Professional Documents
Culture Documents
Generasi 1
(klasik)
Antihistamin
Generasi 2
(non klasik) Generasi 3
1
Klasifikasi Antihistamin
Antihistamin
2
Antihistamin 1 Generasi 1
Etanolamin
Etilendiamin
Alkilamin
Bropheniramine
Piperazine
Fenotiazin
Golongan tambahan
Carbinoxamin
Antazolin
Hydroxyzine
Promethazine
Cyproheptadine
Dymenhydrinate
Pyrilamine
Chlorpheniramine
Cyclizine
Diphenydramine
Meclizine
Doxylamine
Ketotifen
Antihistamin 1 Generasi 2
Alkylamine
Piperazine
Phatalazinones
Piperidine
Levocabastine HCl
Acrivastine
Cetirizine
Azelastine HCl
Loratadine
Antihistamin 1 Generasi 3
Metabolit Enansiomer
Desloratadine
Levocetirizine
Fexofenadine
Cimetidine
Ranitidine
AH 2
Famotidine
Nizatidine
Loratadine
Desloratadine
Tidak sedasi
Mulut kering
Takikardi
Tidak sedasi
Dosis dan cara pemberian Dewasa : 4x25-50 mg/hari Peroral, parenteral Anak : Maksimum 150 mg/hari Dewasa : 1x10-20 mg/hari Anak : 2mg/10 kg BB/hari Dewasa : 10-50 mg, IM 3 x 25-50 mg/hari peroral, parenteral Anak : 3x5 mg/kg BB/hari Dewasa : 4-3 x 25-50 mg/hari peroral 6 yahun : 50-100 mg/hari <6 tahun : 50 mg/hari peroral/dosis terbagi Dewasa : 2-3 mg x10 mg / 2-3 x 10 mg/hari
Kontraindikasi Kehamilan
Astemizol 10 mg/tab
Ganguan kardiovaskular Pertambahan berat badan Gangguan SSP Ganguan kardiovaskular Gangguan darah Interaksi alkohol dan antidepresan Eforia Nyeri kepala Hipotensi
Hidroksizin 25 mg/tab
Homoklorsiklizin 10 mg/tab
Mengantuk Pusing
Dosis dan cara pemberian Dewasa : 3-4 x 4 mg/hari per oral Anak < 12 tahun : 3-4 x 2mg/hari per oral Dewasa : 3 x 25-50 mg/hari peroral, parenteral Dewasa : 2-3 x 4 mg/hari dosis maksimum Anak : 12 mg/hari Dewasa : 2 x 60 mg/hari per oral Anak : 2 x 30 mg/hari
Dewasa : 2 x 5 mg/hari
Dosis dan cara pemberian Dewasa : 30 mg/hari per oral Anak : 0,5 mg/kgBB/hari Dewasa : 3-4 x 25 mg/hari per oral
Prometazin 25 mg/tablet
Sedatif kuat Lemas otot Mual Fotosensitivitas Interaksi dengan alkohol Antihipertensi Pusing Mengantuk Penglihatan kabur
Siproheptadin 4 mg/tablet
Dewasa : 2-3 x 4 mg/hari dosis maks Anak : 12 mg/hari Dewasa : 2 x 60 mg/hari per oral Anak : 2 x 30 mg/hari
Terfenadin 60 mg/tablet
Kehamilan Laktasi
FARMAKOKINETIKA
Secara oral => absorpsi baik konsentrasi puncak plasma rata-rata dalam 2 jam Ikatan dengan protein plasma berkisar antara 78-99% Metabolisme : microsomal mixed-function oxygenase system
Generasi 1 Alergi
fotosensitivitas, syok anafilaksis, ruam, dermatitis Kardiovaskular hipotensi postural, palpitasi, refleks takikardia, trombosis vena pada sisi injeksi (IV prometazin)
Sistem Saraf Pusat drowsiness, sedasi, pusing, gangguan koordinasi, fatigue, bingung, reaksi extrapiramidal
Generasi
2&3
Farmakokinetika
Bioavailabilitas - 50% ranitidine dan famotidine - 90% nizatidin Eliminasi terutama di ginjal.
