You are on page 1of 9

TEKNIK LALU LINTAS

Josua Leonardo Manalu (18311907)


Universitas Gunadarma

Tingkat Pelayanan Jalan di Jakarta


Latar Belakang
Jakarta adalah kota metropolitan dimana terdapat berbagai pusat kegiatan aktifitas manusia. Hal tersebut terjadi karena pusat perekonomian dan pemerintahan sebagian besar berada di Jakarta. Hal ini diikuti oleh segala aspek yang melekat dalam kehidupannya termasuk perkembangan kota yang membawa akibat adanya tuntutan kualitas dan kuantitas dari sarana dan prasarana sebagai bentuk jawaban untuk memenuhi kebutuhan sekaligus meningkatkan taraf hidup manusia. Di antaranya adalah peningkatan jalan yang begitu penting untuk mendukung proses berjalannya kegiatan manusia maupun barang.

Rumusan Masalah
Faktor-faktor apa saja yang dominan mempengaruhi tingkat pelayanan jalan di Jakarta ? Bagaimana tingkat pelayanan jalan di Jakarta ?

Tujuan
Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pelayanan jalan di Jakarta. Untuk mengetahui tentang tingkat pelayanan jalan di Jakarta.

Pembahasan
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pelayanan Jalan di Jakarta
A. Kapasitas jalan
Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau dengan mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan digunakan satuan mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan satuan mobil penumpang per jam atau (smp)/jam. kapasitas jalan di Jakarta belum dapat di katakan mencukupi jika masyarkat jakarta masih menggunakan kendaraan pribadi. Ditambah lagi orang-orang dari kota lain yang bekerja di Jakarta, sehingga membuat kapasitas jalan semakin kurang mencukupi.

B. Arus lalu lintas


Arus lalu lintas terbentuk dari pergerakan individu pengendara dan kendaraan yang melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada suatu ruas jalan dan lingkungannya. Arus lalu lintas di jakarta jelas sangat padat, dikarenakan jakarta merupakan pusat perekomnomian di wilayah JABODETABEK dan pusat pemerintahan negara Indonesia karena Jakarta merupakan Ibu Kota Negara Republik Indonesia.

C. Rambu lalu lintas


Lampu lalu lintas (menurut UU no. 22/2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan : alat pemberi isyarat lalu lintas atau APILL) adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah. Terkadang di kota sebesar jakarta, lampu lalu lintas sering kurang mendapat perhatian bagi pengguna jalan, tak jarang yang melanggar lampu lintas tersebut. Sehingga fungsi lampu lalu lintas yang berfungsi untuk mengatur lampu lalu lintas beralih menjadi menimbulkan masalah seperti kurang tertibnya berlalu lintas dan menimbulkan kemacetan bahkan dapat menimbulkan kecelakaan.

D.

Pemeliharaan jalan
Pemeliharaan jalan sangat penting dalam peningkatan pelayanan jalan, hal ini di lakukan demi menghindari terjadinya masalah lalu lintas seperti kemacetan ataupun kecelakaan lalu lintas dan berdampak menurunkan tingkat pelayanan jalan. Pemeliharaan ini harus dilakukan secara berjangka, dan berdasarkan perencanaan pembagunan awal jalan. Sehingga proses kegiatan perpindahan manusia dan barang dapat berlangsung lebih cepat, nyaman dan leluasa.

