You are on page 1of 2

BAB I PENDAHULUAN

Gangguan mental organik merupakan gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak yang dapat didiagnosis tersendiri. Pada gangguan mental organik akan terdapat gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya piker, daya belajar), gangguan sensorium (kesadaran dan perhatian), dan muncul sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang: persepsi (halusinasi), isi pikiran (waham/delusi), serta suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, cemas). (Maslim, 2001) Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati, 2010). Prevalensi gangguan waham (delusi) di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 0,03% populasi, jauh lebih rendah dari prevalensi skizofrenia (1%) dan mood disorder (5%). Pada laki-laki lebih mungkin terjadi delusi paranoid, sedangkan wanita lebih sering terjadi delusi erotomania. (Al Dujaily A, 2009). Gangguan mental dengan penyebab organik dapat timbul karena berbagai hal, misalnya karena rudapaksa/trauma kepala, aterosklerosis otak, demensia senilis, demensia presenilis, epilepsy, demensia paralitika, defisiensi vitamin, gangguan metabolisme, intoksikasi, atau tumor intrakranial. (Maramis, 2010). Jenis-jenis waham yang muncul dapat berbagai macam, antara lain seperti: bizarre delusion, waham tersistemisasi, waham sejalan mood, waham yang tidak sejalan mood, waham nihilistic, waham kemiskinan, waham somatik, waham paranoid (waham persekutorik, waham kebesaran, waham referensi,), waham pengendalian (thought of withdrawal, thought of broadcasting, thought control), erotomania, pseudologia phantastica. (Kaplan dan Sadock, 2003).

Dari rentang respon neurobiologis waham dapat dijelaskan bahwa bila individu merespon secara adaptif maka individu akan berfikir secara logis. Apabila individu berada pada keadaan diantara adaptif dan maladaptif kadangkadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir terganggu. Agar individu tidak berespon secara maladaptif, maka setiap individu harus mempunyai mekanisme pertahanan koping yang baik. (Keliat, 2009) Untuk menegakkan diagnosis gangguan waham organik, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menilai apakah memang benar suatu gangguan organik atau merupakan gejala psikotik fungsional dan harus memenuhi kriteria diagnosis gangguan waham organik seperti dalam Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III atau DSM IV. Penegakan diagnosa ini sangat penting karena menentukan penatalaksanaan terapi terhadap pasien serta menentukan prognosis pasien. Oleh karena itu, perlu diperhatikan secara benar dan teliti, dan dilakukan anamnesis yang tepat untuk mendapatkan kumpulan gejala penyakit pada pasien.

You might also like