You are on page 1of 25

Disarikan dari Catatan Kuliah

Charles Musgrave
Chemical Engineering Department, Stanford University
Absorpsi dan Stripping
Larutan Encer
Referensi
Seader dan Henley, Separation Process Principles
Prinsip Dasar
Absorpsi
Menyerap pengotor atau gas terlarut dari gas
pembawa

Dikerjakan dengan mengalirkan cairan
penyerap berlawanan arah dengan gas

Stripping
Melucut pengotor atau gas terlarut dari cairan.

Dikerjakan dengan mengalirkan gas pelucut
berlawanan arah dengan cairan
L
0
(absorbent)

V
N+1
(gas yang dipisahkan)

V
1
L
N
1

2

N1

N

Cairan penyerap melarutkan
sejumlah komponen dalam
aliran gas
L
N+1
(cairan yang dipisahkan)

V
0
(stripper)

V
N
L
1
1

2

N1

N

Gas penyerap menguapkan
sejumlah komponen dalam
aliran cair
Absorpsi Stripping
Meskipun tanda panah digambar satu arah untuk menunjukkan
perpindahan massa komponen dalam absorpsi dan stripping,
secara umum perpindahan massa dari aliran absorbent atau
stripping akan terjadi dalam kedua arah.
Sketsa Absorpsi dan Stripping
Umumnya, jika faktor absorsi lebih besar 1 untuk
suatu komponen, maka akan diperoleh pemisahan
komponen itu.

Jika nilai A besar diperlukan sedikit tahap
pemisahan, tetapi laju alir absorbent terlalu besar.
Absorpsi
Faktor absorsi
V K
L
A =
Absorbent oil

Lean gas

1

2

6

Contoh Proses Absorpsi
L
0
kmol/h

n-butane 0.05
n-pentane 0.78
Oil 164.17
L
0
=165.00

V
N+1
kmol/h

Methane 160.0
Ethane 370.0
Propane 240.0
n-butane 25.0
n-pentane 5.0
L
N
=800.0

V
1
kmol/h

Methane 155.0
Ethane 323.5
Propane 155.4
n-butane 3.02
n-pentane 0.28
V
1
=637.3
L
N
kmol/h

Methane 5.0
Ethane 46.5
Propane 84.6
n-butane 22.0
n-pentane 5.5
L
N
= 327.7
Absorpsi
Peralatan Absorpsi dan Stripping
Liquid in

Vapor in

Vapor out

Liquid out

1

2

N1

N

Trayed Tower
Liquid in

Vapor in

Vapor out

Liquid out

Spray Tower
Liquid in

Vapor in

Vapor out

Liquid out

Bubble Column
Liquid in
Vapor out

Vapor in

Liquid out
Centrifugal Contactor
Liquid in

Vapor in

Vapor out

Liquid out

Packed Column
Peralatan Absorpsi dan Stripping
Liquid in

Vapor in

Vapor out

Liquid out

1

2

N1

N

Trayed Tower
Konfigurasi Tray
slots
cap
riser
plate
plate
cap
leg
plate
Tiga jenis tray: perforation, valve cap dan bubble cap.
Weir
Weir
Aliran cair ditunjukan oleh
panah biru arrows. Aliran
uap oleh panah merah.
Plate
Kontak Fase Uap dan Cair pada Tray
Perancangan
Spesifikasi:
1. Laju alir gas atau cair yang masuk, komposisi,
suhu dan tekanan
2. Derajat pemisahan yang diinginkan
3. Memilih absorbent atau stripper
4. Tekanan dan suhu operasi serta penurunan tekanan
5. Laju alir minimum absorbent (atau stripper)
6. Jumlah tahap keseimbangan
7. Pengaruh panas dan kebutuhan pendinginan
8. Jenis peralatan absorber (stripper)
9. Tinggi absorber (stripper)
10.Diameter absorber (stripper)
Perancangan
Absorbent hendaknya:
1. Memiliki derajat pelarutan solute yang tinggi
(memimalkan kebutuhan absorbent).
2. Tidak mudah menguap (menambah perolehan solute
dan mengurangi kehilangan absorbent).
3. Stabil (mengurangi kemungkinan mengganti
absorbent).
4. Tak korosif.
5. Viskositas rendah (mengurangi penurunan tekanan
dan kebutuhan pompa, menaikkan laju alir massa).
6. Tak berbusa (mengurangi ukuran peralatan).
7. Tak beracun dan tak mudah terbakar (aman).
8. Mudah diperoleh.
Metode Grafik untuk Kolom Tray
X
0
, L