Farmakodinamika
OBAT KORTIKOSTEROID
PENDAHULUAN
Definisi : Kortikosteroid adalah hormon steroid yang dihasilkan di bagian korteks kelenjar adrenal sebagai tanggapan atas hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis
Sistemik
Topikal
KORTIKOSTEROID
Anti inflamasi
Korteks adrenal Mengatur kadar air dan elektrolit
Mineralkortikoid
FARMAKOLOGI
Kadar kortisol darah dalam keadaan basal mengalami alur (variasi) diurnal, yaitu : -Pagi hari kadar kortisol paling tinggi (08.00) dibandingkan waktu lainnya membuat orang menjadi lebih semangat dalam menjalani aktivitasnya. - Malam hari kadar kortisol hingga kadar terendah (23.00) dibuktikan dengan seseorang yang dapat beristirahat dengan cukup
FARMAKOLOGI
Dalam korteks adrenal kortikosteroid tidak disimpan sehingga harus disintesis terus menerus. Bila biosintesis berhenti, meskipun hanya untuk beberapa menit saja, jumlah yang tersedia dalam kelenjar adrenal tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan normal. Oleh karenanya kecepatan biosintesisnya disesuaikan dengan kecepatan sekresinya.
Kecepatan sekresi dalam keadaaan optimal (mg/hari) Kortisol Aldosteron 20 0,125 Kadar plasma (g/100ml) Jam 08.00 16 0,01 Kadar plasma (g/100ml) Jam 16.00 4 -
Mekanisme pemberian
Dosis yang paling kecil dengan masa kerja yang pendek dapat diberikan setiap pagi untuk meminimal efek samping karena kortisol mencapai puncaknya sekitar jam 08.00 pagi dan terjadi umpan balik yang maksimal dari sekresi ACTH.
* hanya berlaku untuk pemberian oral atau IV. S = kerja singkat (t1/2 biologik 8-12 jam) I = intermediate, kerja sedang (t1/2 biologik 12-36 jam) L = kerja lama (t1/2 biologik 36-72 jam)
KORTIKOSTEROID SITEMIK
NAMA GENERIK Desoksikortikosteron Asetat Fluodrokortison Asetat Kostisol / hidrokortison Kortisol Asetat Kortisol Sipionat Kortison Asetat Prednisolon Methylprednisolon 6-Methylprednisolon Methylprednisolon Na Suksinat Deksametason Deksametason Asetat Deksametason Na Fosfat BENTUK ORAL
0,1 mg
5-20 mg 2 mg/ml (suspensi) 5-25 mg 5 mg 4 mg 4 mg 0,5 mg/ml (eliksir)
KORTIKOSTEROID SISTEMIK
NAMA GENERIK
Prednison Betametason Betametason Dipropionat Betametason Valerat Parametason Asetat
BENTUK ORAL
5mg 0,6 mg
1,2 mg
4 mg
2 mg, 4mg/5ml (sirup)
KORTIKOSTEROID TOPIKAL
Responsif
Dermatitis atopik, kontak, seboroik Neurodermatitis sirkumsipta Dermatitis numularis, stasis, venenata, intertriginosa Fotodermatitis
Kurang responsif
Lupus eritematosus Psoriasis di telapak tangan dan kaki Vitiligo Liken planus Pemfigoid
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi kelima, cetakan keedua FK UI. Jakarta 2007
Nama Dagang
Diprolene ointment Diprolene AF cream Psorcon ointment
Nama Generik
0,05% betamethason dipropionate
Temovate ointment
Temovate cream Ultravate ointment Ultravate cream
Klasifikasi
Nama Generik
0,05% betamethasone dipropionate 0,01% mometasone fuorate 0,05% diflorasone diacetate 0,01% halcinonide
Halog solution
Lidex ointment Lidex cream Lidex gel Lidex solution Maxiflor ointment Maxivate ointment
0,05% fluocinonide
0,25% desoximetasone
0,05% desoximetasone
Nama Dagang
Aristocort A ointment
Nama Generik
0,1% triamcinolone acetonide
Cultivate ointment
Cyclocort cream Cyclocort lotion Diprosone cream
0,05% diflorosone diacetate 0,05% fluocinonide 0,05% diflorosone diacetate 0,05% betamethasone dipropionate
Nama Dagang
