You are on page 1of 29

TUGAS MANAJEMEN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI DESA NGUTER KECAMATAN NGUTER

Pembimbing : dr. Eko Agustini

Disusun oleh : 1. Khoirotunnisa Uswatun H, S.Ked 2. Kiki Rizki Amaliah,S.ked 3. Krisna Arie Soesanty,S.Ked 4. Kusuma Zidni Arifa Luthfi, S.Ked 5. Masna Hasbi,S.Ked 6. Maulan Saputra,S.Ked 7. Melisa Anggar F,S.Ked 8. Mios Agung Sukarno P,S.Ked J 500080049 J500080100 J500080067 J500080080 J500080054 J500080112 J500080031 J500080086

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS NGUTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Sampul ................................................................ Daftar Isi ............................................................................. Daftar Tabel ....................................................................... BAB I. PENDAHULUAN .................................................. A. Latar Belakang ................................................................ B. Perumusan Masalah ......................................................... C. Tujuan .............................................................................. D. Manfaat ............................................................................ E. Khalayak Sasaran ............................................................ BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................ A. Kelas Ibu Hamil .............................................................. 1. Pengertian .................................................................. 2. Sasaran ...................................................................... 3. Tujuan Kelas Ibu Hamil ............................................ 4. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil .................................... 5. Materi dan Kegiatan Kelas Ibu Hamil ....................... B. Puskesmas ....................................................................... 1. Definisi ...................................................................... 2. Fungsi Puskesmas ..................................................... C. Puskesmas Nguter ........................................................... 1. Batas Wilayah ........................................................... 2. Wilayah Kerja ........................................................... 3. Jumlah Penduduk ...................................................... 4. Keadaan Sosial Ekonomi .......................................... 5. Sarana dan Prasarana ................................................. 6. Sumber Daya Manusia .............................................. 7. Kader Kesehatan ....................................................... 8. Pembiayaan ............................................................... BAB III. PERUMUSAN MASALAH ............................... A. Profil Desa Nguter Kecamatan Nguter ............................ 1. Luas Wilayah ............................................................. 2. Jumlah Penduduk ...................................................... 3. Potensi Ekonomi ....................................................... B. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Desa Nguter Kecamatan Nguter .............................................................................. 1. Data jumlah Ibu Hamil bulan Januari-April 2013............................................................................ 2. Data Jumlah Kehadiran Ibu hamil ............................. 3. Sumber Dana ............................................................. i ii iv 1 1 2 2 3 3 4 4 4 4 4 6 8 10 10 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 17 17 17 17 17 17 17 18 21

4. Sumber Dana Manusia (Bidan dan Kader) ............... 5. Kendala-kendala yang dihadapi ................................ C. Menetapkan Prioritas Masalah ........................................ BAB IV. Kajian SWOT ..................................................... BAB V. Simpulan dan Saran ............................................ A. Simpulan .................................................................. B. Saran ........................................................................ DAFTAR PUSTAKA .........................................................

21 21 22 26 31 31 31 32

DAFTAR TABEL Tabel II.1. Materi dan Kegiatan Pertemuan I ...................... Tabel II.2. Materi dan Kegiatan Pertemuan II ..................... Tabel II.3. Materi dan Kegiatan Pertemuan III .................... Tabel III.1. Potensi Ekonomi Desa Nguter Kec. Nguter ..... Tabel III.2. Jumlah Ibu Hamil .............................................. Tabel III.3 Jumlah Kehadiran Ibu Hamil Pertemuan I ........ Tabel III.4. Jumlah Kehadiran Ibu Hamil Pertemuan II ...... Tabel III.5. Jumlah Kehadiran Ibu Hamil Pertemuan III ..... Tabel IV.1 Analisis SWOT .................................................. Halaman 8 9 10 17 17 18 19 20 29

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat keesehatan Ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal. Hal ini dtandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Kemenkes, 2011). Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatnya mutu kualitas sumber daya manusia suatu negara. Komitmen Millenium Developent Goals (MDGs) yang terdiri dari delapan target dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015. Salah satu target yang harus dicapai adalah menurunkan angka kematian ibu dan anak. Di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan (AKI) masih menunjukkan angka yang cukup tinggi. Menurut survey demografi dan Kpendudukan Indonesia (SDKI) 2003, AKI di Indonesia mencapai 307 per 100.000 kelahiran. Indonesia berharap dapat menurunkan Angka Kematian Ibu dari 390 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKI) dari 69 menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita 97 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dalam rangaka memenuhi MDGs 2015 (Wicaksono, 2010). Untuk kematian ibu di Jawa Tengah menurut SDKI berjumlah 50% atau sebesar 5.767 kematian ibu. Jumlah kematian ibu di Jawa Tengah ini merupakan urutan terbanyak di Indonesia. Selain itu, jumlah kematian ibu di Kota Semarang tahun 2010 sebesar <20% dan meningkat tahun 2011 menjadi >20% kematian ibu. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009 menyatakan penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat perslinan dan segera setelah persalinan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan sebesar 28%, eklampsia sebesar 24%, dan infeksi sebesar 11%. Sedangkan untuk

