You are on page 1of 5

Nama : Dyza Affiyana Agisha NRP : 33 2012 094 RAGAM NUSANTARA

Kebudayaan Indonesia bisa di artikan seluruh cirikhas suatu daerah yang ada sebelumterbentuknya nasional Indonesia, yang termasuk kebudayaan Indonesia itu adalah seluruhkebudayaan lokal dari seluruh ragam suku-suku di Indonesia.Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dandipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaanIndia dan kebudayaan Arab.Berikut beberapa ragam kebudayaan-kebudayaan yang ada di nusantara: ALAT MUSIK DAERAH Alosu : Berupa kotak anyaman daun kelapa, didalamnya berisi biji-biji - Dari SulawesiSelatan. Angklung : Terbuat dari bambu Dari Jawa Barat Faritia : Aramba kecil Dari Pulau Nias Kinu : Sejenis seruling - Dari Pulau Roti. Lembang : Sending panjang - Dari daerah Toraja.

RUMAH ADAT Rumah adat untuk tempat tinggal di Sumatra Barat adalah Rumah Gadang. Rumahtersebut dapat dikenali dari tonjalan atapnya yang mencuat ke atas yang bermaknamenjurus kepada Yang Maha Esa. Tonjolan itu di namakan gojong yang banyaknya 4-7 buah. Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta merupakan sebuah bangunan Pendopo modelrumah adat daerah Yogyakarta. Di depan Bangsal Kencono terdapat dua patung batuGupolo yang memegang gada (sejenis alat pemukul ). Rumah adat daerah Papua, suku Dani adalah Honai, Rumah tersebut terdiri dari dualantai terdiri dua lantai, lantai pertama sebagai tempaat tidur dan lantai dua untuk tempat bersantai, dan tempat makan. Hunai berbentuk jamur dengan ketinggian sekitar 4 meter.

SENJATA TRADISIONAL Kalimantan Barat : Kujang. Pada mata kujang terdapal1- 5 lobang. Senjata lainnya adalah Keris Kirompang, Keris Kidongkol, dan Golok. Sulawesi Tenggara : Pedang Janawi. Pedang ini biasanya di pakai, dipakao oleh panglima perang sadangkan prajuritnya memakai klewang. Jambi : Pasatimpo, berbentuk parang dan hulunya bengkok ke bawah.

TARIAN DAERAH DKI Jakarta : Tari Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung. Bali : Tari Kecak, sebuah tari berdasarkan cerita dan Kitab Ramayana yang mengisahkententang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa Aceh : Tari Saman Meuseukat, di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan irama yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran agama Islam

AKSARA NUSANTARA
Aksara, dari bahasa Sanskerta akra, adalah sistem tulisan (writing system) yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran atau bunyi bahasa. Dalam bahasa Indonesia, kata aksara juga mengandung makna lain sebagai sinonim huruf, yaitu tiap simbol dalam suatu sistem tulisan. Aksara-aksara di Nusantara merupakan turunan dari aksara Palawa yang berkembang di India bagian selatan, dan merupakan turunan dari aksara Brahmi yang merupakan cikal bakal semua aksara di daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara seperti di Indonesia, Malaysia, Brunai, Thailand dll. Bukti tertua mengenai keberadaan aksara Nusantara adalah berupa prasasti berupa tujuh buah yupa ( tiang batu untuk mengikatkan tali ) yang berisi tulisan prasasti mengenai upacara Waprakeswara yang diadakan oleh Mullawarman, raja kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Tulisan pada yupa tersebut memakai aksara Palawa dan Bahasa Sangsekerta, dan berdasarkan bentuk hurup Palawa pada yupa tersebut, para ahli sejarah berkesimpulan bahwa yupa tersebut dibuat pada abad 4. Aksara tersebut merupakan warisan budaya Nusantara yang sekarang ini nyaris punah karena memang tidak digunakan lagi. Dari urutannya, Aksara Nusantara terbagi dalam beberapa bagian :

Zaman Klasik : Aksara Palawa Aksara Siddamatrka Aksara Kawi ( Aksara Jawi Kuna )

Zaman Pertengahan : Aksara Buda Aksara Sunda Kuna Proto - Sumatera

Zaman Kolonial : Aksara Batak ( Surat Batak ) Aksara Rencong ( Aksara Kerinci ) Aksara Lampung ( Had Lampung ) Aksara Jawa ( Aksara Jawa Baru / Hanacaraka ) Aksara Bali Aksara Lontara ( Aksara Bugis - Makassar ) Aksara Baybayin Aksara Buhid Aksara Hanuno'o Aksara Tagbanwa