Aristocort ointment Cordran ointment Elocon cream Elocon lotion Kenalog ointment Kenalog cream Synalar ointment Westcort ointment
Nama Generik
0,1% triamcinolone acetonide 0,05% flurandrenolide 0,1% mometasone furoate
Klasifikasi
Golongan V: (potensi medium)
Nama Dagang
Cordran cream Cutivate cream Dermatop cream Diprosone lotion Kenalog lotion Locoid ointment Locoid cream Synalar cream Tridesilon ointment Valisone cream Westcort cream
Nama Generik
0,05% flurandrenolide 0,05% fluticasone propionate 0,1% prednicarbate 0,05% betamethasone dipropionate 0,1% triamcinolone acetonide hydrocortisone butyrate 0,025% fluocinolone acetonide 0,05% desonide 0,1% betamethasone valerate 0,2% hydrocortisone valerate
Nama Dagang
Aclovate ointment Aclovate cream Aristocort cream Desowen cream Kenalog cream
Nama Generik
0,05% aclometasone
0,05% desonide
Tridesilon cream
Valisone lotion
Timbul bila :
Penggunaan lama dan berlebihan Dengan potensi kuat atau sangat kuat atau penggunaan secara oklusif
Gejalanya:
Atrofi Strie atrofise Teleangiektasis Purpura Dermatosis akneformis Hipertrikosis setempat Hipopigmentasi Dermatitis perioral Menghambat penyembuhan ulcus Infeksi mudah terjadi dan meluas Gambaran klinis penyakit infeksi menjadi kabur
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi kelima, cetakan keedua FK UI. Jakarta 2007
kortikosteroid topikal
Dosis aman : tidak melebihi 30 gram sehari tanpa oklusi Kortikosteroid potensi lemah dipakai bila :
Kulit tipis Kelainan akut Ingin digunakan di lipatan (inguinal, ketiak) dan wajah
Menurut Kuswadji dan Widaty (2001) obat antijamur topikal yang ideal
Obat yang aktif pada konsentrasi sangat rendah
Memiliki manfaat tambahan : kelainan yang biasa menyertai infeksi jamur (misalnya antiinflamasi, keratolitik dan antibakteri)
Pada kasus tinea kruris dan kandidosis intertriginosa, tinea unguium, tinea imbrikata dan tinea korporis
BAHAN KERATOLITIK
Meningkatkan eksfoliasi stratum korneum
Bakteriostasis lemah tinea kruris, tinea unguium dan tinea korporis, tinea unguium
(Kuswadji dan Widaty, 2001; Tjay dan Rahardja, 2003; Hamzah, 2005; Siregar, 2005).
NISTATIN
Mekanisme kerja : berikatan dengan ergosterol pada membran jamur, permeabilitas meningkat, sel jamur mati
GOLONGAN IMIDAZOL
Fungistatis dan pada dosis tinggi bekerja fungisid terhadap fungi tertentu.
Imidazol memiliki efektivitas klinis yang tinggi dengan angka kesembuhan berkisar 70 100 %.
Mekanisme kerjanya dengan menghambat sintesis ergosterol, suatu unsur penting untuk integritas membran sel
Gol Imidazol
Mikonazol
Kegunaan
fungisid kuat: Tinea kruris & Tinea Pedis
Cara Pakai
2 kali sehari selama 4 minggu dalam bentuk krim 2 %, bedak kocok ataupun bedak.
2 kali sehari selama 2 6 minggu dalam bentuk krim 1 % atau solusio 2 kali atau 4 kali sehari selama 2 4 minggu dalam bentuk krim 1 %. 2 kali atau 4 kali sehari selama 4 minggu dalam bentuk krim 1 %. 4 kali sehari selama 2 minggu dalam bentuk krim 1 %. 4 kali sehari selama 2 4 minggu dalam bentuk krim 1 % atau solusio dioleskan 2 kali sehari baik dewasa maupun anak-anak (> 12 tahun) bentuk losio atau krim yang dikombinasikan bersama urea 40 % dengan bebat
Merk Dagang
micoskin, mexoderm dan daktarin
Klotrimazol
Ketokonazol
Ekonazol
Oksikonazol
oxistat
Sulkonazol
Tinea kruris
exelderm
Sertakonazol
Tinea Pedis
ertaczo
Bifonazol
Tinea unguium
mycospor
Golongan Allilamin
Menghambat enzim epoksidase skualen pada proses pembentukan ergosterol membran sel jamur.
