesi TI, diantaranya (a)Frederick W. Taylor (1856-1915). Taylor dapat memformulasikan suatu pendekatan keprofesian TI yaitu prinsip manajemen ilmiah. Deskripsi terbaik Taylor yaitu adanya mental revolution sebagai bagian dari manajemen dan pekerja. (b)Frank Gilberth(1868-1924) Gagasannya yaitu menyusun satu cara terbaik untuk menyusun bata. Ada banyak gagasan Gilberth diantaranya pekerja harus bekerja dalam keadaan senang. Taylor dan Gilberth sering bekerjasama, mereka saling terkesan dengan kontribusi masing-masing dalam keprofesian TI. (c) Lilian Gilberth(1878-1972). Dia merupakan salah satu pelopor pergerakan manjeman ilmiah. Dia juga wanita pertama di teknik.

You might also like