penyebab tidak langsung kematian ibu adalah Kurang Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan sebesar 37% dan anemia pada saat kehamilan sebesar 40%. Untuk menurunkan AKI diperlukan upayaupaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran, dan nifas. Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak lahir tahun 1980-an melalui program Safe Motherhood yang mendapat perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri (Kemenkes, 2011). Untuk mempercepat pencapaian program MDGs, diperlukan upaya percepatan penurunan kematian ibu dan bayi melalui peningkatan pengetahuan dan perubaan perilaku ibu dan keluarga. Dengan peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ini diharapkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan selama kehamilan oleh Kementerian Kesehatan untuk mendukung langkah tersebut adalah Kelas Ibu Hamil. Langkah tersebut adalah Kelas Ibu Hamil (Puspitasari, 2012). B. Perumusan Masalah Bagaimana manajemen pelaksanaan Kelas Ibu Hamil sebagai prioritas kegiatan di Desa Nguter, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui manajemen pelaksanaan Kelas Ibu Hamil sebagai prioritas kegiatan di Desa Nguter, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tugas puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar yang bersifat komprehensif dan holistik. b. Mengetahui struktur tugas dan fungsi masing-masing bagian di Puskesmas Nguter c. Mengetahui dan memahami fungsi pelayanan kesehatan di Puskesmas Nguter. d. Mengetahui peran petugas kesehatan, kader, dan masyarakat dalam upaya menungkatkan pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.

D.

Manfaat 1. Bagi Penulis Dapat memberikan informasi mengenai Pelaksanaan Pelayanan Kelas Ibu Hamil di Desa Nguter, Sukoharjo. 2. Institusi Pendidikan Bermanfaat bagi perkembangan studi tentang pelaksanaan pelayanan Kelas Ibu hamil dan perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. 3. Puskesmas Bermanfaat sebagai bahan evaluasi mengenai pelaksanaan pelayanan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas.

E.

Khalayak Sasaran 1. Tokoh masyarakat dan kader posyandu Desa Nguter 2. Seluruh lapisan masyarakat di Desa Nguter.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Kelas Ibu Hamil 1. Pengertian Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 4 sampai 36 minggu (menjelag persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini, ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman dan

berkesinambungan (Kemenkes, 2011). 2. Sasaran Peserta kelas ibu hamil sebaiknya adalah ibu hamil dengan usia kehamilan 4 sampai dengan 36 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, sehingga tidak takut akan terjadi keguguran, dan efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sbanyak 10 orang setiap kelas. Suami/ keluarga sebaiknya ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi lainnya (Kemenkes, 2009). 3. Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil. Pada setiap pertemuan materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan ebutuhan dan kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam hamil. Senam hamil ini merupakan kegiatan atau materi ekstra di kelas ibu hami, diharapkan dapat dipraktekkan setelah sampai di rumah. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, dapat dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit (Depkes RI, 2009). a. Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Pertama 1) Perubahan tubuh selama kehamilan

Kehamilan merupakan masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur (Depkes RI, 2009). 2) Pada masa kehamilan terjadi perubahan pada tubuh ibu yang erat kaitannya dengan keluhan-keluhan selama kehamilan, misalnya : a) perubahan payudara payudara dan puting jadi lebih lembut sekitar tiga minggu setelah pembuahan terjadi, kadang-kadang payudara terasa membengkak mirip yang ibu rasakan menjelang haid. Membesarnya payudara ini dikarenakan kelenjar-kelenjar air susu membesar dan menyimpan lemak sebagai persiapan menyusui. Puting payudara dan daerah sekitar berwarna gelap. b) Peningkatan berat badan Pada akhir trisemester pertama ibu akan kesulitan untuk kancing rok atau celana panjang. Hal itu bukan berarti adanya peningkatan berat badan yang banyak, tetapi karena rahim berkembang dan memerlukan ruang dari hormon estrogen yang meyebabkan tubuh akan menahan air. c) Kram Perut Kram perut sering terjadi pada awal kehamilan serta akan terus berlangsung sampai rahim terletak pada bagian tengah dan disangga dengan baik oleh tulang panggul (pada triwulan kedua). Kontraksi rahim sering terjadi secara teratur, sering dengan meningkatnya olahraga yang ibu lakukan selama hamil, saat berhubungan intim atau karena perubah posisi dari tidur ke berdiri. d) Sering buang air kecil

