You are on page 1of 8

ANALISIS KUALITAS DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PRODUK DI PT.

KATWARA ROTAN GRESIK Mochammad Hatta Jurusan Teknik Industri Universitas 45 Surabaya Mochammad_hatta@walla.com Siti Lestariningsih, ST Jurusan Teknik Industri Universitas Widya Mataram Yogjakarta

ABSTRAK PT. KATWARA ROTAN adalah perusahaan furniture yang memproduksi berbagai jenis mebel dari rotan dan kayu antara lain sofa, merbana, bosta, rosas dan lain-lain yang berlokasi diboboh, menganti, Gresik. Untuk proses produksinya perusahaan cukup sering menemukan masalah-masalah yang timbul yang tidak sesuai dengan standar yang diinginkan. Dan hal ini mengakibatkan cukup tingginya prosentase cacat saat proses produksi berlangsung. Untuk itu perusahaan memerlukan sistem pengendalian kualitas yang baik untuk mengetahui jumlah kerusakan tiap-tiap divisi dan mengetahui jenis cacat yang sering timbul serta faktor penyebabnya. Berkaitan dengan sistem pengendalian kualitas yang baik, maka diperlukan alat analisis dengan teknik pengendalian kualitas statistikal. Dengan menerapkan pengendalian kualitas dengan menggunakan peta kontrol X dan R untuk pengendalian kualitas pada data variabel dan peta kontrol p untuk data atribut. Dalam menghasilkan potongan panjang komponen Rossas Arm-Chair pada data variabel menunjukkan proses berada dalam pengendalian statistikal, sedangkan pada divisi pembentukkan, perakitan, penganyaman dan finishing, untuk data atribut menunjukkan proses berada dalam pengendalian stastikal. Untuk kemampuan proses pada data variabel yang menunjukkan kemampuan proses < 1,00 adalah komponen panjang (Sup kaki belakang dudukan belakang) dan komponen sup dudukan depan. Sedangkan data atribut yang mengalami jenis cacat pada divisi pembentukkan jenis cacat yang paling besar pada komponen atol mengenai bentukkan kurang sempurna sebesar 16,70 %, divisi perakitan pada komponen rangka rosas yaitu rangka bengkok sebesar 2,062 %,divisi anyaman mengenai anyaman kurang sempurna sebesar 1,649 %, dan divisi finishing jenis cacat pada cat rossas arm chair kurang sempurna sebesar 1,546 %, untuk itu perusahaan sebaiknya memakai peta kontrol X dan R untuk data variabel dan peta kontrol p untuk data atribut.

Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Jenis Cacat, Peta Kontrol

865

PENDAHULUAN Didalam kalangan industri yang berkembang dewasa ini persaingan industri pada perusahaan rotan semakin bertambah ketat, karena adanya industri lain yang memproduksi serupa. Untuk menghadapi situasi persaingan ini dan bisa menguasai pasar, mutu atau kualitas barang yang dihasilkan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Barang yang dihasilkan atau diproduksi ditekankan konsumen berdasarkan pada pengukuran ataupun penilaian karekteristik-karakteristik tertentu. Kualitas suatu produk sering dikaitkan macam bentuk biaya kerugian selama proses produksi berlangsung. Dimana kerugian-kerugian tersebut karena adanya penyimpangan-penyimpangan yang disebabkan oleh beberapa macam faktor. PT. Katwara Rotan merupakan salah satu perusahaan rotan yang memproduksi mebel. Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis macam diantaranya merbana, sofa, bosta dan lain-lain. Adapun jenis mebel yang sering mendapat job order dari konsumen adalah type Rossas ARM-Chair. Dari hasil pengamatan sementara ini ternyata untuk produk cacat yang dihasilkan dari masing-masing proses produksi tidak pernah dilakukan pencatatan. Apabila terjadi cacat maka produk tersebut segera dikeluarkan dari proses untuk diperbaiki. Di perusahaan proses perhitungan produk cacat yang dihasilkan pada saat pewarnaan dan pengepakan. Adapun data produksi yang berhasil dipenuhi berdasarkan job order yang diterima dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Data Perkembangan Volume Produksi Rossas ARM-Chair Tanggal 1 sampai dengan 13 Januari 2004 Tanggal Jumlah yang diperiksa Jumlah cacat Proporsi
1 Februari 2004 2 Februari 2004 4 Februari 2004 5 Februari 2004 6 Februari 2004 7 Februari 2004 8 Februari 2004 9 Februari 2004 10 Februari 2004 11 Februari 2004 12 Februari 2004
Sumber : PT. Katwara Rotan

