You are on page 1of 0

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI J ateng & DIY 183

ISSN 0853-0823

Studi Pengembangan Alat Sains Sederhana dari Barang-Barang Bekas
Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sains SD
pada Daerah Terpencil di Kabupaten Donggala
Sahrul Saehana
a
, Muhammad Ali, dan Supriyatman
Program Studi Pend. Fisika FKIP Universitas Tadulako
Alamat: Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu
a
email: oel_281@yahoo.com

Abstrak Alat sains sederhana dari barang-barang bekas telah dimanfaatkan sebagai media pembelajaran sains kelas V SD
pada daerah terpencil di Kabupaten Donggala. Barang-barang bekas, seperti sandal jepit, botol minuman ABC, tripleks,
kaleng dan plastik, dibuat sebagai media pembelajaran untuk menjelaskan konsep sains, yaitu pemuaian, perpindahan panas
dan konsep tekanan pada zat cair. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian pengembangan.
Peningkatan hasil belajar sains siswa merupakan indikator utama keberhasilan penelitian ini. Melalui implementasi
pembelajaran dengan media alat sains sederhana diperoleh rerata nilai pretes, posttes dan n-gain sebesar 4,40; 8,04; dan
78,54%, secara berurut. Melalui uji model diketahui bahwa pembelajaran kooperatif dengan media alat sains sederhana lebih
baik dibandingkan pembelajaran kooperatif tanpa menggunakan media.

Kata kunci : perpindahan panas, uji model, pembelajaran kooperatif

I. PENDAHULUAN
Sebagian besar sekolah dasar di Kabupaten Donggala
berada di daerah yang memiliki akses transportasi dan
informasi terbatas (daerah terpencil) [1]. Akibatnya,
ketersediaan alat sains dan praktikum sangat kurang dan
bahkan tidak ada sama sekali. Hal ini diperparah dengan
rendahnya kreativitas guru dalam strategi/model
pembelajaran di kelas. Rendahnya kreativitas guru
disebabkan karena sebagian besar guru tersebut mengajar
dengan latar belakang pendidikan yang berbeda (mismatch).
Ketidaktersediaan sarana pendukung pembelajaran sains
mengakibatkan menurunnya minat siswa, bahkan,
menjadikan siswa menjadi kurang kreatif dan cenderung
merasa bosan sehingga tidak memahami pelajaran.
Akibatnya tujuan pembelajaran tidak tercapai serta kualitas
pembelajaran sains menjadi rendah. Tabel 1 memperlihatkan
statistik nilai UAN siswa di Kabupaten Donggala dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir (2005 s.d. 2009) yang berada
dalam kategori rendah [1].
TABEL 1. NILAI UAN SISWA SD DAN SMP DI KABUPATEN
DONGGALA
Tahun Ajaran Nilai Rata-Rata UAN
SD SMP
2005/2006 5,10 6,10
2006/2007 4,50 6,00
2007/2008 4,10 4,25
2008/2009 4,15 3,95

Pengembangan alat sains sederhana dari barang-barang
bekas merupakan salah satu solusi yang dapat ditempuh
untuk mengatasi ketidaktersediaan media pembelajaran
sains [2]. Dari hasil studi yang sebelumnya telah dilakukan
oleh kelompok kami [3] diketahui bahwa barang-barang
bekas seperti sandal jepit dan botol bekas dapat dibuat
sebagai alat sains sederhana. Bahkan, pemanfaatan media
pembelajaran sains tersebut dapat meningkatkan hasil
belajar siswa sehingga cukup potensial untuk terus
dikembangkan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan pemanfaatan media
pembelajaran sains dengan memanfaatkan barang bekas
pakai dalam meningkatkan hasil belajar sains siswa pada
beberapa sekolah terpencil di Kabupaten Donggala.

