You are on page 1of 2

Anatomi, Histologi, fisiologi, patofisiologi Kelenjar Bartholin terletak posterolateral dari vestibulum arah jam 5 & 7, mukosa kelenjar

dilapisi oleh sel-sel epitel kubus, panjang saluran pembuangannya skitar 2,5 cm dan dilapisi oleh sel-sel epitel transisional.5 Saluran pembuangan ini berakhir diantara labia minor dan hymen dan dilapisi sel-sel epitel skuamus. Oleh karena itu dpt timbul keganasan berupa adenokarsinoma maupun karsinoma skuamus. Sekresi dari kelenjar Bartholin tidak diperlukan untuk aktivitas seksual jadi bila diangkat tidak masalah. Vulva terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut: mons veneris, labia mayor, labia minor, klitoris, vestibulum dengan orificium urethra eksterna, glandula Bartholini, dan glandula paraurethralis. Histologi Kelenjar bartholini dibentuk oleh kelenjar racemose dibatasi oleh epitel kolumnair atau kuboid. Duktus dari kelenjar bartholini merupakan epitel transisional yang secara embriologi merupakan daerah transisi antara traktus urinarius dengan traktus genital. Fisiologi Kelenjar ini mengeluarkan lendir untuk memberikan pelumasan vagina. Kelenjar Bartolini mengeluarkan jumlah lendir yang relatif sedikit sekitar satu atau dua tetes cairantepat sebelum seorang wanita orgasme. Tetesan cairan pernah dipercaya menjadi begitu penting untuk pelumas vagina, tetapi penelitian dari Masters dan Johnson menunjukkan bahwa pelumas vagina berasal dari bagian vagina lebih dalam. Cairan mungkin sedikitmembasahi permukaan labia vagina, sehingga kontak dengan daerah sensitif menjadi lebihnyaman bagi wanita Patofisiologi Bentuk Infeksi Bentuk kista duktus Bartholini akan berakibat langsung pada obstruksi saluran keluar. Sehingga produksi mukus untuk membasahi berkurang. Terlepas dari pengertian ini, penyebab utama dari terjadinya kista ini masih tidak diketahui. Bentuk abses cenderung berkembang pada populasi dengan penyebaran penduduk yang sama pada mereka yang beresiko tinggi terinfeksi penyakit menular seksual. Tercatat wanita dengan kista kelenjar duktus bartholini bilateral akan dianggap terinfeksi Neiseria Gonorrhoeae (GO). Akan tetapi penelitian telah membuktikan bahwa spektrum luas dari organisme yang bertanggung jawab atas terbentuknya kista dan abses ini, oleh Tanaka dan teman (2005) telah menguji 224 pasien dan hampir 2 spesies bakteri per kasus telah terisolasi. Mayoritas disebabkan oleh bakteri aerob, dengan E Coli pada umumnya. Yang menarik hanya 5 kasus yang terkait Neiseria Gonorrhoeae atau Chlamidyia Trachomatis.2 Teori lain, obstruksi duktus termasuk perubahan konsistensi mukus, trauma mekanik dari penjahitan episiotomi yang buruk, atau kelainan kongenital. Sejak penyimpanan mukus mudah menjadi kista distensi. Ukuran dan kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh stimulasi seksual. Karena itu, penumpukan cepat diobservasi selama rangsangan seksual memuncak.

You might also like