You are on page 1of 7

Manusia dapat bertahan hidup tergantung pada pernapasan, sehingga pengkajian pernapasan merupakan aspek yang penting dari

pengkajian fisik. Fungsi sistem pernapasan yang utama adalah untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru-paru dan jaringan serta mengatur keseimbangan asam basa (kestabilan konsentrasi ion hidrogen pada tubuh). Adanya perubahan pada sistem pernapasan akan menyebabkan perubahan pada sistem tubuh yang lain. Pada penyakit pernapasan kronis, terjadi perubahan keadaan paru-paru secara pelan-pelan yang menyebabkam tubuh secara perlahan-lahan menyesuaikan diri dengan hipoksia. ebaliknya, pada gangguan pernapasan akut misalnya pneumotorak atau pneumonia aspirasi, terjadi hipoksia secara mendadak sehingga tubuh tidak dapat beradaptasi dan dapat menyebabkan kematian. Pada dasarnya sistem pernapasan terdiri dari saluran pernapasan bagian atas, bagian ba!ah dan rongga torak. Pernapasan melibatkan dua aktifitas yaitu inspirasi dan ekspirasi. "edua aktifitas ini memerlukan otot-otot pernapasan dan menyebabkan perbedaan tekanan pada paru-paru. Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan mengalami perubahan pada tiap tingkat usia misalnya, bayi atau anak kecil mempunyai otot-otot pernapasan yang lemah dan saluran pernapasan yang kecil sehingga mudah terjadi infeksi. #olongan usia lanjut dapat mengembangkan perubahanstruktural misalnya dada barrel, kelainan bentuk tulang belakang atau kalsifikasi kartilago tulang rusuk yang menyebabkan kekakuan rongga tulang. $ntuk dapat melakukan pengkajian data, paru-paru dan jantung secara metodis, maka pera!at perlu mengetahui batas-batas anatomi dan garis-garis bayangan (imajiner) pada area dada yang digunakan untuk memastikan lokasi struktur organ serta untuk membantu dalam membuat kesimpulan yang tepat. ecara umum ada beberapa garis bayangan yang digunakan dalam pengkajian dada, yaitu% Garis midsternalis: garis yang memanjang ke ba!ah di tenagah sternum Garis midklavikularis% garis &ertikal yang sejajar dengan garis midsternal dan memanjang ke ba!ah dari pertengahan tulang kla&ikula kanan dan kiri Garis aksilaris anterior: garis yang memanjang ke ba!ah dari lipatan aksilaris anterior Garis aksilaris posterior: garis yang memanajng ke ba!ah dari lipatan aksilaris posterior Garis midaksilaris: garis &ertikal yang memanjang ke ba!ah dimulai dari pertengahan antara garis aksilaris anterior dan posterior Garis midspinalis: garis yang terletak di tengah-tengah punggung dan ditentukan oleh prosesus spinosus Garis midskapularis: garis &ertikal yang terletak pada dinding dada sejajar dengan garis midspinalis dan memanjang melalui puncak skapula Daerah infraskapularis: daerah dinding belakang dada yang terletak di ba!ah daerah skapula Daerah interskapularis: daerah dinding belakang dada yang terletak di antara dua skapula.