(absorbent)

Y
1
, G


X
N
, L
1

2

N

Absorpsi
Y
N+1
, G

= Laju molar
absorbent bebas solute
(konstan sepanjang
kolom)
G

= Laju molar gas


bebas solute (konstan
sepanjang kolom)
X = Rasio mol solute
terhadap absorbent
Y = rasio mol solute
terhadap gas
Metode Grafik untuk Kolom Tray
Y
N+1
, G


Absorpsi Berlawanan Arah pada Kolom Tray
Kondisi Operasi
(a) Isobarik
(b) Isotermal
(c) Kontinyu
(d) Aliran mantap (steady)
Asumsi:
(a) Terjadi keseimbangan antara uap dan
cairan yang meninggalkan tray
(b) Hanya solute yang berpindah antara
fase uap dan cair.
Metode Grafik untuk Kolom Tray
K
N
=
y
N
x
N
=
Y
N
1+Y
N
|
\


|
.
|
|
X
N
1+ X
N
|
\


|
.
|
|
Konstanta keseimbangan atau koefisien distribusi
Mengubah dari fraksi mol ke rasio mol
N
N
N
Y
Y
y
+
=
1
Metode Grafik untuk Kolom Tray
X
0
, L(absorbent)

Y
1
, G


X
N
, L
1

2

N

Absorption
Y
N+1
, G


n

L

= laju molar absorbent bebas solute (konstan sepanjang kolom)


G

= laju molar gas bebas solute (konstan sepanjang kolom)


X = rasio mol solute terhadap absorbent bebas solute
Y = rasio mol solute terhadap gas bebas solute
X
0
L
'
+ Y
n+1
G
'
= X
n
L
'
+Y
1
G
'
Solute tahap-n
Solute tahap-1
Solute dari tahap-1
Solute dari tahap-n
Neraca massa sekitar tahap ke-n:
Y
n+1
= X
n
L
'
G
'
|
\


|
.
|
|
+Y
1
X
0
L
G
'
'
|
\


|
.
|
|
Y
1
-X
0
(L

/G

)
Y
X
Penyelesaian untuk Y
n+1
diperoleh garis operasi:
Top
Bawah
Slope L/G
Kurva keseimbangan
K
N
=
y
N
x
N
=
Y
N
1+Y
N
|
\


|
.
|
|
X
N
1+ X
N
|
\


|
.
|
|
Y
1
(gas out)
X
0
(liquid in)
Garis operasi di atas
kurva keseimbangan,
sebab untuk tiap tahap, solute
dalam uap lebih banyak
dibanding uap yang seimbang
dengan solute dalam cair.
Metode Grafik untuk Kolom Tray
X
N+1
, L

Y
N
, G


X
1
, L
2

N

1

Stripping
Y
0
, G


n

Y
n
= X
n+1
L
'
G
'
|
\


|
.
|
|
+Y
0
X
1
L
G
'
'
|
\


|
.
|
|
Y
X
Bawab
Atas
Slope L/G
Kurva
Keseimbangan
K
N
=
y
N
x
N
=
Y
N
1+Y
N
|
\


|
.
|
|
X
N
1+ X
N
|
\


|
.
|
|
Y
0
(gas in)
X
1
(liquid out)
X
N+1
L
'
+Y
0
G
'
= X
1
L
'
+ Y
n
G
'
Solute tahap-0
Solute tahap-N
Solute dat tahap-n
Solute dari tahap-1
L

= laju molar absorbent bebas solute (konstan sepanjang kolom)


G

= laju molar gas bebas solute (konstan sepanjang kolom)


X = rasio mol solute terhadap absorbent bebas solute
Y = rasio mol solute terhadap gas bebas solute
Neraca massa sekitar tahap ke-n:
Garis operasi di bawah
kurva keseimbangan,
sebab untuk tiap tahap, solute
dalam cairan lebih banyak
dibanding cairan yang seimbang
dengan solute dalam uap.
Absorbent Minimum
Y
n+1
= X
n
L
'
G
'
|
\


|
.
|
|
+Y
1
X
0
L
G
'
'
|
\


|
.
|
|
Y
1
-X
0
(L

/G

)
Y
X
Operating lines:
Top
Bottom
Slopes L/G
Equilibrium
K
N
=
y
N
x
N
=
Y
N
1+Y
N
|
\