Gol Allilamin Naftitin Mekanisme Kerja menurunkan ergosterol yang menghambat pertumbuhan sel jamur. Pada konsentrasi 1 % memiliki daya antiinflamasi Sediaan krim, gel atau solusio
Terbinafin
Krim
Golongan Benzilamin
Butenafin
fungisidik terhadap dermatofit, seperti Trichophyton mentagrophytes, Microsporum canis dan Trichophyton rubrum Butenafin bekerja pada stadium yang lebih dini dalam alur metabolisme sehingga menyebabkan terjadinya akumulasi skualen dan kematian sel jamur dioleskan sebanyak 4 kali sehari selama 2 minggu dalam bentuk krim 1 %. Contoh nama merk dagang obat butenafin adalah mentax
Golongan lainnya
a. Siklopiroks
Senyawa hidroksipiridon ini berspektrum luas. fungisid terhadap Candida albican dan Trichophyton rubrum & fungistatis terhadap Malassezia furfur (panu) dioleskan sebanyak 2 kali sehari dalam bentuk krim 1
Solusio siklopiroks telah dilaporkan dapat berpenetrasi melalui semua lapisan kuku pada kasus tinea unguium namun memiliki efikasi yang rendah sehingga perlu kombinasi dengan obat antijamur oral.
menyebutkan contoh nama merk dagang obat siklopiroks yaitu batrafen dan loprox nail lacquer (Tjay dan Rahardja, 2003; Lesher, 2004; Wiederkehr, 2004; Blumberg, 2005; Robins, 2005). MIMS tahun 2005
b. Tolnaftat
Antijamur yang sangat efektif terhadap dermatofitosis dan infeksi Pityrosporum orbiculare tetapi tidak terhadap Candida
Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat epoksidasi skualen pada membran sel jamur
Digunakan 2 kali sehari selama 2 4 minggu dan dilanjutkan 2 minggu setelah gejala klinis hilang.
c. Haloprogin
fungisid terhadap Epidermophyton, Pityrosporum, Trichophyton dan Candida sensitasi dengan timbulnya gatal-gatal, perasaan terbakar dan iritasi kulit
Kuswadji dan Widaty, 2001; Tjay dan Rahardja, 2003; Wiederkehr, 2004).
Sediaan / Dosis obat Sediaan : injeksi dalam vial yang mengandung 50 mg, dilarutkan dalam 10 ml aquadest diencerkan dengan dextrose 5 % = 0,1 mg/ml larutan. Dosis : 0,3 0,5 mg / kg BB
Indikasi Efektif menghambat Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neoformans, Candida, Blastomyces dermatiditis, Aspergillus. mikosis sistemik seperti koksidioidomikosis, parakoksidiomikosis, aspergilosis, kandidiosis, blastomikosis, histoplasmosis
Efek samping demam dan menggigil, gangguan ginjal, hipotensi, anemia, efek neurologik, tromboflebitis
Flusitosin
Sediaan : kapsul 250 dan 500 mg. Dosis : 50 150 mg/kgBB sehari dibagi dalam 4 dosis
toksisitas hematologik (neutropenia) gangguan hati, gangguan sal.cerna Depresi sumsum tulang
Sediaan / Dosis obat Indikasi Sediaan : 200mg/tab Efektif terhadap Candida, Dosis : Coccodioides Dewasa : 200mg/hr, immitis, max 400mg/hr Cryptococcus, H. capsulatum, Anak2 : 3mg/kg/hari Aspergillus histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jaringan lemak, kriptokokosis, kandidosis
Efek samping gangguan sal.cerna, efek endokrin (ginekomastia, penurunan libido, impotensi, ketidakteraturan menstruasi) Kontra indikasi : tidak boleh diberikan bersamaan dengan amfoterisin B
Flukonazol
lebih kecil dibanding ketokonazol, mual, muntah, kulit kemerahan, teratogenik, efek endokrin (-), gangg. Sal. Cerna (-)
Nama obat
Griseofulvin
Indikasi
Obat pilihan untuk blastomikosis Efektif untuk aspergilosis, kandedimia, koksidioidomikosis, kriptokokosis
Efek samping
efek samping berat jarang terjadi, hepatotoksik, teratogenik. KI : kehamilan