83 88 84 85 92 87 86 85 85 87 82

2 2 1 2 3 2 4 4 2 2 3

0,024 0,0227 0,012 0,023 0,0326 0,023 0,0465 0,047 0,0235 0,023 0,0366

Melihat keadaan seperti diatas maka perlu kiranya dikembangkan sesuai metode pengendalian kualitas yang sesuai dengan sistem produksi perusahaan serta menyusun faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian (kecacatan) dari masingmasing proses produksi, sehingga perubahan kualitas proses produksi dapat diketahui secara dini dan dapat dilakukan perbaikan-perbaikan sebelum semuanya terlanjur parah. Adapun jenis cacat yang terjadi pada produk Rossas ARM-Chair adalah sebagai berikut : 1) Cacat Variabel Mengenai panjang pemotongan rotan. 2) Cacat Atribut a. Rotan retak b. Bentuknya kurang sempurna

866

c. d. e. f. g. h.

Pemakuan screw kurang tepat Rangka bengkok Anyaman kurang sempurna Anyaman putus Warna kurang sempurna Cat tergores

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kualitas Kualitas adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan, bukan oleh insinyur, bukan pula oleh pemasaran atau manajemen umum. Kualitas didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa yang diukur berdasarkan pelanggan tersebut dan selalu mewakili sasaran yang bergerak dalam proses yang penuh persaingan (1). Kualitas dapat di definisikan sebagai berikut : Kualitas adalah keseluruhan penggabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan / yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan pelanggan (1). Kebanyakan pengukuran kualitas oleh pemakai antara lain : - Keterhandalan - Kemampuan layanan (service ability) - Kemudahan pemeliharaan - Penampilan (daya tarik) - Biaya Setiap produk mempunyai sejumlah unsur yang bersama-sama menggambarkan kecocokan penggunaannya. Parameter ini biasanya dinamakan ciri-ciri kualitas. Ciri-ciri kualitas tersebut meliputi berbagai jenis : 1. Fisik - Panjang, berat, diameter dan lain-lain. 2. Indra - Rasa, penampilan, warna. 3. Orientasi waktu - Keandalan (dapat dipercaya, dapat dipelihara, dapat dirawat). 2.2.1 Definisi Pengendalian Kualitas Pengendalian dapat di definisikan sebagai berikut : Pengendalian kualitas adalah suatu aktivitas keteknikan dan manajemen yang dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkan dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standard. (4). Dengan pengendalian kualitas, maka diharapkan penyimpanganpenyimpangan yang terjadi dapat ditekan serendah mungkin, dan proses produksi dapat diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai. 2.3.1 Penggunaan Peta Kontrol Peta kontrol p digunakan sebagai alat untuk mengontrol proses dengan mengumpulkan dan menganalisa data dari mutu berdasarkan atas cacat atau tidak cacat produk tersebut. Jadi peta kontrol p merupakan peta kontrol untuk bagian yang ditolak karena tidak memenuhi spesifikasi. Bagian yang ditolak p dapat didefinisikan sebagai perbandingan dari banyaknya barang yang tidak sesuai yang ditemukan dalam pemeriksaan terhadap

