Professional Documents
Culture Documents
MT
Pertemuan XIV, XV
F=
dengan ;
d = tegangan geser yang terjadi akibat gaya berat tanah yang akan longsor
F = faktor aman. Mohr Coulomb, tahanan geser ( ) yang dapat dikerahkan tanah sepanjang bidang longsornya dinyatakan ;
= c + tg
Dimana nilai c dan adalah parameter kuat geser tanah disepanjang bidang longsornya. Persamaan geser yang terjadi akibat beban tanah dan beban lain pada bidang longsornya ;
d = cd + tg d
VIII - 1
Dengan cd dan d adalah kohesi dan sudut gesek dalam yang terjadi atau yang dibutuhkan untuk keseimbangan pada bidang longsornya. Sehingga persamaan menjadi ;
F=
atau
c + tg cd + tg d
c d + tg d =
dengan ;
c tg + F F
Fc =
F =
c cd
tg tg d
VIII.3 Analisis Stabilitas Lereng dengan Bidang Longsor Datar. A. Lereng tak berhingga dengan kondisi tanpa rembesan.
Gambar VIII.1 Lereng tak berhingga tanpa rembesan Berat elemen PQTS adalah
W = bH
Gaya W dapat diuraikan ; * Tegak lurus terhadap bidang longsor
* Searah pada bidang longsor
N a = W cos = b H cos
T a= W sin = b H sin
Tegangan normal dan tegangan geser yang terjadi pada bidang AB persatuan lebar ;
Na = H cos 2 b .1 cos
VIII - 2
dan cd =
c diperoleh ; F
c tg + 2 H cos tg tg
Kondisi kritis terjadi jika F = 1 maka untuk tanah yang mempunyai dan c,
Hc =
c cos (tg tg )
2
dengan Hc ketebalan maksimum, dimana lereng dalam kondisi akan longsor (kondisi kritis) Tanah granuler ( c = 0 ) pada kondisi kritis, maka
F= tg tg
Lereng tak berhingga untuk tanah granuler selama < , lereng masih dalam kondisi stabil. Untuk lempung jenuh ( = 0 ) persamaan menjadi ;
F= c H cos 2 tg c = cos 2 tg H
Contoh soal
Suatu lereng tak berhingga terbentuk dari tanah yang mempunyai berat volume = 18,6 kN/m3, c = 18 kN/m2 dan = 20o, kondisi tanpa rembesan a. Jika H = 8 m dan = 22o, tentukan faktor aman ( F ) terhadap bahaya longsoran lereng b. Jika = 25o, tentukan tinggi H maksimum untuk faktor aman F = 1
Penyelesaian
a. F =
c tg + 2 H cos tg tg
= 0,348 + 0,901
= 1,25
VIII - 3
b.
1=
0,2195 =
Untuk tanah granuler (c = 0) maka faktor aman, Untuk tanah kohesif ( = 0), faktor aman
' tg sat tg
c sat H cos 2 tg
Contoh soal
Suatu lereng tak berhingga dipengaruhi oleh rembesan air, muka air pada permukaan lereng. Tentukan faktor aman lereng terhadap longsor, jika diketahui sat = 20 kN/m3, H = 8 m, = 22o, = 20o, dan c = 18 kN/m2.