Begitu haid terlambat 1-2 minggu biasanya ada dorongan untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena meningkatnya peredaran darah keetika hamil dan tekanan pada kandung kemih akibat membesarnya rahim, ealaupun sering buang air kecil ibu harus tetap minum banyak agar tidak menalami kekurangan cairan tubuh. Sering buang air kecil juga dirasakan saat kehamilan sudah mencapai umur 9 bulan, saat kepala bayi sudah masuk ke rongga panggul dan menekan kandung kemih. e) Sembelit (susah buang air besar) Selama kehamilan usus lebih rileks bekerja sehingga dorongan untuk mengeluarkan sisa kotoran agak terlambat. f) Ngidam Sejak awal kehamilan dorongan untuk ngemil atau makan makanan tertentu sering muncul pada ibu hami. Keinginan untuk ngemil mungkin muncul karena kebutuhan tubuh untuk makan sedikit demi sedikit tetapi sering. g) mual dan muntah mual dan muntah sering terjadi pada pagi hari walaupun keadaan yang dirasakan oleh sekitar 50% ibu hamil dapat muncul setiap saat mual dan muntah dipicu oleh bau makanan atau parfum tertentu (yang pada kondisi normal tidak membuat mual). Hal ini terjadi karena perubahan hormon dalam tubuh, biasamya berlangsung selama 3 bulan pertama kehamilan dan berhenti begitu masuk bulan ke-4. 3) Keluhan Umum Saat Hamil dan Cara Mengatasinya Keluhan umum saat kehamilan menurut Depkes RI, 2009 adalah sebagai berikut : a) Keputihan Selama kehamilan keputihan akan bertambah dan tidak berwarna. Jika tidak ada rasa gatal dan tidak tercium bau yan kurang sedap maka ibu tidak perlu cemas. Jagalah

kebersihan alat kelamin dan gunakan selalu celana dalam yang bersih dan kering. Keputihan berbau dan terasa gatal segeralah meminta tolong pada petugas kesehatan. b) Nyeri Pinggang Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan tubuh karena cenderung untuk berat di bagian depan. Untuk

menyeimbangkan berat tubuh maka ibu akan berusaha untuk berdiri dengan tubuh condong ke belakang. Oleh karena itu ibu akan merasakan nyeri di bagian pinggang, cara mengatasinya adalah sebagai berikut : i. Berolahraga denan senam hamil atau berjalan kaki sekitar 1 jam sehari. ii. Ketika berdiri usahakan tubuh dalam posisi normal yaitu tegak lurus dengan bahu ditarik ke belakang. iii. Tidur sebaiknya miring kekiri. Posisi seperti ini memungkinkan aliran darah dan makanan ke arah plasenta berjalan normal, akan tetapi akan lebih baik jika ibu meletakkan bantal diantara kedua lutut. iv. Jaga sikap tubuh saat duduk dengan punggung selalu lurus dan tidak dibungkukkan v. Hindari duduk terlalu lama karena punggung akan merasa lelah. vi. Ganjal belakang punggung dengan bantal yang empuk dengan demikian tulang belakang selalu tersangga dengan baik. vii. Jangan berdiri s menerus untuk waktu yang lama. viii. Pada saat mengambil sesuatu di lantai usahakan untuk berjongkok secara perlahan dengan punggung dalam keadaan lurus kemudian baru mengambil barang tersebut dan setelah itu berdiri perlahan-lahan. c) Kram Kaki

Kram kaki banyak dikeluhkan ibu hamil terutama pada triwulan kedua. Bentuk gangguan berupa kejang pada otot betis atau otot telapak kaki. Kram kaki cenderung menyerang pada malam hari selama 1-2 menit. Walaupun singkat tetapi dapat mengganggu tidur karena rasa sakit yang menekan betis dan telapak kaki. d) Pembengkakan di Kaki Pembengkakan yaitu penimbunan cairan akibat kadar garam yang terlalu tinggi dalam tubuh. Garam memang bersifat menahan air. Biasanya pembengkakan muncul pada triwulan ketiga kehamilan.pembengkakan dapat merupakan suatu gejala keracunan kehamilan (preeklampsia) dengan timbulnya tekanan darah tinggi, air kemih mengandung protein dan nyaeri kepala yang hebat. Preeklampsia yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi eklampsia yang fatal bagi ibu dan janin. e) Wasir Wasir merupakan pembengkakan dan peradangan yang terjadi pada pembuluh darah balik (vena) di daerah sekitar dubur. Hal ini terjadi kare a adanya sembelit sehingga