867

total barang yang benar-benar diperiksa. Bagian yang ditolak hampir selalu dinyatakan sebagai pecahan. Persen yang ditolak adalah 100 p, yaitu 100 kali bagian yang ditolak. Presentase tolak dapat dihubungkan dengan prosentase rusak atau prosentase cacat. Penggunaan peta kontrol p dapat diterapkan baik didasarkan atas pemeriksaan secara 100 persen maupun secara sampel lot-perlot. Ada beberapa kegunaan pada peta kontrol p antara lain yaitu : 1. Untuk menentukan proporsi rata-rata barang yang tak sesuai dengan standard produk yang telah diterapkan. 2. Untuk menemukan titik-titik tinggi yang berada diluar batas kontrol yang memerlukan tindakan koreksi penyebab buruknya mutu produk. 3. Untuk menemukan titik-titik rendah diluar batas kontrol yang menunjukkan standard pemeriksaan yang longgar atau sebab-sebab adanya peningkatan mutu. 4. Untuk meningkatkan produktivitas dengan mengurangi produk cacat yang masih bisa diperbaiki lagi sehingga produktivitas bertambah dan biaya produksi berkurang. 5. Peta kontrol p efektif dalam pencegahan cacat dengan membantu memelihara proses dalam keadaan terkendali. Dalam suatu peta kontrol pada umumnya digunakan batas kontrol 3-sigma. Probabilitas jatuhnya nilai p diluar batas 3-sigma adalah 0,0027, dengan syarat bahwa proses tidak berubah. Sehubungan dengan batas-batas kontrol yang akan dipilih untuk peta kontrol p, maka batas 3-sigma dapat digunakan sebagai batas kontrolnya. Batas kontrol 3-sigma dapat memberikan indikasi terjadinya sebab-sebab terduga pada proses melalui peta kontrol p. Hal tersebut didasarkan atas dasar pemikiran bahwa probabilitas jatuhnya nilai p diluar batas 3-sigma adalah 0,0027 yaitu amat kecil kemungkinannya proses berubah. Sehingga apabila terdapat nilai p yang keluar dari batas 3-sigma, hal tersebut memberikan kemungkinan besar bahwa proses telah berubah atau terdapat sebab-sebab terduga. Untuk itu maka dijadikan dasar untuk melakukan tindakan berupa pencairan, perbaikan serta pengendalian sebab-sebab jeleknya mutu produk. 1. Perhitungan p untuk setiap kelompok data

pi =

Jumlah cacat dalam kelompok data Di = Jumlah yang diperiksa dalam kelompok data n

2. Perhitungan rata-rata bagian tak sesuai

p=

Jumlah keseluruhan yang cacat Di = Jumlah keseluruhan yang diperiksa n

3. Perhitungan batas-batas pengendali (kontrol) Untuk menghitung UCL dan LCL ini akan digunakan batas kontrol 3-sigma, standard devisi untuk p yaitu : =

p (1 p ) n

Dengan demikian batas kontrol untuk peta p : UCL = p + 3 CL = p

p (1 p ) n

868

LCL = p 3

p (1 p ) n

Langkah-langkah membuat peta kontrol X 1. Gunakan formulir pengumpulan data 2. Tentukan ukuran contoh (4,5,6 .....) 3. Kumpulkan 25-30 set contoh 4. Menghitung mean (X) Rumus yang digunakan :

X =

Xi n

5. Menghitung rata-rata (X) Rumus yang digunakan :

X =

X m

6. Menentukan batas kontrol CL = X UCL = X + A2 R LCL = X A2 R Untuk nilai A2 dapat dilihat dalam tabel Pengendalian kualitas Langkah-langkah membuat peta kontrol R 1. Gunakan formulir pengumpulan data 2. Tentukan ukuran contoh (4,5,6 .....) 3. Kumpulkan 25-30 set contoh 4. Menghitung nilai range (R) Rumus yang digunakan : R = Xmax - Xmin 5. Menghitung rata-rata range (R) Rumus yang digunakan :

R=

R m

6. Menentukan batas kontrol CL = R UCL = D 4 R LCL = D 3 R Untuk nilai D3 dan D4 dapat dilihat dalam tabel Pengendalian kualitas. Ada tiga teknik utama yang digunakan dalam analisis kemampuan proses yaitu histogram atau grafik probabilitas, grafik pengendali dan rancangan percobaan. Namun pada penelitian ini penulis memakai analisis kemampuan proses dengan grafik pengendali. Apabila proses dalam pengendalian statistikal (proses stabil) maka indeks kapabilitas proses (Cp) dan indeks performansi kane (Cpk) yang digunakan dalam menyatakan kemampuan proses adalah :

869

BSA BSB Cp = 6 R = d2

Indeks kapabilitas proses

Dimana : Cp = perbandingan kemampuan proses BSA = Batas Spesifikasi Atas BSB = Batas Spesifikasi Bawah 6 = enam standard deviasi Kriteria penilaian : Cp > 1,33 : Maka proses dianggap mampu namun perlu pengendalian ketat apabila Cp telah mendekati 1,00. 1,00 < Cp <1,33 : Maka proses dianggap mampu namun perlu pengendalian ketat apabila Cp telah mendekati 1,00. Cp < 1,00 : Maka proses dianggap tidak mampu. Indeks performansi kane. Cpk = min(Cpl Cpu ) Cpu = (BSA x ) / 3 Dimana : Cpk : indeks performansi kane Cpl : indeks performansi bawah Cpu : indeks performansi atas Cpl = ( x BSB ) / 3

METODOLOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Katwara Rotan yaitu perusahaan rotan yang memproduksi berbagai jenis mebel. Sebagai obyek penelitian ini adalah produk Rossas ARM-Chair yang merupakan produk unggulan yang dihasilkan oleh PT. Katwara Rotan selain produk mebel yang lainnya. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh atau mendapatkan data yang diperlulan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Riset Pendahuluan 2. Studi Literatur 3. Riset Lapangan Pengambilan dan Pengolahan Data Untuk penelitian ini pengambilan data secara variabel dilakukan pada divisi potong saja, sedangkan data atribut dilakukan pada divisi moulding, asembling, weaving dan finishing. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah : 1. Data Atribut 2. Data Variabel Pengolahan Data Setelah melakukan pengambilan data, proses selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dengan metode pengendalian statistikal. 1. Penggunaan peta kontrol p untuk data atribut. 2. Penggunaan peta kontrol x dan R untuk data variabel.

870

3. Analisa kemampuan proses untuk data variabel. 4. Penggunaan diagram pareto. 5. Diagram sebab akibat. Flowchart Penelitian
Start @

Riset Pendahuluan Variabel - Membuat peta kontrol X - Membuat peta kontrol R Atribut - Menghitung fraksi cacat - Membuat peta kontrol p

Masalah-masalah

Pengumpulan Data Analisa hasil pengolahan data Analisa peta kontrol X, R Analisa kemampuan proses Analisa peta kontrol p Analisa diagram pareto

Studi lapangan

Studi Literatur

Interview

Observasi Kesimpulan dan Saran Pengolahan Data @ End

PEMBAHASAN Dari hasil pengolahan data maka kemampuan proses dari perusahaan dapat ditabelkan sebagai berikut : KOMPONEN
Brace = 78 cm Atol = 38 cm Topring = 49 cm Arm = 43 cm Sup kaki D dan Dudukan D = 47 Sup kaki S dan Dudukan S = 36 Sup kaki B dan Dudukan B = 40 Kaki depan = 65 cm Kaki belakang = 88 cm Sup dudukan depan = 35 cm

INDEK KAPABILITAS KRITERIA


Cp = 1,19 Cpk = (1,39 : 1,05 ) Cp = 4,26 Cpk = (6,68 : 1,83) Cp = 1,48 Cpk = (1,6 : 1,35) Cp = 3,207 Cpk = (3,58 : 2,83) Cp = 1,6 Cpk = (2,12 : 1,1) Cp = 1,54 Cpk = (1,98 : 1,1) Cp = 0,95 Cpk = (0,7 : 1,2) Cp = 1,06 Cpk = (0,69 : 1,43) Cp = 4,84 Cpk = (3,73 : 5,95) Cp = 0,92 Cpk = (0,74 : 0,25) Cp < 1,33 Cp > 1,33 Cp > 1,33 Cp > 1,33 Cp > 1,33 Cp > 1,33 Cp < 1,00 Cp < 1,33 Cp > 1,33 Cp <1,00

871

SIMPULAN 1. Berdasarkan peta kontrol x dan R dapat diketahui bahwa karakteristik pengukuran variabel pada panjang rotan tiap komponen menunjukan proses berada dalam pengendalian statistikal. 2. Data pengamatan secara atribut yang diplot pada peta kontrol p dimana menyatakan proporsi kecacatan menunjukan proses berada dalam pengendalian statistikal. 3. Berdasarkan diagram pareto prosentase cacat tertinggi (16,0 %) pada cacat pembentukan pada komponen Atol dimana faktor penyebabnya faktor manusia yang kurang konsentrasi dan ketelitian saat pembentukan dan faktor pemanasan rotan yang kurang.

DAFTAR PUSTAKA 1 Feigenbaum.AV, 1989, Kendali Mutu, Edisi III, Penerbit Erlangga, Jakarta 2 Grant, Eugene. L dan Leavet Richard S, 1998, Pengendalian Mutu Statistik, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta 3 Komaruddin, 1986, Manajemen Pengawasan Kualitas Terpadu, Penerbit CV. Rajawali, Jakarta 4 Montgomery, Douglas, 1990, Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Penerbit UGM, Yogyakarta 5 Gasper, Vincent. DR, 1998, Statistik Proses Control Penerapan Teknik-teknik Statistikal-Dalam Manajemen Bisnis Total, Penerbit Gramedia, Jakarta

872

You might also like