Penyelesaian ;
F=
18 (20 9,81)tg 20o + 20 x8 x cos 2 22o tg 22o 20tg 22o maka lereng tidak stabil
VIII - 4
= 0,783 < 1
Pada gambar diatas, timbunan terletak pada tanah asli yang miring, akibatnya terjadi kelongsoran menurut bidang AB. Berat massa tanah yang longsor ;
H H 1 2 sin( ) W = 1 / 2 H CB (1) = 1 / 2H sin sin tg tg = 2 H dengan ; W
Tegangan normal ( ) dan tegangan geser ( ) terjadi akibat berat tanah ABC pada bidang AB adalah ; (1 / 2)H sin cos sin( ) Na = sin sin H / sin (1)
Tegangan geser maksimum yang dapat dikerahkan tanah pada bidang AB, adalah
= c + tg
Tegangan geser yang terjadi pada bidang AB, adalah
d = cd + tg d
Pada saat keimbangan batas tercapai ( F = 1 ), = d , subsitusi dari persamaan diatas, diperoleh
VIII - 5
sin ( )(sin cos tg d ) cd = (1 / 2 )H sin Terlihat cd adalah fungsi dari sudut , sedangkan , , H dan d adalah konstan Dengan mengambil
cd =0
diperoleh c = ( + d ) / 2
Saat kondisi kritis F = 1. dari subsitusi cd = c dan d = ke persamaan diatas diperoleh persamaan tinggi ( H ) kritis ; 4c sin cos 1 cos( )
Hc =
Contoh soal - 1
Timbunan baru diletakan pada sebuah lereng timbunan lama seperti tergambar ;
Penyelesaian ;
F = F c = F = 2 Fc = c/cd atau cd = 25/2 = 12,5 kN/m2 F = tg /tg d atau tg d = tg 17o/2 = 0,15286534 Tinggi maksimum yang terjadi adalah
Hc = 4 x12,5 sin 48,5o cos 8,69o o o 19,6 1 cos 48,5 8,69
d = 8,69o
= 2,55 (0,74/(1-0,768)
= 1,887/0,232
= 8,134 m
VIII - 6
Contoh soal - 2
Suatu lereng seperti tergambar ;
Penyelesaian ;
H 5 H 5 W = 1 / 2H tg tg =1 / 2 x19 x5 tg 30o tg 52o = 47,5(8,66 3,91) = 225,6 kN
Ta
d = cd + tg d
Gaya geser untuk menahan geseran adalah
F=
dengan ; F LAC R
Lereng yang dipengaruhi aliran air tanah, diperlukan gambar garis freatis dan sketsa jaring arus (flow-net). Garisgaris ekipotensial memotong bidang longsor dengan tinggi energi yang diketahui. Tekanan pada titik-titik dihitung dan digambarkan diagram tekanan air
Gambar VIII.6. Jumlah tekanan air pori (U) dihitung cara integrasi, dimana titik tangkap U
akan melewati titik O. Nilai gaya W dapat diperoleh dengan cara menambahkan U dengan vektor W. Dengan cara keseimbangan diperoleh ;
F=
R c LAC W'y
Gambar VIII.6 Analisis stabilitas lereng tanah lempung dengan pengaruh rembesan B. Analisis Stabilitas Lereng Lempung ( = 0), menggunakan Diagram Taylor (1984)
Diagram stabilitas lereng lempung ( = 0), digunakan pada lempung homogen jenuh dengan kuat geser undrained konstan sembarang kedalaman. Gambar VIII.7 untuk bidang longsor yang dipilih, komponen berat akan terdiri dari W1 dan W2 yaitu ;
Kelongsoran terjadi pada massa tanah dengan berat ( W1 + W2 ), dengan bidang longsor berupa lingkaran berpusat di O. jumlah momen yang menggerakan adalah ;
Md = W1.y1 W2.y2
VIII - 9
Momen yang menahan untuk keseimbangan adalah jumlah perkalian antara komponen kohesi sepanjang longsoran dengan jarak R
Mr = cd LAEB (R) = cd R2
dengan ;
Mr
R Kondisi seimbang
= jumlah momen penahan (kN.m) = jari jari lingkaran longsor (m) = sudut seperti tergambar (radian)
Mr = Md
