You are on page 1of 24

Fisiologi Hidung

4 fungsi utama: 1. lokasi epitel olfaktorius 2. Saluran udara kokoh -> traktus respiratorius bagian bawah 3. mempersiapkan udara inspirasi agar sesuai dengan permukaan paru 4. organ yang mampu membersihkan dirinya sendiri .

Penghidu
Epitel olfaktorius berlapis semu warna kecoklatan mempunyai 3 macam sel saraf: sel penunjang, sel basal dan sel olfaktorius Sel penunjang --> ramping, terdapat lempeng kecil/jaringan tanduk menyebabkan sel saling bertautan erat, jonjot mikrovili Sitolasma (bagian apikal)kompleks Golgi dan granul pigmen coklatwarna khas

Lamina propria (daerah olfaktorius) kelenjar olfaktorius Bowman bercabang,berbentuk tubulo-alveolar. Sel penunjang + kelenjar Bowman (Graziadei) mukus cair menyelimuti daerah olfaktorius sel basal (diantara dasar sel-sel penunjang) cadangan menggantikan sel penunjang dan mungkin sel-sel olfaktorius.

sel n. olfaktorius (diantara sel penunjang)bipolar, di puncak sel dendrit batang atau vesikel olfaktorius6-8 silia, tidak dapat bergerak, p= 50-200 m mikrotubulus tersusun pola 9 + 2 silia sejajar permukaan mukosa, diselimuti lapisan lendir.

Jalan napas
Hidung lewatnya udara pernapasan bagian anterior kartilago lateralis superior dan inferior (setengah kaku) inspirasi kuat dinding lateral hidung tertarik ke dalam. bagian posterior kaku. Alur udara pernapasan : hasil efek nares anterior, arah ke atas, dan bentuk rongga hidung

Udara hidung, arah hampir vertikal, membelok 80o - 90o ke posterior waktu memasuki rongga horizontal, membentur dinding posterior nasofaring, menikung 80o 90o ke bawah bergabung aliran sisi hidung lain belakang palatum faring. Sebagian daerah olfaktorius, mengendus meningkat.

Aliran udara
hanya 1-2 mm, permukaan lateral hidung luas pertemuan bebas udara pernapasan dengan permukaan mukosa Katup nasal anterior /ostium internum 1,5 - 2 cm belakang nares anterior traktus respiratorius yang paling belakang: potongan melintang saluran utama (horizontal) hidung lebih lebar, aliran udara sempit hubungan bebas permukaan yang luas dengan aliran udara

koana posterior menyempit kembali variasi tekanan intranasal dari -5 atau -6 mm H2O sampai +5 atau +6 pada inspirasi dan

ekspirasi.

Kecepatan aliran udara


tercepat katup nasal anterior (inspirasi sampai 3,3 m/detik,200 ml/detik ) saluran udara horizontal melambat, walaupun penampang melintang melebar, aliran udaranya tetap kecil kontak bebas lebih lama dengan daerah permukaan yang luas sangat ideal untuk fungsi pengatur kondisi udara

Penyaringan partikel
Partikel 5 - 6 m/lebih85 - 90% disaring dalam hidung dan nasofaring mengangkut apa saja Partikel lebih besar ditangkap bulu hidung.. penyaringan partikel meningkat akibat bertambahnya kecepatan alian udara di kedua tempat penyempitan

Pengatur kondisi udara


Udara inspirasidihangatkan dan dilembabkan sebelum saluran napas bawah Proses humidifikasi sekresi dan transudasi kelenjar hidung, sel epitel goblet, pembuluh darah di lamina propria Pembuluh darah mukosa terbagi 2 tingkat : lebih superfisial kapiler-kapiler masuk ke dalam epitel. Arah aliran darah berlawanan dengan aliran udara inspirasi dan lendir mengatur suhu, kelembaban, membersihkan udara

Pengaturan suhu sistem vaskuler

intranasal Suhu anterior <rendah dibandingkan posterior. Meskipun terjadi pertukaran panas, mukosa hidung memelihara suhu kavum nasi pada 31-370C.

Fungsi Proteksi Mukosa Hidung


Mekanisme pertahanan nonspesifik Pertahanan mekanik kompleks mukosilia membersihkan udara inspirasi. terdiri dari epitel bersilia dan lapisan lendir yang terdiri dari 2 lapis: bagian dalam, sol layer gerakan silia, dan bagian permukaan, gel layer. Fisiologi :diinisiasi oleh ATP pemecah proteinpergerakan filamen silia (sliding filament theory).

Lapisan gel superfisial nasofaring oleh koordinasi irama silia. Gerakan silia dinamis field of grain swaying in the wind Irama silia frekuensi tinggi (10-20 kali/detik), gerakannya dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suhu dan kelembaban. Gangguan seperti meningkatnya viskositas dan menipisnya sol layer atau berkurangnya viskoelastisitas gel layer mempengaruhi transpor

Faktor pertahanan nonspesifik salut lendir interferon, enzim protease (katepsin, elastase, kimase, triptase), inhibitor protease (1-inhibitor protease, inaktivator C1), lisozim dan antioksidan (katalases, glutation, asam askorbat)

Pertahanan seluler Sel fagositik predominan granulosit netrofilik, monosit, makrofag Bersama dengan natural killer cells (persentase kecil di limfosit perifer) perlindungan melawan infeksi virus di mukosa hidung.

Respon imun spesifik Respon imun humoral Antibodi dibentuk dalam sel-sel plasma para glanduler IgA imunoglobulin khas mukosa pernapasan,juga mukosa hidung Sel plasma mensintesa IgM,sedikit IgG Saat dilepaskan (terutama IgA) diserap sel kelenjar lamina propria, bersama dengan komponenkomponen sekretori, dilepaskan secretory antibodies (sIgA).

Respon imun seluler


mast cells, makrofag, leukosit PMN (netrofil, basofil, eosinofil granulosit), limfosit, dan sel RES sel dendiritik (Langerhans) mukosa hidung Limfosit Tmengontrol, mengingat respon imun dan limfosit B berdiferensiasi ke sel plasma Eosinofil granulosit >>> sinusitis kronik dan polip hidung Basofil reaksi alergi yang tiba-tiba, mast cells yang dominan Mast cells pelepasan histamin tahap awal reaksi alergi

Basofil granulosit ( yang hanya terdapat di PMN) dan mast cells FCR mengikat IgE reaksi alergi hebat syok anafilaktik. adhesi molekul ICAM-1(epitel) membantu mencegah infeksi virus Sel endotel pada pembuluh darah diapedesis sel-sel imunokompeten ke jaringan sekitar

Proses Bicara
Hidung membantu proses pembentukan kata-kata konsonan nasal (m, n, ng) rongga mulut tertutup, hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara. Bicara hiponasal (rhinophonia clausa) segmen traktus vokalis hanya sedikit berperan bicara hipernasal(rhinophonia aperta) nasofaring dan kavum nasi lebih berperan

Terima Kasih

You might also like