You are on page 1of 14

Subject - 1, Kristalographi

I. KRISTAL KRISTALOGRAFI

I.1 DEFINISI KRISTAL & KRISTALOGRAFI


Pada mulanya kata kristal dikenal di Yunani, berasal dari bahasa Yunani kuno Krusttalos yang berarti es, yang di ambil dari kata Kruos yang berarti sedingin es dan embun beku. kemudian pada abad pertengahan kata ini digunakan untuk sebutan pada Batuan atau Rock Crystal atau mineral kuarsa atau Quartz. Akhirnya kata ini digunakan secara bebas untuk sebutan semua obyek yang berbentuk padat yang tersusun oleh bidang-bidang polyhedral (banyak bidang). Beberapa definisi KRISTAL : Benda padat yang mempunyai bentuk bangun polyhedral (banyak bidang) yang teratur dan dibatasi bidang-bidang permukaan datar/licin yang tertentu jumlahnya. Bahan padat yang susunan molekul, atom, atau ionnya diatur dalam suatu pola tertentu secara tertib, teratur dan berulang yang tersebar dan memenuhi tiga dimensi spasial. Bahan yang terdiri dari unit terstruktur yang identik, tersusun dari satu atau lebih atom yang teratur dan berulang secara periodik dalam tiga dimensi. Keteraturan ini berlanjut sampai ratusan molekul. Bangunan terkecil dari kristal disebut basis kemudian susunan yang periodik dideskripsikan dengan latis.

Latis

Basis

Kristal

Bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus cahaya serta mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya memenuhi hukum geometri; Jumlah dan kedudukan bidang kristalnya selalu tertentu dan teratur.

Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

1 of 14

Subject - 1, Kristalographi

Bila ditinjau dan telaah lebih dalam mengenai pengertian kristal, mengandung pengertian sebagai berikut : 1. Bahan padat homogen : tidak termasuk didalamnya cair dan gas tidak dapat diuraikan kesenyawa lain yang lebih sederhana oleh proses fisika terbentuknya oleh proses alam 2. Mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti hukum geometri : jumlah bidang suatu kristal selalu tetap macam atau model bentuk dari suatu bidang kristal selalu tetap sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang tetap. Apabila unsur penyusunnya tersusun secara tidak teratur dan tidak mengikuti hukumhukum diatas, atau susunan kimianya teratur tetapi tidak dibentuk oleh proses alam (dibentuk secara laboratorium), maka zat atau bahan tersebut bukan disebut sebagai kristal. Isomorf adalah dua zat yang mempunyai struktur kristal yang sama. Rumus pasangan zat semacam itu biasanya menunjukkan bahwa angka banding atom-atomnya sama. Zat-zat isomorf dapat atau tidak dapat mengkristal bersama-sama dalam campuran yang homogen. Dua zat serupa yang dikenal dengan baik yang tidak mengkristal secara homogen adalah NaCl dan KCl (Keenan dkk, hal. 306, 1989). Bentuk-bentuk Kristal ini dianggap sebagai akibat senyawa-senyawa khemis, krn daya tarikmenarik antara atom yg satu dgn atom yg lain, bila didukung oleh kondisi/keadaan yg baik mengalami perubahan dari bentuk cair atau gas ke bentuk padat. Jadi Kristal ditentukan oleh strukturnya yang tertentu dan bentuk luarnya. Struktur yg tertentu tsb mrpk sifat yang terpenting dari Kristal, sedangkan yang menentukan strukturnya adalah bentuk luarnya. Karenanya, maka pada arah tertentu akan didapatkan sifat2 fisis yang sama seperti kohensi, kekenyalan, kelakuannya terhadap cahaya dsb. Hal ini Nampak jelas pada sifat2 belahan Kristal yang teratur/terarah seperti belahan yang hexagonal pada mineral kalsit. Bidang-bidang permukaan yang datar dan licin yang membatasi Kristal-kristal disebut Bidang Batas Kristal tersusun secara teratur mengikuti hukum -hukum matematis serta mempunyai keadaan simetri yang tertentu. Keadaan simetri inilah yg menentukan dan membedakan antara bentuk Kristal (crystal line) dan bentuk pejal (massive/amorf).

Kristal itu sendiri merupakan zat/benda padat yang mempunyai susunan atom atau molekul dalam keadaan teratur dan keteraturan susunan atom tsb dapat kita lihat pada permukaannnya yang terdiri dari bidang-bidang datar yang pada umumnya mengikuti pola hukum tertentu.

Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

2 of 14

Subject - 1, Kristalographi

DEFINISI KRISTALOGRAFI : Cabang dari ilmu Geologi yang mempelajari bentuk luar Kristal, sifat-sifat dan penggambarannya, atau dengan kata lain didefinisikan sebagai ilmu yg mempelajari mengenai penjabaran Kristal-kristal, jadi definisi dari Kristalografi yaitu ilmu yg mempelajari mengenai bermacam-macam bentuk/pola dari atom-atom (Penjabaran Kristal-kristal) Kristalografi adalah suatu ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan kristal, termasuk bentuk, struktur dalam dan sifat-sifat fisiknya. Dahulu, Kristalografi merupakan bagian dari Mineralogi. Tetapi karena bentuk-bentuk kristal cukup rumit dan bentuk tersebut merefleksikan susunan unsur-unsur penyusunnya dan bersifat tetap untuk tiap mineral yang dibentuknya., maka pada akhir abad XIX, Kristalografi dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan tersendiri. TUJUAN MEMPELAJARI KRISTAL : Untuk mengidentifikasikan mineral dan menentukan bentuk-bentuk ikatan ion dari suatu benda. TUJUAN MEMPELAJARI KRISTALOGRAFI : Terutama untuk mengenali bentuk-bentuk Kristal yang banyak ragamnya dan dapat menggolongkannya dalam kelompok-kelompok yang lazim disebut sebagai Klasifikasi Kristal APLIKASI KRISTALOGRAFI PADA BIDANG GEOLOGI Pada bidang Geologi, mempelajari kristalografi sangatlah penting. Karena untuk mempelajari ilmu Geologi, kite tentunya juga harus mengetahui komposisi dasar dari Bumi ini, yaitu batuan. Dan batuan sendiri terbentuk dari susunan mineral-mineral yang tebentuk oleh proses alam. Dan pada bagian sebelumnya telah dijelaskan tentang pengertian mineral yang dibentuk kristal-kristal.
Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

3 of 14

Subject - 1, Kristalographi

Dengan mempelajari kristalografi, kita juga dapat mengetahui berbagai macam bahanbahan dasar pembentuk Bumi ini, dari yang ada disekitar kita hingga jauh didasar Bumi. Ilmu kristalografi juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat berbagai macam mineral yang paling dicari oleh manusia. Dengan alasan untuk digunakan sebagai perhiasan karena nilai estetikanya maupun nilai guna dari mineral itu sendiri. Jadi, pada dasarnya, kristalografi digunakan sebagai dasar untuk mempelajari ilmu Geologi itu sendiri. Dengan alasan utama kristal adalah sebagai pembentuk Bumi yang akan dipelajari.

I.2 HUKUM - HUKUM KRISTAL


1. STENO (1669) Dikenal dengan sebutan THE CONSTANCY OF INTERFACIAL ANGLES hukum ini mengatakan : Sudut pada (antara) bidang-bidang tertentu pada suatu jenis kristal tertentu selalu konstan. Hukum ini didasarkan pada penelitiannya terhadap kristal kuarsa. 2. Hukum JOHANNES KEPLER (1611), Seorang astronot, membuat tulisan tentang HEXAGONAL SNOW, yang mengatakan: Suatu kenampakan dari bentuk kristal dimungkinkan akibat tersusunya (secara geometri) unit-unit yang kecil secara teratur. 3. Hukum STRUKTUR KRISTAL oleh HAUY (1743-1822), Teori ini didasari oleh hasil penelitiannya terhadap bidang-bidang belahan dari kristal kalsit yang kemudian memberikan keyakinan padanya bahwa : Semua kristal selalu terbentuk atau tersusun oleh unit-unit kecil yang berbentuk polyhedral, dan setiap unit pada mineral tertentu selalu mempunyai bentuk yang khas. 4. Hukum BRAVAIS LATICE (1850), Teori ini memperlihatkan adanya aturan pada susunan atom/ion dalam ruang (space lattice), pola inilah yang dijumpai pada kristal-kristal.

I.3 GENESA KRISTAL


Genesa Kristal (Kristalisasi = Cara Terbentuknya Kristal) Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa kristal tersusun dari ikatan-ikatan atom atau ion secara kimiawi. Susunan dari ikatan-ikatan tersebut tergantung pada : 1. Jenis dan macam unsur kimia yang terikat. 2. Jarak ikatan antar atom tertentu dan dapat membentuk perulangan secara teratur. Kondisi-kondisi inilah yang memberikan ciri khas pada bahan-bahan kristalin, yaitu : padat, kristalin, mempunyai kekerasan tertentu (tergantung pada gaya dan arah ikatan tersebut) dan mempunyai sifat listrik atau magnetis.
Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