II. METODE
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
penelitian pengembangan. Dimana pengembangan tersebut
dilakukan pada alat sains sederhana yang dibuat dari barang-
barang bekas sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran sains. Tahapan penelitian meliputi: studi
pendahuluan, perencanaan, pengembangan dan sosialiasi.
Dalam tahap pengembangan dilakukan uji ahli dan
pengembangan perangkat pembelajaran [4,5]. Uji coba
pembelajaran dengan memanfaatkan alat sains sederhana
dilakukan pada tiga sekolah di Kecamatan Labuan yaitu SD
Labuan Panimba, SD Labuan dan SD Salumbone.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat sains sederhana yang dibuat dari barang-barang
bekas pakai (Tabel 2) ditunjukkan pada Gambar 1 s.d.
Gambar 6. Gambar 1 memperlihatkan alat sains sederhana
yang menjelaskan pemuaian pada zat cair dan gas. Pada
Gambar 1a, ketika botol dipanaskan maka zat cair (air
berwarna) akan memuai yang diindikasikan dengan naiknya
zat cair tersebut pada pipet. Besarnya kenaikan zat
sebanding dengan kenaikan suhu pemanasan. Prinsip yang
sama juga diterapkan pada Gambar 1b. Dimana ketika botol
dipanaskan maka udara dalam botol tersebut akan
bergerak/masuk ke dalam balon sehingga mengembang.
Suhu pemanasan botol sebanding dengan ukuran
pengembangan balon. Fenomena pemuaian zat padat dapat
dilihat pada Gambar 2. Apabila batang logam pada Gambar
2 dipanaskan maka logam tersebut akan mengalami
pemuaian (pertambahan panjang). Ketika logam mengalami
pertambahan panjang maka bagian ujungnya akan
mendorong bagian ujung pipet yang berdekatan sehingga
bagian ujung yang lain bergerak naik. Semakin tinggi suhu
184 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI J ateng & DIY

ISSN 0853-0823

pemanasan maka besar pemuaian yang dialami oleh logam
yang diindikasikan dengan kenaikan pipet.

TABEL 2. DAFTAR ALAT SAINS SEDERHANA YANG
DIBUAT
No Alat Sains Barang-barang Bekas
1 Pemuaian pada zat cair Botol ABC bekas, botol kratindaeng
bekas, kaleng, sedotan minuman, sumbu
kompor, spritus, dan pewarna
2 Pemuaian pada gas Botol ABC bekas, botol kratindaeng
bekas, kaleng, sumbu kompor, spritus,
dan balon mainan
3 Pemuaian pada zat
padat
Sedotan minuman, balok kayu,
logam/kawat, tripleks, kertas mm
4 Perpindahan panas
secara konduksi
Botol kratindaeng bekas, spritus, sumbu
kompor, sedotan minuman, balok kayu,
logam/kawat, lilin
5 Perpindahan panas
secara konveksi
Kaleng biskuit, potongan pipa, obat
nyamuk, lilin, plastik
6 Perpindahan panas
secara radiasi
Lampu bekas, selang, pewarna
7 Tekanan pada zat cair Botol aqua bekas, sandal jepit bekas


Gambar 1. Alat sains sederhana pada konsep pemuaian: (a) zat
cair, (b) gas.



Gambar 2. Alat sains sederhana pada konsep pemuaian pada zat
padat.

Alat pada Gambar 3 dibuat dengan menerapkan prinsip
perpindahan panas secara konduksi. Proses tersebut dapat
terjadi karena perbedaan suhu yang umumnya terjadi pada
zat padat (logam). Pemanasan yang dilakukan pada salah
satu ujung logam akan menyebabkan lilin yang ditempelkan
mencair. Lilin yang lebih dekat dengan alat pemanas akan
lebih cepat mencair dibandingkan dengan lilin yang
jaraknya lebih jauh dari pemanas.


Gambar 3. Alat sains sederhana pada konsep perpindahan panas
secara konduksi.

Gambar 4. Alat sains sederhana pada konsep perpindahan panas
secara konveksi.
Konveksi merupakan perpindahan panas yang diikuti
oleh perpindahan zat perantaranya. Peristiwa ini dapat
diamati melalui demonstrasi dengan menggunakan alat
sederhana pada Gambar 4.

Gambar 5. Alat sains sederhana pada konsep perpindahan panas
secara radiasi.

Proses radiasi atau perpindahan panas melalui pancaran
dapat diamati dengan alat sains sederhana pada Gambar 5.
Alat pada Gambar 5 dapat digunakan dengan sumber energi
listrik maupun sumber cahaya matahari. Pada prinsipnya,
lampu yang dicat hitam dapat menerima energi kalor lebih
besar dibandingkan lampu yang dicat warna putih. Adanya
energi kalor pada balon tersebut akan menggeser
kesetimbangan zat cair (berwarna merah) pada pipa yang
dibuat berbentuk huruf U.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI J ateng & DIY 185

ISSN 0853-0823


Gambar 6. Alat sains sederhana pada konsep tekanan pada zat cair.
Setiap titik pada zat cair yang ditempatkan dalam wadah
tertentu memiliki tekanan. Besarnya tekanan tersebut
bervariasi sesuai dengan posisi/kedudukannya. Variasi dari
tekanan pada zat cair tersebut dapat diamati dengan
menggunakan alat pada Gambar 6. Dimana ketika karet
penyumbat botol dibuka maka air yang terdapat dalam botol
tersebut akan keluar. Kecepatan aliran air tersebut
bervariasi bergantung posisi/kedudukannya.
Selain alat sains sederhana, dalam penelitian ini juga
dikembangkan perangkat pembelajaran berupa skenario
pembelajaran, RPP, LKS, buku siswa dan buku guru. Hasil
penerapan pembelajaran kooperatif dengan media alat sains
sederhana dapat dilihat pada Tabel 3.

