You are on page 1of 0

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Geologi dan Analisis Struktur Geologi Daerah Situmekar dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Roynardus Febrian Sijabat
12006052
41

BAB IV
ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

4.1 Struktur Sesar
Struktur sesar yang dijumpai di daerah penelitian adalah Sesar Naik
Gunungguruh, Sesar Mendatar Gunungguruh, Sesar Mendatar Cimandiri dan
Sesar Mendatar Ciwangun. Penamaan sesar ini didasarkan pada nama geografis
dijumpainya singkapan sesar-sesar tersebut.

4.1.1 Sesar Naik Gunungguruh
Sesar Naik Gunungguruh terletak dibagian utara daerah penelitian
(Gambar 4.1), memotong daerah penelitian dengan arah relatif barat timur.
Sesar ini dapat diamati dari adanya morfologi punggungan terjal dan dataran
landai disekitarnya yang keduanya memiliki perbedaan morfologi secara
signifikan.
Sesar naik ini diinterpretasikan sebagai batas satuan antara Satuan
Batupasir dan Satuan Batulempung-Batupasir dari urutan stratigrafi yang tidak
normal, yaitu Satuan Batupasir yang berumur lebih tua menumpang diatas Satuan
Batulempung-Batupasir yang mempunyai umur lebih muda. Sesar ini relatif
berarah barat-timur dengan kemiringan ke utara dan dipotong oleh sesar
mendatar. Gaya utama yang mengontrol perkembangan sesar diinterpretasikan
berarah utara-selatan. Struktur penyerta yang mengindikasikan gejala sesar ini
berupa lapisan tegak pada litologi pasir yang tebal (Gambar 4.2), sesar minor pada
litologi batupasir (Gambar 4.3 dan 4.5), sesar minor pada litologi batulempung
batupasir (Gambar 4.6) dan kekar gerus pada litologi batupasir (Gambar 4.4).
Berdasarkan analisis kinematik dan dinamik dari data elemen struktur
yang diperoleh di lapangan (Lampiran D), didapatkan kedudukan bidang sesar N
277
0
E / 54
0
NE dan pergerakan sesar adalah naik menganan (Rickard, 1973 op.cit.
Harsolumakso et al., 1997).



BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
Geologi dan Analisis Struktur Geologi Daerah Situmekar dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Roynardus Febrian Sijabat
12006052
42

4.1.2 Sesar Mendatar Gunungguruh
Sesar mendatar gunungguruh terletak pada bagian baralaut daerah penelitian
(Gambar 4.7), memotong daerah penelitian dengan arah relatif NE - SW. Gejala sesar
mendatar gunungguruh di lapangan berupa kenampakan offset dari kelurusan dua
bukit yang terpisah (Gambar 4.8), zona hancuran pada litologi batulempung
batupasir (Gambar 4.9 dan 4.11), kekar gerus dan kekar tarik pada litologi batupasir
batulempung karbonan (Gambar 4.10). Arah jurus bidang sesar ditentukan
menggunakan data kelurusan dari citra satelit dan foto udara.
Berdasarkan analisis kinematik dan dinamik dari data elemen struktur
yang diperoleh di lapangan (Lampiran D), didapatkan kedudukan bidang sesar N
26
0
E / 40
0
SE dan pergerakan sesar adalah mengiri turun (Rickard, 1973 op.cit.
Harsolumakso et al., 1997).

4.1.3 Sesar Mendatar Cimandiri
Sesar Mendatar Cimandiri terletak dibagian tengah daerah penelitian
(Gambar 4.12), memotong daerah penelitian dengan arah relatif WSW ENE.
Sesar ini merupakan sesar besar yang mengontrol aliran Sungai Cimandiri yang
memisahkan zona pegunungan dibagian selatan dan dataran di bagian utara.
Indikasi sesar ini dapat dilihat dengan ditemukannya gores-garis dari sesar minor
pada fragmen breksi (Gambar 4.17) dan bidang sesar (Gambar 4.15) serta
kelurusan-kelurusan sungai dari peta topografi maupun dari citra satelit (SRTM).
Selain itu breksiasi (Gambar 4.13) dan kekar gerus (Gambar 4.14 dan 4.16)
sebagai data sekunder juga banyak ditemukan di sekitar zona sesar. Bukti-bukti
sesar disekitar Zona Cimandiri ini ditemukan pada litologi Breksi dan
batulempung-batupasir. Di Desa Cikundul terdapat mata air panas yang dijadikan
tempat wisata oleh pemerintah daerah setempat. Mata air panas ini dapat
mengindikasikan juga keterdapatan sesar disekitar daerah tersebut.
Berdasarkan analisis kinematik dan dinamik dari data elemen struktur
yang diperoleh di lapangan (Lampiran D), didapatkan kedudukan bidang sesar N
260
0
E / 63
0
NW dan pergerakan sesar adalah mengiri turun (Rickard, 1973 op.cit.
Harsolumakso et al., 1997).


BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
Geologi dan Analisis Struktur Geologi Daerah Situmekar dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Roynardus Febrian Sijabat
12006052
43

4.1.4 Sesar Mendatar Ciwangun
Sesar mendatar Ciwangun terletak dibagian baratdaya daerah penelitian,
memanjang dari selatan sampai ke tengah daerah penelitian (Gambar 4.18)
dengan arah relatif NW-SE dan memotong Sesar Mendatar Cimandiri. Indikasi
gejala sesar ini dapat dilihat dengan ditemukannya bidang sesar pada litologi
breksi di selatan daerah penelitian yang terkekarkan (Gambar 4.23), kelurusan
lembah sungai yang memotong dua bukit (Gambar 4.20 dan 4.21) terlihat dengan
jelas dari kenampakan citra satelit (SRTM) dan kenampakan di lapangan. Selain
itu data shear fractures (Lampiran D) sebagai data sekunder juga banyak
ditemukan di sekitar zona sesar (Gambar 4.19 dan 4.22).
Berdasarkan analisis kinematik dan dinamik dari data elemen struktur
yang diperoleh di lapangan (Lampiran D), didapatkan kedudukan bidang sesar N
335
0
E / 54
0
NE dan pergerakan sesar adalah menganan naik (Rickard, 1973 op.cit.
Harsolumakso et al., 1997).

4.2 Struktur Lipatan
Berdasarkan pengamatan lapangan, semua satuan batuan yang diendapkan
sebelum Satuan Breksi B diendapkan telah terlipat. Hal ini dapat dilihat pada data
lapangan yang menunjukkan semua lapisan batuan sudah tidak horizontal lagi
(Lampiran E-2). Lipatan yang terbentuk pada daerah penelitian memiliki jurus
yang relatif berarah barat timur yang dikontrol oleh gaya utama berarah utara
selatan.
Pada Desa Kebonmanggu, jauh di sebelah barat daerah penelitian,
ditemukan ada kedudukan lapisan yang berubah dan membentuk lipatan sinklin
pada litologi batupasir-batulempung. Sinklin ini diinterpretasi menerus sampai
daerah penelitian yaitu pada Satuan Batugamping. Pada daerah penelitian sendiri
tidak ditemukan adanya perubahan kedudukan lapisan, karena pada daerah
penelitian sinklin tersebut berada pada Satuan Batugamping yang litologinya
masif dan tidak menunjukkan adanya kemiringan lapisan. Dari hasil interpretasi,
pola sinklin ini memanjang relatif barat timur yang dikontrol oleh gaya utama
berarah utara selatan.
BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
Geologi dan Analisis Struktur Geologi Daerah Situmekar dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Roynardus Febrian Sijabat
12006052
44

4.3 Analisis Struktur Kekar Gerus dan Breksiasi
Kekar adalah bidang rekahan yang tidak memperlihatkan pergeseran yang
berarti (bagian masanya masih berhubungan/bergabung). Kekar gerus merupakan
rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk karena adanya kecenderungan untuk
saling bergeser. Pola kekar ini akan mengikuti prinsip tegasan utama (1, 2, 3).
Oleh karena itu, dalam analisa selanjutnya, kekar gerus digunakan untuk
membantu menentukan pola tegasan utama dengan anggapan bahwa kekar-kekar
tersebut pada keseluruhan daerah terbentuk bersamaan dengan pembentukan sesar
(Gambar 4.3.1). Sedangkan breksiasi digunakan bersama dengan kekar gerus
dalam analisa kinematik, rekonstruksi pergerakan yang terjadi pada proses
deformasi batuan.
Di lapangan, kedudukan kekar gerus diukur di semua lokasi yang
menunjukkan adanya rekahan yang berpasangan dan umumnya memiliki arah
yang sejajar atau hampir sejajar.
Pada sesar-sesar naik, kekar gerus menunjukkan orientasi jurus berarah
WNW ESE dengan pasangan yang berarah ENE WSW dengan kemiringan
sekitar 28
0
- 34
0
(Lampiran D).















