Professional Documents
Culture Documents
Sistematika Presentasi
1. Abstrak 2. Latar Belakang 3. Tujuan 4. Arsitektur Bali Tradisional 5. Perkembangan Teknologi dan Perubahan Sistem Sosial 6. Arsitektur Bali Modern 7. Perbedaan dan Persamaan 8. Kesimpulan
ABSTRAK
Presentasi ini berisi tentang kajian perubahan arsitektur sebagai bagian dari modernisasi dan globalisasi pada masyarakat. Dalam presentasi ini kami membahas mengeai Arsitektur Tradisional Bali dan Arsitektur Bali Modern. Arsitektur Bali merupakan hal yang memiliki kaitan erat dengan masyarakat Bali . Dalam presentasi ini kita akan melihat apakah gaya arsitektur ini dapat bertahan saat melewati era modernisasi dan globalisasi. Arsitektur Bali memiliki ciri yang kuat, baik pada lanskap, tata bangunan, dan elemen bangunannya. Saat ini, Arsitektur Tradisional Bali telah mengalami perubahan seiring dengan perkembangan teknologi dan masyarakatnya. Gaya arsitektur ini kini dikenal dengan sebutan Arsitektur Bali Modern walaupun tidak murni termasuk dalam arsitektur modern. Perkembangan Arsitektur Tradisional Bali menjadi Arsitektur Bali Modern tidak serta merta menghapus karakter intinya yang sampai saat ini masih diturunkan antar generasi. Sampai sekarang gaya Arsitektur Bali yang menjadi karakter kuat masyarakat Bali dapat terlihat dengan adanya bangunan-bangunan dengan gaya Arsitektur Bali Tradisional maupun yang sudah berkembang menjadi gaya Arsitektur Bali Modern.
LATAR BELAKANG
Arsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa Indonesia. Keragaman Arsitektur tradisional yang tersebar di bentang kawasan Nusantara menjadi sumber ilmu pengetahuan yang tiada habishabisnya. Arsitektur tradisional di setiap daerah menjadi lambang kekhasan budaya masyarakat setempat.
Pada masa sekarang dimana modernisasi serta globalisasi demikian kuat mempengaruhi kehidupan dan merubah kebudayaan masyarakat. Masyarakat Bali mungkin merupakan satu kelompok masyarakat yang sampai saat ini masih memegang ciri kebudayaannya dalam kehidupan kesehariannya. Adalah satu hal yang menarik mengetahui perubahan rumah tradisional masyarakat Bali hingga menjadi bangunanbangunan modern di zaman sekarang.
TUJUAN
Tujuan dari pembuatan presentasi ini adalah Memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata Kuliah AR 4241 Tekno-Sosial Perancangan Lingkungan Binaan. Memahami perkembangan Arsitektur Tradisional Bali menjadi Arsitektur Bali Modern sebagai perubahan dari teknologisosial seiring berkembangnya zaman
Adat & kebudayaan masyarakat Bali sangat erat kaitannya dengan kehidupan relijiusnya.
akar sejarah yang demikian panjang dan mencerminkan konfigurasi ekspresif dengan dominasi nilai dan filosofi relijius agama Hindu konfigurasi tersebut memiliki aspek esensi keagamaan, pola kehidupan, lembaga kemasyarakatan, kesenian, maupun pola pengaturan rumah tinggal
Dalam kepercayaan masyarakat Bali ada pembagian alam semesta menjadi tiga
BUR - Kepala Alam Para Dewa
TRI LOKA
Pembagian tersebut juga digunakan untuk lansekap dan bangunan rumah tinggal tradisional masyarakat Bali
KUIL Area Dewa
HALAMAN RUMAH Area Manusia TEBA Area Kotor
KAKI Pondasi
TRI ANGGA
Utama
Posisi Tertinggi Kepala
Madya
Nista
Tri Angga merupakan sebuah sistem pembagian zona pada denah Arsitektur Tradisional Bali.
Arsitektur tradisional Rumah Bali yang kita kenal, mempunyai konsep-konsep dasar yang mempengaruhi tata nilai ruangnya. Konsep dasar tersebut adalah:
a. b. c. d. e. f.
Tri Angga, Konsep hirarki ruang Sanga Mandala, Konsep orientasi kosmologi Manik Ring Cucupu Konsep keseimbangan kosmologi Konsep proporsi dan skala manusia Konsep court, Open air Konsep kejujuran bahan bangunan
RUMAH TRADISIONAL
Pegeringsingan)
A.