cd R2 = W1.y1 W2.y2 sehingga ;
cd =
(W1 y1 w2 y2 )
R 2
cd =
cu F
Maka diperoleh faktor aman untuk analisis stabilitas lereng lempung homogen dengan = 0 dan c = cu, yaitu ;
F=
cu R 2 W1 y1 W2 y2
Taylor (1940) memberikan cara penyelesaian stabilitas lereng lempung homogen, c konstan dengan = 0, analisanya dilakukan dengan memperhatikan angka stabilitas (stability number), Nd dengan ;
Nd =
cu H
karenan F =
cu cd
maka N d =
cu FH
Nd adalah bilangan yang tidak berdimensi . Pada kondisi kritis (F=1), nilai H = Hc dan cd = cu maka ;
Hc =
cu N d
Nd merupakan fungsi dari sudut kemiringan lereng (Gambar VIII.8). Pada gambar terlihat jika > 53o, lingkaran bidang longsor kritis selalu pada ujung kaki lereng. Jika < 53o lingkaran bidang longsor kritis dapat terjadi pada kaki, lereng, atau diluar kaki lereng tergantung lokasi dari lapisan keras, jika lingkaran longsor diluar kaki lereng atau keruntuhan dasar (base failure), nilai angka stabilitas Nd maksimum adalah 0,181. VIII - 10
D=
Contoh soal
Suatu galian sedalam 10 m dibuat pada lempung jenuh, sat = 18,5 kN/m3, c = 40 kN/m2. lapisan tanah keras 12 m dibawah muka tanah, dengan menganggap = 0, berapa kemiringan lereng () yang dibutuhkan agar faktor aman F = 1,5
Penyelesaian ;
Faktor kedalaman D = 12/10
Nd =
= 1,2
C. Analisis Stabilitas Lereng untuk Tanah > 0 menggunakan Diagram Taylor (1948)
Untuk tanah mempunyai c dan penyelesaiannya lebih sulit dari tanah yang mempunyai c saja. Untuk tanah kohesif, tahanan geser sepanjang bidang longsor tidak bergantung pada tegangan normal pada bidang tersebut. Jadi dengan mengambil momen terhadap pusat lingkaran , dapat dievaluasi stabilitasnya. Jika tanah mempunyai komponen gaya normal mempengaruhi distribusi tegangan gesernya. Pada bidang longsor, tegangan normal yang bekerja tidak merata, akan tetapi merupakan fungsi dari besarnya sudut pusat lingkaran (). Gambar VIII.10
= c + tg
Resultan tegangan normal dan komponen gesekan membuat sudut dengan arah garis normal. Garis yang ditarik lewat resultan kedua gaya ini akan berimpit dengan garis singgung VIII - 12
lingkaran yang berjari-jari R sin yang berpusat di O. lingkaran ini disebut lingkaran ( circle) yang jari-jari lingkaran sebenarnya adalah lebih besar dari R sin .
= c + tg
Gambar VIII.11 menunjukan lingkaran AB adalah bidang longsor yang dicoba lewat
kaki lereng. Lingkaran bidang longsor berpusat di titik O ber jari-jari R. Gaya-gaya yang bekerja pada massa tanah yang akan longsor per meter tegak lurus bidang gambar adalah ; 1. Gaya berat W = luas (ABC) x b x 1 2. Kohesi sepanjang bidang longsor adalah Cd = cd x (panjang garis lurus AB). cd tahanan geser dari komponen kohesi, resultan gaya Cd sejajar garis AB dan berjarak z dari O. Tinjau Cd = cd x panjang lengkung AB x R , lengan momen z dapat dinyatakan oleh ; z = (cd x panjang lengkung AB)R/Cd = R x ( panjang lengkung AB)/(panjang garis lurus AB) 3. Resultan gaya normal dan gaya gesek sepanjang lengkung AB, sebesar P dan membuat sudut terhadap arah garis normal pada lengkung AB. Untuk keseimbangan gaya P harus lewat titik dimana W dan Cd berpotongan. Jika dianggap komponen gesekan dapat dikerahkan secara penuh (d = ), maka arah gaya P akan merupakan garis singgung pada lingkaran-. Karena arah gaya Cd, P dan W telah diketahui, poligon gaya dapat dibuat. Besar Cd diperoleh dari poligon gaya tersebut, kohesi yang dikerahkan untuk keseimbangan adalah ;
