You are on page 1of 6

SESAR GESER PALU- KORO

Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat dari tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman memanjang di daerah pertemuanya. Selain itu, konsekuensi lain dari tumbukan antar lempeng ialah menimbulkan patahan (sesar) di busur kepulauan. Bidang sesar (fault plane) adalah sebuah bidang yang merupakan bidang kontak antara dua lempeng tektonik dan merupakan jalur lemah, serta lebih banyak terjadi pada lapisan yang keras. Pergeseran bidang sesar dapat berkisar antara beberapa meter hingga mencapai ratusan kilometer. Pulau Sulawesi itu sendiri terbentuk dari bersatunya bagian barat dan bagian timur pulau sehingga membentuk huruf K dalam kasus ini menyebabkan terjadinya sesar Palu-Koro yang berarah barat laut tenggara yang akan dibahas lebih lanjut sebagai contoh dari sesar mendatar. Definisi Transform plate boundaries

gambar 1 : Transform plate Definisi Sesar mendatar (sesar geser) itu sendiri adalah bidang patahan yang terbentuk akibat bekerjanya shear stress yang arahnya horizontal dan sejajar dengan bidang sesarnya. Pada umumnya sesar mendatar besar merupakan batas lempeng atau kejadiannya berkaitan dengan aktivitas pergerakan lempeng.

Meskipun geraknya tidak teramati, tetapi pengaruhnya jelas sepanjang sesar sering terjadi gempa bumi dan tanah longsor. Oleh karena itu, kebanyakan masih aktif (masih bergerak sampai saat ini meskipun sangat lambat). Jenis sesar geser dapat dijelaskan sebagai berikut, bila pengamat berdiri didepan blok sesar yang bergerak kearah kanannya, maka sesar mendatar tersebut namanya sesar mendatar menganan atau sesar mendatar dextral atau dikatakan juga right lateral slip fault. Dan sebaliknya bila blok didepan pengamat bergerak kekiri namanya sesar mendatar mengiri atau sesar mendatar sinister (left lateral slip fault). Contoh sesar mendatar besar yang terkenal adalah sesar San Andreas di California Amerika dan di Indonesia salah satunya sesar Palu-Koro di Sulawesi. Deskripsi contoh kasus

Pulau Sulawesi merupakan daerah dengan tektonik aktif yang dipotong oleh sesar regional seperti sesar Palu-Koro yang merupakan sesar geser mengiri yang masih aktif hingga saat ini, kecepatan gerakan vertikal yang dihitung

berdasarkan pengangkatan koral adalah 4,5 mm/tahun (Tjia & Zakaria, 1974) dan 3,4 mm/tahun (Walpersdoft dkk., 1997 dalam Darman & Sidi), hal ini dibuktikan dengan kehadiran pusat-pusat gempa bumi dangkal sepanjang Sesar Palu-Koro. Sesar Palu Koro merupakan sesar terpanjang di Sulawesi. Berada di kedalaman antara 30 sampai 70 kilometer di dasar bumi, Sesar Palu- Koro membentang dari Palu Utara sampai Teluk Bone di Selatan yang berarah Utara Barat laut Selatan Tenggara sepanjang 300 km. Sesar ini terbentuk sebagai manifestasi dari proses deformasi kerak bumi yang tengah berlangsung, merupakan titik api dari proses tumbukan antara tiga lempeng utama yaitu Pasifik, Eurasia, dan Australia. Akibat dari pengaruh sesar tersebut morfologi pada Sulawesi Tengah merupakan suatu daerah tarik-pisah (pull apart) lembah Palu serta membentuk tinggian dan rendahan seperti Lembah Palu, Danau Poso, dan Danau Matano. Pada daerah Palu bagian Timur memiliki ketinggian hingga 400 m-1900 m di atas muka air laut. Menurut Magetsari (1987) pembentukan sesar Palu-Koro berkaitan dengan tumbukan Sulawesi dengan lempeng mikro Banggai-Sula. Jika kehadiran sesar Palu-Koro merupakan akibat peristiwa tumbukan antara Banggai-Sula dengan Sulawesi, maka awal pensesaran harus setelah Miosen Tengah, sesar Palu-Koro berawal pada Kuarter, sedangkan pada model yang diajukan oleh Hamilton (1979) sesar tersebut berawal pada Mio-Pliosen. Geologi Regional Stratigrafi

Stratigrafi regional Palu, Sulawesi Tengah menurut Sukamto, dkk. (1973) khusunya daerah sekitar sesar Palu- Koro tersusun oleh granit dan granitoid,

kompleks batuan metamorf, Formasi Tinombo yang tersusun oleh serpih, batupasir, konglomerat, batuan vulkanik, batugamping dan rijang, termasuk filit, sabak, dan kuarsit, Molasa Sulawesi, aluvium dan endapan pantai.

