Professional Documents
Culture Documents
FAKTOR PREDISPOSISI
Fungsi respirasi harus adekuat dengan kebutuhan dari metabolik. Konsumsi oksigen pada neonatal diperkirakan 7 ml/kg per menit (3-4 ml/kg per menuet pada anak yang lebih tua dan dewasa). Demam, penyakit dan kegelisahan meningkatkan kebutuhan secara dramatis; pada pasien apnoea, Paco2 meningkat 2 kali ipar dari normal. Cadangan pernafasan pada bayi dan neonatus diakibatkan oleh hal berikut : Immaturitas dari thorax Tulang rusuk pada anak lebih pendek dan horizontal sehingga gerakan untuk meningkatkan ruangan antara anteroposterior dan lateral minimal. Hal ini menyebabkan bayi bergantung pada pemindahan diafragma untuk meningkatkan volume dan luas dari thorax. Struktur dan fungsi tulang rusuk berubah pada usia antara 12 sampai 18 bulan, kemungkinan disebabkan oleh perubahan postur tubuh. Kelaian apapun pada fungsi diafragma (misalnya asistensi abdomen) akan menyebabkan gagal nafas. Jalan Nafas Walaupun secara relatif lebih besar dari dewasa, jalan nafas bayi sangat kecil dan lebih mudah mengalami obstruksi. Diameter trakea dan bronkus pada bayi 3 kg adalah sekitar sepertiga diameter pada orang dewasa 60 kg. Meningkatnya risiko infeksi jalan nafas Sistem imun yang imatur dan belum berpengalamana pada bayi meningkatkan resik infeksi pada usia 6 bulan pertama bayi.
Perkembangan imatur pada sistem pernafasan Bayi prematur biasanya memiliki defisiensi surfaktan, dengan alveolar yang tidak stabil, atelektasis, intrapulmonary Hunt, dan berkurangnya kapasitas pemenuhan paru (compliance). Imaturitas dari kontrol pernafasan Dorongan nafas yang inadekuat dari sistem pernafasan pusat merupakan faktor utama dari apnoe, terutama pada bayi prematur. Analgesi opioid dihubungkan dengan depresi pernafasan yang lebih besar. Kelainan Kongenital Defek dari sistem pernafasan atau organ yang berhubungan (misalnya jantung) biasanya terdapat pada anak dengan gagal nafas beberapa saat setelah kelahiran. Asfiksi dan trauma perinatal Asfiksi dan perdarahan intrakranial pada saat kelahiran dapat menyebabkan kejang dan depresi nafas.
PRESENTASI KLINIS
Depresi nafas dapat bermanifes sebagai, takipnouea, kelainan dinding dada (retraksi sternum dan tulang iga, pengunduran dari ruang intercosta, subcosta, dan suprasternal) dan penggunaan otot bantu pernafasan. Pada bayi muda, lethargi, pallor, apnoue, bradikardi dan hipotensi merupakan tandatanda awal dari hipoksia. Anemia fisiologis pada bayi dapat menyebabkan pengamatan sianosis yang terhambat, dan ini merupakan tanda mayor dari depresi sistem kardiovaskular dan sistem saraf pusat. Pada bayi yang lebih tua dengan hipoksia akut dapat ditemukan tanda-tanda seperti pada dewasa yaitu takipneu, takikardi, hipertensi dan gelisah karena depresi sistem kardiovaskular dan sistem saraf pusat. Berkeringat terjadi karena adanya retensi CO2 gejala yang tidak tampak pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir, efek dari hipoksia dapat disebabkan oleh hipertensi pulmonal yang dapat disebabkan oleh sunting dari atensi duktus arteriosus dan foramen ovale. Jika tidak dilakukan penanganan akan terjadi hipoksemia, asidosis yang progresif dan kematian. Pemeriksaan pada dada harus dilakukan secara rutin. Pemeriksaan x-ray toraks penting untuk penilaian.
