Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Menurut Brain Injury Assosiation of America, cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Epidemiologi
Data epidemiologi di Indonesia belum ada, tetapi data
dari salah satu rumah sakit di Jakarta,RS Cipto Mangunkusumo, untuk penderita rawat inap, terdapat 60%-70% dengan CKR, 15%-20% CKS, dan sekitar 10% dengan CKB. Angka kematian tertinggi sekitar 35%-50% akibat CKB, 5%-10% CKS, sedangkan untuk CKR tidak ada yang meninggal.
Klasifikasi
2. Berdasarkan beratnya: 1. Berdasarkan mekanisme: Ringan (GCS 14-15) Cedera kepala tumpul Sedang (GCS 9-13) dapat disebabkan oleh kecelakaan kendaraan Berat (GCS 3-8) bermotor, jatuh, atau pukulan benda tumpul. Cedera kepala tembus (penetrasi) disebabkan luka tembak atau pukulan benda tumpul.
Cont . . .
3. Berdasarkan morfologi: a. Fraktura tengkorak. Kalvaria. Linear atau stelata. Depressed atau nondepressed. Terbuka atau tertutup Dasar tengkorak. Dengan atau tanpa kebocoran CNS. Dengan atau tanpa paresis N VII. b. Lesi intracranial. Fokal. Epidural. Subdural. Intraserebral. Difusa. Komosio ringan. Komosio klasik. Cedera aksonal difusa
Patofisiologi
1. Cedera primer
(benturan langsung)
2. Cedera sekunder
(proses patologis)
deselarasi
TIK
Pemeriksaan
Keadaan umum. Jejas ringan : keadaan sadar-siaga Jalan nafas, respirasi, tekanan darah, keadaan jantung. Kesadaran. Fungsi mental. Saraf otak. Sistem motorik. Sistem sensorik, otonom, refleks-refleks.
Penatalaksanaan
Tergantung dengan tingkat keparahannya
Indikasi rawat:
Amnesia posttraumatika jelas (lebih dari 1 jam). Riwayat kehilangan kesadaran (lebih dari 15 menit). Penurunan tingkat kesadaran. Nyeri kepala sedang hingga berat. Intoksikasi alkohol atau obat. Fraktura tengkorak. Kebocoran CSS, otorrhea atau rhinorrhea. Cedera penyerta yang jelas. Tidak punya orang serumah yang dapat dipertanggungjawabkan. CT scan abnormal.
I. IDENTITAS
Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Tanggal Masuk No. CM : Ny. Su. : 45 tahun : Perempuan : Jetis, Bantul : 2 Desember 2010 : 281717
Orang sakit (OS) datang sadar ke IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan keluhan pusing setelah terjatuh dari sepeda karena ditabrak mobil 30 menit yang lalu. Saat terjatuh kepala OS sempat terbentur aspal, tetapi OS tidak pingsan saat kejadian. OS masih mengingat kejadian sebelum OS terjatuh. OS juga mengeluh mengeluh lecet pada wajah, tangan kanan, kaki kanan dan nyeri pada leher. OS tidak mengeluh mual, muntah ataupun sesak saat terjatuh.
Cont . . .
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat mengalami kecelakaan disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat penyakit ginjal disangkal. Riwayat hipertensi disangkal.
Cont . . .
Pemeriksaan Kepala Wajah : Edema (-), vulnus eksoriasi (+) diameter 1,5 cm Rambut : distribusi merata Mata : conjungtiva anemi (-/-), pupil isokor, reflex cahaya (+/+) Hidung : discharge -/ Mulut : bibir sianosis (-) Telinga : discharge darah (-/-)
Cont . . .
Leher
Jugularis Vein Pressure (JVP) normal. Nyeri bila
digerakkan. Pemeriksaan Thorax Pulmo vena pressure tidak meningkat, kelenjar thyroid tidak membesar. Inspeksi: dada simetris, tidak ada retraksi, hematom (-) Palpasi : vocal fremitus kanan-kiri sama, krepitasi (-), nyeri tekan (-) Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru. Auskultasi: Suara dasar vesikuler, suara tambahan: wheezing (-), ronki (-)
Cont . . .
Cor Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis tak kuat angkat Perkusi :
Batas jantung : Batas kanan atas Batas kanan bawah Batas kanan atas Batas kiri bawah
: SIC II LPS dextra : SIC IV LMC dextra : SIC II LMC sinistra : SIC V LMC sinistra 1 jari lateral
Cont . . .
Abdomen Inspeksi : perut tidak membesar, jaringan parut (-) Palpasi : nyeri tekan (-) Perkusi : timpani, pekak beralih (-) Auskultasi : peristaltik usus (+) Ektremitas Superior : edema (-/-), vulnus eskoriasi tangan kanan diameter 2 cm Inferior : edema (-/-),vulnus eskoriasi kaki kanan diameter 2 cm Akral hangat
4. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap Otomatis
Hitung Jenis Leukosit Hb : 11,4 gr% Eosinofil :1% AL (angka leukosit): 9,10 ribu/uL Basofil :0% AE (angka eritrosit): 4,06juta/uL Batang :0% AT (angka trombosit): 328ribu/uL Segmen :77 % HMT (hematokrit): 35,1 % Lymposit :17 % Monosit :5% Glukosa sewaktu : 98 gr/dl Rontgen Cranium AP/Lateral: dalam batas normal Rontgen Cervical Ap/Lateral: dalam batas normal
vulnus eskoriasi.
V. TERAPI
Bed rest Infus RL:D5% 1:2 20 tpm Injeksi Piracetam 2x1 gr Injeksi Teranol 2x1gr Amoxicillin tablet 3x500mg Asam Mefenamat tablet 3x500mg
Terapi
KU: lemah
Kesadaran: apatis GCS: E4 V4 M6 TD: 110 / 70 mmHg RR: 20 x/mnt HR: 100 x/mnt T: 36,9 oC Kel: pusing (+), mual (+), muntah (-), VE di lutut 2 cm. KU: lemah Kesadaran: apatis GCS: E4 V4 M6 TD: 110 / 70 mmHg RR: 20 x/mnt HR: 90 x/mnt T: 37,0 oC Kel: pusing (+), mual (-), muntah (-),VE di lutut 2 cm. KU: lemah Kesadaran: baik GCS: E4 V5 M6 TD: 110 / 70 mmHg RR: 24 x/mnt
Bed rest
Infus RL 16 tetes / menit Inj. Piracetam 2x1 gr Inj. Teranol 2x1gr Rawat luka
3 Desember 2010
Bed rest Infus RL 16 tetes / menit Inj. Piracetam 2x1 gr Inj. Teranol 2x1gr Rawat luka Ro. Cranium AP/Lateral Ro. Cervical AP/Lateral
4 Desember 2010
Ro. Cranium AP/Lateral: dbn. Ro. Cervical AP/Lateral: dbn Aff. Infus Rawat luka Boleh Pulang
HR: 88 x/mnt
T: 37,3 oC Kel: pusing (-), mual (-), muntah (-),VE di lutut 2 cm.