Professional Documents
Culture Documents
ISSN : 1858-3709
KAJIAN KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ADITIVE SEMEN DAN KAPUR
Oleh : Enita Suardi Staf Pengajar Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang
ABSTRACT More buildings in Padang at this time most residing on soft soil, but most problems often arise were low bearing capacity. Efforts to fulfill criterion of design can be done with soil improvement using cement and lime as additives. Usage that materials at this research because consideration of time factor and expense besides also workability of execution. The soil sample that used in this research was soft soil from Padang. Its physical and mechanical properties such as unconfined compressive strength were determined in the laboratory test for original soil or using cement and lime. Three additives contents were used 5 %, 10 %, and 15 % with respect to dry weight of soil. The two kinds of additives were mixed with the soil separately. The result of both then compared to. After stabilization with lime or cement, the plasticity index has the same behavior, that make degradation to the plasticity index value both. Where the inclined of degradation to plasticity index is equal by the increasing of materials additives variation content. The unconfined compressive strength testing, along increase the cement content, strength (qu ) also go up. While at the lime soil, soil strength (qu ) will increase till lime content 10%. For the usage of more ones lime from 10%, value of qu will go decrease, so that optimum lime content is 10%. Key words : soft clay, soil stabilization, material additive, cement, lime, unconfined compressive strength
I. a.
1.
Pengaruh
semen
dan kapur terhadap tanah lempung Padang, sehingga dapat diketahui bahan yang paling efektif memberikan perubahan kekuatan maupun reduksi penurunan pada tanah lunak, yaitu dengan cara: Mencampur tanah lempung Padang
dengan tanah karena tanah dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan sebagai tempat bangunan. Masalah bangunan teknik sipil yang dibangun di atas tanah lunak, yaitu mencakup dua masalah pokok. Pertama, masalah daya dukung tanah yang rendah. Kedua, masalah penurunan yang besar. Sifat tanah lunak yang lain, yang juga kurang menguntungkan adalah mempunyai kadar air yang tinggi. Dalam penelitian ini, untuk meningkatkan daya dukung tanah lempung Padang akan dicoba stabilisasi dengan menambahkan bahan aditif semen dan kapur. Pemilihan semen dan kapur sebagai bahan tambahan stabilisasi karena semen dan kapur relatif mudah
dengan semen pada berbagai variasi kadar semen dan berbagai masa perawatan, dengan persentase tujuan kadar dapat kadar mengetahui semen yang
optimum dan lama perawatan yang optimum dalam stabilisasi tanah lempung. Mencampur tanah lempung Padang
dengan kapur pada berbagai variasi kadar kapur dengan persentase dan berbagai tujuan kadar masa perawatan, mengetahui kapur yang
dapat kadar
optimum dan lama perawatan yang optimum dalam stabilisasi tanah lempung.
b.
2. Pengaruh penambahan bahan aditif semen dan kapur terhadap perilaku tanah lempung Padang dan pengaruh kedua jenis bahan
dan mempelajari:
Jurnal Ilmiah
ISSN : 1858-3709
satu lembar silica dan satu lembar aluminium seeperti terlihat pada gambar 2.1 dan 2.2. Setiap lapisan dasar itu mempunyai tebal kirakira 7,2 (1 A = 10-10 m), dengan rumus kimianya adalah: (OH)8Al4 Si4O10 Halloysite, hampir sama dengan kaolinite, bedanya kalau halloysite tertumpuk secara lebih acak, sehingga satu molekul air dapat masuk diantara satuan-satuan 7,2A dan
c. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini akan melakukan pengujianpengujian terhadap tanah tanpa campuran dan tanah yang telah dicampur dengan semen atau dengan kapur. Pelaksanaan penelitian ini
dibatasi dengan hal-hal sebagai berikut: 1. Jenis tanah yang dipakai adalah jenis tanah lempung yang berasal dari kota Padang Sumatera Barat. 2. Kadar ( persentase ) bahan aditif semen dan kapur diukur berdasarkan
memberikan rumus kimia : (OH)8Al4Si4O10. 4H2O Montmorrilonite, merupakan mineral lempung yang satuan susunan kristalnya terbentuk dari susunan dua lempeng silica tetrahedral
persentase terhadap berat kering tanah. 3. Variabel terdiri dari kadar semen dan kapur terhadap berat kering tanah lempung, yaitu 5%, 10% dan 15%. 4. Pengujian terhadap kekuatan tanah natural, tanah campur semen dan tanah campur kapur dilakukan dengan uji kuat tekan bebas.