ETIOLOGI
Gagal nafas akut dapat disebabkan obstruksi saluran nafas atas atau bawah, penyekit alveolar, kompresi pulmonal dan penyakit neuromuskular atau trauma. LETAK SALURAN ATAS SALURAN NAFAS BAWAH TRAKEA Trakeomalasia Anomali vaskular Stenosis trakea BRONKIAL BRONKILOAR Bronkomalasia Aspirasi mekonium Emfisema lobar KELAINAN FUNGSI Sindrom aspirasi PARU Penyakit membran Halim Displasia bronkopulmonal Pneumonia perinatal Perdarahan masif pulmonal Hipoplasia pulmonal Hernia diafragmatika Pneumonia Fibrosis kitik Sindrom aspirasi Penyakit jantung kongenital Tenggelam Trauma Luka bakar ARDS KOMPRESI PULMONAL Hernia diafragmatika Pneumotoraks Riwayat eksomfalos Riwayat gastroshcisis KELAINAN NEUROLOGS OTOT Palsi diafragma DAN Asfiksi saat lahir Kejang Apnoea Keracunan Meningitis Encephalitis Status epileptik Trauma Sindrom Gullain-Barre Venom Pneumotoraks Efusi pleura Empyema Benda asing Bronkiolitis virus akut Benda asing Tumor mediastinum NEONATUS NAFAS Lihat BAB 102 BAYI DAN ANAK-ANAK
Trakeomalasia, stenosis trakea, kompresi vaskular o Ketidakstabilan dinding trakea paling umum terkait dengan atresia esofagus. trakeo - oesofistulphageal dan berbagai anomali vaskular. Penyebab paling umum dari kompresi vaskular adalah lengkung aorta ganda dan kompleks dari sisi kanan arkus aorta, kiri duktus arteriosus dan menyimpang meninggalkan arteri subciavian. Ini menghasilkan vas benar cincin cular, dengan pengepungan trakea dan kerongkongan . Kompresi trakea mungkin juga disebabkan oleh suatu anomali arteri. Tracheornalacia atau stenosis trakea mungkin terjadi dalam hubungan dengan anomali arteri paru sebelas kiri. Masalahnya mungkin meluas ke bronkus (bronchornalacia). Meskipun keparahan gejala dapat dikurangi dengan operasi masalah mungkin bertahan selama beberapa tahun. Tracheomalacia kadang-kadang dapat distabilkan demgam intubasi Nasotracheal atau tracheostomy dengan continuous positive airway pressure (CPAP). Tracheopexy, yang menunda anterior dinding trakea dari permukaan posterior sternum danpembuluh darah besar, kadang-kadang berguna.
Sindrom aspirasi mekonium o Aspirasi mekonium terlihat pada 0,3% dari kelahiran, dan yang paling umum dalam kelahiran. Biasanya terdapat riwayat fetal distress pada proses persalinan. Pada saat bernafas untuk pertama kali, materi-materi pada saluran pernafasan atas (misalnya cairan amnion, mekonium, vernix dan squama) terhirup dan menimbulkan obstruksi pada salurang pernafasan kecil dan membuat atelektasis dan emfisema konstruktif. Setelah pemulihan, materi yang terhirup tersebut akan terserap dan difagositosis. Tanda-tanda klinis termasuk takipnea dan sianosis. Kondisi ini sebagian besar dapat dicegah jika dilakukan pembersihan jalan nafas ketika sebagian kepala bayi muncul dari rahim dan bayi belum bernafas. Sebagian besar bayi ini membutuhkan terapi oksigen.
Emphisema lobaris o Sebagian besar kasus (70%) hadir pada bulan pertama kehidupan dengan takipnea, mengi, mendengus dan batuk. Tanda-tanda meliputi hyperresonance,
KEPANITERAAN ANESTESIOLOGI, RSUD KUDUS
penurunan udara masuk dan deviasi trakea dan jantung jauh dari lobus yang terkena. Mungkin ada asimetri dada karena tonjolan hemithorax yang terkena. Sianosis berhubungan dengan keparahan dari gagal nafas. Biasanya diperlukan lobektomi.