2. Tingkat pelayanan jalan di Jakarta


Tingkat pelayanan (level of service) adalah ukuran kinerja ruas jalan atau simpang jalan yang dihitung berdasarkan tingkat penggunaan jalan, kecepatan, kepadatan dan hambatan yang terjadi. Dalam bentuk matematis tingkat pelayanan jalan ditunjukkan dengan V-C Ratio versus kecepatan (V = volume lalu lintas, C = kapasitas jalan). Tingkat pelayanan jalan berdasarkan KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan :

Tingkat pelayanan A dengan kondisi: arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi; kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang dapat dikendalikan oleh pengemudi berdasarkan batasan kecepatan maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan; pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan. Tingkat pelayanan B dengan kondisi: arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas; kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum memengaruhi kecepatan; pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan. Tingkat pelayanan C dengan kondisi: arus stabil tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan dikendalikan oleh volume lalu lintas yang lebih tinggi; kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas meningkat; pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan, pindah lajur atau mendahului. Tingkat pelayanan D dengan kondisi: arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan kecepatan masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh perubahan kondisi arus; kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang besar; pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam menjalankan kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini masih dapat ditolerir untuk waktu yang singkat.

Tingkat pelayanan E dengan kondisi: arus lebih rendah daripada tingkat pelayanan D dengan volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan dan kecepatan sangat rendah; kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi; pengemudi mulai merasakan kemacetan-kemacetan durasi pendek. Tingkat pelayanan F dengan kondisi: arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang; kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume sama dengan kapasitas jalan serta terjadi kemacetan untuk durasi yang cukup lama; dalam keadaan antrian, kecepatan maupun arus turun sampai 0. Berdasarkan peraturan menteri perhubungan KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan. Di hari-hari biasa kerja jakarta termasuk dalam tingkat pelayanan F. dengan kondisi: arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang, kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume sama dengan kapasitas jalan serta terjadi kemacetan untuk durasi yang cukup lama, dan dalam keadaan antrian, kecepatan maupun arus turun sampai 0. Sedangkan dalam keadaan hari besar seperti Iidul Fitri, masyarakat melakukan urbanisasi ke kampung halaman mereka sehingga pada situasi seperti ini jakarta dapat di golongkan dalam Tingkat pelayanan A dengan kondisi: arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi, kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang dapat dikendalikan oleh pengemudi berdasarkan batasan kecepatan maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan, pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan.

Kesimpulan
Faktor yang berpengaruh dalam peningkatan pelayanan jalan di Jakarta diantaranya volume lalu lintas, kapasitas jalan, arus lalu lintas, lampu lalu lintas dan pemeliharaan jalan. Tingkat pelayanan jalan di jakarta pada hari kerja jakarta termasuk dalam tingkat pelayanan F. dengan kondisi: arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang, kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume sama dengan kapasitas jalan serta terjadi kemacetan untuk durasi yang cukup lama, dan dalam keadaan antrian, kecepatan maupun arus turun sampai 0. Sedangkan pada hari besar seperti Idul Fitri jakarta dapat di golongkan dalam Tingkat pelayanan A dengan kondisi: arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi, kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang dapat dikendalikan oleh pengemudi berdasarkan batasan kecepatan maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan, pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan.

Saran
Sebaiknya tingkat pelayanan jalan di Jakarta harus lebih ditingkatkan terutama pada hari kerja. Untuk menunjang aktifitas perekonomian dan pemerintahan yang terpusat di Jakarta seharusnya tingkat pelayanan jalan di Jakarta harus dalam tergolong tingkat pelayanan C atau minimal tingkat pelayanan D, berdasarkan KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan.

Daftar Pustaka
Departemen Pekerjaan Umum, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta 1997 Transportation Research Board, Highway Capacity Manual, Washington, 2000 Departemen Pekerjaan Umum, 1995. Petunjuk Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten. Bagian A, Pedoman Prosedur No. 77/KPTS/OB/1990. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga. Hobbs.F.D, 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas Edisi kedua. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,. Oglesby, Clarkson H, dan Hicks, R. Gary., 1993,. Teknik Jalan Raya Jilid I. Surabaya: Penerbit Erlangga, Surabaya. http://www.mafiosodeciviliano.com/transportasi/839-faktor-faktor-yangmempengaruhi-dan-kriteria-tingkat-pelayanan-jalan http://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Kapasitas_jalan http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu_lalu_lintas

You might also like