You are on page 1of 10

Aulia Mutiara Rianingtyas 1006668203

1. Menentukan Zat yang Memiliki Dosis Respon. Tabel 1 - Data responden beserta konsentrasi asupan zat-zat kimia melalui konsumsi air minum

Dari tabel responden tersebut, beberapa zat di eliminasi untuk mengetahui zat-zat mana saja yang dapat diidentifikasikan sebagai zat berbahaya. Dicari zat yang memiliki nilai toksisitas (RfD) sehingga hanya ditemukan 11 zat saja yang memiliki dosis respon. Melalui screened risk agents dengan teknik CTS, guna menentukan faktor resikonya dengan rumus : ( )( ) Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan nilai Rf dan Rf Relatif sebagai berikut : Tabel 2 - Hasil perhitungan nilai Rf dan Rf Relatif zat yang memiliki dosis respon

Karena Klorida dan Nitrat yang memiliki Rf Relatif lebih besar dari 1 % maka hanya kedua zat tersebut yang dianalisis. 2. Membuat Skenario Karakteristik Responden & Pola Konsumsi

Aulia Mutiara Rianingtyas 1006668203

Tabel 3 - Karakteristik Responden & Laju Konsumsi Air Minum

3. Menentukan Estimasi Resiko - Responden 310412 a. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Klorida)

) (

( ) (

) ( )

3,35 Karena RQ > 1, maka konsentrasi klorida dalam air minum yang diminum responden tersebut tidak dapat diterima dan tergolong tidak aman dari efek nonkarsinogenik. b. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Nitrat)

) (

( ) (

) ( )

Aulia Mutiara Rianingtyas 1006668203

0,18 Karena RQ < 1, maka konsentrasi nitrat dalam air minum yang diminum responden dapat diterima dan tergolong masih aman dari efek nonkarsinogenik. Responden 310413 a. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Klorida)

) (

( ) (

) ( )

5,83 Karena RQ > 1, maka konsentrasi klorida dalam air minum yang diminum responden tersebut tidak dapat diterima dan tergolong tidak aman dari efek nonkarsinogenik. b. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Nitrat)

) (

( ) (

) ( )

0,39 Karena RQ < 1, maka konsentrasi nitrat dalam air minum yang diminum responden tersebut dapat diterima dan tergolong masih aman dari efek nonkarsinogenik.

Aulia Mutiara Rianingtyas 1006668203

Dengan cara yang sama di atas dapat digunakan untuk menentukan estimasi resiko untuk responden selanjutnya, berikut hasil estimasi resiko tersebut :

Tabel 4 - Hasil Perhitungan Estimasi Resiko Non Karsinogenik setiap Responden

Responden 310414 a. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Klorida) Karena RQ > 1, maka konsentrasi klorida dalam air minum yang diminum responden tersebut tidak dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong tidak aman dari efek nonkarsinogenik. b. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Nitrat) Karena RQ < 1, maka konsentrasi nitrat dalam air minum yang diminum responden tersebut dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong masih aman dari efek nonkarsinogenik. Responden 310415 a. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Klorida) Karena RQ > 1, maka konsentrasi klorida dalam air minum yang diminum responden tersebut tidak dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong tidak aman dari efek nonkarsinogenik. b. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Nitrat) Karena RQ < 1, maka konsentrasi nitrat dalam air minum yang diminum responden tersebut dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong masih aman dari efek nonkarsinogenik. Responden310416 a. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Klorida) Karena RQ > 1, maka konsentrasi klorida dalam air minum yang diminum responden tersebut tidak dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong tidak aman dari efek nonkarsinogenik. b. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Nitrat)

Aulia Mutiara Rianingtyas 1006668203

Karena RQ < 1, maka konsentrasi nitrat dalam air minum yang diminum responden tersebut dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong masih aman dari efek nonkarsinogenik. Responden 310417 a. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Klorida) Karena RQ > 1, maka konsentrasi klorida dalam air minum yang diminum responden tersebut tidak dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong tidak aman dari efek nonkarsinogenik. b. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Nitrat) Karena RQ < 1, maka konsentrasi nitrat dalam air minum yang diminum responden tersebut dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong masih aman dari efek nonkarsinogenik. Responden 310418 a. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Klorida) Karena RQ > 1, maka konsentrasi klorida dalam air minum yang diminum responden tersebut tidak dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong tidak aman dari efek nonkarsinogenik. b. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Nitrat) Karena RQ < 1, maka konsentrasi nitrat dalam air minum yang diminum responden tersebut dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong masih aman dari efek nonkarsinogenik. Responden 310419 a. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Klorida) Karena RQ > 1, maka konsentrasi klorida dalam air minum yang diminum responden tersebut tidak dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong tidak aman dari efek nonkarsinogenik. b. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Nitrat) Karena RQ < 1, maka konsentrasi nitrat dalam air minum yang diminum responden tersebut dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong masih aman dari efek nonkarsinogenik. Responden 310421 a. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Klorida) Karena RQ < 1, maka konsentrasi klorida dalam air minum yang diminum responden tersebut dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong masih aman dari efek nonkarsinogenik.