Pneumonia aspirasi o Pada bayi baru lahir, aspirasi dapat terjadi sebagai akibat inkoordinasi dari faring Sn refleks perlindungan yang tidak ada karena prematuitas, asfiksia saat lahir dan perdarahan intrakranial. Biasanya sering terjadi pada kelainan saluran seperti atresia esofagus, Vistula trakeo-oesofageal, dan oesofagal reflux. Obstruksi jalan nafas dan pneumonia dapat terjadi.
Penyakit membran Halim o Terjadi karena kekurangan surfaktan. Faktor predisposisi antara lain, prematuritas, ibu diabetes, adiksi internal dan sectio cecarean. Produksi surfaktan juga dihambat oleh hipoksia postnatal dan asidosis. Kekurangan surfaktan adalah hasil dari instabilitas alveolar, atektasis, shunt intrapulmonal dan peningkatan kerja dari pernafasan. Tanda klinis dapat muncul segera setelah kelahiran yang terdiri dari takipneu, retraksi dinding dada, mendengkur, dan peningkatan kebutuhan oksigen. Pemberian surfaktan ke dalam trakea memperlihatkn oksigenase yang membaik dan berkurangnya risiko terjadi pneumothorax, mortalitas dan morbiditas. Terdapat dua tipe surfaktan yang digunakan, yaitu sintesis (exosurf) dan bovine (Sutanta) atau porcine (curosurf).
Displasia bronkopulmonal o Displasia bronkopulonal dapat terjadi pada pendek penyakit paru neonatus yang sembuh. Kejadiannya berhubungan dengan maturitas dari paru, tekanan jalan nafas yang tinggi dan barotrauma. Ini menyebabkan terjadinya gagal nafas kronis pada bayi, dan dapat berlanjut menjadi cor pulmonal dan
kematian pada 2 tahun pertama kelahiran. Pemberian oksigen aliran rendah di rumah Peru untuk mengurangi risiko.
Pneumonia o Pneumonia perinatal timbul sebagai hasil dari infeksi maternal transplasental, ruptur membran lama, kelahiran melewati saluran kelahiran yang infeksi, atau infeksi nosokomial. Antibiotik harus diberikan (penisilin dan gentamicin) sampai hasil kultur didapatkan negatif. Kenbanyakan pneumonia pada bayi dan anak-anak berasal dari infeksi virus. Biasanya gejala yang diderita kebanyakan anak adalah batuk, demam dan takipneu.
Perdarahan masif pulmonal o Hal ini biasanya terjadi sebagai kolaps kardiorespiratori akut, disusul dengan keluarnya lendir darah dari trakea, mulut dan hidung. Biasanya dihubungkan dengan adiksi saat kelahiran yang parah, penyakit membran hyalin, penyakit jantung kongenital, erutriblastosis fatalis, koagulopati dan sepsis. Faktor pendeta yang tersering adalah hipoksia. Terapi dengan mengatasi faktor yang mendasari, oksigenase dan koreksi dari gangguan koagulasi.
Oedem Pulmo o Oedem pulmo pada anak baru lari biasanya disebabkan penyakit jantung kongenital terutama koartasi aorta, atensi duktus arteriosus, stenosis arteri, dan yang lebih jarang obstruksi total dari drainase vena pulmonal. Oedem pulmoal akibat sirkulasi yang overload juga terjadi pada eritroblastosis foetalis, sindrom transfusi plasenta, atau sebagai akibat dari terapi cairan yang salah.
Hipoplasia pulmonal o Paling banyak terlihat dengan hernia diafragmatika kongenital, tetapi hipoplasia pulmonal bilateral juga dapat terjadi dengan agenesis atau
disgenesis Arenal (Potters syndrome). Hipoplasia unilateral dapat terjadi sebagai anomali atau berhubungan dengan kelainan kardiovaskular.
Hernia diafragmatika o Hernia diafragmatika kongenital (biasanya pada sisi kiri) terasi sebagai akibat dari gagal nafas, sebagian akibat dari kompresi paru tetapi lebih sering berhubungan dengan hipoplasia paru (ipsilateral maupun kontralateral). Gangguan fungsi paru berkisar dari ringan sampai berat. Pada kasus yang berat, sianosis, retraksi interkostal, kelainan mediastinum dan suara nafas yang buruk pada paru yang terkena terjadi sejak kelahiran.
