You are on page 1of 9

NUTRITIONAL ASSASSMENT

Analysis and Interpretation of Qualitative Data 26 September 2013

Oleh:

DWIRA RAHIMA
NIM 1350 7030 9111 044

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG, 2013

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................................... 1 Daftar Isi ............................................................................................................................... 2 Analisa dan Interpretasi Data Food Frequency Questioners (FFQ) ...................................... 3 1. Analisa dan Interpretasi Data ........................................................................................... 2. Metode Food Frequency Questioners (FFQ) ................................................................... 2.1. Qualitative FFQ ......................................................................................................... 2.2. Semi Quantitative FFQ ............................................................................................. 3. Manajemen Data .............................................................................................................. 4. Cara Pengolahan Data ...................................................................................................... 4.1. Data Kualitatif (Qualitative FFQ) ............................................................................. 4.2. Data Semi Kuantitatif (SQ FFQ) ...................................................................

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA KUALITATIF FOOD FREQUENCY QUESTIONERS (FFQ)

1. ANALISA DAN INTERPRETASI DATA Analisa data adalah suatu tahap mengorganisir data sesuai dengan pola, kategori, dan unit-unit deskriptif tertentu. Sedangkan interpretasi adalah proses memberi arti dan signifikansi terhadap analisis yang dilakukan, menjelaskan pola-pola deskriptif, mencari hubungan dan keterkaitan antar deskripsi-deskripsi data yang ada (Barnsley & Ellis, 1992 dalam Keban, ____). Analisa data kualitatif adalah proses secara sistematis mencari dan mengolah berbagai data yang bersumber dari wawancara, pengamatan lapangan dan kajian dokumen (pustaka) untuk menghasilkan suatu laporan temuan penelitian. Sedangkan interpretasi data merujuk pada pengembangan ide-ide atas hasil penemuan untuk kemudian direlasikan dengan kajian teoretik (teori yang telah ada) untuk menghasilkan konsep-konsep atau teori-teori substansif yang baru dalam rangka memperkaya khazanah ilmu. Dalam analisis kualitatif, peneliti sangat dituntun oleh apa yang telah dikatakan para informan. Karena itu, peneliti tidak boleh memulai dengan ide-idenya sendiri dan mencoba mencocokan dengan apa yang dikatakan para informan/subyek, tetapi sebaliknya. Dan dalam melakukan hal yang demikian, kerahasiaan harus dijaga kalau memang diperlukan. Dalam menarik kesimpulan dari hasil penelitian, perlu diperhatikan bahwa peneliti tidak boleh menarik kesimpulan dari hal-hal yang tidak diteliti. Misalnya peneliti hanya mendapat informasi dari 25 orang saja di masyarakat, lalu peneliti menarik kesimpulan tentang masyarakat secara keseluruhan. Hal ini jelas bias. Karena itu, peneliti hanya membatasi kesimpulan pada orang yang diteliti saja. Peneliti perlu menyatakan apakah pandangan para informan/subyek telah membantu menarik kesimpulan tertentu tentang problem atau isu yang dihadapi.

2. METODE FOOD FREQUENCY QUESTIONAIRE (FFQ) Metode Food Frequency Questionaire adalah cara untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti

hari, minggu, bulanan, tahun. Food Frequency Questionnare Method (FFQ/ Metode Kuesioner Frekuensi Makanan) adalah salah satu metode dietary assesment dalam konteks individu yang mencatat frekuensi individu terhadap beberapa jenis makanan (<100) dalam kurun waktu tertentu (1 bulan terakhir/6 bulan terakhir/1 tahun terakhir). Selain itu dengan metode FFQ dapat memperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih lama dapat membedakan individu berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi. Metode FFQ terdiri dari 2 macam, yaitu Qualitative FFQ dan Semi Quantitative FFQ (SQ-FFQ). 2.1. Qualitative FFQ Daftar makanan bersifat spesifik (fokus pada kelompok tertentu makanan, makanan tertentu atau makanan yang dikonsumsi secara berkala dalam hubungannya dengan acara khusus atau musim) atau luas (untuk memungkinkan perkiraan jumlah asupan makanan dan keragaman diet harus dibuat). Frekuensi kategori respons penggunaan yaitu harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Adapun prosedur FFQ Kualitatif adalah sebagai berikut: 1) Dari daftar makanan tertentu kelompok makanan/kelompok makanan yang disukai, mintalah responden untuk mengidentifikasi seberapa sering mereka biasanya mengkonsumsi setiap item makanan (kelompok makanan (daftar kategori makanan. Bertindak sebagai membantu ingatan cepat). 2) Lima kategori untuk frekuensi makanan makanan yang tersedia: sehari-hari (D), mingguan (W), bulanan (M), tahunan (Y), jarang / tidak pernah (N). Responden memilih kategori yang paling sesuai untuk frekuensi konsumsi setiap item makanan yang dipilih, dan mencatat jumlah setiap kali item makanan yang dikonsumsi dalam kotak yang sesuai. 3) Dalam konteks sederhana FFQ kualitatif tidak diberikan pilihan ukuran porsi (Khonson, 2012).
Tabel 1. Contoh Format Qualitative FFQ Jenis Bahan Makanan Tempe Tahu Kacang kedelai Harian Mingguan Frekuensi Bulanan Tahunan Tidak Pernah