|
.
|
|
X
N
1+ X
N
|
\


|
.
|
|
Y
1
(gas out)
X
0
(liquid in)
Neraca massa sekitar absorber:
X
0
L
'
+ Y
N+1
G
'
= X
N
L
'
+Y
1
G
'
Penyelesaian untuk L:
L
'
=
G
'
Y
N+1
Y
1
( )
X
N
X
0
( )
Substitusi X
N
dari keseimbangan:
Untuk mendapatkan derajat pemisahan yang diinginkan, dibutuhkan absorbent sesedikit mungkin.
L
'
min =
G
'
Y
N+1
Y
1
( )
Y
N+1
/ Y
N+1
K
N
1
( )
+ K
N | | { }
X
0
So the minimum amount of absorbent to achieve a
desired degree of separation depends on the fraction of
solute removed, the flow rate of the vapor, and the
distribution coefficient.
Y
n+1
= X
n
L
min
'
G
'
|
\


|
.
|
|
+ Y
1
X
0
L
'
min
G
'
|
\


|
.
|
|
Infinite Absorbent
Penentuan Jumlah Tahap
Y
1
-X
0
(L

/G

)
Y
X
Atas
Bawah
Slope L/G
Y
1
(gas out)
X
0
(liquid in)
Tahap-1
Tahap-2
Tahap-3 Y
N+1
X
N
Garis operasi X
0
L
'
+ Y
n+1
G
'
= X
n
L
'
+Y
1
G
'
Aliran masuk
dan keluar tiap
tahap
K
N
=
y
n
x
n
=
Y
n
1+Y
n
|
\


|
.
|
|
X
n
1+ X
n
|
\


|
.
|
|
Neraca massa
Aliran keluar
Kurva keseimbangan
Y
n+1

X
n-1

n
Y
n

X
n

Y
n+1

X
n-1

n
Y
n

X
n

Penentuan Jumlah Tahap Absorpsi
Y
1
-X
0
(L

/G

)
Y
X
Atas
Bawah
Slope L/G
Kurva keseimbangan
Y
1
(gas out)
X
0
(liquid in)
Tahap-1
Tahap-2
Tahap-3 Y
N+1
X
N
Garis operasi
X
0
, L(absorbent)

Y
1
, G


X
N
, L
1

2

N

Absorption
Y
N+1
, G


n

Penentuan Jumlah Tahap Stripping
Y
1
-X
0
(L

/G

)
Y
X
Top
Bawah
Slope L/G
Kurva keseimbangan
Y
0
(liquid in)
X
1
(gas out)
Tahap-1
Tahap-2
Tahap-3
Y
N+1
X
N
Garis operasi
Stripping
X
N+1
, L

Y
N
, G


X
1
, L
2

N

1

Y
0
, G


n

Metode Aljabar untuk Kolom Tray (1)
Metode grafik dapat dipakai untuk menentukan jumlah
tahap secara mudah. Tetapi, jika:
Jumlah tahap N terlalu besar, atau
N sudah ditetapkan (bukan kemurnian), atau
lebih dari satu solute diserap, atau
kondisi operasi ingin dioptimalkan, atau
konsentrasi terlalu besar atau terlalu kecil,
dalam kasus ini metode aljabar lebih baik dipakai (lihat
Seader: 5.4).
Absorpsi berlawanan arah bertahap-N kondisi keseimbangan adiabatik, sebagai berikut:
L
0
(absorbent)

V
N+1
(uap yang dipisahkan)

V
1
L
N
1

2

N1

N

Absorption
v
1
l
0
v
N+1
l
N
Asumsi: Absorbent tidak berisi solute.
Catatan:
v
i
, dan l
i
menunjukkan laju alir molar uap dan cair.

Nerava massa komponen-i sekitar tahap-1 hingga N-1:
1 N 1 N
l v v

+ =
V y v
i i
= L x l
i i
=
Koefisien distribusi menunjukkan konsentrasi spesies-i
dalam uap yang seimbang dengan konsentrasi dalam cairan:
i D i
x K y =
Gabungan tiga persamaan terakhir (subskrip dihiolangkan):
( )
N
N
N N N
N
N
A
l
V K / L
l
v = =
( )
N N N N
V K / L A =
Absorption factor pada tahap-N
untuk tiap komponen:
Metode Aljabar untuk Kolom Tray (2)
( )
N 1 1 N N
A v l l + =