Pneumotoraks o Pneumotoraks spontan dapat terjadi pada proses kelahiran normal atau karena penyakit membran hyalin, maupun aspirasi mekonium. Tendon pneumotoraks harus dicurgai pada penurunan kelainan mendadak pada bayi dengan ventilator. Asistensi abdomen karena depresi diagragma atau hiperekspansi dada unilateral dapat menjadi tanda yang berguna. X-ray dada harus dilakukan, tetapi harus didahului dengan aspirasi jarum atau drainase jika kondisi bah kritis.
Riwayat exomphalos dan gastroschsisis o Repair dari dinding abdomen dapat menyebabkan efek berupa peningkatan tekanan intra-abdomen jua usus ditutup pada rongga peritoneal yang berkembang dengan buruk. Diafragma menjadi terangkat dan menekan paruparu. Sebagai tambahan, kompresi dari vena Ava inferior dapat penyebabkan oedema perifer, berkurangnya cardiac output dan oliguria. Ileus paralitik yang terjadi akan menyebabkan bertambahnya tekanan intra-abdomen.
Palsi diafragmatika
o Palis dari nervus prenikus umumnya terjadi pada operasi kardiotoraks. Baiasanya terjadi sebagai abnormalitas kongenital atau sebagai akibat dari trauma kelahiran. Paralisis dan gerakan yang tidak normal pada diafragma yang terkena menyebabkan berkurangnya volume paru dan volume tidal, hipoksemia dan kesulitan dalam bernapas. Paralisis pada hemidiafragma dapat menybabkan gagal nafas pada bayi, terutama jika berhubunga dengan kelainan lain yang mengenai gusi paru. Masalah paling besar pada anak-anak berumur kurang dari 3 tahun, karena stabilitas yang buruk dari dinding dada. CPAP merupakan metode yang efektif untung meningkatkan volume paru, menstabilkan tulang rusuk dan gerakan paradoksikal. Operasi pada diafragma biasanya efektif pada pasien yang tidak dapat disembuhkan dengan penatalaksanaan konservatif.
Asfiksia saat lahir o Asfiksia pada saat kelahiran dapat disebabkan karena kegagalan plasenta, kesulitan obstetri atau sedasi maternal. Depresi pernafasan pusat, kejang, perdarahan intrakranial, aspirasi mekonium dan sirkulasi fetal yang persisten berkontribusi pada gagal nafas. Apgar skor pada menit pertama kelahiran merupakan evaluasi objektif untuk menentukan derajat dari asfiksia, skor setelah 5 menit menentukan prognosis. Nafas spontan yang terhambat setelah 5 menit kelahiran mempunyai prognosis yang buruk. Hipoksemia posnatal, hiperkapnia, dan iskemik dari otak harus dihindari.
Kejang o Kejang pada anak baru Bahri paling sering didapatkan pada 3 hari pertama kehidupan. Biasanya terjadi karena asfiksi saat lahir,trauma, perdarahan intracranial, kelainan metabolik seperti hipoglikemi atau hipokalsemia, dan meningitis. Awitan pada anak yang lebih tua biasanya terjadi dengan demam, epilepsi idiomatik, infeksi sistem saraf pusa, keracunan, trauma dan gangguan metabolik. Awitan generalisata dapat menyebabkan gagal nafas dari obstruksi jalan nafas, aspirasi, apnoea, atau depresi sistem pernafasan pusat. Pada saat awitan Grand mal, ventilasi menjadi inadekuat, dan terjadi peningkatan
konsumsi oksigen dan peningkatan produksi CO2. Obat antikonvulsan juga dapat menekan sistem pernafasan. Penatalaksanaan yang terdiri dari pemastian jalan nafas yang bersih, oksigenase adekuat dan ventilasi, dan pemberian obat antikonvulsan, oksigen harus diberikan karena kebutuhan oksigen pada otak meningkat.