Paon Dapur B. Bale Sekenam (6 kolom) Bangunan untuk anggota-anggota lain dari keluarga dan area untuk bekerja C. Bale Sikepat (4 kolom) Bangunan untuk laki-laki dan area bekerja D. Uma Meten Bangunan untuk perempuan yang belum menikah E. Bale Tiang Sanga (9 kolom) Bangunan untuk orang tua F. Lumbung Bangunan untuk menyimpan beras G. Pamerajan Tempat sembahyang keluarga
SIRKULASI
Desain pola sirkulasi pada rumah tinggal tradisional Bali : Pintu masuk (angkulangkul) - Dapur (paon) Bangunan lain (Bale Dauh, Bale Gede/Dangin, Meten/Gedong, dll)
Sedangkan pola religiusnya dimulai dari : Sanggah Bangunan lainnya (Bale Meten/Bale Daja, Bale Gede/dangin, Bale Dauh, Paon, Jineng, Penunggun Karang, Angkul-angkul dan bangunan tambahan lainnya) Proses aktivitas yang dimulai dari tempat suci ini dilakukan pada saat upacara secara
ORIENTASI
Denah rumah Bali menggunakan orientasi : Pojok Timur Laut adalah tempat suci dan digunakan sebagai tempat pemujaan, yaitu Pamerajan Pojok Barat Daya adalah titik terendah dalam nilai denah rumah, yaitu pintu masuk rumah
ORIENTASI
Orientasi bangunan rumah tradisional Bali jugamenghadap ke ruang tengah (natah),yang memiliki makna tempat bertemunya langit dan bumi, sehingga tercipta kehidupan di bumi.
Bangunan tempat tidur (Bale Meten) : Selatan Bangunan tempat anak muda (Bale Dauh) : Timur Bangunan tempat upacara (Bale Gede/Dangin) : Barat Dapur (Paon) : Utara. Orientasi pintu masuk tempat suci keluarga (Sanggah/ merajan) ke arah Selatan atau ke arah Barat.
ORNAMEN / UKIRAN
Bagian terpenting dari suatu tumbuhtumbuhan yang dipolakan berulang dengan pengolahan untuk memperindah penonjolannya.
Gambar 9. Keketusan Sumber : http://isi-dps.ac.id
Suatu karangan yang berusaha mendekati bentukbentuk flora yang ada dengan penekanan bagian-bagian keindahan.
Gambar 11. Kekarangan Sumber : http://isi-dps.ac.id
KONSTRUKSI (material)
Struktur badan bangunan tradisional Bali sebagian besar menggunakan tiang (sesaka) yang terbuat dari kayu, begitu juga halnya dengan struktur atap menggunakan bahan kayu yang dikombinasikan dengan bambu.
Globalosasi dan Modernisasi memberikan pengaruh yang besar terhadap Indonesia, termasuk Bali.
PENGARUH
PERUBAHAN TEKNOLOGI
KEBUTUHAN BARU
ARSITEKTUR
KEBUTUH AN BARU
Arsitektur Bali Modern adalah gaya arsitektur yang mengutamaka n kesederhana an bentuk dari Arsitektur Bali Tradisional.
Penyederhanaan
Lokasi taman
Teras, halaman belakang, dan bagian luar ruangan lainnya yang bisa dilihat langsung dari ruang keluarga dapat memberi kesan taman Bali. 2.
Tanaman
Penggunaan tanaman Bali yang tropis seperti bambu, kelapa, Philodendron, Spatipilum, Adenium, Tricolor, teratai, dan lain-lain.
3.
Ornamen Bali yang digunakan seperti patung, pintu Kori, gapura, tanaman teratai dalam pot, payung khas Bali, dan lain-lain.
Terkadang sebuah bangunan dapat dikatakan bergaya Arsitektur bali hanya dengan pengunaan elemen Lanskap Bali.
MODERN vs POST-MODERN
Arsitektur Bali Modern yang masih menggunakan ornamen kurang tepat jika digolongkan sebagai Aristektur Modern murni melainkan lebih cenderung digolongkan sebagai Arsitektur Post-Modern. Akan tetapi untuk menghindari ketidakpahaman masyarakat, gaya arsitektur ini disebut sebagai Arsitektur Bali Modern dan bukan Arsitektur Bali Post-Modern.