mengapit satu lempeng alumina octahedral ditengahnya. Karena pola susunan yang
demikian, sehingga mineral ini disebut juga 8mineral 2 : 1. Tebal satu satuan susunan kristal ini adalah 9,6A. Rumus kimia
d.Tinjauan pustaka Mineral lempung Mineral lempung merupakan gugusan kristal yang berukuran mikro ( rata-rata berdiameter kecil dari 1 m), terbentuk dari prose pelapukan mineral batuan induknya. Mineral ini terdiri dari dua lempeng kristal pembentuk kristal dasar yaitu satuan silica, dimana empat oksigen membentuk puncak-puncak tetrahedral dan melingkupi sebuah atom silicon, menghasilkan suatu satuan setinggi 4,6 A. Satuan lainnya adalah suatu satuan dimana sebuah atom aluminium atau magnesium dilingkupi oleh enam hidroksil yang membentuk konfigurasi oktrahedral dengan tinggi sekitar 5,05 A. Kaolinite, merupakan tumpukan dari lapisanlapisan dasar lembaran-lembaran kombinasi
Illite, memiliki formasi struktur satuan kristal yang hampir sama dengan montmorrilonite. Satu satuan kristal illite memiliki tebal dan komposisi yang sama dengan montmorrilonite. Perbedaannya adalah: - Terdapat kurang lebih dua puluh persen pergantian silicon (Si) oleh aluminum (Al) pada lempeng tetrahedral. - Antar satuan kristal terdapat kalium (K) yang berfungsi sebagai penyeimbang muatan dan pengikat antar satuan kristal. Struktur mineralnya tidak mengenbang
sebagaimana montmorrilonite. Rumus umum kimia komposisi illite adalah: (OH)4Ky(Si8-yAly) (Al4Mg6.Fe4.Fe6)O20.
10
ISSN : 1858-3709
bidang kontak antara butir-butir tanah dan berfungsi sebagai bahan pengikat yang kuat Proses interaksi antara tanah dengan semen adalah sebagai berikut: - Absorpsi air dan reaksi pertukaran ion Menurut Herzog dan Mitchell (1963), bahwa partikel semen yang kering tersusun secara heterogen dan berisi kristal-kristal dan
Mineral lempung selalu terhidrasi, yaitu selalu dikelilingi oleh lapisan molekul air yang mempunyai tebal dua molekul atau lapisan ganda. Lapisan air ini dapat hilang pada suhu diatas 60Csampai 100C dan akan
mengurangi
plastisitas
alamiahnya
( mengurangi LL 6% sampai 10% ), dan sebagian air ini dapat hilang dengan
3CaO.SiO2, bahan-bahan
4CaO.SiO4, yang
3CaO.Al2O3 padat
pengeringan udara saja. Pada umumnya jika lempung mengalami dehidrasi pada suhu yang relatif rendah jika ditambah dengan air lagi dan dibiarkan selama beberapa waktu,
berupa
4CaO.Al2O3Fe2O3. Bila semen ditambahkan pada tanah, ion kalsium Ca+++ dilepaskan melalui hidrolisa dan pertukaran ion berlanjut pada permukaan partikel-partikel lempung.
plastisitasnya dapat kembali seperti semula. Apabila dehidrasi terjadi pada waktu temperatur yang tinggi, sifat plastisitasnya akan turun dan berkurang selamanya walaupun ditambah air dan curing yang lama.
konsistensinya tanah menjadi lebih baik. - Reaksi pembentukan kalsium silikat Dari reaksi-reaksi kimia yang
# Aktifitas Batas-batas Atterberg mineral lempung mempunyai meskipun rentang mineral yang tersebut sangat lebar
berlangsung diatas, maka reaksi utama yang berkaitan dengan kekuatan adalah hidrasi dari A-lite (3CaO.SiO2) dan B-lite (2CaO.SiO2) terdiri dari kalsium silikat dan melalui hidrasi tadi hidrat-hidrat seperti kalsium silikat dan aluminat terbentuk. Senyawa-senyawa ini berperan
mempunyai
kemampuan sama dalam menarik kation. Untuk setiap mineral lempung harga batas cair lebih besar dari harga batas plastis dimana variasi harga batas cair mempunyai perbedaan lebih besar dari harga batas plastis.