ebelum melakukan pengkajian fisik, maka pera!at perlu mengumpulkan data ri!ayat kesehatan. Pera!at perlu mengkaji tanda-tanda distres pernapasan akut sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan. 'anda-tanda distres pernapasan antara lain pasien payah, gelisah, tidak dapat mengikuti percakapan, dan pernapasan gaduh. (ila mendapatkan pasien seperti ini, segera beri bantuan bila mungkin lakukan !a!ancara dengan keluarga untuk mengetahui masalah)ri!ayat kesehatan lengkap dapat dilakukan. Pengumpulan data ri!ayat kesehatan dimulai dengan mengamati faktor-faktor umum yang mempengaruhi fungsi pernapasan, seperti usia, jenis kelamin dan keadaan lingkungan tempat tinggal pasien. "emudian ajukan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah pernapasan. *ata ri!ayat kesehatan yang dikumpulkan meliputi% keadaan kesehatan sekarang, kesehatan dahulu, kesehatan keluarga, sistem fisiologis, perkembangan, pola pemeliharaan kesehatan, serta pola hubungan peran (Morton,+,,+). Pertanyaan dasar yang berkaitan dengan keadaan keehatan sekarang antara lain meliputi pertanyaan tentang keadaan pernapasan (napas pendek), nyeri dada, batuk dan sputum. Pertanyaan untuk mengetahui keadaan dahulu meliputi jenis gangguan kesehatan yang baru saja dialami, cidera dan pembedahan. $ntuk mengetahui keadaan kesehatan keluarga dapat diajukan pertanyaan misalnya adakah anggota keluarga yang menderita empisema, asma, alergi dan tuberkulosa. "arena sisitem pernapasan berkaitan erat dengan sisitem-sistem yang lain maka untuk pasien yang mengalami gangguan pernapasan perlu diberi pertanyaan mengenai keadaan sistem yang lain yang mungkin menunjukkan gejala yang berkaitan dengan masalah utama, misalnya demam, menggigil, lemah, keringat dingin malam hari merupakan gejala yang berkaitan dengan tuberkulosa. tatus perkembangan juga merupakan faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam mengumpulkan data ri!ayat kesehatan. Misalnya ibu yang melahirkan bayi prematur perlu ditanya apakah se!aktu hamil mempunyai masalah-masalah risiko dan apakah usia kehamilan cukup. -ni penting karena bayi prematur dapat memiliki gangguan perkembangan sistem pernapasan se!aktu lahir. Pada usia lanjut perlu ditanya apakah ada perubahan pola pernapasan, cepat lelah se!aktu naik tangga, sulit bernapas se!aktu berbaring, atau apakah bila flu sembuhnya lama. -ni penting diajukan karena pasien usia lanjut mudah mengalami gangguan pernapasan karena adanya keterbatasan dinding dada dan kelemahan otot pernapasan. Perubahan sistem imunitas juga menyebabkan usia lanjut mudah mengalami flu dan infeksi. *ata pola pemeliharaan kesehatan diperoleh dengan memberi pertanyaan pada pasien tentang pekerjaan, obat yang tersedia di rumah, pola tidur-istirahat dan stress. $ntuk mengetahui pola peranan-kekerabatan maka pasien ditanya adakah pengaruh dari gangguan)penyakitnya terhadap dirinya dan keluarga, serta apakah gangguan yang dialami mempunyai pengaruh terhadap peran sebagai istri)suami, dan dalam melakukan hubungan seksual.