Zaman Modern : Aksara Sunda Baku

Dalam perjalanannya, Aksara Nusantara mengalami beberapa kali perubahan seiring dengan perkembangan budaya, zaman dan juga masyarakat penggunanya. Beberapa contoh variasi perubahan Aksara Nusantara sebagai berikut : - Variasi Aksara Kawi ( Aksara Jawa Kuna ) : Aksara Kayuwangi : Aksara ini merupakan Aksara Kawi yang ditulis dengan bentuk bundar miring. Disebut Aksara Kayuwangi, karena aksara ini banyak ditemukan di prasasti-prasasti dari sebelum hingga sesudah masa pemerintahan Rakai Kayuwangi, Raja Mataram ( 855 885 ), oleh para ahli epigrafi Indonesia, aksara Kayuwangi dinilai sebagai jenis Aksara Kawi yang paling indah. Aksara Kuadrat : merupakan Aksara Kawi yang ditulis dengan bentuk huruf menyerupai kotak atau bujursangkar. Variasi ini banyak dijumpai jaman Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singasari. Aksara Majapahit : merupakan aksara Kawi yang tiap hurupnya ditulis dengan banyak hiasan yang kadang membuat para ahli kesulitan membacanya. Seperti namanya. Aksara ini banyak dijumpau pada jaman Kerajaan Majapahit.

- Variasi Aksara Batak : Aksara Batak : Aksara Batak untuk menuliskan Bahasa Toba Aksara Karo : Aksara Batak untuk menuliskan Bahasa Karo Aksara Dairi : Akasara Batak untuk menuliskan Bahasa Dairi Aksara Simalungun : Aksara Batak untuk menuliskan Bahasa Simalungun Aksara Mandailing : Aksara Batak untuk menuliskan Bahasa Mandailing.

- Variasi Aksara Jawa : Aksara untuk menuliskan Bahasa Jawa Baru Aksara untuk menuliskan Bahasa Jawa Kuna Aksara untuk menuliskan Bahasa Jawa dengan dialek Banten Aksara untuk menuliskan Bahasa Jawa dengan dialek Cirebon Aksara untuk menuliskan Bahasa Sunda / Aksara Sunda Cacarakan

- Variasi Aksara Bali : Aksara untuk menuliskan Bahasa Bali Baru Aksara untuk menuliskan Bahasa Bali Kuna Aksara untuk menuliskan Bahasa Sasak

- Variasi Bahasa Lontara : terdiri dari Aksara Bugis yang digunakan unatuk menuliskan Bahasa Bugis dan Aksara Makassar yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Makassar. Dan kekayaan budaya Nusantara khususnya Aksara Nusantara diyakini tidak hanya itu, masih ratusan atau ribuan lagi Aksara dan Bahasa Nusantara yang saat ini masih digunakan oleh penduduk Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

KERIS NUSANTARA
Keris, inilah senjata kesatuan budaya Nusantara sekaligus lambang kepahlawanan bangsa Indonesia. Berbeda dari senjata tajam lainnya dimana penggunaannya dengan menetak atau membabat maka keris merupakan senjata tajam untuk menusuk dan menikam. Keris bentuknya berbilah pipih, berunjung runcing, kedua sisinya tajam, dan panjangnya hanya sekitar dua jengkal. Keris adalah senjata sekaligus karya seni yang bernilai tinggi dengan keindahan bentuk dan bahan khusus serta proses pembuatannya yang memakan waktu lama, ketekunan, serta keterampilan khusus. Keris dapat ditemukan hampir di seluruh pelosok Nusantara dengan bentuk yang beragam. Bukan hanya di Jawa, keris juga digunakan diBali, Kalimantan, Sumatera, hingga Sulawesi. Selain itu budaya keris pun telah menyebar ke kawasan lain di Asia Tenggara, terutama yang berbudaya Melayu, seperti Malaysia, Brunei, Filipina Selatan, Singapura bahkan ke Thailand Selatan. Salah satu yang membedakan keris dari senjata lainnya adalah memiliki ganja yaitu bagian yang terletak di pangkal keris yang rapat dengan hulu keris. Keris pun memiliki pamor atau hiasan unik dan detail dari logam yang warnanya terang dan membuatnya berbeda dari senjata tajam lainnya. Bagian utama keris adalah bilah atau daun keris sebagai bagian paling penting. Ada juga hulu atau pegangan, ganjaatau penopang, warangka atau sarung keris. Bentuk bilah atau dhapur keris mencerminkan estetika dan identitas keris itu dimana ada yang lurus atau berkelok atau luk. Luk selalu berjumlah ganjil, tidak pernah genap, paling sedikit 3 lekukan dan paling banyak 13 lekukan. Jika lebih atau kurang dari itu dianggap tidak lazim. Keris sebagai mahakarya budaya Indonesia sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia. Diperkirakan senjata indah ini sudah ada dan dipergunakan sejak 1000 tahun yang lalu. Keris telah memengaruhi kehidupan masyarakat Nusantara di luar fungsi utamanya sebagai senjata. Hampir semua pakaian tradisional di Nusantara menggunakan keris untuk memperlengkapinya sekaligus sebagai simbol etiket dari protokoler dengan aturan dan ketentuan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
http://ivanlanin.wordpress.com/2010/07/13/aksara/ http://www.laskarinformasi.com/2011/08/aksara-aksara-nusantara.html#axzz270nM1mqp http://www.indonesia.travel/id/destination/457/yogyakarta/article/79/keris-warisan-pusakanusantara-yang-mengagumkan http://www.scribd.com/doc/39734443/Ragam-Budaya-Indonesia

You might also like