Apnoea pada prematur o Episode apnoea yang rekuren ( lebih dari 20 kali) biasanya sering terjadi pada bayi prematur dan berhubungan dengan maturitas dari batang otak, hipoksia, gangguan dari responsivitas kemoreseptor. Kelelahan diafragma, dan saat tidur dalam REM. Penyakit penyeba seperti penyakit membran hyalin, hipoglikemi, aspirasi, sepsis, anemia dan perdarahan intrakranial harus dicari. Episode ringan dapat dibalikkan dengan stimulasi taktil, episode yang parah dapat memerlukan ventilasi dengan kantong nafas. Episode apnoe dapat dikurangi atau dicegah dengan pemberian teofilin atau kafein (stimulan sistem nafas pusat). Banyak bayi prematur juga menderita penyakit obstruksi atau apnoea campuran (Central dan obstruksi).
Status asmatikus o Asma adalah alasan tersering dari penyebab masuk rumah sakitnya pediatrik. Asma adalah suatu penyakit inflamasi yang mengenai jalan nafas. Obstruksi jalan nafas terjadi kaarena oedema mukosa, mucus plugging, dan spasme otot bronkial. Anak kurang dari 2 tahun memiliki otot bronkial yang belum berkembang sempurna, dan spasme kemungkinan kurang penting, dengan respons bronkodilator yang kurang. Gejala klinis dan radiologis dan penatalaksanaan asma sama seperti pada dewasa. Perkiraan gas darah mengindikasikan asma akut yang parah jika pulsus paradoksus melebihi 20 mmHg (2.6 kPa), atau jika anak tersebut tidak merespon terhadap terapi obat optimal. Biasanya akan ditemukan hipoksia yang merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Maka dari pemberian terapi oksigen penting. Simpatomimetik amines nebulized Beta 2, aminofilin IV dan kortikosteroid adalah bentuk dari terapi obat; terapi maksimal harus diperkenalkan
10
secepatnya. Salbutamol diuapkan dengan oksigen 0.05 mg/kg dari 0.5% dari 4 ml air steril, diberikan 2-4 jam, atau lebih sering pada kasus yang berat. Anakanak kurang dari 9 tahun metabolismenya lebih tinggi dan memerlukan dosis teofilin yang lebih besar (0.85 mg/kg per jam sebanding dengan aminofilin infusion 1.1 mg/kg per jam). Asidosis metabolik dapat timbul sebagai akibat dari hipksemia dan meningkatnya pernafasan. Terapi bikarbonat secara hatihati direkomendasikan untuk meningkatnya fungsi kardiovaskular dan responsivitas dari bronkomotor terhadap teofilin dan agen simpatomimetik. Iosprenalin dan teofilin dapat membuat respons vasokonstriktor pulmonal dan memperburuk hipoksema. Salbutamol lebih dipilih karena hal ini.
Bronkiolitis akut viral o Sebagian besar kasus bronkiolitis terjadi pada 5 bulan awal kehidupan dan disebabkan oleh RSV. Batuk, demam ringan, takipneu dan mengi merupakan tanda-tanda kardinal. Bayi-bayi, terutama yang lahir dengan prematur, akan mengalami episode apnue. Penanganan terdiri dari penanganan minimal dan terapi oksigen. Jika distres nafas terlihat, pemberian makanan harus ditunda dan cairan diberikan secara IV. Perjalanan penyakit dapat membuat kelelahan dan gagal nafas pada 1-2% kasus. Agen antivirus Ribaviran sulit dibeikan dan tidak memperlihatkan hasil yang lebih baik. Konfeksi bakteri biasanya terjadi, dan merupakan indikasi untuk penggunaan antibiotik broad-spektrum pada kasus yang beras.
