You are on page 1of 14

Profil Memanjang dan Melintang

Profil memanjang diperlukan untuk pembuatan trase jalan kereta api, jalan raya, saluran air, pipa air minum (PDAM). Dengan jarak beda tinggi titik-titik di atas permukaan bumi diperoleh irisan tegak lapangan yang dinamakan profil memanjang sumbu proyek. Dilapangan dipasang patok-patok kayu untuk menyatakan sumbu proyek, dan patok tersebut dipergunakan untuk pengukuran menyipat datar memanjang untuk mendapatkan profil memanjang.

Profil Memanjang

Pembacaan rambu titik belakang muka

Tinggi garis bidik Lain-lain Tgb

Tinggi titik

Jarak m

ket

1 a b c d 2 2 a b c

0,65 0,43 1,22 1,37 1,85 1,93 1,45 2,23 2,19 1,47

351,92

351,27 0,00 351,49 10,1 350,70 350,55 350,07 349,99 349,99 349,21 349,25 349,97 20,3 46,6 55,3 70,5 70,5 77,5 80,9 85,2

351,44

Pembacaan rambu titik belakang muka

Tinggi garis bidik Lain-lain Tgb

Tinggi titik

Jarak m

ket

d 3 3 a b 4 1,11 2,24 0,31

1,31 353,37 2,15 1,30

350,13 99,8 351,13 115,3 351,13 115,3 351,22 124,2 352,07 131,8 352,26 164,8

Jika dibuat profil memanjang untuk jalan raya, maka jalan raya tersebut harus diproyeksikan hingga berjalan baik, dengan arti turun naik dengan teratur. Maka kondisi di lapangan harus ada yang digali dan ditimbun. Untuk pekerjaan menjadi ekonomis, maka banyak tanah yang digali sebaiknya harus sama dengan banyak tanah yang akan ditimbun. Untuk mengetahui banyak tanah, baik yang digali maupun untuk menimbun, profil memanjang belum cukup, maka diperlukan lagi profil melintang yang dibuat tegak lurus pada sumbu proyek dan tempat yang penting.

Cara pelaksanaan pengukuran untuk profil melintang sama dengan cara mengukur untuk profil memanjang, hanya jarak-jarak lebih pendek dibanding dengan jarakjarak pada profil memanjang. Skala untuk jarak beda tinggi dibuat sama karena jarak yang pendek. Untuk menghitung penggalian tanah atau penimbunan tanah, cukup diambil rata-rata dari dua profil melintang yang berdekatan serta jarak antara dua profil melintang tersebut.

Profil Melintang

Pada profil melintang 1a dan 1b penggalian tanah ada 2,4 m2 dan 1,7 m2. Jadi rata-rata ada;
2,4 + 1,7 2

Maka penggalian tanah antara titik-titik 1a dan 1b sebagai berikut ;


2,4 + 1,7 2 X (20,3 10,1) = 20,91 m3

Sedangkan timbunan tanah sebagai berikut ;


1,6 + 0,7 2 X (20,3 10,1) = 11,73 m3

Pengukuran tinggi dengan garis bidik


Cara lain pengukuran untuk menentukan tinggi titik-titik ialah dengan mengetahui tinggi garis bidik. Alat ukur ditempatkan pada sumbu kesatu tegaklurus di atas titik (tugu) yang diketahui dan tinggi garis bidik di atas tugu diukur dengan meteran. Bila tinggi garis bidik ta di atas tugu dan alas tugu mempunyai tinggi Tgb maka tinggi garis bidik adalah ; tgb = Tt + ta

Cara Pertama

Cara lain alat tidak diletakkan di atas tugu, tetapi rambu ukur, sedangkan alat penyipat datar diletakkan disisi lain. Dengan gelembung nivo berada ditengah-tengah, garis bidik diarahkan kearah rambu ukur dan terbaca nilai a. jika tinggi alas tugu adalah Tt, maka tinggi garis bidik adalah Tgb = Tt + a.

Cara Kedua

Cara lain yang mudah untuk mengetahui tinggi garis bidik dengan cepat ialah menentukkan tinggi titik-titik yang diukur. Tempat rambu ukur pada suatu titik, arahkan garis bidik kerambu ukur dengan gelembung nivo di tengah-tengah, dan lakukan pembacaan pada rambu ukur tersebut. Maka tinggi titik sama dengan Tx = Tgb b, dalam rumus Tgb = tinggi garis bidik dan b pembacaan rambu yang diletakkan di atas titik yang diukur. Maka tinggi titik yang diukur selalu akan sama dengan tinggi garis bidik dikurangi dengan pembacaan pada mistar.

Cara Ketiga

You might also like