Gambar 4.3.1. Hubungan jenis-jenis kekar dengan pola tegasan (stress) utama.
pasangan kekar a dan b merupakan shear fracture. Kekar c
adalah tension yang terbentuk pada saat penekanan. Kekar-kekar d terbentuk pada
saat penghilangan tekanan, seringkali disebut sebagai kekar release. (Buku panduan
praktikum geologi struktur, 1997)

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
Geologi dan Analisis Struktur Geologi Daerah Situmekar dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Roynardus Febrian Sijabat
12006052
45

Berdasarkan analisis kinematik dari data kekar gerus dan brekasiasi pada
semua stasiun, diperoleh jenis dan pergerakan dari sesar (Lampiran D). Sesar naik
umumnya memiliki kedudukan berarah barat-timur, sedangkan sesar geser
umumnya memiliki kedudukan timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara. Bila
dibandingkan dengan pola kelurusan dari lembah dan bukit yang telah dilakukan
pada pembahasan geomorfologi sebelumnya, ternyata arah kelurusan tersebut
berkaitan dengan pola rekahan dan sesar yang terbentuk di daerah penelitian.
Analisis pada kekar gerus lebih lanjut, diperoleh arah tegasan utama yang secara
umum bersifat horisontal sampai membentuk sudut dan memiliki arah utara
selatan untuk sesar naik, baratlaut tenggara dan timurlaut baratdaya untuk
sesar-sesar mendatar.

4.4 Mekanisme Pembentukan Struktur Geologi
Pada daerah penelitian ini, terdiri dari empat zona struktur sesar, yaitu
Sesar Naik Gunungguruh, Sesar Mendatar Gunungguruh, Sesar Mendatar
Cimandiri dan Sesar Mendatar Ciwangun. Berdasarkan analisa kinematika
diperoleh jenis dan arah pergerakan struktur daerah penelitian sehingga dapat
diketahui analisa dinamika yaitu arah gaya utama yang kemudian sebagai indikasi
mekanisme pembentukan strukturnya.
Pola struktur daerah penelitian sebagian besar dipengaruhi oleh Sesar
Cimandiri yang merupakan sesar tua yang yang terbentuk pada Kapur Eosen,
dimana tegasan utama berarah realatif NE SW. Sesar ini terbentuk di belakang
busur luar dan berperan penting sebagai batas Cekungan Bogor yang pada kala itu
mulai berkembang sebagai cekungan depan busur (Martodjojo, 1984). Setelah
tertutup sedimen-sedimen yang berumur Tersier, kemudian terdapat rezim
tektonik baru dengan arah tegasan utama relatif berarah utara selatan yang
mengaktifkan kembali Sesar Cimandiri. Beberapa episenter gempa dangkal
berada di sepanjang Zona Sesar Cimandiri yang mengindikasikan zona sesar ini
masih aktif (Martodjojo, 1984 op. cit. Dardji Noeradi, 1993).
Pola struktur daerah penelitian berupa pola lipatan dan pola sesar yang
saling berkaitan berdasarkan orientasi struktur dan arah gayanya. Lipatan
terbentuk bersamaan dengan sesar naik (thrust), dengan sesar-sesar mendatar
BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
Geologi dan Analisis Struktur Geologi Daerah Situmekar dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Roynardus Febrian Sijabat
12006052
46