4 of 14

Subject - 1, Kristalographi

Secara genesis (terjadinya atom-atom tersebut) kristal terbentuk sebagai akibat proses kristalisasi dan proses ini dapat terbentuk melalui : Proses pendinginan dan Pembekuan Proses evaporasi dan Penguapan Dalam keadaan (air, gas atau uap) suatu zat akan dicirikan oleh ketidakteraturan dari distribusi atom-atomnya, tetapi dengan mengubah temperatur dan atau tekanan serta konsentrasi larutannya, maka dapat dicapai suatu kondisi yang teratur dari susunan atom atau ionnya sehingga keadaan kristalin dapat tercapai. Proses-proses kristalisasi diatas dimaksudkan hanya untuk kristal-kristal yang terbentuk secara alamiah (bukan oleh buatan manusia). Bentuk kesempurnaan dari Kristal dapat di bagi menjadi : 1. Bentuk Euhedral, bila Kristal terbentuk dengan sempurna 2. Bentuk Subhedral, bila Kristal yang terbentuk masih memiliki bidang Kristal 3. Bentuk Anhedral, bila Kristal yang terbentuk sudah tidak memiliki jejak bidang Kristal sama sekali. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk Kristal antara lain: 1. Homogenitas/keseragama larutan; Misalnya pada dua buah bejana yang berisi larutan yang sama, larutan pertama diaduk dan larutan yang lain tidak diaduk, kemudian keduanya dipanaskan maka pengkristalan yang terjadi pada dua bejana tsb tidak sama. Sebagai contoh: Sodium / Natrium chlorate (NaClO3) Gambar 2. Kecepatan pendinginan/penguapan (pemanasan) Sebagai contoh: Gypsum (CaSO4) Gambar 3. Pemurnian larutan makin murni makin sempurna Sebagai contoh: Halite (NaCl) Gambar

Fase-Fase Pembentukan Kristal Pada kristal ada beberapa proses atau tahapan dalam pembentukan kristal. Proses yang di alami oleh suatu kristal akan mempengaruhi sifat-sifat dari kristal tersebut. Proses ini juga bergantung pada bahan dasar serta kondisi lingkungan tempat dimana kristal tersebut terbentuk. Berikut ini adalah fase-fase pembentukan kristal yang umumnya terjadi pada pembentukan kristal : Fase cair ke padat : kristalisasi suatu lelehan atau cairan sering terjadi pada skala luas dibawah kondisi alam maupun industri. Pada fase ini cairan atau lelehan dasar

Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

5 of 14

Subject - 1, Kristalographi

pembentuk kristal akan membeku atau memadat dan membentuk kristal. Biasanya dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan. Fase gas ke padat (sublimasi) : kristal dibentuk langsung dari uap tanpa melalui fase cair. Bentuk kristal biasanya berukuran kecil dan kadang-kadang berbentuk rangka (skeletal form). Pada fase ini, kristal yang terbentuk adalah hasil sublimasi gas-gas yang memadat karena perubahan lingkungan. Umumnya gas-gas tersebut adalah hasil dari aktifitas vulkanis atau dari gunung api dan membeku karena perubahan temperature. Fase padat ke padat : proses ini dapat terjadi pada agregat kristal dibawah pengaruh tekanan dan temperatur (deformasi). Yang berubah adalah struktur kristalnya, sedangkan susunan unsur kimia tetap (rekristalisasi). Fase ini hanya mengubah kristal yang sudah terbentuk sebelumnya karena terkena tekanan dan temperatur yang berubah secara signifikan. Sehingga kristal tersebut akan berubah bentuk dan unsur-unsur fisiknya. Namun, komposisi dan unsur kimianya tidak berubah karena tidak adanya faktor lain yang terlibat kecuali tekanan dan temperatur. Hampir semua mineral mempunyai sifat dalam pembentukannya untuk membentuk suatu tubuh yang dibatasi oleh bidang-bidang datar berdasarkan hukum-hukum tertentu secara teratur dan tetap, dimana badan atau tubuh yang demikian itu dinamakan Kristal atau hablur dan masing-masing Kristal menunjukkan kanampakan yang khas. Pengetahuan mengenai bentuk Kristal sangat penting untuk mengenal suatu mineral, karena menghablurnya mineral tidak berubah-ubah. Jadi, sekali mineral itu mendaptkan suatu bentuk hablur (Kristal) maka bentuk itu tidak akan berubah selamanya.

Bentuk-Bentuk Kristal : 1. Kubik / Isometrik 2. Tetragonal 3. Orthorombik 4. Monoklinik 5. Triklinik 6. Hesagonal 7. Trigonal

Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

6 of 14

Subject - 1, Kristalographi

Galena

Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

7 of 14

Subject - 1, Kristalographi

Cassiterite

Zircon

Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

8 of 14

Subject - 1, Kristalographi

Sulphur

Olivine

Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

9 of 14

Subject - 1, Kristalographi

Gypsum

Augite

Orthoclase
Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

10 of 14

Subject - 1, Kristalographi

Kyanite

Albite

Chalcanthite
Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

11 of 14

Subject - 1, Kristalographi

Beryl

Apatite
Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

12 of 14

Subject - 1, Kristalographi

Calcite

Corondum

Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

13 of 14

Subject - 1, Kristalographi

Quartz

Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA

14 of 14

You might also like