terpaksa mengejan setiap kali buang air besa. Padahal peregangan ketika mengejan akan menyebabkan pecahnya pembuluh darah di sekitar dubur, kemudian terjadi perdarahan. Wasir dapat disebabkan oleh berbagai sebab (Depkes RI, 2009) antara lain : i. Perubahan hormon dalam tubuh Hormon progesteron yang meningkat selama kehamilan antara lain bertugas memperkuat janin dalam rahim. Pada saat bersamaan hormon tersebut juga menghambat gerak otot pencernaan hingga saluran pembuangan berjalan lancar.

ii. Ukuran janin yang semakin besar, akibatnya janin mendesak sejumlah pembuluh darah sekitar perut dan panggul. Darah yang meningkat baik volume maupun alirannya jadi terhambat. iii. Sembelit iv. Gerakan fisik yang terbatas selama hamil merupakan salah satu penyebab kerja usus jadi malas. 4) Periksa Kehamilan sacara Rutin a) Periksa kehamilan secepatnya dan sesring mungkin sesuai dengan anjuran petugas. Agar ibu, suami dan keluarga dapat mengetahui secepatnya jika ada masalah yang timbul pada kehamilan. b) Timbang berat badan setiap kali periksa hamil. Berat badan bertambah sesuai dengan pertumbuhan bayi dalam kandungan. c) Minum 1 tablet tambah darah setiap hari sesudah makan. Ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selamamasa kehamilan. Tablet Tambah Darah mencegah ibu kurang darah. Minum tambah darah tidak membahayan bayi. d) Minta imunisasi tetanus toksoid kepada prtugas kesehatan, imunisasi tetanus untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir. e) Minta nasihat kepada petugas kesehatan tentang makanan bergizi selama hamil. Makan makanan bergizi yang cukup membuat ibu dan bayi sehat. f) Sering mengajak bicara bayi sambil mengelus-elus perut setelah kandungan berumur 4 bulan. 5) Pengaturan Gizi Jenis makanan yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil tentunya makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan ketentuan gizi seimbang, sedangkan makanan yang tidak dianjurkan dikonsumsi selama hamil antara lain adalah minuman yang mengandung kafein, misalnya kopi, makanan yang mengandung zat

tambahan seperti pengawet, makanan yang tercemar (pestisida, logam berat). Manfaat yang dimakan oleh ibu hamil, yaitu : a) Untuk kebutuhan gizi tubuh sendiri agar tidak terjadi Kurang Energi Kronis (KEK) b) Agar terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin c) Untuk mempersiapkan pembentukan air susu. 6) Perawatan Kehamilan a) Psikologis Kesiapan psikologis adalah saat dimana seorang perempuan dan pasangannya merasa telah ingin memiliki anak dan merasa telah siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik anak. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang mengalami masalah emosional selama kehamilan misalnya depresi akan

mempengaruhi perkembangan otak janin dan membawa dampak emosi serta perilaku anak setelah lahir. Kesehatan dan kesiapan psikologis sangat penting abgi masing-masing pihak baik istri maupun suami (Depkes RI, 2009). Dukumgan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, bahkan juga mamicu produksi ASI.

Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan sudah pasti akan mempermudah dan meringankan ibu dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnyajanin di dalam perutnya (Depkes RI, 2009). b) Hubungan suami istri atau senggama selama kehamilan Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual, senggama boleh dilakukan selama kehamilan dalam keadaan sehat. Wanita hamil lebih mudah mencapai orgasme ganda, hal ini terjadi karena berbagai hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain

payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingga menjadi lebih sensitif dan responsif (Depkes RI, 2009). Libido dan keinginan untuk menikmati hubungan intim selama masa kehamilan sangat bervariasi. Umumnya dorongan seksual agak menurun pada triwulan pertama. Hal ini disebabkan perubahan hormon yang menimbulkan mual-mual yang membuat ibu tidak ada dorongan untuk melakukan hubungan seks. Pada triwulan kedua dorongan seksual wanita hamil akan kembali meningkat, sejalan dengan hilangnya keluhan mual. Libido ini akan turun kembali pada triwulan ketiga akibat ukuran dan berat janin yang semakin meningkat (Depkes RI, 2009). Tidak ada batasan waktu kapan saat tepat untuk bersenggama selama hamil, asalkan kehamilan dinyatakan tidak memiliki risiko apapun, lakukan senggama kapanpun menginginkannya, bahkan sampai menjelang persalinan. Dengan tetap menikmati aktivitas hubungan, ibu dapat saling berbagi rasa takut maupun kekhawatiran, serta stres yang mungkin muncul selama masa kehamilan (Depkes RI, 2009). c) Konsumsi obat ibu hamil Selama kehamilan apa yang dikonsumsi oleh ibu akan dikonsumsi pula oleh janin, sehingga jika salah minum obat akan mengganggu proses tumbuh kembang janin di dalam rahim ibu. Sebelum hamil delapan bulan ada baiknya ibu tidak minumobat apapun, kalaupun terpaksa minum obat perlu berhati-hati. Berikut beberapa hal yang wajib dilakukan sebelum menelan suatu obat : i. Biasakan untuk selalu memberitahu petugas kesehatan bahwa ibu sedang hamil. ii. Jangan segan-segan bertanya apakah obat yang dikonsumsi benar-benar aman bagi ibu hamil atau tidak. iii. Kalaupun mengkonsumsi obat bebas, seperti obat flu atau batuk, tanyakan efek samping obat tersebut terhadap janin.

iv. Berkonsultasi

terlebih

dahulu

dengan

dokter

sebelum

mengkonsumsi obat-obat tradisional. d) Tanda-tanda Bahaya Kehamilan sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa kehamilan, oleh karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya yang

menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis. Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah sebagai berikut : i. Perdarahan Perdarahan lewat jalan lahir yang terjadi pada kehamilan muda dapat menyebabkan keguguran, sedangkan jika terjadi pada kehamilan tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin dalam kandungan. ii. Bengkak Bengkak di kaki, tangan, dan wajah yang disertai sakit kepala hebat, dapat disertai tanda dan dengan kejang-kejang. Hal gejala keracunan ini

merupakan

kehamilan

(preeklampsia), dapat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya. iii. Demam tinggi Demam tinggi biasanya akibat adanya infeksi bakteri atau malaria. Demam dapat membahayakan jiwa ibu, terjadi keguguran atau bayi lahir kurang bulan. iv. Keluar air Ketuban Keluar air ketuban sebelum waktunya merupakan tanda adanya gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan janin dalam kandungan. v. Gerakan Bayi Berkurang Gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak sama sekali, hal ini merupakan tanda bahaya janin. Gerakan janin diharapkan 10 kali dalam 12 jam saat ibu terjaga. vi. Ibu muntah terus dan tidak mau makan

Keaadan ini membahayakan kesehatan ibu. vii. Trauma atau cedera Trauma atau cedera pada perut yang dapat terjadi karena jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain. e) Program Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker Persiapan Menghadapi Kehamilan Ibu beserta suami dan anggota keluarga yang lain harus sudah merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan dengan menentukan tempat untuk bersalin atau melahirkan, menentukan penolong persalinan, menginformasikan riwayat kehamilan, tanda-tanda ibu hamil yang akan bersalin atau melahirkan, dan suami mendampingi selama proses persalinan berlangsung dan mendukung upaya rujukan bila diperlukan (Depkes RI, 2009). Keluarga harus dapat menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis. Suami atau keluarga harus dapat menghindari 3T (terlambat) yaitu terlambat mengambil

keputusan, terlambat ke tempat pelayanan dan terlambat memperoleh pertolongan medis sehingga suami atau keluarga waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan. Suami atau keluarga merencanakan sistem angkutan (ambulan desa) dan menyiapkan pendonor darah potensial jika diperlukan serta mendampingi ibu pada saat selesai persalinan (Depkes, 2009). B. Manajemen 1. Definisi Manajemen Menurut Encylopedia of the social Science dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu

diselenggarakan dan diawasi. 2. Manajemen Puskesmas Manajemen puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara senergik, sehingga menghasilkan keluaran yang efisien dan efektif.

Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan (Depkes RI, 2011). a. Perencanaan Puskesmas Dalam perencanaan puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal sesuai kondisi kemampuan masyarakat di wilayah kecamatan. Pada dasarnya ada 3 langkah penting dalam penyusunan perencanaan yaitu : (1) identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan tentang cakupan dan mutu pelayanan, (2) identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan provider, dan (3) menetapkan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan masalah. b. Pergerakkan Pelaksanaan Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan penjabaran lebih rinci dari rencana pelaksanaan puskesmas kegiatan. melalui