Prinsip penggunaan Qualitative FFQ adalah, sebagai berikut: 1) Kuesioner Frekuensi makanan (FFQ) menilai energi dan/atau intake gizi dengan menentukan seberapa sering seseorang mengkonsumsi sejumlah makanan yang merupakan sumber nutrisi utama atau dari komponen makanan tertentu dalam pertanyaan per hari (minggu atau bulan) selama tertentu periode waktu (biasanya 6 bulan sampai 1 tahun). 2) Menyediakan data tentang kebiasaan asupan nutrisi yang dipilih, makanan tertentu atau kelompok-kelompok makanan. 3) Kombinasi khusus dari makanan dapat digunakan sebagai prediktor untuk asupan nutrisi tertentu atau non-gizi, asalkan komponen asupan makanan terkonsentrasi dalam jumlah yang relatif kecil makanan atau kelompok makanan tertentu, misalnya konsumsi vitamin c diperkirakan dari buah-buahan segar dan jus buah. 4) FFQ sering dirancang untuk mendapatkan informasi tentang aspek-aspek tertentu dari diet, seperti lemak makanan atau vitamin tertentu atau mineral dan aspek lainnya mungkin kurang baik dicirikan. 5) Kuesioner ini terdiri dari daftar sekitar 100 atau lebih sedikit makanan individu atau kelompok makanan yang kontributor penting untuk intake energi penduduk atau nutrisi khusus menarik lainnya. 6) FFQ biasanya dikelola sendiri dan karena itu dirancang mudah untuk diselesaikan oleh subyek penelitian (diwawancarai oleh pewawancara atau mengisi kuesioner komputer atau melalui telepon). 7) FFQ sering mengandalkan asumsi tentang ukuran porsi dan dibatasi oleh jumlah detail yang layak untuk disertakan dalam kuesioner. Hal ini dimungkinkan untuk kuesioner menjadi semi-kuantitatif di mana subjek diminta untuk memperkirakan ukuran porsi makan biasa. 8) Dalam epidemiologi, FFQ sering diisi dengan merujuk pada tahun sebelumnya untuk memastikan pola konsumsi makanan yang biasa untuk periode itu. 9) FFQ harus spesifik (Khonson, 2002).

Dengan menggunakan metode frekuensi makanan maka dapat diperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam epidemiologi gizi. Kuesioner frekuensi

makanan memuat tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang di konsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden. (Supariasa, 2001). Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Qualitative Food Frequency (FFQ), sebagai berikut: 1. Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar yang tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya. 2. Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode tertentu pula. 2.2. Semi Quantitative FFQ (SQ FFQ) SQ FFQ adalah Qualitative FFQ dengan penambahan ukuran porsi perkiraan sebagai standar atau kecil, sedang, besar. Modifikasi ini memungkinkan penurunan energi dan asupan gizi yang dipilih (Fahmida, 2007). SQ FFQ digunakan untuk mengurutkan asupan makanan atau zat gizi menurut individu, hingga sering Prosedur untuk melakukan SQ FFQ adalah, sebagai berikut: 1) Melengkapi 3 prosedur Qualitatif FFQ 2) Memilih 3 ukuran porsi yang tersedia, yaitu Small (S), Medium (M) dan Large (L). Dimana subyek menunjukkan porsi makanan yang biasa dikonsumsi pada tiap jenis makanan dalam tabel yang tersedia. 3) Mengonversi seluruh kategori frekuensi yang digunakan (harian, mingguan, bulanan dan tahunan) ke bentuk harian. Sebagai contoh: Nasi dikonsumsi 3 kali sehari sama dengan 3 (dituliskan dalam kolom rata-rata perhari) Tahu dikonsumsi 4 kali perminggu, sama dengan 4/7 hari 0,57 per hari Es krim dikonsumsi 5 kali dalam sebuan maka sama dengan 5/30 0,17 per hari Untuk buah dan sayuran musiman yang menggunakan kategori tahun. Contoh, mangga dikonsumsi 10 kali dari Oktober hingga December maka sama dengan 10/365 per hari 0,03 per hari.