dalam pembentukan atau pengerasan. - Reaksi pozzolan Kalsium hidroksida yang dihasilkan pada waktu hidrasi akan membentuk reaksi dengan
Stabilisasi Tanah Dengan Semen Stabilisasi tanah dengan semen adalah suatu campuran dari tanah yang dihancurkan, semen dan air yang kemudian dilakukan proses pemadatan yang akan menghasilkan suatu bahan baru yang disebut tanah semen ( soil cement ). Pada stabilisasi tanah dengan semen, semen tidak hanya mengisi pori-pori tanah, tetapi semen juga menempel pada bidang-
tanah
(reaksi
pozzolan)
yang
bersifat
Stabilisasi Tanah Dengan Kapur Stabilisasi tanah dengan kapur adalah campuran tanah dengan kapur dan air dengan komposisi tertentu sehingga tanah tersebut mempunyai sifat lebih baik dari tanah semula.
11
Jurnal Ilmiah
ISSN : 1858-3709
# Absorpsi air, reaksi eksotermis dan reaksi ekspansif Bila kapur dicampurkan pada tanah, maka pada tanah yang ada kandungan airnya, akan terjadi reaksi sebagai berikut: CaO + H2O Ca(OH)2 + 15,6 Kcal/mol Melalui reaksi kimia ini 0,321 kg air bereaksi dengan 1 kg kapur dan menimbulkan panas sebesar 278 Kcal. Pada saat
dan menyebabkan tanah menjadi keras, kuat serta awet karena ia berfungsi selaku binder ( pengikat ).
II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan terhadap tanah yang seluruhnya merupakan tanah terganggu
( undisturb ) yaitu tanah lempung di Padang. Untuk mengetahui pengaruh bahan aditif
bersamaan, volume kapur menjadi kira-kira dua kali lebih besar dari volume asalsehingga berakibat turunnya kandungan air didalam tanah tersebut.
semen dan kapur terhadap sifat fisik dan mekanis tanah lempung Padang, dilakukan pekerjaan / pengujian di laboratorium.
Pengujian Pendahuluan # Reaksi Pertukaran Ion Butiran lempung dalam kandungan tanah berbentuk halus dan bermuatan negatif. Ion positif seperti ion hidrogen, ion sodium, ion kalsium serta air yang berpolarisasi, semuanya melekat pada permukaan butiran-butiran Pengujian pendahuluan meliputi sifatsifat kimia dan sifat fisik tanah tanpa campuran bahan aditif semen dan kapur ( tanah asli ). 1. Pengujian Kimia Tanah Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan terkandung komposisi dalam unsur kimia yang
lempung tadi. Jika kapur ditambahkan pada tanah dengan kondisi seperti diatas tersebut, maka pertukaran ion segera terjadi dan ion sodium yang berasal dari kapur diserap oleh permukaan butiran lempung. Ini diikuti oleh flokulasi butir-butir lempung menjadi gumpalangumpalan butir kasar yang gembur. Efeknya adalah pada umumnya menambah batas
masa
tanah
lempung
Padang. Dengan mengetahui komposisi kimia tanah dapat diketahui perilaku tanah bila distabilisasi dengan semen maupun kapur. Pengujian ini dilakukan di Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Industri Keramik Bandung. 2. Pengujian Difraksi Sinar X Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi mineral yang terkandung pada
plastis dan memperkecil batas cair. Efek keseluruhan adalah memperkecil indeks plastis.