Penyelenggaraan

penggerakan

pelaksanaan

instrumen lokakarya mini puskesmas yang terdiri dari : 1. Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan kegiatan bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas program intern puskesmas. 2. Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan

pelaksanaan dan monitoring kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral, Badan Penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain puskesmas sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan. 3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Untuk terselenggaranya proses pengendalian, pengawasan dan penilaian diperlukan instrumen yang sederhana. Instrumen yang telah dikembangkan di puskesmas adalah:

a. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) b. Penilaian/Evaluasi Kinerja Puskesmas sebagai pengganti dan stratifikasi. C. SUSUNAN ORGANISASI Susunan organisasi Puskesmas Nguter terdiri atas: a. Kepala Puskesmas b. Sub Bagian Tata Usaha Bagian Umum dan Kepegawaian Bagian Keuangan 1. Bendahara Pengeluaran Pembantu 2. Bendahara Penerimaan Pembantu 3. Bendahara Keu.TP dan Dekon Bagian program/perencanaan

c. Unit Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Bagian Pencegahan 1. Imunisasi 2. Penyakit Tidak Menular Bagian Pengendalian Penyakit 1. Pengendalian Penyakit Menular Langsung 2. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang 3. Surveilans dan KLB Bagian Penyehatan Lingkungan 1. Perumahan 2. Samijaga dan SPAL 3. TTU,TPM, institusi, industry,TP3, RS, Pelayanan Kesehatan. d. Unit Promosi Kesehatan, Kemitraan dan Gizi Promosi Kesehatan dan kemitraan 1. Pemberdayaan 2. Usaha Kesehatan Sekolah 3. Promkes JPK/Jamkesmas

1. Kesekretariatan 2. Keuangan Gizi 1. Gizi Masyarakat 2. Gizi rawat inap e. Unit Registrasi, Informasi dan SDK Sub Unit Pengendalian Farmamin 1. Pengawasan Keamanan Pangan, Bahan Berbahaya, serta pengendalian keamanan di tingkat distribusi. 2. Pengawasan institusi kesehatan. Sub Unit Informasi Data 1. Simpus Entry simpus 2. Simpus KIA Entry Simpus KIA Sub Unit Sumber Daya Kesehatan

f. Unit Pelayanan Kesehatan Sub Unit Yankesdas dan Rujukan 1. Pelayanan Rawat Jalan 2. Pelayanan Rawat Inap 3. Pelayanan Penunjang Sub Unit Yankesga 1. Pelayanan Anak dan Remaja 2. Pelayanan Ibu dan KB 3. Pelayanan Lansia Sub Unit Yankes Matra 1. Pelayanan Kesehatan Bencana 2. Pelayanan kesehatan P3K 3. Pelayanan Kesehatan Haji g. Tim Desa

D. KEADAAN UMUM PUSKESMAS Batas Wilayah Luas Wilayah kerja Puskesmas Nguter kurang lebih 51.211 Km2 Batas sebelah Utara Batas sebelah Selatan Batas sebelah Timur Kecamatan Bendosari Batas sebelah Barat Wilayah Kerja Wilayah kerja Puskesmas Nguter sebanyak 16 desa,yaitu: 1. Desa Gupit 2. Desa Nguter 3. Desa Baran 4. Desa Daleman 5. Desa Lawu 6. Desa Tanjung 7. Desa Pondok 8. Desa Kepuh 9. Desa Tanjungrejo 10. Desa Jangglengan 11. Desa Pengkol 12. Desa Serut 13. Desa Celep 14. Desa Juron 15. Desa Plesan 16. Desa Kedungwinong Jumlah Penduduk Luas total wilayah binaan Puskesmas Nguter adalah 51.211 553 Km2 dengan kepadatan penduduk 1.362,8 jiwa/Km2 . Hasil pendataan kegiatan program Puskesmas Nguter tahun 2012 adalah sebagai berikut: Jumlah penduduk : 69.919 jiwa : Kecamatan Tawangsari : Kecamatan Sukoharjo : Kabupaten Wonogiri : Kabupaten Karanganyar dan

Jumlah Kepala Keluarga Jumlah kelompok Umur 0-4 th Jumlah ibu hamil Jumlah ibu bersalin Jumlah ibu nifas Jumlah neonatal Jumlah wanita usia subur Jumlah pasangan usia subur Jumlah usia lanjut

: 16.344 : 3.158 : : : : 922 850 722 778

KK jiwa orang orang orang orang orang orang orang

: 13.813 : 10.192 : 7001

Keadaan Sosial Ekonomi Mata pencaharian: Petani Buruh Tani Buruh industry Pengusaha Buruh bangunan Pedagang PNS / ABRI Pensiunan Lain lain : : : : : : : : : 6.687 6.954 1.794 224 1.917 8.336 651 302 10.688

Sarana dan Prasarana Sarana Fisik : Gedung Puskesmas Gedung rawat inap Gedung Pustu Pos Kesehatan Desa Posyandu Pusling Mobil Pusling Kendaraan roda dua Ambulance desa desa) : : : : : : : : : 2 2 2 15 85 9 2 20 16 Unit unit unit unit pos pos unit buah unit (tersebar di 16

Unit Bank Darah desa)

16

unit (tersebar di 16

Sarana mebelair, peralatan medis dan obat-obatan cukup tersedia.

Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia bidang kesehatan berjumlah 70 orang, terdiri atas: 1. Dokter Umum 2. Dokter gigi 3. Perawat Puskesmas 4. Bidan Puskesmas 5. Bidan Desa 6. Petugas Kesehatan Lingkungan 7. Petugas Gizi 8. Pekarya 9. Tata Usaha 10. Asisten Apoteker 11. Perawat Gigi 12. Tenaga administrasi / staf 13. Tenaga laboratorium 14. Tenaga fisioterapi 15. Tenaga harian lepas : : : : : : : : : : : : : : : 5 2 13 23 13 1 2 3 1 2 2 7 3 1 6 orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang

Kader kesehatan (Posyandu, Jumantik, PHBS): Sarana Kesehatan Lingkungan Sarana kesehatan lingkungan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Nguter tahun 2012: 1. Sumur Gali 2. Sumur Pompa Tangan 3. Prosentase rumah sehat 4. Jumlah KK akses SGL 5. Jumlah KK akses SPT 6. Jumlah KK akses PP (Pamsimas) 7. Jumlah KK memiliki Jamban Kel 8. Jumlah penduduk akses jamban : 8.496 unit : 584 unit : 79 % : 76 % : 22 % :4% : 57 % : 79 %

9. Jumlah KK mengelola sampah (MS) : 63 % 10. Jumlah rumah memiliki SPAL :49 %

11. Jumlah KK memiliki sar.cuci tangan : 61 % PEMBIAYAAN Sumber Pembiayaan Puskesmas Nguter tahun 2011 adalah : 1. APBD Kabupaten 2. APBD Propinsi 3. Jamkesmas 4. Jamkesda 5. BOK (Bantuan Operasional bidang Kesehatan) 6. Bantuan Sosial 7. Jampersal 8. Pamsimas 9. Hibah Intensif Desa Data Data kehadiran ibu hamil pada Kelas Ibu Hamil di Desa Nguter pada tanggal 1 Oktober 2013. No 1 2 3 4 5 6 7 8. 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Nama Ibu Hamil Ny. I Ny. N Ny.V Ny. S Ny. H Ny. T Ny. Sr Ny. Wl Ny. Sn Ny. J Ny. Sy Ny. E Ny. R Ny. Tn Ny. Sg Ny. Y Ny. D Kehadiran Keterangan (Alasan) Bekerja di pabrik Pedagang V V Bekerja di pabrik V V Bekerja di Pabrik Bekerja di Pabrik V Bekerja di rantau Pedagang V V V

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Ny.L Ny. G Ny.A Ny.W Ny.M Ny. F Ny. Nk Ny.I Ny. Yl Ny. K

V V V V V V V V V V

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah kehadiran ibu hamil dalam Kelas Ibu Hamil sebanyak 20 orang per 27 orang (74%).

BAB III Hasil dan Analisis Data diperoleh dari hasil kegiatan kunjungan luar gedung, kegiatan Kelas Ibu Hamil yan pertama di Desa Nguter, tangal 5 Oktober 2013. A. Data Input 1. MANs a. Kepala Puskesmas sebagai penanggungjawab mengkoordinir

pelaksanaan kelas ibu hamil. b. Bidan/petugas kesehatan, koordinasi dengan skesehatan

bertanggungjawab dalam pelaksanaan kelas ibu hamil (Identifikasi calon peserta, koordinasi dengan stake holder, fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan). c. Petugas Puskesmas 1 orang, bidan desa 2 orang dan sudah terbentuk kepengurusan dan pembagian tugas yang jelas. d. Narasumber adalah tenaga kesempunyai keahlian bidang tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil. 2. MONEY a. Sumber pendanaan dari Dinas Kesehatan dan sudah mencukupi untuk biaya operasional untuk kegiatan Kelas Ibu Hamil. b. Turunnya dana tepat waktu. 3. MATERIAL a. Terdapat SOP (Standar Operasional Prosedur) kegiatan pelayanan Kelas Ibu Hamil. b. Sarana dan rasarana pembelajaran didapatkan dari Puskesmas (dibawa oleh petugas Puskesmas) 4. METHOD a. Pelaksanaan program terjadwal pasti (dilaksanakan sebulan sekali selama tiga bulan berturut-turut) b. Jenis kegiatan sudah mencakup metode penyuluhan yang efektif. c. Kelengkapan adminisrasi lengkap d. Terdapat SOP Kelas Ibu Hamil, dan sudah disosialisasikan dengan baik. 5. MACHINE

a.