Tabel 2. Contoh Format SQ FFQ Jenis Bahan Makanan Penyajian medium (URT) Frekuensi H (harian), M(mingguan), B (bulanan), T (tahunan), TP (Tidak pernah) H M B T TP Rata-rata Frekuensi Per hari Rata-Rata gram per hari

Tempe Tahu Kacang kedelai

1 potong = 50 gr 1 potong = 100 gr 2,5 sdm = 25 gram

3. Manajemen Data Data yang telah dikumpulkan kemudian akan diolah. Pengolahan data dalam penelitian terdapat beberapa tahap, yaitu: 1) Pengkodean Data (Data Coding), yaitu memeriksa kuesioner dengan mengklasifikasi data dan memberi kode untuk masing-masing perttanyaan sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Pengkodean dilakukan untuk mempermudah pengolahan data selanjutnya. 2) Penyuntingan Data (Data Editing), yaitu memeriksa kelengkapan dan kejelasan jawaban responden dalam pengisian kuesioner untuk memastikan semua pertanyaan telah dijawan oleh responden. 3) Pemasukkan Data (Data Entry), yaitu memasukkan data dengan bantuan yang sudah dilengkapi dengan program yang diinginkan untuk kemudian dianalisis. 4) Pembersihan Data (Data Cleaning), yaitu membersihkan data dari kesalahan memasukkan data. Data yang tidak lengkap karena kesalah dalam memasukkan data akan dilengkapi. Begitu pula dengan data yang janggal, aneh atau ekstrim akan dikeluarkan karena dikhawatirkan akan memberikan hasil yang tidak valid. Salah satu caranya yaitu dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel dan menilai kelogisannya.

4. Cara Pengolahan Data 4.1. Data Kualitatif (Qualitative FFQ) Frekuensi konsumsi bahan makanan menggunakan Qualitative FFQ, dimana responden dapat menuliskan sendiri berapa kali kebiasaan mengonsumsi makanan. Untuk melihat gambaran frekuensi konsumsi, data yang ditampilkan berupa distribusi responden menurut kebiasaan mengonsumsi apakah setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, jarang/setiap tahun atau tidak pernah. Selain itu, juga dilihat frekuensi konsumsi berdasarkan kategori jarang atau sering. Untuk mendapatkan data tersebut, data-data

Qualitative FFQ yang perlu diolah lebih lanjut yaitu dengan terlebih dahulu mengubah setiap frekuensi konsumsi ke dalam hari. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang bertujuan mengetahui asupan kalsium individu. Si A biasa mengonsumsi susu bubuk 2 kali per hari, keju 1 kali per minggu, sarden 3 kali per bulan, rebon kering 10 kali per tahun dan telur bebe tidak pernah maka nilainya menjadi: Susu bubuk Keju Sarden Rebon Telur bebek 2/1 hari 1/7 hari 3/30 hari 10/365 hari 0/365 hari = = = = = 2 kali per hari 0,14 kali per hari 0,1 kali per hari 0,027 kali per hari 0 kali per hari

Nilai-nilai tersebut kemudian dijumlahkan, sehingga didapat hasil = 2,2 kali per hari. Dengan demikian si A memiliki kebiasaan konsumsi sumber kalsium 2,2 kali per hari. Setelah nilai kali konsumsi per hari pada setiap responden telah dihitung, dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai konsumsi per hari untuk kemudian dikategorikan, jika nilainya kurang dari median, termasuk kategori frekuensi konsumsi jarang sedangkan jika nilainya lebih dari sama dengan median, termasuk kategori frekuensi konsumsi sering.

4.2. Data Semi Kuantitatif (SQ FFQ)

DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, L Devi. 2008. Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber Kalsium di Tiga Sekolah Menengah Pertama di Depok. FKM UI diakses digital_123447-S-5367Frekuensi konsumsi-HA.pdf Fahmida, Umi. Dillon, HS. 2007. Handbook Nutritional Assassment. Jakarta : SEAMEOTROPMED UI. Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

You might also like