cd =
Cd panjang garis AB
VIII - 13
Penentuan cd dengan coba-coba pada lingkaran longsornya, beberapa percobaan harus dilakukan untuk menentukan nikai Cd maksimum (kondisi kritis lereng). Kohesi yang dikerahkan sepanjang bidang longsor untuk keseimbangan adalah ; cd = H [f(, , , )] pada kondisi kritis F = 1, dan H = Hc dan c = cd dan persamaan menjadi ; cd = Hc [f(, , , )] Bila dinyatakan dalam nilai banding angka stabilitas,
c = f ( , , , ) H c
Nilai c/H untuk beberapa nilai dan dapat dilihat (Gambar VIII.12);
Gambar VIII. 12 Diagram stabilitas lereng untuk tanah dengan > 0 (Taylor, 1948) Gambar VIII.12 digunakan menentukan faktor aman terhadap nilai kohesinya saja
dengan anggapan seluruh nilai sudut gesek dalam berkembang penuh ( F = 1) atau sebaliknya, maka cara coba-coba harus digunakan. VIII - 14
Contoh soal - 1
Suatu timbunan dengan tinggi H = 12,2 m, mempunyai kemiringan lereng = 30o, Permukaan tanah keras pada kedalaman tak berhingga. Kohesi c = 38,3 kN/m2, sudut gesek dalam = 10o dan berat volume total = 15,7 kN/m3. Tentukan faktor aman terhadap kohesi (Fc), terhadap gesekan (F), dan faktor aman keseluruhan (F).
Penyelesaian ;
a. Anggapan susut gesek dalam dikerahkan secara penuh , = 10o , dari Gambar VIII.12 untuk = 30o, maka cd/H = 0,075, jadi cd = 0,075 x 15,7 x 12,2 = 14,4 kN/m2 Faktor aman terhadap kohesi adalah Fc = c/cd = 38,3/14,4 = 30o dalam Gambar VIII.12 siperoleh < 0 , berarti F = ~. c. Menentukan faktor aman terhadap geser, nilai faktor aman yang sama harus diberikan kepada komponen kohesi dan gesekan, Fc diasumsikan, dan F = tg/tgd ditentukan dari diagram. Dengan coba-coba faktor aman terhadap geser diperoleh saat F = Fc. Ini dapat ditentukan dengan menggambar hubungan F dan Fc kemudian gambar garis 45o. = 2,67 b. Anggapan kohesi dikerahkan sepenuhnya, atau cd/H = 38,3/(15,7 x 12,2) = 0,2 dengan
Contoh soal - 2
Potongan melintang suatu timbunan seperti Gambar CVIII.4. Hitunglah factor aman terhadap komponen kohesi, hitung juga factor aman dengan anggapan factor aman terhadap VIII - 15
kohesi dan gesekan sama. Berat volume tanah = 18,4 kN/m3, = 17o dan c = 15,5 kN/m2. pengaruh retak akibat tarikan diabaikan.
z = 14,5 x
segitiga gaya dengan skala tertentu, diperoleh Cd = 196 kN. Kohesi satuan yang dikerahkan 196/17,8 = 11 kN/m2, maka faktor aman terhadap kohesi = 15,5/11 = 1,4 Untuk mendapatkan faktor aman sebenarnya, dianggap faktor aman terhadap kohesi dan gesekan sama, untuk itu ulangi perhitungan diatas dengan sudut gesek dalam 15o dan 13o. Dengan menghubungkan F = Fc , diperoleh perpotongan dua kurva dititik F = 1,18. Jadi faktor aman pada kondisi ini = 1,18. Hasil perhitungan seperti dibawah dimana c = 15,5 kN/m2
