Professional Documents
Culture Documents
Antop 5-01
PANDUAN
MATA KULIAH
ANATOMI TOPOGRAFI VETERINER
(KHI 208)
Antop 5-02
Dari uraian diatas, maka dalam antop ini, untuk mempelajari suatu regio,
seharusnya ditempuh langkah-langkah dengan urutan sebagai berikut:
1. Penentuan tujuan dan kegunaan, membahas suatu daerah, secara topografis.
Disamping memenuhi keingintahuan akan susunan anatomis suatu daerah tubuh,
maka penentuan tujuan/kegunaan dapat dikaitkan pada pendekatan ilmu bedah,
diagnosa, seringnya terjadi suatu kelainan di daerah tertentu, usaha penyembuhan luka
ataupun abscess, penentuan exterieur hewan, obstetri dan usaha-usaha kedokteran
veteriner lainnya. Dari ketentuan-ketentuan tadi dapat ditetapkan luas dan lokasi
daerah.
2. Penentuan daerah dengan batas-batas yang pasti
Untuk keperluan ini, terlebih dahulu ditentukan tempat-tempat sebagai
pedoman yang disebut titik orientasi (TO). Dari berbagai TO yang telah ditentukan
itu, ditarik garis batas yang tegas. TO termaksud diatas dapat berbagai macam bentuk,
asal memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: jelas lokasinya, tetap bentuknya,
permanen keadaannya, mudah dicapai baik secara observasi maupun palpasi.
Sebagai contoh yang dapat digunakan sebagai TO misalnya: foramen,
incisura, processus, spina pada tulang; articulatio (bangunnya atau gerakannya);
tepian otot yang menonjol; arteria ( dilihat/dirasakan pulsusnya); vena (dilihat dari
jalur bendungnya); origo atau insertio suatu otot (tegangan atau rabaan yang
dipalpasi); lekukan batas antar otot; tendo atau ligamenta dari suatu otot yang
menjulur dibawah kulit; bagian organ tertentu (tonjolan atau bentuknya yang khas).
Dan lain-lain bagian tubuh yang memenuhi persyaratan.
3. Observasi dan palpasi daerah
Sebelum meninjau lebih dalam susunan daerah yang telah ditentukan tadi,
maka dilakukan pengamatan luar terhadap daerah yang dimaksud, baik dengan
observasi maupun dengan palpasi. Dalam hal ini diperhatikan bentuk-bentuk
bangunan yang tampak, seperti bulu, penebalan kulit, tonjolan atau lekukan pada
kulit, gerak-gerak yang tampak dibawah kulit, baik sebagai akibat persendian, denyut
nadi, gerak regurgitasi, peristaltik dsbnya. Dengan palpasi (rabaan, tekanan) susunan
kulit dengan bagian-bagiannnya dan organ organ dibawahnya dapat dipelajari.
Melaksanakan observasi dan palpasi adalah melatih keterampilan mengetahui susunan
anatomis suatu daerah, terutama pada hewan hidup, tanpa terlebih dahulu mengiris/
membuka lapisan bagian-bagiannya.
4. Melaksanakan irisan bertahap, menurut urutan lapisan.
Setelah melampaui tiga langkah diatas dan daerah kerja dengan tegas telah
ditetapkan, maka barulah irisan kulit dilakukan pada garis-garis batas yang telah
ditentukan dengan meninggalkan salah satu garis sisi tetap utuh agar dapat dipakai
sebagai tempat pegangan kulit tersebut agar tidak lepas/hilang dari regio ybs. Maksud
lebih jauh dari cara yang demikian, adalah disamping agar tetap utuh bagian-bagian
yang dipelajari serta struktur kulit itu sendiri perlu diketahui lebih teliti, maka kulit
yang masih terkait dengan regionya itu dapat digunakan sebagai lembar penutup
kembali dari daerah yang belum selesai dikerjakan atau masih perlu dipelajari ulang.
Kemudian, lembar fascia, kelompok musculi, lapis demi lapis diamati tanpa
mengabaikan lintasan dan bentuk arteri, vena dan sabut saraf yang terdapat dan
Antop 5-03
Antop 5-04
Selanjutnya pilih sendiri dari banyak gambar dari buku tersebut mulai dari halaman
253-735. Setelah mahir dan faham dengan latihan termaksud diatas, mahasiswa akan
mudah memahami dan membuat pandangan secara topografis dari bagian manapun
pada tubuh. Tujuan dari latihan membuat bermacam-macam transparancies tadi
adalah untuk memudahkan menyampaikan pendapat pada waktu diberi tugas dan
kelancaran melakukan praktika pada sediaan anatomi yang harus dikerjakan secara
topografis serta ketepatan memecahkan soal-soal ujian.
Contoh pembahasan regio flank.
REGIO
PARALUMBALIS SINISTER
(KUDA)
TUJUAN DAN KEGUNAAN:
Struktur wilayah ini perlu diketahui, mengingat daerah ini sering sebagai
tempat mendiagnosa secara fisik organ yang ada didalamnya ataupun sebagai salah
satu tempat membedah rongga perut. Daerah ini dikenal juga sebagai legok lapar
atau fossa pralumbalis atau flank. Pada sisi ini dapat digunakan sebagai tempat
memeriksa peristaltik saluran usus, bahkan pada sapi dapat digunakan sebagai tempat
menghitung gerak rumen. Sebagai lokasi chirurgic, daerah ini merupakan salah satu
tempat untuk melakukan laparotomi (=bedah perut), bahkan dapat dilaksanakan
dalam keadaan hewan tetap berdiri. Dengan tindak laparotomi, dapat dilakukan usaha
diagnosa langsung terhadap kelainan yang terjadi pada berbagai organ viscera
didalam cavum abdominis. Sedangkan tindak chirurgi dengan melalui laparotomi
antara lain usaha perbaikan obstruksi pada intestinum, ovariectomi, tubectomi, sectio
caessaria, usaha perbaikan torsio uteri ataupun intestinum, juga usaha chirurgi
terhadap renes meskipun jarang dilaksanakan. Pada sapi, tempat ini digunakan
sebagai lokasi menusukkan alat trocard dalam usaha mengeluarkan gas yang
tertimbun dalam rumen.
TITIK ORIENTASI DAN BATAS DAERAH
Sebagai TO digunakan tempat yang mudah diamati dan diraba dengan jelas,
yaitu: - ujung-ujung processus transverses vertebrae lumbalis
- tuber coxae, yang menonjol
- costae terakhir (XVIII) yang membentuk arcus costarum
- lipatan kulit akibat regangan m. tensor fasciae latae.
Dari TO tadi, ditarik garis batas tegas dengan mudah sebatas pertengahan ventral
arcus costae kearah caudal. Daerah ini akan membentuk suatu legokan yang nyata,
lebih-lebih pada hewan yang kurus atau dalam keadaan lapar.
OBSERVASI DAN PALPASI
Daerah cekungan yang jelas batas-batasnya, kulit lunak tetapi tegang tidak
mudah dilipat, Batas daerah mudah dan nyata untuk dipalpasi
Antop 5-05