You are on page 1of 10

Anatomi glandula salivatorius (kelenjar ludah): o Terdiri dari 2 macam: Glandula salivatorius major: glandula parotis, glandula sublingualis,

, dan glandula submandibularis Glandula salivatorius minor: 600-1000 kelenjar kecil yang tersebar di upper aerodigestive tract paling banyak ditemukan di palatum.

Gambar 1. Glandula salivatorius (articboy.com) Anatomi dan fisiologi glandula parotis: o Glandula parotis merupakan kelelenjar ludah terbesar yang terdapat di bawah jaringan kulit dan subkutis preaurikular. o Sebagian besar terdiri dari glandula serosa. Memproduksi 25% volume total saliva2. o Lokasi: melapisi ramus mandibularis dan terletak anterior dan inferior auricularis externa.

Terletak pada parotid fascial space, merupakan area sebelah posterior dari ramus mandibularis dan sebelah anterior-inferior dari telinga Membentang secara ireguler dari arcus zygomaticus sampai dengan angulus mandibularis Glandula salivatorius dapat meluas ke anterior hingga m. masseter, dan ke posterior hingga m.sternocleidomastoideus, dan dapat meluas melewati ligamentum stylomandibularis hingga parapharyngeal space Sekret glandula parotis mengalir melalui ductus stensens, ke luar dari anterior border glandula parotis, 1.5 cm di bawah os zygomaticum. Ductus tersebut melewati bagian anterior dan superfisial dari m.masseter, berbelok ke arah medial untuk memasuki m.buccinator dan menuju ke muara intraoral yang berada di mukosa buccal terletak dekat M2 maxillaris.

o Batas-batas: Superior: os zygomaticus Posterior: EAC (external auditory canal) Inferior: processus styloideus, styloideus musculature, jugularis A. carotis interna, V.

Anterior: garis diagonal yang membentang dari zygomatic root sampai EAC

o Struktur-struktur yang melewati glandula parotis: Nervus facilalis ke luar dari foramen stylomastoideus, ke arah anterolateral kemudian masuk ke glandula parotis, dan bercabang pada pes anserinus ke arah temporal, zygomaticum, buccal, marginal mandibular, dan cervical yang semuanya mempersarafi otot mimik wajah. A. carotis externa yang mempercabangkan A. maxillaris dan A. temporalis superficialis yang terletak di dalam glandula parotis Vena retromandibularis.

Gambar 2. Percabangan nervus facialis (entcenter) o Vaskularisasi : Mendapat perdarahan dari Aa. transversa faciei yang merupakan cabang dari A. carotis externa Aliran darah vena menuju vena jugularis interna dan externa Aliran limfe melalui nodus lymphaticus preauricularis1

Gambar 3. Perdarahan glandula parotis (chestofbooks, 2010)

Tumor parotis: Definisi: merupakan pertumbuhan tidak terkontrol dari dari sel-sel kelenjar yang memproduksi yang memproduksi saliva ke dalam mulut4. Insidensi: Tumor glandula salivatorius merupakan tumor yang jarang ditemukan, berkisar hanya 2% dari tumor kepala leher3. 95% tumor glandula salivatorius timbul pada orang dewasa. 85% tumor glandula salivatorius adalah tumor parotis. Sebagian besar tumor parotis bersifat jinak dengan gambaran histologis tersering adalah adenoma pleomorfik (benign mixed tumor)2

Etiologi: tidak diketahui, tetapi sebagian besar beranggapan bahwa merokok dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya tumor parotis terutama jenis warthins tumor,

sedang dilakukan penelitian hubungan antara gen adenoma dengan perkembangan adenoma pleomorfik4. Faktor risiko: Jenis kelamin: bergantung pada jenis tumor Usia lanjut Perokok Paparan radiasi Genetik Inhalasi bahan-bahan berbahaya4.

Klasifikasi: Tumor jinak: o Terbanyak adalah adenoma pleomorfik: Merupakan massa tumor yang berkapsul baik o Warthins tumor: 6-10% tumor pada tumor jinak parotis, biasanya bersifat kistik, multisentral, dan 10% bilateral. Pada pemeriksaan sidikan 99Tc pertehnetat memberikan gambaran bercak napas5. o Oncocytomas: jenis tumor yang jarang terjadi dan bersifat solid o Paling jarang adalah adenoma monomorfik, terdiri dari: adenoma sel basal, adenoma sel clear, glycogen-rich adenoma, dan jenis lainnya. Tumor ganas: o Terbanyak adalah carcinoma mucoepidermoid, tumor ini bersifat agresif dan berpotensi untuk terjadinya metastasis o Carcinoma adenoid cystic: sering terjadi invasi perineural, sulit untuk dilakukan eksisi, bertendensi terjadi rekurensi lambat o Carcinoma sel acinus: jarang terjadi, sering ditemukan pada wanita dekade ke 50, 3% kasus terjadi bilateral