Substitusi dalam laju alir uap ke dalam neraca massa:
V
N+1
(uap yang dipisahkan)

L
N
1

2

N1

N

v
1
l
0
v
N+1
l
N
( )
1 N 1 2 N 1 N
A v l l

+ =
Prosedur ini jika terus diulang sepanjang kolom diperoleh:
( )
N N 3 2 N 3 2 1 1 N
A ... A ... A A A ... A A A v l + + + =
Gabungan dengan neraca massa total:
1 1 N N
v v l =
+
Diperoleh:
( )
N N 3 2 N 3 2 1 1 1 N
A ... A ... A A A ... A A A 1 v v + + + + =
+
Dengan recovery fraction adalah:
( )
A
1
N N 3 2 N 3 2 1
1 N
1
A ... A ... A A A ... A A A 1
v
v
u + + + + =

+
Absorption factor tiap tahap diganti dengan
average effective absorption factor (A
e
)
1 N 1 N
l v v

+ =
N
N
N
A
l
v =
Metode Aljabar untuk Kolom Tray (3)
1
1
1
1
1

= = u
+
+
N
e
e
N
A
A
A
v
v
Kebalikan dari recovery fraction adalah fraksi solute yang diserap.
Asumsi: Stripper tidak mengandung soulte.
Catatan:
v
i
, dan l
i
menunjukkan laju alir molar uap dan
cair.


Neraca massa sekitar tahap-1 hingga N-1:
1 N N 1
l v l
+
= +
( )
N N N N
L / V K S
sStripping factor pada tahap-N untuk tiap komponen seperti
dalam absorpsi:
L
N+1
(cairan yang dipisahkan)

V
0
(stripper)

V
N
L
1
1

2

N1

N

Sehingga diperoleh stripping fraction:
Metode Aljabar untuk Kolom Tray (4)
Stripping
1
1
1
1
1

= = u
+
+
N
e
e
N
S
S
S
l
l
Kebalikan dari recovery fraction adalah fraksi solute yang dilucut.
Contoh: Absorpsi Hidrocarbon dengan N-Dekana
V
1
L
0
V
N+1
L
N
1

2

7

8

Minyak berat menyerap
komponen yang tidak
mudah menguap.
Campuran uap hidrokarbon diserap oleh cairan absorbent meinyak
berat (asumsi, K=0.0001) yang mengandung sedikit
n-butana and n-pentana.
Diketahui:
Tekanan, P=2760 kPa
Jumlah tahap, N=8
Aliran uap masuk:
Metana 160 kmol/h
Etana 370
Propana 240
n-butana 25
n-pentana 5
Uap masuk, T=105
o
F

Aliran cairan masuk:
n-butana 0.05 kmol/h
n-pentana 0.78
Minyak berat 164.17
Cairan masuk, T=90
o
F
K
i
A S psiA psiS V
N+1
L
0
V1 L8
methane 6.65 0.031 32.242 0.969 0.000 160 0 155.04 4.96
ethane 1.64 0.126 7.952 0.874 0.000 370 0 323.47 46.53
propane 0.584 0.353 2.832 0.647 0.001 240 0 155.35 84.65
n-butane 0.195 1.058 0.945 0.120 0.168 25 0.05 3.04 22.01
n-octane 0.0713 2.893 0.346 0.001 0.655 5 0.78 0.27 5.517
heavy oil 0.0001 2062.5 0.0005 0.000 0.9995 0 164.17 0.08 164.09
S
N
= K
N
V
N
( )/ L
N
u
S
=
S
e
1
S
e
N+1
1
u
A
=
A
e
1
A
e
N+1
1
A
N
= L
N
/ K
N
V
N
( )
1) Asumsi: T adalah rata-rata suhu aliran masuk
2) Nilai-K dapat diperoleh dari Antoine atau Depriester chart.
3) Minyak berat tak menguap nilai-K sangat kecil (= 0.0001)
4) A dan S dihitung dari laju alir masuk.
5) Penentuan absorption dan stripping fractions memamaki N=8.

Tentukan komposisi aliran keluar dengan memakai
absorption dan stripping factor.
v
1
= v
N+1
u
A
+l
0
1 u
S
( )
l
1
=l
0
u
S
+v
N+1
1 u
A
( )
Depriester
Diketahui
Contoh: Absorpsi Hidrocarbon dengan N-Dekana
L
0
V
N+1
L
N
1

2

7

8

You might also like