Gagal nafas akibat penyakit jantung kongenital o Penyakit jantung menyebabkan gagal nafas akibat beberapa alasan antara lain : Tipe dari lesi kardinal Left heart obstruction Large Left-to-right shunts Hypoxaemic lesions Valscular lesions Infeksi rekuren
11
Infeksi rekuren pada pneumonia dan bronkiolitis biasanya terjadi pada anak dengan penyakit jantung kongenital, hal ini disebabkan karena aliran darah pulmonal yang tinggi. Postoperatif
Tenggelam o Gagal nafas setelah hampir tenggelam dapat merupakan akibat dari pneumonitis aspira atau depresi sistem saraf pusat akibat ensepalopati hipoksiiskemik. Dilatasi gastrik akut (berhubungan dengan resusitasi) biasanya merupakan salah satu faktor yang berkontribusi. Oedema paru dapat disebabkan oleh air dan partikel yang terhirup, atau pneuonitis kimia dari aspirasi isi lambung. Infeksi sekunder biasanya akan menuju ke pneumonia nekrosis. Antibiotik profilaksis tidak menunjukkan keuntungan. Antibiotik broad-spektrum diberikan sejak awal jika terdapat penyakit paru yang signifikan. Terap dilanjutkan berdasarkan hasil kultur dari aspirasi trakea. Pasien yang tenggelam pada air tawar maupun air asin biasanya mengalami hipovolemik, hipoksia dan asidosis saat tiba di tempat. Terapi oksigen harus dilakukan, resusitasi biasanya memerlukan ekspansi volume dan perbaikan dari asidosis dan dukungan inotropik. Hipothermia dapat memberikan perlindungan terhadap otak, penghangatan komplit tidak boleh dilakukan sampai resusitasi sirkulasi didapatkan.
Trauma o Gagal nafas dapat terjadi pada trauma otak, tulang belakang, dada, dan abdomen.
ARDS (acute respirator distress syndrome) o ARDS dapat terjadi pada segala usia dengan karakteristik gagal nafas, infiltrasi pulmonal difus, komplians paru yang berkurang dan hipoksemia.
12
Pada anak-anak, penyebab biasanya shock karena berbagai akibat, pneumonia dengan septikemia, tenggelam, aspirasi dan kontusio pulmonal.
Keracunan o Keracunan merupakan penyebab gagal nafas pada 4 tahun pertama kehidupan yang dapat dicegah. Antidepresan trisiklik, antihistamin, antikejang dan benzodiazepin membuat depresi sistem saraf pusat.
Meningitis dan enchepalitis o Meningitis biasanya terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan. Setelah periode nonatal, penyebab tersering adalah Haemophlis influenza, Neisseria meningitidis dan Streptococcus pneumonia. Diagnsis cepat dan terapi antibiotik yang tepat merupakan dasar dari penatalaksanaan. Gagal nafta biasanya terjadi karena kejang yang tidak terkontrol, gangguan kesadaran dan meningkatnya tekanan intrakranial. Ensefalitis dapat juga menyebabkan ketidaksadaran dan peningkatan tekanan intrakranial. Masalah yang menyertai termasuk obstruksi saluran nafas atas, aspirasi pumonal dan depresi pernafasan pusat. Encefalitis biasanya disebabkan oleh virus dengan komplikasi berupa hiperpireksia, kejang dan oedema cerebri.
Sindrom Gullain-Barre o Penyakit ini adalah penyebab tersering polineuritis pada masa kanak-kanak. Onset dapat terjadi cepat, dengan gagal nafas yang terjadi dalam waktu 48 ja. Intervensi berdasarkan dari kesimpulan klinis refleks batuk dan fungsi bulbar, kapasitas vital <15 ml/kg, dan tanda-tanda hipoksemia (Sa)2 < 90%). CMV penting jika diperlukan intubasi, kecuali jika antisipasi cepat dilakukan, trakeostomi dianjurkan untuk kenyamanan pasien. Kondisi ini biasanya membaik setelah penggunaan plasmapheresi atau immunoglobulin IV. Nyeri otot dapat digunakan analgesik.
13
Venom o Bisa ular dapat mengandung neurotoksik dan menyebabkan kelemahan otot dan sistem respirasi. Gejala terdiri dari salivasi, lakrimasi, berkeringat, spasme oto laring dan oedema pulmonal. Terapi suportif diperlukan sampai dilakukan pemberian antivenom dan penyembuhan terjadi.