Arsitektur Modern
Gambar 18. Villa Bali Modern Sumber : http://google.com
Arsitektur PostModern
Gambar 19. Rumah Bali dengan ornamen Sumber : http://www.allvillasbali.com
Dalam Arsitektur Post-Modern, gaya Arsitektur Bali Modern juga disebut sebagai gaya Arsitektur Neo-Vernakular yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri.
Selalu menggunakan atap bubungan Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal) Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal Kesatuan antara ruang dalam yang terbuka melalui elemen modern dengan ruang terbuka luar bangunan
Arsitektur Modern
Gambar 22. Rumah Bali Modern Sumber : http://homeenchant.com
Arsitektur Tradisional
Dapat dilihat bahwa Arsitektur Bali Modern tidak ditujukan pada Arsitektur Modern atau Arsitektur Tradisional tetapi lebih pada keduanya. Hubungan antara kedua bentuk arsitektur di atas ditunjukkan dengan jelas dan melalui trend akan rehabilitasi dan pemakaian kembali unsur-unsur setempat. Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan mencampurkanan unsur setempat dengan teknologi modern yang masih mempertimbangkan unsur setempat.
Fungsi Bangunan digunakan sepenuhnya untuk fungsi rumah tinggal dan keagamaan
PERBEDAAN Material
Arsitektur Tradisional Bali
Material lebih bersifat alami dan terbatas pada batu bata dan kayu. Bisa juga digunakan ijuk sebagai bahan penutup atap.
Arsitektur Bali Modern Material dapat lebih beragam seiring dengan perkembangan teknologi, seperti beton, kaca, baja, dan lain-lain.
PERBEDAAN Zoning
Arsitektur Tradisional Bali Arsitektur Bali Modern Zoning rumah tinggal masyarakat Bali asli lebih disederhanakan terutama zona pemujaan dan zona tinggal. Zoning bangunan non rumah tinggal disesuaikan dengan keinginan pemilik /desainer
Zoning sangat kaku dan sakral disesuaikan dengan aturan-aturan yang berlaku.
PERBEDAAN - Ornamen
Arsitektur Tradisional Bali Arsitektur Bali Modern Ornamen lebih disederhanakan dan dihilangkan
PERSAMAAN
1.
2.
3.
4.
Bentuk atap yang sama, yaitu atap bubungan Kesatuan antara ruang dalam dan ruang luar Material batu bata atau batu alam lainnya Bentuk yang tradisional dan ramah lingkungan
KESIMPULAN
Seiring perkembangan teknologi dan perubahan sistem sosial, Arsitektur Tradisional Bali telah mengalami beberapa perubahan dari segi fungsi bangunan, material, ornamen, dan pembagian zona. Meskipun telah mengalami perubahanperubahan tersebut, Arsitektur Bali Modern tidak serta merta menghapus karakter inti dari Arsitektur Tradisional Bali yang tetap memperhatikan kesatuan dengan alam.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. I Gede Mugi Raharja, MSn. Desain Interior Rumah Tinggal Tradisional Bali Madya. http://isi-dps.ac.id/ Ir. Agung Budi Sardjono, M.T. Arsitektur dalam Perubahan Kebudayaan. I Made Pande Artadi, S. Sn., M. Sn. Keketusan, Pepatraan dan Kekarangan. http://juliesartoni.blogspot.com/2012/04/the-history-of-traditional-architecture.html (diakses 26 Maret 2013) http://tantristory.files.wordpress.com/2012/03/bali_kuno_dan_modern.html (diakses 26 Maret 2013) http://ariaandika.blogspot.com/2011/02/pengenalan-konsep-konservasi-arsitektur.html (diakses 26 Maret 2013) http://www.astudioarchitect.com/2008/08/gaya-arsitektur-modern-di-indonesia.html (diakses 26 Maret 2013) http://thalesyulianus.blogspot.com/2012/05/arsitektur-vernakular-dan-arsitektur.html (diakses 26 Maret 2013) http://hendryagung.blogspot.com/2011/02/arsitektur-neo-vernacular.html (diakses 26 Maret 2013) http://ahluldesigners.blogspot.com/2012/08/arsitektur-neo-vernakular-a.html (diakses 26 Maret 2013)