You are on page 1of 6

IMAM PANDU ABRIYANTO 8335123502

MATERIAL REQUIRMENT PLANNING


A. DEFINISI MRP Material Requirment Planning (MRP) adalah lebih dari sekedar metode proyeksi kebutuhan-kebutuhan akan komponen individual dari suatu produk. Sistem MRP mempunyai tiga fungsi utama: control tingkat persediaan penugasan komponen berdasar urutan prioritas penentuan kebutuhan kapasitas pada tingkat yang lebih detail dari pada proses perencanaan pada rough-cut capacity-requirements.

B. TUJUAN MRP Suatu sistem MRP pada dasarnya bertujuan untuk merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi untuk mendukung aksi yang tepat baik berupa pembatalan pesanan, pesan ulang, atau penjadwalan ulang. Aksi ini sekaligus merupakan suatu pegangan untuk melakukan pembelian dan/ atau produksi.

C. KOMPONEN MRP 1. Penjadwalan Induk (Master scheduling) Bertujuan untuk menentukan output fungsi operasi. 2. Bagan Bahan (Bill of Material) Bahan-bahan apa saja dan berapa kompisisi untuk suatu produk. 3. Catatan Sediaan (Inventory Record) Catatan dari akumulasi transaksi sediaan yang terjadi di perusahaan atau pabrik. 4. Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning) Suatu cara membuat perencanaan kapasitas, yaitu: Rough Cut Capacity Planning, perencanaan kapasitas pemotongan kasar yang lebih sedikit melakukan kalkulasi. Shop Loading, perencanaan yang lebih akurat daripada Rough Cut Capacity Planning.

IMAM PANDU ABRIYANTO 8335123502

5. Pembelian (Purchasing) Diperluas fungsinya tidak hanya sekedar membeli, tetapi termasuk juga membangun kepercayaan pemasok. 6. Pengendalian Pengelola Bengkel (Shop-floor Control) Bertugas untuk mengendalikan aliran bahan dengan memperhatikan lead time yang ada. Jangan sampai terjadi penumpukan akibat tidak lancarnya aliran bahan.

D. INPUT MRP 1. Jadwal Induk Produksi (Master production schedule) Merupakan suatu rencana produksi yang menggambarkan hubungan antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan waktu penyediaannya. 2. Struktur Produk (Product structure Record & Bill of Material) Merupakan kaitan antara produk dengan komponen penyusunnya. Informasi yang dilengkapi untuk setiap komponen ini meliputi: Jenis komponen Jumlah yang dibutuhkan Tingkat penyusunannya

3. Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record) Menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material yang ada dalam persediaan, yang berkaitan dengan: Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory) Jumlah barang dipesan dan kapan akan datang (on order Inventory) Waktu ancang-ancang (lead time) dari setiap bahan.

Status persediaan ini harus diketahui untuk setiap bahan atau item dan diperbaharui setiap terjadi perubahan untuk menghindari adanya kekeliruan dalam perencanaan.

IMAM PANDU ABRIYANTO 8335123502

E. PROSES MRP 1. Netting (kebutuhan bersih) Proses perhitungan kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison perencanaan. 2. Lotting (kuantitas pesanan) Proses penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan yang optimal untuk sebuah item, berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan. 3. Offsetting (rencana pemesanan) Bertujuan untuk menentukan kuantitas pesanan yang dihasilkan proses lotting. Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara mengurangkan saat kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan waktu ancang-ancang (Lead Time). 4. Exploding Merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level) yang lebih bawah dalam suatu struktur produk, serta didasarkan atas rencana pemesanan.

F. OUTPUT MRP 1. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) Penentuan jumlah kebutuhan material serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang. 2. Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) Berguna bagi pembeli yang akan digunakan untuk bernegosiasi dengan pemasok, dan berguna juga bagi manejer manufaktur, yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi. 3. Changes to planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah direncanakan) Merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan pesanan,

pengubahan jumlah pesanan. 4. Performance Report (Laporan Penampilan) Suatu tampilan yang menunjukkan sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan kekosongan stock dan ukuran yang lain. Terlihat pada gambar Sistem MRP.

IMAM PANDU ABRIYANTO 8335123502

G. ARUS INFORMASI MRP 1. Master Production Schedule (MPS) MPS merupakan ringkasan skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan atau ramalan permintaan. System MRP mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat dalam MPS adalah pasti, kendatipun hanya merupakan ramalan. 2. Bill Of Material (BOM) BOM merupakan rangkaian struktur semua komponen yang digunakan untuk memproduksi barang jadi sesuai dengan MPS. Secara spesifik struktur BOM tidak saja berisi komposisi komponen, tetapi juga memuat langkah penyeledaian produk jadi. Tanpa adanya struktur BOM sangat mustahil untuk dapat melaksanakan system MRP. 3. Inventory Master File (IMF) Terdiri dari semua catatan tentang persediaan produk jadi, komponen dan sub-komponen lainnya, baik yang sedang dipesan maupun persediaan pengaman.

H. KEMAMPUAN MRP Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. Maksudnya adalah menentukan secara tepat kapan suatu pekerjaan harus diselesaikan atau kapan material harus tersedia untuk memenuhi permintaan atas produk akhir yang sudah direncanakan pada jadwal induk produksi. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item Dengan diketahuinya kebutuhan akan produk jadi, MRP dapat menentukan secara tepat system penjadwalan (berdasarkan prioritas) untuk memenuhi semua kebutuhan minimal setiap item komponen. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan Maksudnya adalah memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan terhadap pesanan harus dilakukan, baik pemesanan yang diperoleh dari luar atau dibuat sendiri.

IMAM PANDU ABRIYANTO 8335123502

Mentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka MRP dapat

memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan ulang dengan menentukan prioritas pesanan yang realistis.

I. FAKTOR PENGHAMBAT MRP 1. Struktur Produk Semakin rumit struktur produk, akan membuat perhitungan MRP semakin rumit pula. Struktur produk yang komleks terutama kearah vertical, akan membuat proses penentuan kebutuhan bersih,

penentuan jumlah pesanan optimal, penentuan saat yang tepat melakukan pasanan, dan penentuan kebutuhan kotor menjadi

berulang-ulang. 2. Ukuran Lot Jika dilihat dari cara pendekatan masalah, terdapat dua aliran dalam penentuan ukuran lot yaitu: a) pendekatan period b) level by level 3. Tenggang Waktu Perbedaan dalam tenggang waktu akan menambah kerumitan dalam proses MRP. Oleh karena itu kita dihadapkan pada masalah penentuan saat paling awal dan saat paling lambat suatu komponen harus selesai atau disebut dengan lintasan kritis. 4. Perubahan Kebutuhan MRP dirancang untuk menjadi suatu system yang peka terhadap perubahan baik perubahan dari luar (permintaa) maupun perubahan dari dalam (kapasitas). Kepekaan ini bukanlah tidak menimbulkan masalah, perubahan kebutuhan produk akhir tidak hanya

mempengaruhi rencana pemesanan, tetapi juga mempengaruhi jumlah kebutuhan yang diinginkan.

IMAM PANDU ABRIYANTO 8335123502

5. Komponen Yang Bersifat Umum Adanya komponen yang bersifat umum (dibutuhkan lebih dari satu induk item) akan menimbulkan kesulitan apabila komponen umum tersebut berada pada level yang berbeda. Sehingga diperlukan tingkat ketelitian yang tinggi, baik dalam jumlah maupun waktu pelaksanaan pemesanan

You might also like