F =
tg 17 tg
Gambar VIII.13 Gaya gaya yang bekerja pada irisan. Gambar VIII.13b memperlihatkan satu irisan dengan gaya-gaya yang bekerja, gaya tersebut
adalah ; X1 dan Xr E1 dan Er = gaya geser efektif disepanjang sisi irisan = gaya normal efektif disepanjang sisi irisan VIII - 17
Ti Ni U1, Ur Ui
= resultan gaya geser efektif yang bekerja sepanjang dasar irisan = resultan gaya normal efektif yang bekerja sepanjang dasar irisan = tekanan air pori yang bekerja dikedua sisi irisan = tekanan air pori didasar irisan
A. Metode Fellinius
Fellinius (1927) menganggap gaya yang bekerja disisi kiri kanan sembarang irisan mempunyai resultan nol arah tegak lurus bidang longsor, keimbangan arah vertikal adalah ; Ni + Ui = Wi cos i Atau, Ni Faktor aman didefinisikan ;
F= Jumlah momen tahanan geser sepanjang bidang longsor = Jumlah momen berat massa tan ah yang longsor
= Wi cos i - Ui
= Wi cos i - iai
M M
r d
Lengan momen dari berat massa tanah tiap irisan adalah R sin , maka momen dari massa tanah yang akan longsor adalah;
M
dengan, R n Wi
= R Wi sin i
i =1
i=n
= jari-jari lingkaran bidang longsor = jumlah irisan = berat massa tanah irisan ke-i = sudut antara jari-jari lingkaran dengan garis kerja massa tanah
M r = R (cai + Ni tg )
i =1
i =n
F=
ca + N tg
i =1 i=n i =1 i i
i=n
W sin
i
Bila terdapat air pada lereng, akibat pengaruh tekanan air pori persamaan menjadi F=
ca + (W cos a )tg
i =1 1 i i i i
i=n
W sin
i =1 i
i=n
VIII - 18
dengan ; F
= faktor aman = sedut gesek dalam tanah (o) = berat irisan tanak ke-i (kN)
c ai
i
= kohesi (kN/m2) = lengkungan irisan ke-i (m) = tekanan air pori ke-i (kN)
Wi
i
Jika terdapat beban lain selain tanah, misalnya bangunan, maka momen akibat beban ini diperhitungkan sebagai Md.
Contoh soal
Suatu tanah digali sedalam 14 m dengan kemiringan tebing 1,5H : 1V. Sampai kedalaman 5 m dibawah permukaan, tanah mempunyai = 17,7 kN/m3, c = 25 kN/m2 , = 10o. dibawah lapisan ini tanah mempunyai = 19,1 kN/m2, c = 34 kN/m2, = 24o tanah dalam kondisi jenuh. Kondisi galian, lingkaran longsor dan permukaan air freatis seperti tergambar, hitung faktor aman dari lereng tersebut.
Penyelesaian ;
Bidang longsor dibagi dalam 8 irisan. Panjang total bidang longsor (arah horizontal) = 34,5 m ; maka tiap irisan akan mempunyai lebar 34,5/8 = 4,31 m, selanjutnya perhitungan seperti dalam Tabel CVIII.2 . Cara perhitungan adalah misalnya lapisan no. 6 Lapisan bawah tinggi h1 = 7,4 m dan lapisan atas h2 = 5,0 m, maka berat irisan = 5x4,31x17,7 + 7,4x4,31x19,1 = 991 kN. Ordinat tekanan air pori diukur 7,50 m, tekanan air pori = 7,50x9,81 = 75 kN/m2. Panjang garis longsor = 5,2 m, maka Ui = 75x5,2 = 390 kN. VIII - 19
Wi cosi (kN) 180 510 780 945 1020 855 535 139,6 71
Wi sini (kN) -55 -90 15 180 370 515 500 185 106 1727
Wicosi - iai (kN) 90 285 470 580 635 465 230 62 2817 67
No 1 2 3 4 5 6 7 8 8a
(kN) 196 519 781 965 1084 991 721 232 133
Dengan memperhatikan jari-jari dan sudut yang diapit, panjang garis DE = 5,45 m dan BE = 35,6 m. Tahanan terhadap longsor yang dikerahkan oleh komponen kohesi ;