Ruang Balai desa yang berukuran kira-kira 5mx10m dengan ventilasi dan pencahayaan cukup.

b. Alat tulis menulis untuk pembelajaran tersedia (kertas, spidol, pena). c. Buku KIA d. Lembar balik Kelas Ibu Hamil e. Buku pegangan fasilitator f. Alat peraga untuk senam hamil (alat yang disediakan hanya bantal) g. Tikar atau karpet B. Lingkungan 1. Adanya dukungan dari para perangkat desa setempat terhadap pelaksanaan program Kelas Ibu Hamil. 2. Terdapat dukungan yang baik dari Dinas Kesehatan terhadap pelaksanaan program Kelas Ibu Hamil. C. Proses 1. P1 (Perencanaan) a. Mendaftar semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya. b. Sudah ada program perencanaan, yang terdiri dari pembentukkan panitia pelaksana, tempat, sarana, fasilitator, dan jadwal acara. c. Pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu Hamil rutin dilakukan, namun belum seluruh peserta yang diundang mengikuti program ini. d. Belum ada strategi untuk mengejar ketertinggalan materi bagi ibu hamil yang tidak mengikuti kelas sebelumnya. e. Telah diinformasikan kepada masyarakat bahwa akan dilakukan pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu Hamil melalui undangan yang disebar kepada setiap ibu hamil. 2. P2 (Pengerak, Pelaksanaan) a. Kegiatan Kelas Ibu Hamil dilakukan tepat waktu sesuai jadwal. b. Kegiatan diawali dengan penjajagan pengetahuan awal peserta evaluasi awal (pretest) dengan cara memberikan lembar pertanyaan kepada peserta (pilihan ganda).

c. Hasil evaluasi awal (pretest) dikumpulkan dan diperiksa, kemudian ditabulasi dan analisis setiap kali pertemuan d. Materi disampaikan oleh bidan desa e. Tata letak ruangan sudah baik. f. Materi disampaikan oleh fasilitator denga Lembar balik Kelas Ibu Hamil. g. Dilakukan simulasi dan praktek senam ibu hamil. Semua dapat mengikuti dengan baik. Senam ibu hamil merupakan materi ekstr di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan, setelah smpai di rumah diharapkan dapat dipraktekkan. h. Waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit. i. Metode tanya jawab dilakukan dan interaksi para peserta dan fasilitator cukup baik, akan tetapi masih ada peserta yang kurang aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan. j. Evaluasi akhir (postest) dilakukan seteah selesai penyampaian semua materi pertemuan Kelas Ibu Hamil. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan peserta. 3. P3 (Pengawasan, Pengendalian, Penilaian) a. Evaluasi kegiatan sudah dilaksanakan pada setiap pertemuan Kelas ibu. Evaluasi kegiatan sudah dilaksanakan pada setiap selesai pertemuan kelas ibu Hamil setiap akhir bulan. b. Sudah terdapat evaluasi terhadap cakupan Kelas Ibu Hamil c. Telah dilakukan tabulasi dan analisa data hasil awal (Pretest) dan akhir (Post-test). D. Data Output 1. Jumah ibu hamil yang mengikuti Program Kelas Ibu Hamil berjumlah 7 orang (70% dari jumlah ibu hamil yang diundang). 2. Pengetahuan ibu hamil yang mengikuti kegiatan telah meningkat, berdasarkan perbandingan antara pretest dan post-test.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV MASALAH DAN ANALISIS PENYEBAB MASALAH

Dari data output diperoleh data yangg tidak sesuai dengan target Dinkes, sehingga hal ini dianggap sebagai masalah. Adapun masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. terbatasnya alat peraga yang ideal. 2. Belum seluruh peserta yang diundang datang mengikuti program ini (cakupan 70%) 3. Belum ada strategi untuk mengejar ketertinggalan materi bagi ibu hamil yang tidak mengikuti kelas sebelumnya. 4. Kurang aktifnya peserta dalam sesi tanya jawab. E. Prioritas Masalah Dari 4 masalah yang ditemukan di kelas Ibu Hamil Desa Nguter selanjutnya dilakukan prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kualitatif dengan kriteria sebagai berikut :

You might also like