Nistatin
itrakonazol
ANTIVIRUS
parasit intrasel yang tidak bisa bereplikasi sendiri, tetapi harus menggunakan sel lain. Sebuah agen yang membunuh virus dengan menekan kemampuan untuk replikasi, menghambat kemampuan untuk menggandakan dan memperbanyak diri
VIRUS
ANTIVIRUS
elektron
Virus hanya mempunyai DNA dan RNA Mampu meperbanyak diri, tetapi hanya dalam sel hidup (host) Dalam Host, dapat bersifat mematikan atau inaktif Menggunakan DNA atau RNA nya sendiri untuk menginstruksikan sel host membuat salinan2 baru Virus bukan sel Komponen virus sangat simpel Tidak mampu mensintesis protein dan membentuk ATP
58
Virus
2. Antiretrovirus
Nucleoside reverse transcriptase inhibitor ( NRTI ) Nucleotide reverse transcriptase inhibitor ( NtRTI ) Non nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI) Protease inhibitor (PI) Viral entry inhibitor
Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI) Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI) Non- Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI) Protease inhibitor (PI)
62
ANTI NON-RETROVIRUS
A. Antivirus untuk herpes Obat obat yang aktif terhadap virus herpes umumnya merupakan antimetabolit yang mengalami bioaktivasi melalui enzim kinase sel hospes atau virus untuk membentuk senyawa yang dapat menghambat DNA polimerase virus .
1.Asiklovir
Mekanisme Kerja dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat melalui 3 tahap fosforilase, yang akan menghambat DNA polimerase virus. Resistensi Disebabkan oleh mutasi pada gen timidin kinase virus atau pada gen DNA polimerase. Dosis 5 x 200 mg untuk 10 hari -------- untuk HSV 3 x 200 mg untuk 1 bulan-------untuk herpes genital Salep Asiklovir 5% 6 x sehari utk 7 hr
Indikasi Infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik lokal maupun sistemik ( termasuk keratitis herpetik , herpetik ensefalitis, herpes genitalia,herpes neonataldan herpes labialis ) dan infeksi VZV ( varisela dan herpes zoster ).
Efek samping Mual, muntah dan pusing , namunAsiklovir pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Pemberian selama kehamilan tidak dianjurkan
2. VALASIKLOVIR
67/15
Indikasi Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A . Juga diindikasikan untuk terapi penyakit parkinson Dosis: 2 x 100 mg Efek samping Yang tersering adalah gangguan GI ringan yang tergantung dosis . Efek samping pada SSP seperti kegelisahan , kesulitan berkonsentrasi, insomnia, hilang nafsu makan, kejang bahkan koma.
70/15
1.Lamivudin Lamivudin merupakan L-enantiomer analog deoksisitidin . Lamivudin bekerja dengan cara menghentikan sintesis DNA , secara kompetitif menghambat polimerase virus ( reverse transcriptase , RT ) .
Resistensi Resistensi terhadap lamivudin disebabkan oleh mutasi pada DNA polimerase virus Indikasi Infeksi HBV ( wild type dan precore variants ) Efek samping Umumnya dapat ditoleransi dengan baik . Efek samping yang terjadi : fatigue, sakit kepala dan mual.
2. ADEFOVIR
Mekanisme kerja dan resistensi Adefovir merupakan analog nukleotida asiklik. merupakan penghambat replikasi HBV sangat kuat yang bekerja tidak hanya sebagai DNA chain terminator , namun juga meningkatkan aktivitas sel NK dan menginduksi produksi interferon endogen. Indikasi Efektif dalam terapi infeksi HBV yang resisten tehadap lamivudin. Efek Samping Umumnya adefovir 10 mg /hari dapat ditoleransi dengan baik.