lempung. Dari hasil pengujian ini maka akan # Reaksi Pozzolan Dengan berlalunya waktu, maka silika (SIO2) dan alumin (Al2O3) yang terkandung dalam tanah lempung dengan kandungan mineral reaktif, akan bereaksi dengan kapur dan akan membentuk aluminat kalsium hidrat silikat hidrat, gehlenite kalsium hidrat. diketahui jenis-jenis mineral yang terkandung pada tanah lempung Padang. Pengujian ini juga dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Keramik Bandung. 3. Pengujian Sifat Fisik Tanah Pengujian sifat fisik tanah dilakukan secara keseluruhan dan berpedomankan pda ASTM. Pengujian sifat fisik tanah meliputi: - Uji batas Atterberg
dan
Pembentukan senyawa-senyawa kimia ini terus menerus berlangsung untuk waktu yang lama
12
Jurnal Ilmiah
ISSN : 1858-3709
Pengujian
Penelitian dan Pengembangan Industri Keramik adalah sebagai terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1 Hasil analisis kimia tanah lempung Padang Komponen SiO2 (Silika Dioksida) Al2O3 (Alumunium Peroksida) Fe2O3 (Ferri Peroksida) TiO2 (Titanium Dioksida) CaO (Calsium Monoksida) MgO(Magnesium Monoksida) Na2O (Natrium Dioksida) K2O (Kalium Monoksida) HP (Hilang Pijar) Kadar (%) 55.3 24.64 2.33 0.25 1.12 1.82 1.73 0.66 12.1
mendapatkan nilai batas perubahan wujud tanah. Uji ini meliputi batas cair (LL) , batas plastis (PL) dan indeks plastisitas ( IP ). Hasil dari pengujian ini untuk menentukan aktifitas tanah.
4. Pengujian Sifat Mekanis Tanah Pengujian sifat mekanis tanah bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis tanah tanpa tambahan bahan aditif ( tanah asli ) maupun tanah yang telah dicampur dengan bahan aditif semen dan kapur, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan sifat mekanis tanah
Dari hasil analisis kimia tersebut terlihat bahwa tanah penelitian di Padang banyak mengandung SiO2 (Silika Dioksida) sebesar 55.3%, sehingga dapat dinyatakan tanah
tersebut akibat distabilisasi. Pengujian sifat mekanis tanah pada penelitian ini meliputi: - Uji pemadatan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan / berat isi kering maksimum ( d max ) dan kadar air optimum ( W
opt
tersebut merupakan tanah lempung (clay).Pada umumnya, kuantitas unsur kimia yang
terkandung didalam tanah lempung didominasi oleh unsur silica. Hal lain, banyaknya io-ion Al (Alumunium) yang tinggi menandakan tanah bersifat asam dan menyebabkan tanah cepat bereaksi dengan kapur (Tan, 1982). 2. Analisis Mineral Hasil analisis mineral yang diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Keramik adalah sebagai berikut:
) yang
digunakan sebagai acuan pengujian berikutnya. - Pengujian Unconfined Comperssive Strengh ( UCS ) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui harga kuat tekan bebas tanah dengan dan tanpa bahan aditif.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan ditampilkan data hasil penelitian dan analisis dari hasil tersebut, yang meliputi pengujian terhadap tanah asli dan stabilisasi tanah menggunakan bahan aditif semen dan kapur. Pengujian pendahuluan
1. Analisis Kimia Tabel 2 Hasil analisis mineral lempung Padang Komposisi mineral Halloysite Hydrated Feldspar Muscovite Alpha Quartz Kadar ( % ) 41.94 25.6 13.15 19.25
Dari hasil analisis mineral tanah lempung Padang memiliki 4 komponen mineral yang
Hasil Padang
analisis
kimia
tanah
lempung Besar
dominan yaitu: halloysite hydrated, feldspar, muscovite dan alpha quartz. Dari keempat komponen mineral tersebut yang paling banyak