INSPEKSI *ada diinspeksi terutama mengenai postur, bentuk dan kesimetrisan ekspansi serta keadaan kulit. Postur dapat ber&ariasi misalnya pada pasien dengan masalah pernapasan kronis yang mana kla&ikula menjadi ele&asi ke atas. (entuk dada berbeda antara bayi dengan orang tua de!asa. *ada bayi berbentuk melingkar dengan diameter dari depan ke belakang (antero-posterior) sama dengan diameter tran&ersal. Pada orang de!asa perbandingan antara diameter antero-posterior dengan diameter tran&ersal adalah +%.. (entuk dada menjadi tidak normal pada keadaankeadaan tertent misalnya pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tran&ersal sempit, diameter antero-posteripr membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. Funne chest merupakan bentuk dada yang tidak normal sebagai kelainan ba!aan yang mempunyai ciri-ciri berla!anan dengan pigeon chest. /iri-ciri bentuk funnel chest adalah sternum menyampit ke dalam, dan diameter antero-posterior yang mengecil. /ontoh lain kelainan bentuk dada adalah barel chest yang ditandai dengan diameter antero-posterior tran&ersal yang mempunyai perbandingan +%+. -ni dapat diamati pada pasien kiposis. Pada saat mengkaji bentuk dada, pera!at juga sekaligus mengamati kemungkinan adanya kelainan tulang belakang seperti kiposis, lordosis atau skoaliasis. -nspeksi dada dikerjakan baik pada saat dada bergerak atau pada saat diam, terutama se!aktu dilakukan pengamatan pergerakan pernapasan. edangkan untuk mengamati adanya kelainan bentuk tulang punggung (kiposis, lordosis atau skoaliasis) akan lebih mudah dilakukan pada saat dada tidak bergerak. Pengamatan dada pada saat bergerak dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi, sifat dan ritme)irama pernapasan. 0ormalnya frekuensi pernapasan berkisae antara +1-.2 kali setiap menit. Frekuensi pernapasan yang lebih dari .2 kali per menit disebut 'asipnea. ifat pernapasan dada prinsipnya ada dua macam yaitu pernapasan dada yang ditandai dengan pengembangan dada, dan pernapasan perut yang ditandai dengan pengembangan perut. Pada umumnya sifat pernapasan yang sering adalah pernapasan yang merupakan kombinasi pernapasan dada dan perut. Pada keadaan tertentu ritme pernapasan dapat menjadi tidak normal, misalnya% pernapasan kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam contohnya pada pasien yang koma diabetikum. Pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitudonya tidak teratur, diselingi periode apnea dapat ditemukan pada pasien yang mengalami kerusakkan otak. Pernapasan che ne stokes yaitu pernapasan dengan amplitudo yang mula-mula kecil, makin lama makin membesar kemudian mengecil lagi diselingi periode apnea, yang biasanya didapatkan pada pasien yang mengalami gangguan syaraf otak. "ulit daerah dada perlu diamati secara seksama untuk mengetahui adanya udema atau tonjolan (tumor). ecara rinci inspeksi dada dapat dikerjakan sebagai berikut% +. 3epas baju pasien dan tampakkan badan pasien sampai batas pinggang .. Atur posisi pasien, (pasien diatur tergantung pada tahap pemeriksaan dan kondisinya). Pasien dapat diatur pada posisi duduk atau berdiri 4. 5akinkan bah!a anda sudah siap (tangan bersih dan hangat), ruangan dan stetoskop sudah siap 2. (eri penjelasan pada pasien tentang apa yang akan dikerjakan dan anjurkan pasien tetap rileks.

6. 3akukan inspeksi bentuk dada dari 2 sisi, depan, belakang, sisi kanan dan kiri pada saat istirahat (diam), saat inspirasi dan saat ekspirasi. Pada saat inspeksi dari depan perhatikan area pada kla&ikula, fossa supra dan infrakla&ikula, sternum dan tulang rusuk. *ari sisi belakang amati lokasi &ertebra ser&ikalis ke tujuh (puncak skapula terletak sejajar dengan &ertebra torakalis ke delapan), perhatikan pula bentuk tulang belakang dan catat bila ada kelainan bentuk. 'erakhir inspeksi bentuk dada secara keseluruhan untuk mengetahui adanya kelainan bentuk dada misalnya bentuk dada barel chest. 1. Amati lebih teliti keadaan kulit ada dan catat setia ditemukan adanya pulsasi pada interkostalis atau di ba!ah jantung, retraksikan tanda-tanda menonjol lainnya. P!"P!SI Palpasi dada dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi, dan tactil vremitus (&ibrasi yang dapat teraba yang dihantarkan melalui sistem bronkopulmonal selama seseorang berbicara). 0yeri tekan dapat timbul akibat adanya luka setempat, peradangan, metastasis tumor ganas atau adanya pleuritis. (ila ditemukan pembengkakan atau benjolan pada dinding dada, maka perlu dideskripsikan secara jelas menurut ukuran, konsistensi, dan suhunya sehingga mempermudah dalam menentukan apakah kelainan tersebut disebabkan oleh penyakit tulang, tumor, bisul, atau proses peradangan. Pada saat bernapas, normalnya dada bergerak secara simetris. #erakan menjadi tidak simetris misalnya pada keadaan terjadi atelektasis paru (kolap paru). #etaran tactil vremitus dapat lebih keras atau lebih lemah dari normalnya. #etaran menjadi lebih keras misalnya pada keadaan terdapat infiltrat. #etaran yang melemah didapatkan pada keadaan empisema, pnemotorak, hidrotorak dan atelektasis obstruktif. 3angkah kerja palpasi dinding dada adalah sebagai berikut% +. 3akukan palpasi untuk mengetahui ekspansi paru-paru)dinding dada% a. 3etakkan kedua telapak tangan secara datar pada dinding dada depan b. Anjurkan pasien untuk menarik napas c. 7asakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi kanan dan sisi kiri d. (erdirilah di belakang pasien, letakkan tangan anda pada sisi dada pasien, perhatikan getaran ke samping se!aktu pasien bernapas e. 3etakkan kedua tangan anda di punggung pasien dan bandingkan gerakan kedua sisi dinding dada. .. 3akukan palpasi untuk mengkaji tactil vremitus. uruh pasien menyebut bilangan 8enam-enam8 sambil anda melakukan palpasi dengan cara% a. 3etakkan telapak tangan anda pada bagian belakang dinding dada dekat apek paru-paru b. $langi langkah a dengan tangan bergerak ke bagian dasar paru-paru c. (andingkan &remitus pada kedua sisi paru-paru dan diantara aspek serta dasar paru-paru d. 3akukan palpasi tactil vremitus pada dinding dada anterior.