ANTIRETROVIRUS
A. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI ) Antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal replikasi HIV , dengan menghambat terjadinya infeksi akut sel yang rentan , tapi hanya sedikit berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV. Untuk dapat bekerja , semua obat golongan NRTI harus mengalami fosforilasi oleh enzim sel hospes di sitoplasma .Karena NRTI tidak memiliki gugus 3`-hidroksil , inkorporasi NRTI ke DNA akan menghentikan perpanjangan rantai.
1. ZIDOVUDIN
Mekanisme Kerja Target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase ( RT ) HIV. Bekerja dengan menghambat enzim RT virus , setelah ggs azidotimidin(AZT)pada zidovudin mengalami fosforilasi. Resistensi Resistensi disebabkan oleh mutasi pada enzim RT. Indikasi Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya seperti lamivudin dan abakavir Efek Samping Granulositopenia dan Anemia setelah 2-6 minggu terapi (periksa darah lengkap setelah 1-2 minggu pemakaian) sakit kepala, mual, insomnia.
2. DIDANOSIN
Mekanisme Kerja Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan rantai DNA virus Resistensi Disebabkan oleh mutasi pada RT. Indikasi Infeksi HIV , terutama infeksi HIV tingkat lanjut , dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya . Efek samping Diare, pankreatitis, neuropati perifer.
1. TENOFOVIR DISOPROKSIL Mekanisme Kerja bekerja pada HIV RT ( dan HBV RT ) dengan cara menghentikan pembentukan rantai DNA virus. Resistensi Disebabkan oleh mutasi RT kodon 65 Indikasi Infeksi HIV dalam kombinasi dengan evafirenz , tidak boleh dikombinasikan dengan lamivudin dan abakavir Efek Samping mual, muntah , flatulens , diare
1. NEVIRAPIN Mekanisme kerja bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non subtrat HIV 1 RT Resistensi resistensi disebabkan oleh mutasi pada RT Indikasi infeksi HIV -1 , dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya , terutama NRTI Efek Samping ruam, demam, fatigue, sakit kepala,somnolens, mual, dan peningkatan enzim hati.
2. DELAVIRDIN Mekanisme kerja sama dengan nevirapin Resistensi Disebabkan oleh mutasi pada RT Indikasi infeksi HIV -1 , dikombinasikan dengan anti HIV lainnya terutama NRTI Efek Samping ruam, peningkatan tes fungsi hati .
D. PROTEASE INHIBITOR ( PI ) Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara reversibel dengan situs aktif HIV- protease. HIV-protease sangat penting untuk infektifitas virus dan penglepasan poliprotein virus .Ini menyebabkan terhambatnya penglepasan polipeptida prekusor virus oleh enzim protease sehingga menghambat maturasi virus , maka sel akan menghasilkan partikel virus yang imatur dan tidak virulen. Resistensi terhadap PI secara umum berlangsung lewat akumulasi mutasi gen protease
1. SAKUINAVIR
Mekanisme Kerja Sakuinavir bekerja pada tahap transisi , merupakan HIV protease peptidomimetic inhibitor Resistensi Disebabkan oleh mutasi pada enzim protease .terjadi resistensi silang dengan PI lainnya Indikasi infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lain ( NRTI dan beberapa PI seperti ritonavir ) Efek Samping Diare, mual, nyeri abdomen .
2. INDINAVIR
Mekanisme Kerja sama dengan sakuinavir Indikasi Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya seperti NRTI Efek Samping Mual, hiperbilirubinemia, batu ginjal
Enfuvirtid merupakan obat pertama golongan viral entry inhibitor . Obat golongan ini bekerja dengan menghambat fusi virus ke sel. Selain enfurtid bisikla saat ini sedang dalam study klinis , dimana obat ini bekerja dengan cara menghambat masukan HIV ke sel melalui reseptor CXCR4
1.ENFUVIRTID Mekanisme Kerja Enfuvirtid menghambat masuknya HIV-1 ke dalam sel dengan cara menghambat fusi virus ke membran sel. Enfuvirtid berikatan dengan bagian HR-1 ( first heptad-reat)pada sub unit gp41 envelope glikoprotein virus serta menghambat terjadinya perubahan konformasi yang dibutuhkan untuk fusi virus ke membran sel Resistensi perubahan genotip pada gp41 asam amino 36-45 menyebabkan resistensi terhadap enfuvirtid
Indikasi terapi infeksi HIV -1 dalam kombinasi dengan anti - HIV lainnya.