yang
diperoleh
dari
Balai
13
Jurnal Ilmiah
ISSN : 1858-3709
dikandung tanah lempung Padang adalah Halloysite Hydrated. Mineral halloysite hampir sama dengan kaolinite, tetapi kesatuan yang berurutan
Perubahan nilai aktifitas tanah setelah distabilisasi dengan semen dan kapur
selengkapnya pada table berikut: Tabel 4. Nilai aktifitas tanah Material Tanah Asli Semen Kadar (%) 0 5 10 15 5 10 15 A 0.64 0.51 0.45 0.38 0.40 0.33 0.28 Keterangan Tidak aktif Tidak aktif Tidak aktif Tidak aktif Tidak aktif Tidak aktif Tidak aktif
ikatannya lebih acak dan dapat dipisahkan oleh molekul air sehingga halloysite relatif tidak stabil dan jika molekul air hilang karena penguapan, mineral ini akan berkelakuan lain. Maka tanah yang mengandung mineral
halloysite akan berubah secara drastis jika dipanasi sampai menghilangkan lapisan
Kapur
tunggal molekul air. Kadar halloysite sebesar 41,94% memberikan perkiraan tanah penelitian mempunyai tingkat pengembangan (swelling) yang sangat rendah. Dari nilai aktifitas pada table 4. tersebut bahwa dengan adanya stabilisasi baik dengan semen ataupun dengan kapur dapat
menurunkan nilai aktifitas tanah. Dari hasil 3.Pengujian sifat fisik tanah Uji Atterberg Limit Hasil pengujian batas-batas Atterberg pada tanah asli dan tanah yang telah dicampur semen dan kapur adalah sebagai berikut: 4. Pengujian sifat Mekanis Pengujian Pemadatan Tabel 3. Hasil pengujian Atterberg limit Material Tanah Asli Semen Semen Kapur Kadar (%) 0 5 10 15 5 10 15 hasil P I (%) 29.62 23.70 20.70 17.46 18.36 15.42 13.08 pengujian analisis dan Pemadatan dilakukan terhadap tanah asli dan tanah yang telah dicampur dengan bahan stabilisasi ( semen dan kapur ) dengan kadar yang bervariasi. Hal ini dilakukan untuk bahan tersebut didapat juga kalau stabilisasi dengan kapur menunjukkan hasil yang lebih baik dari semen dimana nilai aktifitas dengan kapur lebih kecil daripada dengan semen.
mengetahui
pengaruh
penambahan
stabilisasi terhadap perubahan berat isi kering maksimum (d max) dan kadar air optimum (W opt ) dari masing-masing campuran.
Besar
Penelitian
Pengembangan
Industri
Keramik
Bandung
bahwa tanah asli banyak mengandung mineral halloysite dan menurut Skempton (1953) dan Mitchell (1976) mineral halloysite mempunyai nilai aktifitas 0.5 1.0 Tabel 5 Hasil pengujian pemadatan Material Kadar (%) dmax (gr/cm3) Wopt. (%) Tanah 0 1.274 31.8 5 1.292 30.5 Semen 10 1.298 29
14
Jurnal Ilmiah
ISSN : 1858-3709
Kapur
Pada tabel 5. dapat dilihat hubungan berat isi kering ( kepadatan ) dengan kadar air optimum pada tanah lempung Padang yang distabilisasi dengan semen dan kapur. Dari tabel terlihat antara suatu Dengan semen dan kapur yang kadar
Tabel 7 Prosentase perubahan nilai qu thd tanah asli dari uji UCS
Mate- Kadar rial Tanah Semen (%) 0 5 10 15 5 Kapur 10 15 0 hr 0.0 6.98 8.18 28.59 5.65 7.78 -53.46 Prosentase qu ( % ) 3 hr 0.0 56.03 68.4 87.56 12.94 24.25 -51.00 7 hr 0.0 87.79 117.09 130.91 25.07 33.35 -50.98 14 hr 0.0 104.46 127.86 151.58 28.87 43.66 -50.35
memberikan berlawanan.
bentuk
perilaku
bertambahnya
semen kadar air optimum akan berkurang dan berat isi kering maksimum ( kepadatan ) akan bertambah. Sebaliknya pada stabilisasi tanah dengan kapur kadar air optimumnya akan meningkat dengan bertambahnya kadar kapur atau kepadatannya akan berkurang seiring dengan pertambahan pemakaian kapur.
