You are on page 1of 33

KASUS SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.

W D DENGAN DIAGNOSA COMBUSTIO GRADE II AB 61% D IRUANG BURN UNIT RSUP SANGLAH DENPASAR BALI TGL 06-20 MARET 2010

OLEH : KELOMPOK B

PENDAHULUAN
Luka bakar bisa membuat seseorang menderita, bahkan sampai meninggal. Semua ini tergantung derajat kedalaman dan kerusakan jaringan yang diakibatkan luka bakar itu. Misalnya kita harus memberikan perhatian pada luas dan bagian tubuh yang terbakar. Sekitar 65,7% Luka bakar terjadi pada anak disebabkan oleh air panas atau uap panas (scald). Mayoritas dari luka bakar pada anak-anak terjadi dirumah dan sebagian besar dapat dicegah.

A. Definisi
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka baker merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan peatalaksanaan khusus sejak awal ( fase syok ) sampai fase lanjut

B. ETIOLOGI
Thermal; air panas, api, panas permukaan
Kimia; asam, alkali dan lainnya Radiasi; terapi dan sinar ultraviolet Elektrik

C. Patofisiologi
Fase darurat/resusitasi

Fase ini berlangsung dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi cairan. Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran nafas karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi.

Next...
Fase akut atau intermediat

Fase akut atau intermediat berlangsung sesudah fase darurat/resusitasi dan dimulai 48 hingga 72 jam setelah terjadi luka bakar.
Fase rehabilitasi

Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi.

Next..
Indikasi rawat inap pasien luka bakar

Kebutuhan klien untuk dirawat di rumah sakit ditentukan berdasarkan pada keparahan cedera luka bakar yang dideritanya

D.Komplikasi
Syok hipovolemik Kekurangan cairan dan elektrolit Hypermetabolisme Infeksi Gagal ginjal akut Masalah pernapasan akut; injury inhalasi, aspirasi gastric, pneumonia bakteri, edema. Paru dan emboli Sepsis pada luka Ilius paralitik

E. Pengobatan
Mempertahankan jalan nafas Pemberian oksigen 100% untuk intoksikasi

karbon monoksida. Monitor analisa gas darah Escharotomy Terapi cairan; Monitor kelebihan cairan Lakukan kateterisasi untuk memantau urine autput (pengeluaran urine) Monitor serum elektrolit sesuai program. Antibiotik untuk mencegah infeksi

Next..

Terapi analgetik Perawatan luka harus steril Hidroterapi Terapi fisik Skin graff bila indikasi Monitor gravitasi urine atau berat jenis urine. Penderita dengan luas luka bakar lebih dari 15 % tidak boleh diberikan cairan per oral pada awalnya karena dapat terjadi ilius.

F. Diagnosa Keperawatan
Tidak efektif bersihkan jalan nafas dan gangguan

pertukaran gas berhubungan dengan edema paru, injury pulmonal sekunder dari smoke Inhalation, karbon monoksida atau hipoksia. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan luka bakar. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan dari intravaskular ke dalam rongga interstisial dan hilangnya cairan secara evaporasi. Nyeri berhubungan dengan rusaknya ujung-ujung syaraf, trauma dan edema karena injury luka bakar, dan prosedur. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar, injury thermal

Next . . .
Risiko infeksi berhubungan dengan hilangnya lapisan pelindung

kulit sekunder dari luka bakar, atau luka yang terkontaminasi. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipermetabolisme dan peningkatan kebutuhan kalori dan protein. Risiko gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka bakar, nyeri, gangguan pergerakan sendi, dan adanya pembentukan skar. Risiko tidak efektif termuregulator berhubungan dengan hilangnya panas dan perubahan mekanisme kulit untuk mempertahankan suhu tubuh. Gangguan citra tubuh, perubahan proses keluarga, tidak efektif coping keluarga, dan kurangnya pengetahuan berhubungan dengan luka bakar.

G. Ilustrasi kasus
Identitas klien
Nama

: Tn. WD Umur : 35 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Hindu Pekerjaan : Wirasuwasta Pendidikan : SMA Status : Menikah Alamat : Jln.Sesetan

f. Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan utama : Klien mengeluh nyeri seluruh tubuh akibat luka bakar
Nyeri yang dirasakan klien dinyatakan sangat mengganggu hingga klien tidak dapat beraktivitas sehari-harinya. Lokasi nyeri yang diderita klien berada pada bagian wajah, leher, dada, punggung, ekstermitas atas dan ekstermitas bawah Berdasarkan hasil pengkajian skala nyarei klien ditentukan berat ( 8 ) dan dirasakan terus menerus

g. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Lemah

GCS : 15 (Composmetis)dengan E4

V5 M3 TTV :

TD : 180/100 N : 110x/menit S : 37,5 c P : 20x/menit

NEXT...
Wajah
Inspeksi
Nampak luka bakar terkelupas nampak luka bakar pada seluruh area wajah 7 % Ekspresi wajah nampak meringis