Efek Samping efek samping yang tersering adalah reaksi lokal seperti nyeri, eritema, pruntus, iritasi, dan nodul atau kista
PENGGUNAAN KLINIS OBAT ANTIVIRUS Tujuan utama terapi antivirus pada pasien imunokompeten adalah menurunkan tingkat keparahan penyakit dan komplikasinya , serta menurunkan kecepatan transmisi virus . Sedangkan pada pasien dengan infeksi virus kronik , tujuan terapi antivirus adalah mencegah kerusakan oleh virus ke organ viseral , terutama hati , paru, saluran cerna dan sistem saraf pusat.
Beberapa hal yang perlu di pertimbangkan dalam penggunaan obat antivirus: Lama terapi Pemberian terapi tunggal atau kombinasi Interaksi obat Kemungkinan terjadinya resistensi
Perawatan lain termasuk meningkatkan sistem kekebalan alami, supaya bisa melawan HIV. Ini disebut 'modulasi kekebalan.
Gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun, karena sistem kekebalan alami tubuh melawan HIV. Obat-obat anti-virus terutama diperuntukkan bagi mereka yang sistem kekebalannya sudah kurang terhadap virus.
Penghambat Fusi seperti Enfuvirtide Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase seperti Didanosine, Lamivudine, Stavudine, Zidovudine Penghambat HIV Protease seperti Ritonavir Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase seperti Nevirapine
2. Infeksi virus Herpes 1. Infeksi HSV 1 : Asiklovir memberikan hasil yang baik untuk infeksi oral-labial. Pada HSV ensefalitis, pemberi an asiklovir iv dapat meningkatkan survival rate. Untuk HSV 1 yang menimbulkan keratokonjungtivitis, dapat diberikan anti virus lokal pada mata seperti idoksuridin 0.1%.
2. Infeksi HSV 2 ; tipe ini biasanya menimbulkan herpes genitalis. Bentuk primer dari herpse genitalis dapat diobati dengan asiklovir yang menghasilkan penyembuhan dan hilangnya rasa nyeri lebih cepat. Bentuk herpes genitalis rekuren tidak dapat dihambat oleh obat asilkovir. Pemberian oral memberikan efek sedang. Topikal tidak efektif
Eritromisin
Klindamisin
Antibiotik Linkosamid bersifat semisintetik dan merupakan derivate Linkomisin Cara kerja: Hambat sintesis protein bakteri Sediaan: 1% dalam bentuk jel, solusio, suspense atau lotion, dan bentuk sabun pencuci muka , juga Bentuk kombinasi dengan Benzoyl Peroksida turunkan perkembangan angka kejadian resistensi bakteri terhadap Klindamisin
Metronidazol
Bentuk topikal Nitroimidazole 0.75% (bentuk gel, krim, dan lotion) Nitroimidazole 1% (gel atau krim) penatalaksanaan Rosasea Konsentrasi dosis rendah, Nitroimidazole, digunakan 2x/hari, tetapi jika dosis tinggi, digunakan 1x/hari
Asam Azeleat
Merupakan asam dikarboksilat Cara kerja: Normalkan proses keratinisasi (kurangkan ketebalan stratum korneum, mengurangi jumlah dan ukuran granula keratohyalin, menurunkan jumlah filagrin) Mikroorganisme anerob menurunkan proses glikolisis, Mikroorganisme aerob hambat enzim oksidoreduktase Sediaan: bentuk jel (konsentrasi 15%) dan bentuk krim (konsentrasi 20%)
Sulfonamid
Sulfasetamid sulfonamid topikal Cara kerja Sulfonamid: Kompetitor bagi PABA (Para-aminobenzoid acid) dalam pembentukan asam folat pada bakteri Sediaan: bentuk lotion (konsentrasi 10%), bentuk gel, krim, suspense, dan masker wajah (konsentrasi 5%)
Pseudomonic Acid A
(derivat Pseudomonas fluorescens)
Cara kerja: Berikatan dengan iso-leucyl t-RNA dan cegah sintesis protein bakteri
Cara kerja: hambat pembentukan dinding sel bakteri (berikatan dan hambat defosforilasi pada lemak pirofosfat)