5 4.5 4 3.5
tanpa dan dengan campuran semen dan kapur disajikan pada tabel 6 serta pada gambar 1 sampai gambar 4 diperlihatkan hubungan nilai qu hasil uji UCS dengan kadar semen dan kapur. Sedangkan pada gambar 5
memperlihatkan hubungan nilai qu hasil UCS dengan masa perawatan ( curing ) untuk tanah campur semen dan tanah campur kapur, dimana perawatan (curing ) dilakukan dengan memeram benda uji dalam keadaan tertutup supaya kadar air tidak berubah. Pada tablel 7 diperlihatkan prosentase kenaikan nilai qu hasil pengujian UCS setelah penambahan aditif semen dan kapur, dimana persentase kenaikan nilai qu dihitung terhadap tanah asli ( 0 % ) untuk masa perawatan yang sama. Tabel 6 Hasil nilai qu dari pengujian UCS
Material Kadar (%) 0 hr qu ( kg/cm2 ) 3 hr 7 hr 14 hr
15
Jurnal Ilmiah
ISSN : 1858-3709
5% dengan masa perawatan 0 hari nilai qu hasil uji UCS naik dibandingkan tanah asli yaitu menjadi 1.609 kg/cm2 dan cendrung meningkat terus seiring dengan penembahan kadar semen yaitu untuk kadar semen 10% qu = 1.627 kg/cm2 dan untuk kadar semen 15% nilai qu = 1.934 kg/cm2. Seperti halnya pada tanah asli, pada setiap kadar semen tertentu dengan penambahan masa perawatan maka nilai qu juga bertambah, sehingga untuk kadar semen
15% dan masa perawatan 14 hari nilai qu sudah mencapai 4.287 kg/cm 2. Dari hasil diatas memperlihatkan: sejalan dengan peningkatan kadar semen terjadi peningkatan nilai qu dan dengan bertambahnya masa perawatan nilai qu tanah campur semen juga meningkat, sebab selain karena terjadinya reaksi kimia kenaikan nilai qu juga dipengaruhi oleh berkurangnya kadar air selama masa perawatan. Perbedaan
3 2.5
5% 10% 15%
qu (kg/cm2)
2 1.5 1 0.5 0 0 5 10 15
P erawat an (hr)
kadar air yang direncanakan dengan hasil cetakan dan berkurangnya kadar air akibat
perawatan tercantum pada tabel6. Mengingat penambahan kadar semen dan penambahan masa perawatan hampir selalu diikuti oleh penambahan kekuatan, maka nilai qu yang optimum bukanlah nilai qu yang terbesar (maksimum). Tetapi adalah suatu nilai qu yang memberikan selisih kenaikan terbesar
nilai qu (kg/cm 2)
20
dari nilai qu satu kenilai qu yang lainnya.Untuk setiap kadar semen, prosentase kenaikan harga qu dihitung terhadap tanah asli ( 0% ) untuk masa pemeraman yang sama, yang dapat dilihat pada tabel 7. Ternyata prosentase peningkatan nilai qu untuk penambahan semen 5% - 10 % lebih kecil dari prosentase peningkatan nilai qu untuk penambahan semen 10% - 15%, untuk setiap masa perawatan. Prosentase peningkatan
Dari hasil pengujian UCS didapat nilai qu tanah asli dengan masa perawatan 0 hari = 1.504 kg/cm2 dan terus mengalami
meningkatan seiring penambahan waktu masa perawatan yaitu nilai qu untuk masa perawatan 3 hari = 1.592 kg/cm2, 7 hari = 1.679 kg/cm2 dan untuk 14 hari = 1.704 kg/cm2.
16
Jurnal Ilmiah
ISSN : 1858-3709
perawatan 14 hari seperti terlihat pada gambar 5 , sehingga lama masa perawatan 7 hari dianggap sebagai nilai optimum perawatan.
IV. KESIMPULAN
dan Wopt makin naik, yaitu dengan 15% kadar kapur d max turun manjadi 1,22 gr/cm3 dan Wopt naik menjadi 33,8%
4. Dari
pengujian
kuat
tekan
bebas,
1.
Dari hasilpengujian mineral dan kimia terhadap tanah lempung Padang ( tanah asli ), dimana tanah lempung Padang banyak mengandung mineral halloysite ( 41,94% ) dan senyawa kimia SiO2 ( 55,3% ) dan nilai aktifitas ( A ) = 0,64, maka tanah lempung Padang mempunyai tingkat swelling yang sangat rendah.