Palpasi
Nyeri tekan pada wajah

Next. . .
Hidung

1. Inspeksi Nampak luka bakar pada hidung bagian luar Tidak ada polip Bulu hidung nampak terbakar Struktur hidung simetris kri dan kanan 2. Palpasi Ada nyeri tekan pada hidung bagian eksternal

Next . . .
Leher
Inspeksi
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Tidak ada distensi vena jugularis Nampak luka bakar bagian leher anterior dengan luas luka bakar 2 % dan terbalut verban

Palpasi
Ada nyeri tekan pada leher bagian anterior Tidak teraba distensi vena jugularis Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid Teraba denyut nadi carotis

Next . . .
Dada Inspeksi Bentuk dada normalchest Dada simetris kiri dan kanan Pergerakan dada simetris kiri dan kanan Frekuensi napas 20 x/menit Diameter dada anterior posterior-transversal 1 : 2 Nampak ada luka bakar pada dada dengan luas luka bakar 2% dan terbalut verban Nampak ada luka bakar pada seluruh area punggung (posterior trunk) 18 % dan terbalut verban

Next. . .
Palpasi
Ada nyeri tekan pada dada bagian anterior Teraba pengembangan dada simetris kiri dan

kanan Nyeri tekan seluruh area punggung

NEXT......
Abdomen

Inspeksi
Tidak ada pembesaran abdomen

Nampakada luka bakar pada daerah abdomen 3%

Palpasi
Ada nyeri tekan pada abdomen yang mengalami

luka bakar

NEXT......
Muskuloskeletal Ekstermitas atas Inspeksi Nampak terpasang infus RL 24 tetes/ menit Nampak terdapat luka bakar pada ekstermitas atas bagian kiri (7 %) dan bagian kanan (8 %) dan terbalut verban Klien nampak kesulitan dalam bergerak Palpasi Nyeri tekan pada ekstermitas yang terkena luka bakar

Next. . . .
Ekstermitas bawah
Inspeksi Nampak adanya luka bakar ekstermitas bawah

bagian kiri (7 %) dan bagian kanan (7 %) dan terbalut verban Klien nampak kesulitan dalam bergerak Palpasi Nyeri tekan pada ekstermitas yang terkena luka bakar

KLASIFIKASI DATA
Data subjektif :
Klien mengeluh nyeri pada seluruh

tubuhnya Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sangat mengganggu sehingga tidak dapat beraktivitas Klien mengatakan nyeri yang dirasakan terus menerus

Next . . .
Data objektif :
Keadaan umum klien lemah Ekspresi wajah nampak meringis

Nampak wajah terkelupas akibat luka bakar


Skala nyeri berat (8) Klien nampak kesulitan dalam bergerak

Next . . .
Nampak ada luka bakar pada wajah 7%, leher 2%,

dada 2%, abdomen 3%, punggung 18%, ekstremitas atas kiri 7% dan kanan 8% serta ekstermitas bawah kiri 7% dan kanan 7% dan terbalut verban Nyeri tekan pada area luka bakar yaitu wajah, leher, dada, abdomen, punggung, ekstremitas atas kiri dan kanan, serta ekstremitas bawah kiri dan kanan Tanda-tanda vital : TD : 180/100 N : 110x/menit S : 37,5 oc P : 20x/menit

PEMBAHASAN
Pengkajian

Pengkajian pada Tn .W dilakukan secara langsung pada paseian (auto anamneses), melaluai keluarga pasien (allo anamnese) dan melalui dokumentasi baik medis maupun dokumentasi keperawatan Diagnoasa Keperawatan yang mungkin timbul pada klien Tn W terkait dengan adanya ganguan pada : Nyeri berhubungan dengan kerusakan kontuinitas jaringan kulit Ganguan mobilats fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan dan tahanan Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar

Perencanaan
Dalam perencanaan untuk menentuka prioritas penulis memperioritaskan diagnosa yang pertama sesuai dengan buku acuan yang digunakan dan intervensi keperawatan sesuai dengan konsdep teori dengan harapan dapat menstimulasi perawat dalam berfikir kritis dengan memanfaatkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk menyusun suatu rencana tindakan yang direlevansikan pada masalah yang ditemukan.

Pelaksanaan
Tindakan keperwatan/ implementasi dilakukan secara tim dan berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain diantaranya tim

medois, laboratorium/analis, radiologi dan gizi. Walaupun dalam pelaksanaannya masih dalam bimbingna perawat baik ketua tim (perawat primer maupun perawat asosiatif/ pelaksana )

NEXT....
Pada tahap ini dinilai keberhasilan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah pasien yang didasarkan pada kriteria hasil yang telah ditentukan pada rencana keperawatan. Evaluasi bersifat formatif (setiap tindakan efaluasi/ evaluasi proses) dan sumatif (evaluasi hasil). Setelah dilakukan evaluasi kurang lebih 4 hari masalah sebagian teratasi

TERIMA KASIH WASALAM.....

You might also like