Terbatas pada Gram (+), aktif bekerja pada pH kulit normal dan sensitif pada perubahan suhu
Sediaan: bentuk salep dan sebagai Basitrasin Zinc, mengandung 400-500 unit per gram
Polimiksin B
Diturunkan dari B.polymyxa, dan merupakan campuran polimiksin B1 dan B2 (polipeptida siklik)
Fungsi: detergen kationik (interaksi kuat dengan fosfolipid membran sel bakteri hambat integritas sel membran), aktif melawan organism gram negatif Sediaan: bentuk salep (5000-10.000 unit/gram) dalam kombinasi Basitrasin/Neomisin. Cara pemakaian dioleskan 1-3x/hari
Pengobatan infeksi yang disebabkan bakteri Gram negatif efek membunuh bakteri dan ganggu sintesis protein bakteri Neomisin sulfat hasil fermentasi Streptomyces frida. Sediaan: dalam bentuk salep (3,5 mg/g) dan dikemas dalam bentuk kombinasi dengan Basitrasin, Polimiksin, dan Gramisidin Gentamisin sulfat hasil fermentasi Micromonospora purpurea. Sediaan dalam bentuk topikal berupa krim atau salep 0.1%
Sulfadiazin Perak bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri dan membrannya
Nitrofurazon
Nitrofurazon atau Furacin derivate dari Nitrofuran
Cara kerja: hambat aktivitas enzim yang berperan dalam degradasi glukosa dan piruvat baik secara aerob maupun anaerob
Sediaan dengan konsentrasi 0.2% dalam bentuk krim, solusio dan juga dalam bentuk pembalut luka
Kloramfenikol
Pengobatan infeksi kulit yang ringan dengan hambat sintesa protein bakteri Sediaan krim 1%. Jarang digunakan karena dapat menyebabkan Anemia Aplastik atau depresi sumsum tulang
Antibakteri dan antijamur pengobatan kelainan kulit yang disertai peradangan Kerugian mengotori pakaian, kulit, rambut dan kuku serta potensial menyebabkan iritasi
Cliquinol/Iodochl orhydroxiquin
Kadar 4-20% dalam bentuk salap atau krim, penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari.
Preparat ini tidak efektif terhadap stadium telur, berbau dan mengotori pakaian dan menimbulkan iritasi.
Obat ini sulit diperoleh, sering beri iritasi dan kadangkadang makin gatal setelah dipakai.
Kadarnya 1% dalam krim atau losio, pemberiannya cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi seminggu kemudian.
4. Krotamiton 10%
Dalam krim atau losio. efektivitasnya sama aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam.
- Termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium. - mudah digunakan dan jarang memberi iritasi.
Obat ini tidak dianjurkan pada anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil, karena toksis terhadap susunan saraf pusat.
OBAT KUSTA
Lamanya pengobatan kusta tipe PB adalah 6 dosis diselesaikan dalam 6-9 bulan
Pengobatan kusta tipe MB adalah sudah sebesar 24 dosis diselesaikan dalam waktu maksimal 36 bulan
Minimun 6 bulan untuk PB dan minimum 24 bulan untuk MB maka dinyatakan RFT (Release From Treatment)
OBAT KOMPRES
KOMPRES
Bahan :
Larutan normal saline Larutan KmnO4 Larutan asam asetat 0,1% Larutan asidum borikum 3% Larutan rivanol 0,1%
113
METODE KOMPRES
KOMPRES TERBUKA
Cara : beberapa lapis kasa basahi, peras tempelkan dlm keadaan lembab. Biarkan 20, 3x/hari. Tujuan : mendinginkan dan mengeringkan Efektif untuk mengeringkan lesi inflamasi akut, madidans, oozing
114
KOMPRES TERTUTUP
Cara: kompres ditutup dgn bhn impermeabel. Menahan panas Efektif untuk membersihkan luka/ulkus yang mengalami maserasi Dilakukan 2-3x/hari selama 1-2 jam