Pada pengkajian tactil &remitus, &ibrasi)getaran bicara secara normal dapat ditransmisikan melalui dinding dada. #etaran lebih jelas terasa pada apek paruparu dan dinding dada kanan lebih keras daripada dinding dada kiri karena bronkus sisi kanan lebih besar. Pada pria &remitus terasa lebih mudah karena suara pria lebih besar daripada suara !anita. PE#K$SI uara)bunyi perkusi pada paru-paru orang normal adalah resonan yang terdengar seperti 8dug,dug,dug.8 Pada keadaan-keadaan tertentu bunyi resonan ini dapat menjadi lebih atau kurang resonan misalnya pada keadaan terjadi konsolidasi, maka bunyi yang dihasilkan adalah kurang resonan, terdengar seperti 8bleg,bleg,bleg.8 ini disebabkan karena bagian padat lebih besar daripada bagian udara. Pada pasien yang menderita tumor paru-paru, apabila paru-parunya diperkusi akan menghasilkan suara datar)pekak seperti kalau kiata memerkusi paha. (unyi hiperresonan dapat ditemukan pada pasien dengan pnemotorak ringan, yang terdengar seperti 8deng,deng,deng.8 9al ini disebabkan karena udara relatif lebih besar daripada :at padat. (unyi timpani dapat ditemukan bila kita memerkusi area yang mengalami penimbunanan udara misalnya pada lambung yang berisi udara atau pada pnemotorak yang bila diperkusi terdengar seperti 8dang,dang,dang.8 elain untuk mengetahui keadaan paru-paru, perkusi juga dapat digunakan untuk mengetahui batas paru-paru dengan organ lain di sekitarnya. Miasalnya, bila kita perkusi dari area paru-paru ke area jantung maka bunyi resonan akan berubah menjadi bunyi redup. (ila kita perkusi dari batas kosta kiri ke ba!ah, maka bunyi resonan tidak kita dapatkan, tetapi kita dapatkan bunyi timpani karena adanya lambung. Perubahan bunyi resonan menjadi timpani biasanya mulai didapatkan pada spasium interkostalis ke-; pada sisi dada kiri. edangkan batas antara paru-paru dan hati biasanya mulai ditemukan pada spasium interkostalis ke-1 pada sisi dada kanan. (atas paru pada dinding dada posterior dapat pula diketahui dengan perkusi. (atas atas paru-paru akan ditemukan di daerah kronig yaitu daerah supraskapularis seluas 4-2 jari di pundak. edangkan batas ba!ah paru dinding dada posterior ditentukan pada garis skapularis biasanya setinggi &ertebra torakalis ke-+<. ecara sistematis, perkusi paru-paru dapat dikerjakan dengan cara-cara sebagai berikut% +. 3akukan perkusi paru-paru anterior dengan posisi pasien supinasi a. Perkusi mulai dari atas kla&ikula ke ba!ah pada setiap spasium interkostalis b. (andingkan sisi kanan dan kiri. .. 3akukan perkusi pada paru-paru posterior dengan posisi pasien sebaiknya duduk atau berdiri a. 5akinkan dulu bah!a pasien telah duduk lurus b. Mulai perkusi dari puncak paru-paru ke ba!ah c. (andingkan sisi kanan dan kiri d. /atat hasil perkusi secara jelas. 4. 3akukan perkusi paru-paru posterior untuk mendeterminasi gerakan diafragma (penting pada pasien empisema) a. uruh pasien untuk menarik nafas panjang dan menahannya