o Adenocarcinoma: merupakan tumor agresif yang sering berulang dan bermetastasis o Adenocarcinoma polimorfi low-grade: sering menunjukkan gejala penyebaran perineural o Carcinoma expleomorphic adenoma: merupakan kelanjutan dari adenoma pleomorfik o Carcinoma sel squamosa: sering terjadi pada pria dekade ke-7 o Sarkoma: jarang terjadi, biasanya akibat sarkoma yang terjadi pada tempat lain o Limfoma primer: jarang terjadi2. Gejala klinis: Massa pada daerah proyeksi glandula parotis yang makin lama makin besar ukurannya dapat terjadi unilateral maupun bilateral Terbanyak (>80%) massa yang bersifat asimptomatik baik yang jinak maupun yang ganas Jarang massa yang menimbulkan nyeri (30%) Cuping telinga terangkat ke arah lateral Apabila teraba masa pada proyeksi daerah parotis yang cepat membesar, nyeri, parestesi, menjadi lumpuh otot wajah, invasi kulit, dan terfiksasi pada ujung os mastoid kemungkinan besar suatu keganasan. 10-15% melibatkan N. Facialis Trismus menandakan keterlibatan dari otot-otot mastikasi dan temporomandibular junction Adenopathy cervical Disfagia/ sensasi massa yang mendesak daerah orofaring menandakan adanya keterlibatan lobus bagian dalam Nyeri telinga menandakan adanya invasi ke daerah telinga

Lokasi metastasis: nodus limfatikus intra-dan periglandular, nodus limfatikus submentalis, nodus limfatikus midjugularis, rantai nodus limfatikus upper jugularis2.

Dasar diagnosis: Anamnesis: o Keluhan utama biasanya massa tanpa gejala di daerah proyeksi glandula parotis (>80%) o 30% pasien mengeluhkan massa yang nyeri, meskipun sebagian besar pasien dengan keganasan glandula parotis bersifat asimptomatis. Rasa nyeri ini sebagian besar menggambarkan adanya invasi perineural o Riwayat tumor pada glandula parotis sebelumnya, riwayat perkembangan tumor yang dimilikinya Pemeriksaan fisik: o Massa yang teraba berbatas tegas berhubungan dengan tumor jinak dan massa yang teraba keras berhubungan dengan keganasan o Massa yang terfiksasi, terdapat ulserasi di kulit mengindikasikan keganasan o Perlu dilakukan palpasi pada seluruh regio nodus limfatikus secara teliti o Darah/ pus yang mengalir melalui ductus stensens berhubungan dengan keganasan o Bulging pada dinding lateral faring/ soft palate menandakan keterlibatan lobus yang dalam dari glandula o Perlu dilakukan palpasi pada daerah fossa tonsillar dan soft palate Pemeriksaan penunjang: o FNAB: untuk tindakan pertama dalam menegakan diagnosis histopatologis (akurasi 70-80%) o CT-scan dan MRI: untuk mengevaluasi rekurensi, ukuran tumor, keterlibatan parapharyngeal space, keterlibatan A.carotis, dan keterlibatan-keterlibatan struktur lainnya sehingga menjadi inoperable2.

Komplikasi: Paralisis temporer/ permanen N.facialis tersering pada cabang marginal mandibular Cedera pada cabang ke m.orbicularis oculi mata susah menutup Perdarahan dan hematom dilakukan eksplorasi dan ligasi pembuluh darah yang mengalami perdarahan Infeksi dilakukan drainase dengan/tanpa antibiotik Sialocele Fistula salivatorius Gangguan pada N.auricularis magnus Freys syndrome/ gustatory sweating: berkeringat pada satu sisi bagian wajah (frontal, wajah, leher, scalp) setelah menelan makanan2.

Penatalaksanaan: berdasarkan jenis tumor Adenoma pleomorfik: parotidektomi superfisial (eksisi massa tumor dengan jaringan normal) Oncocytomas: parotidektomi superfisial dengan perawatan pada N.facialis Adenoma monomorfik: superfisial parotidektomi (reseksi massa tumor dengan sedikit jaringan sekitarnya) Carcinoma adenoid cystic: dilakukan terapi radiasi adjuvant Adenocarcinoma polimorfi low-grade: dilakukan eksisi local yang luas Carcinoma expleomorphic adenoma: dilakukan excisi bedah diikuti dengan terapi radiasi Carcinoma sel squamosa: dilakukan excisi dengan diikuti terapi radiasi Limfoma primer: terapi pembedahan hanya untuk diagnosis2.

Prognosis: Tumor glandula salivatorius lambat bertumbuh dan bertumbuh ke segala arah

Secara keseluruhan tumor glandula salivatorius kecil kemungkinan terjadinya metastasis Tumor cenderung bersifat agresif bila timbul pada usia lanjut. Adanya keterlibatan N. Facialis pada tumor glandula parotis tidak pernah dihubungkan dengan lesi jinak (5-years survival rate 0-15%) 80% pasien dengan paralisis N.facialis sudah mengalami metastasis ke nodus limfatikus 20-years survival rate carcinoma adenoid cystic: 50%3.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Parotid gland. November 26, 2010. Retrieved Desember 19, 2010 from http://en.wikipedia.org/wiki/Parotid-gland.

2. Bland I.K. The Practice of General Surgery. USA: W.B. Saunders Company, 2002.

3. Brunicardi C.F., Andersen K.D., Billiar R.T., Dun D.L., Hunter J.G., Pollock R.E. Schwartzs Principles of Surgery. 8th ed. New York: McGraw Hill, 2007.

4. Dubner S. Parotid Tumors. Oktober 15, 2010. Retrieved Desember 19, 2010 from http://emedicine.medscape.com

5. Sjamsuhidajat., Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd ed. Jakarta: EGC, 2005.

You might also like