penggunaan semen untuk menstabilisasi tanah akan meningkatkan nilai qu seiring meningkatnya kadar semen yaitu untuk masa perawatan 0 hari nilai qu tanah asli 1.504 kg/cm2, setelah ditambah kadar semen 15% nilai qu menjadi 1,93 kg/cm2. Sedangkan pada penggunaan kapur
sebagai bahan stabilisasi tanah, nilai qu naik seiring naiknya kadar kapur sampai kadar kapur 10%, dimana untuk masa perawatan 0 hari dan kadar kapur 10%, nilai qu menjadi 1,62 kg/cm2. Pada penggunaan 15% kadar kapur nilai qu malah jadi turun. Hal ini kemungkinan disebabkan kesalahan dalam pengambilan kadar air optimum, sehingga benda uji menjadi lebih kering dan menjadi cepat hancur. Dari hasil pengujian kuat tekan bebas ini juga dapat disimpulkan bahwa kalau aditif semen dan
banyaknya prosentase semen dan kapur yang digunakan, dimana IP tanah asli = 29,62% bila dicampur dengan 15 % kadar semen IP menjadi 17,46%, sedangkan dengan 15% kadar kapur IP campuran menjadi 13,08%. Dengan kadar yang sama, menurunkan indeks plastisitas (IP)
penambahan aditif semen memberikan hasil yang lebih efektif atau lebih baik dari aditif kapur dalam usaha perbaikan kekuatan
tanah.
berlawanan, yaitu tanah asli mempunyai berat isi kering maksimum ( d max ) = 1,27 gr/cm dan kadar air optimum 31.8%, bila distabilisasi
3
( W opt ) = menggunakan
semen dengan bertambahnya kadar semen, d max makin naik dan Wopt makin turun yaitu pada kadar semen 15% d max = 1,3 gr/cm3 dan Wopt menjadi 28,7%. Sedangkan bila tanah distabilisasi dengan kapur mempunyai perilaku sebaliknya, dimana semakin bertambah kadar kapur d max makin turun
perawatan 0 hari. Kenaikan kekuatan akan meningkat tajam pada masa perawatan 7 hari yaitu qu menjadi 3,88 kg/cm2.
Sedangkan untuk masa perawatn 14 hari dengan kadar semen yang sama nilai qu meningkat dengan kenaikan yang lebih landai yaitu qu menjadi 4,29 kg/cm2.
17
Jurnal Ilmiah
ISSN : 1858-3709
Holtz R D and Wiliam D Kovacs, An Introduction to Geotechnical Engineering, Prentice Hall, Inc, 1981
kadar
kapur
optimum 10% dan masa perawatan 0 hari nilai qu = 1,62 kg/cm . Setelah masa perawatan 7 hari qu meningkat menjadi 2,24 kg/cm2 dan setelah masa perawatn 14 hari, qu meningkat menjadi 2,45 kg/cm2. 6. Meningkatnya kekuatan akibat masa
9.
Iskandar, Pemanfaatan Limbah Katalis RFCC Sebagai Bahan Campuran Kapur Pada Stabilisasi Tanah Dengan Cara
Kompaksi
Ditinjau
Dari
Unconfined
perawatan selain karena adanya reaksi kimia dari masing-masing bahan stabilisasi, juga dipengaruhi oleh berkurangnya kadar air pada masa perawatan
10.
Lambe T William, Soil Testing for Engineers, John Wiley & Son Inc, New York, 1951
11.
V. DAFTAR PUSTAKA
Liong Gouw Tjie, Teknologi Perbaikan Tanah Disampaikan Dan pada Perkembangannya, Pelatihan Soil
1.
Pengembangan, Kuat Tekan Bebas Dan Kuat Geser Tanah Ekspansif Di Cikampek (Jawa Barat), Tesis S-2 ITB, Bandung,2002
12.
2.
Bowless J. E, Engineering Properties Of Soil And Their Measurement, Mc GrawHill International Student Edition 2nd, 1978
13.
SK SNI T 15 1992 03, Tata Cara Pembuatan Rencana Stabilisasi Tanah Dengan Semen Portland Untuk Jalan, Departemen PU, 1994
3.
14.
Shirley
LH,
Penuntun
Praktis
4.
Craig R F, Soil Mechanics, Lecture in Civil Engineering University of Dundee , Dundee, 1973
15.
5.
Das
Braja
M,
Advanced
Soil
Pada
Tanah
Di
Jalan
Rumah
Sakit
6.
Das Braja M, Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik, Jilid 1 & 2, Alih Bahasa Noor Endah dan Indrasurya, Erlangga, Jakarta, 1991
7.
Hardiyanto Hary Cristady, Mekanika Tanah Jilid 1 & 2, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992
18