ciai = 25x5,45 + 34x35,6 = 1347 kN
Tahanan longsor oleh komponen gesekan pada kedua lapisan ; 2817 x tg 24 + 67 x tg 10 = 1266 kN
Faktor aman
F=
Methode Bishop (1955) ini menganggap gaya-gaya yang bekerja pada sisi-sisi irisan mempunyai resultan nol arah vertikal. Persamaan kuat geser adalah ; c' tg ' + ( ) F F
(1)
Untuk irisan ke-i, nilai Ti = ai, yaitu gaya geser yang dikerahkan tanah pada bidang longsor untuk keseimbangan batas, karenan itu ; c'a i tg ' + ( N i i ai ) F F
(2)
Keseimbangan momen dengan pusat rotasi O antara berat massa tanah yang akan longsor dengan gaya total yang dikerahkan tanah pada bidang longsor adalah ; Wi xi = Ti R
i=n i =1
(3)
Dengan xi adalah jarak Wi ke pusat rotasi O, dapat diperoleh ; F= R [c' ai + (N i i ai )tg ']
W x
i=n
i=n
(4)
i i
VIII - 20
Pada kondisi keseimbangan vertikal, jika X1 = Xi dan Xr = Xi+1 Ni cos i + Ti sin i = Wi + Xi Xi+1 N i= Wi + X i X i +1 Ti sin i cos i (5)
Dengan Ni = Ni - iai disubsitusikan ke persamaan (2) dan (5) diperoleh ; Ni = Wi + X i X i +1 i ai cos i c' ai sin i / F cos i + sin itg ' / F (6)
(7)
F=
i=n
(8)
W sin
i =1 i
i=n
dengan ; F c Wi
i
= faktor aman = kohesi tanah efektif (kN/m2) = berat irisan tanah ke-i (kN) = tekanan air pori irisan ke-i (kN/m2)
= sudut (Gambar VIII.13) = lebar irisan ke-i (m) = sudut gesek dalam efektif (o)
bi
b
W
(9)
= rasio tekanan air pori = tekanan air pori (kN/m2) = lebar irisan ke-i (m)
F=
i=n
i tg ' / F )
W sin
i =1 i
i=n
(10)
VIII - 21
Metode Bishop ini menggunakan cara coba-coba, tetapi hasil hitungan lebih teliti, untuk memudahkan perhitungan dapat digunakan nilai fungsi Mi dimana ; Mi = cos i (1 + tg i tg / F) (11)
Contoh soal,
Suatu lereng seperti (Gambar CVIII.7), sifat tanah sat = 20kN/m3 , = 10 kN/m3, = 30o dan c = 15 kN/m2. Hitung F dengan cara Bishop disederhanakan dengan pusat lingkaran seperti tergambar.
F=
(W + W )sin
n =1 1 2
n =8
[c' b + (W + W
n =1 i
n =8
bu )tg ']
1 Mi
dengan ; W1 W2 b
= bh1 = bh2
= berat tanah di atas muka air di saluran (kN) = berat efektif tanah terendam (kN)
= lebar irisan arah horizontal (m) = hww = tekanan air dihitung dari muka air saluran (kN/m2) = tinggi tekanan air rata-rata dalam irisan yang ditinjau (m)
hw
Hitungan faktor aman (F) dari lereng secara tabelaris (Tabel CVIII.3);
Tabel CVIII.3 Hasil perhitungan
No. Irisan 1 2 3 4 5 6 7 8 b (m) 1 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,00 h1 (m) 2 1,70 2,00 2,00 1,20 0,00 0,00 0,00 0,00 h2 (m) 3 0,70 3,75 5,50 6,50 5,75 3,25 1,50 0,50 i (o) 4 61,0 42,0 28,0 17,0 5,8 -5,8 -16,5 -26,5 Wi = bh1 (kN) 5 85,00 100,00 100,00 60,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Wi = bh2 (kN) 6 17,50 93,75 137,50 162,50 143,75 81,25 37,50 10,00 Wtot = W1+W2(kN) 7 102,50 193,75 237,50 222,50 143,75 81,25 37,50 10,00
VIII - 23
Setelah hitungan diperoleh dengan dicoba F = 2,2 diperoleh F1 = 2,23. dan dengan F = 2,23 diperoleh F2 = 2,24 dengan nilai dianggap mendekati hasil coba-coba sebelumnya Jadi faktor aman F = 2,23.
VIII - 24
VIII - 25