14
15
bayi baru lahir dapat menyebabkan fraktur tulang iga dan kemungkinan terjadinya kerusakan intrakranial. Fisioterapi dapat menyebabkan penurunan PaO2 yang signifikan; FiO2 harus ditinggkatkan sebelumnya. Pada bayi, Action faring dengan lembut secara berkala dapat menyingkirkan sekresi faring dan menstimulasi batuk. Bagging yang efektif, suction trakea dan posisi yang tepat adalah teknik yang paling berguna pada pasien diintubasi. Terapi cairan o Pemberian makan oral harus ditunda pada gangguan nafas yang berat, karena sulitnya pemberian oksigen dan risiko terjadinya asistensi abdomen, muntah dan aspirasi. Pemberian makan dengan NGT dapat dilakukan dengan hati-hati pada bayi dengan gangguan nafas yang ringan sampai sedang. Penyakit paru dan jalan nafas sering dihubungkan dengan meningkatnya sekresi ADH, yang menyebabkan terjadinya retensi cairan. Meningkatnya tekanan jalan nafas (penggunaan CMV dan CPAP) juga dapat menyebabkan meningkatnya sekresi ADH. Pelembapan efisien melalui trakea dengan trakeostomi dapat mencegah hilangnya cairan dari jalan nafas, dan mengurangi kebutuhan cairan/ sebagian besar pasien dengan penyakit paru akut membaik dengan restriksi cairan. Keseimbangan cairan dan status biokimia harus dimonitor secara hati-hati. Pada gagal nafas yang lama, penting untuk meminimalisir berkurangnya otot pernafasan dan memberikan energi untuk pernafasan yang meningkat. Pemberian makan oral atau NGT kalori tinggi dapat ditoleransi. Nutrisi parenteral berguna ketika restriksi cairan diperlukan. Monitoring o Observasi klinis berulang oleh staf ahli penting untuk mendeteksi tanda awal dari hipoksia, kesulitan bernafas dan onset dari kelelahan. Pengawasan dari parameter kardiorespiratori dan terapi respirasi sangat penting untuk perawatan respiratori yang optimal Gas darah Pulse oxymetry Capnography X-ray toraks Transiluminasi Kapasitas vital dan gaya inspirasi maksimum
16
Penatalaksaan spesifik Terapi oksigen o Petunjuk cara pemberian oksigen pada pasien bergantung dari ukuran tubuh pasien dan FiO2 yang diperlukan. Neonatus yang memerlukan oksigen kurang dari 40% dapat dirawat dengan inkubator. Headbox plastik digunakan untuk mengantarkan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi. Anak yang lebih tua dapat mentorelir facemask, tetapi FiO2 jarang dap diketahui. Anak yang gelisah juga tidak dapat mentorelir facemask dan pemberian oksigen menjadi sulit. Prosedur penatalaksanaan, fisioterapi dan penatalaksanaan semuanya meningkatkan konsumsi dari oksigen dan menyebabkan hipoksemia dan perburukan keadaan. o Komplikasi dari terapi oksigen dapat berupa Retrorental fibroplasia akibat pemberian oksigen yang berlebihan (PaO2 yng dianjurkan adalah antara 50 sampai 80 mmHg atau 6.6 sampai 10.6 kPa), dan juga dapat terjadi displasia bronkopulmonal. Intubasi o Intubasi trakea membebaskan dari obstruksi jalan nafas dan dapat digunakan untuk mengontrol oksigen yang diinspirasi dengan akurat, pemberian tekanan positif pada jalan nafas dan toilet trakeal. Intubasi nasotrakeal lebih dipilih karena fiksasi yang lebih baik. Untuk penggunaan jangka panjang, trakeostomi diindikasikan. Kekurangan dari pemasangan intubasi nasotrakeal adalah bypass dari alat pelembab nasal, meningkatnya resistensi jalan nafas, risiko stenosis subglotis, ganggaun refleks batu, hilangkanya physiological positif end-expiratory pressure dan terganggunya mekanisme pertahanan dari paru. Pada neonatus risiko trauma laring berhubungan dengan durasi dari intubasi dan jumlah dari usaha pemasangan. Ventilator mekanik o Penggunaan ventilator pada pediatri dibahas di bab 109.
17