Aulia Mutiara Rianingtyas 1006668203

b. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Nitrat) Karena RQ < 1, maka konsentrasi nitrat dalam air minum yang diminum responden tersebut dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong masih aman dari efek nonkarsinogenik. Responden 310422 a. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Klorida) Karena RQ > 1, maka konsentrasi klorida dalam air minum yang diminum responden tersebut tidak dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong tidak aman dari efek nonkarsinogenik. b. Estimasi Resiko Non Karsinogenik (Nitrat) Karena RQ < 1, maka konsentrasi nitrat dalam air minum yang diminum responden tersebut dapat diterima sebagai dosis referensi dan tergolong masih aman dari efek nonkarsinogenik. 4. Manajemen Resiko Terhadap Populasi Beberapa pilihan manajemen resiko berikut dirumuskan tanpa mengurangi (menurunkan) konsentrasi Klorida dan Nitrat dalam air baku air minum. Manajemen dapat dilakukan dengan mengubah-ubah laju konsumsi (R) pada konsentrasi Klorida dan Nitrat minimum dan maksimum untuk kelompok beresiko menurut kenaikan berat badan. Perhitungan ini menggunakan persamaan intake dan persamaan RQ. Variabel-variabel lainnya dibiarkan tetap 350 hari/tahun untuk frekuensi pajanan dan 30 tahun durasi pajanan sepanjang hayat. Hasil pengubahan laju konsumsi berdasarkan berat badan ditampilkan dalam tabel berikut : a. Klorida

Aulia Mutiara Rianingtyas 1006668203

Tabel 5 - Jumlah konsumsi air minum yang aman dari resiko nonkarsinogenik Klorida dari air baku air minum menurut kelompok berat badan penduduk dengan pola pajanan fE 350 hari/tahun dan Dt 30 tahun di Desa Tajug, Kecamatan Siman, Ponorogo, Jawa Timur Berat Badan (kg) 55 60 65 70 75 80 Konsentrasi Minimum ( 2,53 mg/L) 2,27 L 2,47 L 2,68 L 2,89 L 3,09 L 3,30 L Konsentrasi Maksimum (17,02 mg/L) 340 mL 370 mL 390 mL 430 mL 460 mL 490 mL

Tabel di atas adalah pilihan manajemen resiko untuk mengamankan efek-efek nonkarsinogenik Klorida. Laju konsumsi aman air minum dengan konsentrasi minimum Klorida menurut tabel tersebut sudah sesuai dengan anjuran konsumsi air minum per hari pada umumnya yaitu berkisar 2 liter ke atas menurut kelompok berat badan. Sedangkan laju konsumsi aman air minum dengan konsentrasi maksimum Klorida menurut tabel tersebut sangat sedikit sehingga perlu pasokan air minum berkadar Klorida rendah, sehingga dosis referensi yang disarankan adalah konsumsi air minum dengan konsentrasi Klorida minimum. Untuk mengetahui konsentrasi Klorida yang aman dari efek nonkarsinogenik bila laju konsumsi (median dari populasi) 2,25 L/hari selama 350 hari/tahun yang berlangsung selama 30 tahun pada populasi residensial dengan berat badan (median dari populasi) 60 kg harus menggunakan RfD yang menyatakan dosis harian yang aman. Karena RfD berarti dosis aman seluruh jalur pajanan, langkah pertama yang dilakukan adalah mengubah RfD menjadi tingkat kesetaraan air minum atau drinking water equivalent level (DWEL) menggunakan berat badan dan laju konsumsi air minum. Jika berat badan yang digunakan adalah 60 kg

Aulia Mutiara Rianingtyas 1006668203

Kemudian menentukan maximum contaminant level goal (MCLG) karena air minum mungkin bukanlah satu-satunya sumber asupan Klorida dengan cara mengalikan nilai DWEL dengan RCS (maksimum 80 %) :

Perlu diketahui MCLG adalah batas aman konsentrasi Klorida menurut kesehatan yang dianjurkan atau disarankan menjadi baku mutu bagi populasi dengan berat badan (median) 60 kg, konsumsi (median) 2,25 L/hari selama 350 hari/tahun untuk jangka waktu pajanan sedikitnya 30 tahun yaitu sebesar 2 mg/L b. Nitrat

Tabel 6 - Jumlah konsumsi air minum yang aman dari resiko nonkarsinogenik Nitrat dari air baku air minum menurut kelompok berat badan penduduk dengan pola pajanan fE 350 hari/tahun dan Dt 30 tahun di Desa Tajug, Kecamatan Siman, Ponorogo, Jawa Timur. Berat Badan (kg) 55 60 65 70 75 80 Konsentrasi Minimum ( 1,9 mg/L) 48 L 53 L 57 L 61 L 66 L 70 L Konsentrasi Maksimum (18,08mg/L) 5L 5,5 L 6L 6,5 L 7L 7,4 L