b. Mulai perkusi dari atas ke ba!ah (dari resonan ke redup) sampai bunyi redup didapatkan c. (eri tanda dengan spidol pada tempat di mana didapatkan bunyi redup (biasanya pada spasium interkostalis ke-,), sedikit lebih tinggi dari posisi hati di dada kanan) d. uruh pasien untuk menghembuskan napas secara maksimal dan menahannya. e. 3akukan perkusi dari bunyi redup (tanda -) ke atas. (iasanya bunyi redup ke-. ditemukan di atas 'anda -. (eri tanda pada kulit yang ditemukan bunyi redup ('anda --). f. $kur jarak antara 'anda - ke 'anda --. Pada !anita jarak kedua tanda ini normalnya 4-6 cm dan pada pria adalah 6-1 cm. !$SK$"%!SI Auskultasi biasanya dilaksanakan dengan menggunakan stetoskop. Auskultasi berguna untuk mengkaji aliran udara melalui batang trakeobronkeal dan untuk mengetahui adanya sumbatan aliran udara. Auskultasi juga berguna untuk mengkaji kondisi paru-paru dan rongga pleura. $ntuk dapat melakukan auskultasi, pera!at harus mengetahui bunyi suara napas yang dikategorikan menurut intensitas, nada dan durasi antara inspirasi dan ekspirasi seperti terlihat pada tabel di ba!ah ini% &un i napas Durasi bun i Nada bun i Intensitas "okasi inspirasi dan ekspirasi bun i ekspirasi ekspirasi =esikuler -nsp > ?ksp 7endah edang 3embut edang ebagian area paru-paru kanan dan kiri ering pada spasium interkostalis ke+ dan ke-. bagian dan diantara skapula *i atas manubrium *i atas trakea pada leher

(ronko&esikuler -nsp @ ?ksp

(ronkeal 'rakeal

-nsp A ?ksp -nsp @ ?ksp

'inggi angat tinggi

"eras angat keras

uara napas yang didengar melalui stetoskop dapat menjadi tidak normal apabila paru-paru mengalami suatu gangguan. Ada beberapa bunyi suara yang merupakan suara tambahan antara lain rhonchi kering, rhonchi basah dan gesekan pleura. 7honchi kering adalah bunyi yang tidak terputus yang terjadi oleh adanya getaran dalam lumen saluran pernapasan akibat penyempitan, kelainan selaput lendir, atau akibat adanya sekret kental atau lengket. emakin kecil)sempit diameter saluran pernapasan, maka nada bunyi napas juga semakin tinggi dan keras.

7onchi basah (rales) adalah suara berisik yang terputus akibat adanya aliran udara mele!ati cairan. 7onchi basah dapat terdengar halus, sedang atau kasar tergantung pada besarnya bronkus yang terkena. $mumnya ronchi terdengar pada saat inspirasi. #esekan pleura adalah bunyi yang timbul sebagai manifestasi kelainan pleura akibat gesekan pleura yang menebal atau menjadi kasar karena mengalami peradangan. (unyi ini biasanya terdengar pada akhir inspirasi dan a!al ekspirasi. 3angkah kerja untuk melakukan auskultasi adalah% +. *uduklah menghadap pada pasien .. uruh pasien bernapas secara normal dan mulailah auskultasi dengan pertama kali meletakkan stetoskop pada trakea, dengan bunyi napas secara teliti 4. 3anjutkan auskultasi dengan arah seperti pada perkusi, dengan suara napas yang normal dan perhatikan bila ada suara tambahan 2. $langi auskultasi pada dada lateral dan posterior serta bandingkan sisi kanan dan kiri.

You might also like