Endapan ini berada di sisi lebih rendah dari kedua pematang, menindih secara tidak selaras Formasi Tinombo dan kompleks batuan metamorf, mengandung rombakan dari formasi formasi yang lebih tua, dan terdiri dari konglomerat, batupasir, batulumpur, batugamping koral, dan napal, yang semuanya hanya mengeras lemah. Di dekat kompleks batuan metamorf di bagian Barat pematang Timur endapan ini terutama terdiri dari bongkah-bongkah kasar dan kemungkinan diendapkan di dekat sesar. Aluvium dan endapan pantai

Kerikil, pasir, lumpur, dan batugamping koral terbentuk dalam lingkungan sungai, delta, dan laut dangkal merupakan sedimen termuda di daerah ini. Endapan ini bisa jadi semuanya berumur Holosen. Di daerah dekat Labea dan Tambo terumbu koral membentuk bukit-bukit rendah. Batuan-batuan tersebut semakin ke arah laut berubah menjadi batuan klastika berbutir lebih halus. Di dekat Donggala dan di sebelah Utara Enu dan sebelah Barat Labea batuannya terutama terdiri dari batugamping dan napal mengandung Operculina sp., Cycloclypeus sp., Rotalia sp., Orbulina universa, Amphistegina sp., Miliolidae, Globigerina, foraminifera pasiran, ganggang gampingan, pelecypoda, dan gastropoda. Socal memperkirakan fauna-fauna tersebut berumur sekitar Miosen Tengah, dan pengendapan di laut dangkal. Pada kedua sisi Teluk Palu, dan kemungkinan juga ditempat lain, endapan sungai Kuarter juga dimasukkan dalam satuan ini. Dari uraian panjang diatas, kemudian dibagi 4 satuan litologi yang menyusun daerah sesar Palu- Koro yaitu satuan

batupasir konglomeratan, endapan pasir kerikilan, endapan gamping pasiran, dan endapan pasir lempungan. Pada satuan batupasir konglomeratan arah relatif WNW ESE, endapan pasir kerikilan berarah relatif WNW ESE, endapan gamping pasiran berarah relatif NNW SSE, dan endapan pasir lempungan berarah relatif NNW SSE.

Analisa kenampakan Analisis yang dilakukan dengan melakukan penarikan kelurusan pada setiap satuan batuan dari yang berumur tua hingga muda yaitu, satuan batupasir konglomeratan, endapan pasir kerikilan, endapan gamping pasiran, dan endapan pasir lempungan. Analisis kelurusan pada satuan batupasir konglomeratan yang masuk dalam Formasi Molasa Celebes berdasarkan jumlah dan panjang memiliki arah WNW ESE. Hal ini diakibatkan oleh gaya utama yang bekerja yaitu gaya kompresi berarah NW SE diakibatkan kelanjutan dari tumbukan mikrokontinen Banggai-Sula dengan Sulawesi. Akibat dari gaya tersebut maka terbentuk suatu pola sesar berarah relatif Barat-Timur (W-E) dan Barat lautTenggara (NW-SE) seperti pada sesar geser menganan Poboya, sesar geser mengiri Kawatuna, sesar geser mengiri Lasoani, dan sesar geser mengiri Binangga Wau. Analisis kelurusan pada endapan pasir kerikilan berdasarkan jumlah dan panjang memiliki arah WNW ESE. Hal ini diakibatkan oleh gaya utama yang bekerja yaitu gaya kompresi

berarah NW SE. Akibat dari gaya kompresi tersebut mempengaruhi proses sedimentasi akibat pengaruh gravitasi pada daerah penelitian ditunjukkan dengan adanya kipas aluvial, Analisis kelurusan pada endapan gamping pasiran berdasarkan jumlah dan panjang memiliki arah NNW SSE Analisis kelurusan pada endapan pasir lempungan berdasarkan jumlah dan panjang memiliki arah NNW SSE Endapan pasir lempungan merupakan yang termuda berumur Kuarter pada daerah tersebut. Kesimpulan Sesar Palu- Koro merupakan salah satu sesar terbesar dan cukup terkenal di Indonesia bagian Timur. Sesar yang maih aktif ditandai dengan sering terjadi gempa- gempa dangkal, sumber mata air panas dan sebagainya. Teluk palu, sangat berpotensi terkena tsunami bila terjadi gempa tektonik dengan kisaran SR > 7.

Sumber : - johntaufans.wordpress.com/tag/palu-koro/ - wiki.hicksvilleschools.org

You might also like