You are on page 1of 13

PERITONITIS

DEFINISI

Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada selaput organ perut (peritonieum). Peradangan peritoneum merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (misalnya apendisitis, salpingitis, perforasi ulkus gastroduodenal), ruptura saluran cerna, komplikasi post operasi, iritasi kimiawi, ataudari luka tembus abdomen.

ANATOMI

- Peritoneum meliputi rongga abdomen sebagai peritoneum parietalis dan melekuk ke organ sebagai peritoneum viseralis. -Luas permukaan peritoneum mendekati luas permukaan tubuh yang pada orang dewasa mencapai 1,7m2.

ETIOLOGI
Peritonitis Primer (Spontaneus) Disebabkan oleh invasi hematogen dari organ peritoneal yang langsung dari rongga peritoneum. Penyebab paling sering dari peritonitis primer adalah spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis. Peritonitis Sekunder Penyebab peritonitis sekunder paling sering adalah perforasi appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon sigmoid) akibat divertikulitis, volvulus, kanker serta strangulasi usus halus Peritonitis Tersier Peritonitis yang mendapat terapi tidak adekuat, superinfeksi kuman, dan akibat tindakan operasi sebelumnya.

PATOFISIOLOGI

GEJALA KLINIS

Nyeri abdomen Anoreksia, mual, muntah dan demam Facies hipocrates (gelisah, pandangan kosong, mata cowong, kedua telinga menjadi dingin, dan muka yang tampak pucat) Syok

Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Pernafasan yg lebih cepat Takikardia

Inspeksi
Distensi abdomen (kadang)

Auskultasi
Tidak terdengar suara bising usus

Perkusi
Hilangnya pekak hepar

Palpasi
Adanya nyeri tekan yang menetap lebih dari satu titik. Spasme otot abdomen Nyeri tekan lepas

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Leukosit > 20.000/mm3 Urinalisis Analisa gas darah Serum elektrolit Faal pembekuan darah Tes fungsi hepar dan ginjal

Radiologi
Foto thorax PA dan lateral Foto polos abdomen

TATALAKSANA
-

Penanganan Preoperatif Resusitasi cairan Oksigen dan ventilator Antibiotik

Penanganan operatif Eliminasi sumber infeksi

3 prinsip utama :
1.

Intubasi, pemasangan kateter urin 2. Reduksi jumlah bakteri dan monitoring hemodinamik kontaminan di dalam rongga Pemantauan biokimia pasien peritoneum

Dekompresi dengan pemberian nasogastric tube


Pengendalian suhu tubuh

3.

Mencegah terjadinya infeksi yang persisten dan rekuren

Penanganan postoperatif Monitor intensif, bantuan ventilator, mutlak dilakukan pada pasien yang tidak stabil. Tujuan utama adalah untuk mencapai stabilitas hemodinamik untuk perfusi organ-organ vital, dan mungkin dibutuhkan agen inotropik disamping pemberian cairan.

Antibiotik diberikan selama 10-14 hari, bergantung pada keparahan peritonitis.


Respon klinis yang baik ditandai dengan produksi urin yang normal, penurunan demam dan leukositosis, ileus menurun, dan keadaan umum membaik.

KOMPLIKASI

Infeksi pada luka dalam, abses residual dan sepsis intraperitoneal, pembentukan fistula biasanya muncul pada akhir minggu pertama postoperasi. Demam tinggi yang persisten, edema generalisata, peningkatan distensi abdomen, apatis yang berkepanjangan merupakan indikator adanya infeksi abdomen residual.

PROGNOSIS

Tingkat mortalitas dari peritonitis generalisata adalah sekitar 40%. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat mortalitas antara lain tipe penyakit primer dan durasinya, keterlibatan kegagalan organ multipel sebelum pengobatan, serta usia dan kondisi kesehatan awal pasien. T ingkat mortalitas sekitar 10% pada pasien dengan ulkus perforata atau apendisitis, pada usia muda, pada pasien dengan sedikit kontaminasi bakteri, dan pada pasien yang terdiagnosis lebih awal

DAFTAR PUSTAKA

Brian, J. 2011, Peritonitis and Abdominal Sepsis. Diakses pada 6 Juni 2012. http://emedicine.medscape.com/article/180234overview#aw2aab6b2b4aa

Doherty, Gerard. 2006. Peritoneal Cavity in Current Surgical Diagnosis & Treatment 12ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Evans, HL. 2001. Tertiary Peritonitis (Recurrent Diffuse or Localized Disease) is not An Independent Predictor of Mortality in Surgical Patients with Intra Abdominal Infection. Surgical Infection (Larchmt); 2(4) : 255-63 Fauci et al, 2008, Harrisons Principal Of Internal Medicine Volume 1, McGraw Hill, Peritonitis halaman 808-810, 1916-1917 Hau, T. 2003. Peritoneal Defense Mechanisms. Turk J Med Sci; 33: 131-4 Marshall, JC. 2003. Intensive Care Management of Intra Abdominal Infection. Critical Care Medicine; 31(8) : 2228-

You might also like