sebagai sesar penyertanya. Struktur lipatan yang relatif berarah E-W berasosiasi
dengan sesar naik yang juga relatif berarah E-W, serta sesar-sesar mendatar yang
berarah NE-SW dan NW-SE. Menurut Davis (1984) hal ini sesuai dengan
mekanisme umum pembentukan lipatan yang biasanya bersamaan dengan sesar
naik, dengan sesar-sesar mendatar merupakan struktur penyerta.
Dahlstrom (1977) juga menyebutkan bahwa lipatan juga bisa ditafsirkan
sebagai pengakomodasian pergeseran (displacement) dari suatu sesar akibat
penurunan derajat pensesaran digantikan oleh peningkatan derajat perlipatan di
permukaan. Menurut Suppe (1985), pada dasarnya lipatan berkaitan erat dengan
sesar. Sesar dapat terbentuk sebagai akibat dari pembentukan lipatan, tetapi disisi
lain lipatan adalah hasil dari pergeseran blok sesar (fault-related fold).
Berdasarkan analisa arah tegasan utama maksimum (1) pembentukan
struktur lipatan dan sesar-sesar dipengaruhi oleh gaya kompresi relatif berarah N-
S. Hal ini menunjukkan struktur struktur tersebut terbentuk bersamaan pada satu
fasa atau periode deformasi yang sama dan saling terkait dalam mengakomodasi
kompresi dan pemendekan. Satuan breksi volkanik yang berumur Holosen tidak
dipengaruhi oleh struktur-struktur sesar dan lipatan, sehingga dapat diasumsikan
bahwa struktur geologi daerah penelitian terbentuk tidak lebih dari Kala Holosen.
Berdasarkan orientasi pola struktur sesar dan lipatan terhadap arah
tegasannya, maka sistem struktur geologi daerah penelitian yang berupa sesar-
sesar dan lipatan termasuk dalam Pola Jawa yang terbentuk pada Kala Neogen
yang mengaktifkan pola sebelumnya dan mengakibatkan Pulau Jawa mengalami
pola kompresi dengan tegasan berarah utara-selatan.


BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
Geologi dan Analisis Struktur Geologi Daerah Situmekar dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Roynardus Febrian Sijabat
12006052
47


U
Gambar 4.2. Lapisan tegak pada litologi
batupasir, lokasi GGR-1
Gambar 4.3. Sesar minor pada
litologi batupasir, lokasi GGR-1
Gambar 4.4. Batupasir yang
terkekarkan, lokasi GGR-9
Gambar 4.6. Sesar minor
dan zona hancuran pada
lokasi GGR-8
Gambar 4.1. Peta struktur geologi bagian baratlaut daerah penelitian
Gambar 4.5. Sesar minor pada
litologi batupasir, lokasi GGR-1


BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
Geologi dan Analisis Struktur Geologi Daerah Situmekar dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Roynardus Febrian Sijabat
12006052
48


U
Gambar 4.8. Dua bukit yang terpisah oleh lembah
Gambar 4.9. Zona hancuran, lokasi
GGR-3
Gambar 4.11. Zona hancuran,
lokasi GGR-5
Gambar 4.10. Kekar tarik, lokasi
GGR-2
Gambar 4.7. Peta struktur geologi bagian baratlaut daerah penelitian
zona hancuran


BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
Geologi dan Analisis Struktur Geologi Daerah Situmekar dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Roynardus Febrian Sijabat
12006052
49




U
Gambar 4.13. Bidang sesar pada
litologi batulempung-batupasir,
lokasi CMDR-1
Gambar 4.14. Batulempung yang
terkekarkan intensif, lokasi CMDR-1
Gambar 4.12. Peta struktur geologi
bagian selatan daerah penelitian
zona hancuran

Gambar 4.17. Gores-garis pada fragmen breksi A,
lokasi CMDR-5
Gambar 4.15. Bidang sesar dan sesar minor
pada litologi breksi A, lokasi CMDR-2
Gambar 4.16. Hancuran dan kekar gerus pada
litologi lempung, lokasi CMDR-2


BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
Geologi dan Analisis Struktur Geologi Daerah Situmekar dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Roynardus Febrian Sijabat
12006052
50










Gambar 4.19. Litologi breksi-A
yang terkekarkan, lokasi CKG-15
Gambar 4.20. Kelurusan lembah
yang memisahkan dua bukit di
lapangan. Foto menghadap Tenggara Gambar 4.23. Breksi yang
terkekarkan, lokasi CKG-21
Gambar 4.22. Kekar gerus pada litologi breksi
A, lokasi CKG-21
Gambar 4.21. Kelurusan lembah
yang memotong dua bukit pada
SRTM
Gambar 4.18. Peta struktur geologi bagian selatan daerah
penelitian
U

You might also like