Tabel di atas adalah pilihan manajemen resiko untuk mengamankan efek-efek nonkarsinogenik Nitrat. Laju konsumsi aman air minum dengan konsentrasi minimum dan maksimum Nitrat menurut tabel tersebut tidak sesuai dengan anjuran konsumsi air minum per hari pada umumnya yaitu berkisar 2 liter menurut kelompok berat badan. Jumlah konsumsi yang diperlihatkan di tabel terlalu banyak dan tidak sesuai dengan konsumsi (median) populasi, dapat dikatakan bahwa konsentrasi nitrat dalam air minum yang diminum populasi masih aman karena laju konsumsinya masih di bawah batas maksimum. Dosis referensi yang masih diperbolehkan adalah konsumsi air minum dengan konsentrasi Nitrat maksimum.

Aulia Mutiara Rianingtyas 1006668203

Untuk mengetahui konsentrasi Nitrat yang aman dari efek nonkarsinogenik bila laju konsumsi (median dari populasi) 2,25 L/hari selama 350 hari/tahun yang berlangsung selama 30 tahun pada populasi residensial dengan berat badan (median dari populasi) 60 kg harus menggunakan RfD yang menyatakan dosis harian yang aman. Karena RfD berarti dosis aman seluruh jalur pajanan, langkah pertama yang dilakukan adalah mengubah RfD menjadi tingkat kesetaraan air minum atau drinking water equivalent level (DWEL) menggunakan berat badan dan laju konsumsi air minum. Jika berat badan yang digunakan adalah 60 kg

Kemudian menentukan maximum contaminant level goal (MCLG) karena air minum mungkin bukanlah satu-satunya sumber asupan Nitrat dengan cara mengalikan nilai DWEL dengan RCS (maksimum 80 %) :

Perlu diketahui MCLG adalah batas aman konsentrasi Nitrat menurut kesehatan yang dianjurkan atau disarankan menjadi baku mutu bagi populasi dengan berat badan (median) 60 kg, konsumsi (median) 2,25 L/hari selama 350 hari/tahun untuk jangka waktu pajanan sedikitnya 30 tahun yaitu sebesar 34 mg/L. Salah satu bentuk manajemen resiko terhadap populasi adalah dengan mengurangi asupan konsentrasi Klorida dan Nitrat yang ada dalam air minum.Hal ini sangat membutuhkan bantuan berbagai pihak terkait mekanisme penerapan regulasi MCLG.Regulasi MCLG yang bersifat tidak wajib menjadi baku mutu yang wajib ditaati memerlukan banyak pertimbangan seperti kemampuan teknologi purifikasi air baku, instrumentasi analisis Nitrat dalam air hasil purifikasi, biaya purifikasi dan berapa banyak (%) populasi yang akan terlindungi oleh baku mutu tersebut, sehingga Badan-badan regulasi / pejabat yang berwenanglah yang harus memutuskan nilai MCLG mana (berapa) yang akan ditetapkan sebagai baku mutu konsentrasi Klorida dan Nitrat dalam air minum.

5. Komunikasi Resiko Terhadap Populasi Berdasarkan hasil manajemen resiko di atas, salah satu bentuk komunikasi resiko terhadap populasi mengenai konsentrasi aman Klorida dan Nitrat dalam air minum mereka adalah dengan menunjukkan tabel (5) dan tabel (6), sehingga populasi tersebut dalam memperkirakan laju konsumsi air minum dengan konsentrasi Klorida dan Nitrat yang aman per harinya.

Aulia Mutiara Rianingtyas 1006668203

Dalam hasil perhitungan sebelumnya didapatkan laju konsumsi air minum dengan konsentrasi Nitrat yang aman memiliki level laju konsumsi yang setara dengan konsentrasi Klorida minimum dalam air minum, sehingga tabel yang paling akurat dapat digunakan sebagai dosis referensi adalah jumlah konsumsi air minum dengan konsentrasi Klorida minimum. Jika dosis referensi ini digunakan maka kemungkinan memiliki batas konsentrasi Klorida dan Nitrat yang masih aman dikonsumsi.Bila berat badan populasi berada di interval kelompok berat badan I dan II, maka untuk konsentrasi amannya juga berada di kisaran interval konsentrasi aman kelompok berat badan I dan II. Misalnya penduduk dengan berat badan 58 kg, yaitu berada di interval kelompok I (55 kg) dan kelompok II (60 kg) maka laju konsumsi air minum dengan konsentrasi Klorida yang aman sebesar 2,27 2,47 L/hari. Perlu ditekankan bahwa dosis yang telah dihitung tersebut merupakan dosis referensi bagi populasi sebagai salah satu bentuk pengendalian resiko kesehatan yang bersifat anjuran, tidak wajib (non enforceable) namun dapat ditingkatkan statusnya menjadi baku mutu melalui proses legislasi dan regulasi.Hal ini diharapkan agar masyarakat dapat menentukan pilihan sebijak mungkin bagi efek kesehatan dirinya sendiri melalui dosis referensi yang ada.

You might also like