TABEL 3. HASIL TES SISWA SERTA NILAI N-GAIN
No SDN Pretes Posttes N-gain Ternormalisasi(%)
1 Labuan Panimba 4,31 7,81 73,33
2 Labuan 4,63 8,13 80,10
3 Salumbone 4,25 8,19 82,19
Rerata 4,40 8,04 78,54
Tingkat efektivitas model pembelajaran ini dapat dilihat
dari perolehan rerata n-gain ternormalisasi sebesar 78.54%
yang berada pada kriteria sedang. Aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan. Hal ini diketahui dari lembar observasi
kegiatan siswa selama pembelajaran yang berada dalam
kategori baik. Melalui wawancara, siswa mengungkapkan
ketertarikannya terhadap model pembelajaran ini. Dimana
dalam pembelajaran ini siswa dapat melakukan eksperimen,
berdiskusi dalam kelompok, mempresentasikan di depan
kelas serta mendapat apresiasi dari guru dan siswa lain.
Uji model menunjukkan hasil belajar siswa yang
mengikuti pembelajaran kooperatif dengan media alat sains
sederhana lebih baik daripada siswa yang mengikuti
pembelajaran kooperatif tanpa menggunakan media. Data
hasil belajar yang diolah dengan software SPSS 11.5 dapat
dilihat pada Tabel 4. Nilai t
hitung
untuk hasil belajar adalah
0,311 dengan probabilitas 0,410. Oleh karena probabilias >
0,05 maka H
0
diterima, atau rata-rata (mean) nilai hasil
belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen adalah berbeda.
Hasil penelitian ini telah disosialisasikan dengan metode
diskusi dan demonstrasi pada MGMP Kecamatan Labuan
Kabupaten Donggala. Dari hasil analisis angket diketahui
bahwa sekitar 95% guru, yang umumnya menggunakan
metode ceramah, tertarik menerapkan model pembelajaran
ini. Selain itu, sekitar 98% peserta menilai bahwa alat sains
sederhana yang digunakan memiliki desain yang menarik,
disajikan secara sistematis sehingga layak digunakan
sebagai media pembelajaran sains.
TABEL 4. HASIL UJ I PERBANDINGAN DENGAN SPSS 11.5.
Group Statistic
Hasil Belajar N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Kelas kontrol 16 8.44 0.51 0.13
Kelas
eksperimen
16 8.38 0.62 0.15

Independent Samples Test


Hasil Belajar
Levenes Test
for Equality
Variances

t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2
tailed)
Mean
Diff.
Std. Err.
Diff.
Equal var. ass.
0.699

0.410
0.311 30 0.758 0.063 0.20
Equal var. not
ass.
0.311 28.98 0.758 0.063 0.20

IV. KESIMPULAN
Studi pengembangan alat sains sederhana dari barang-
barang bekas pakai telah dilakukan pada sekolah dasar yang
terletak pada daerah terpencil di Kabupaten Donggala. Alat
sains tersebut dapat digunakan sebagai media pembelajaran
pada konsep perpindahan panas, pemuaian dan tekanan pada
zat cair. Hasil ujicoba penerapan pembelajaran ini
menunjukkan rerata hasil belajar siswa dan n-gain
ternormalisasi masing-masing sebesar 8,04 dan 83,38%.
Melalui uji model diketahui bahwa pembelajaran kooperatif
dengan alat sains sederhana lebih baik daripada
pembelajaran kooperatif tanpa menggunakan media.

UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DIKTI yang
telah membiayai penelitian ini melalui dana DIPA
Universitas Tadulako dalam Penelitian Hibah Bersaing
tahun anggaran 2010.

PUSTAKA
[1] BPS, Nilai UAN siswa SD Kabupaten Donggala, Donggala, 2010.
[2] J . Vancleave, Proyek-proyek fisika, Pakar Raya, Bandung, 2004.
[3] M. Ali, S. Saehana, dan Supriyatman, Tool development studies
simple science of goods quality used to improve elementary science
learning on the remote region in donggala, Proc. of The Third Int.
Sem. on Sci. Ed., UPI, 2009, pp. 544-549.
[4] T. Plomp, Education and training system design. Univ. of Twente,
Enschede, The Netherland, 1997.
[5] Nieven dan Nienke, Prototyping to reach product quality,
Netherlands, 1999.

You might also like