You are on page 1of 4

Khutbah Jum'at

BIRRUL WALIDAIN
MUH SAFII, S.AG. GURU PAI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA
kepada mereka (kedua orangtua) merupakan amal yang utama dalam pandangan Allah SwT dan RasulNya. Pada akhir-akhir ini sering kita mendengar, membaca bahkan menyaksikan kejadian-kejadian yang termasuk perbuatan durhaka kepada orangtua. Anak berani membentak, memukul, bahkan membunuh orangtua, mungkin karena urusan warisan, urusan percintaan ataupun permintaan anak yang tidak dikabulkan oleh orangtuanya. Rasulullah saw pernah ditanya seorang sahabat tentang amal yang paling dicintai Allah. Beliau bersabda, Shalat tepat pada waktunya! Sahabat itu bertanya lagi, Apalagi amal yang dicintai Allah, ya Rasulullah? Berbuat baik kepada orangtua, jawab beliau. Sahabat itu bertanya kembali, Kemudian amal apa lagi, ya Rasulullah? Beliau menjawab, Berjihad pada jalan Allah. (Bukhari). Maasyiral Muslimin Rahimakumullah. Perintah berbuat baik kepada orangtua ditempatkan Allah sesudah perintah menyembah dan beribadah kepada-Nya. Ini menunjukkan bahwa berbuat baik kepada orangtua perlu menjadi perhatian setiap Muslim. Orangtua terutama ibu adalah orang yang pertama kali mengasuh, mendidik kita sejak masih kecil, bahkan ketika masih dalam kandungan. Oleh karena itu sangat pantas dan tepat sekali bila Islam memerintahkan umatnya untuk selalu dan selalu berbakti kepada orangtua kita, meskipun seandainya orangtua kita berlainan agama. Selama mereka tidak mengganggu akidah kita, kita harus tetap berbakti kepadanya. Allah SwT berfirman dalam Q.s. AlIsra: 23:

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah. Rasanya tak habis-habisnya kita mesti bersyukur kepada Allah, karena dari limpahan rahmat dan karuniaNya, hingga kini kita tetap bertahan menjaga keimanan kita sebagai tingkat nikmat yang paling tinggi. Syahadat pun harus selalu kita benahi, agar lebih mendekati makna yang hakiki. Lantunan shalawat kita sampaikan Rasulullah Muhammad saw, ujung tombak pembawa pelita kehidupan. Dari mimbar ini pula saya serukan kepada diri saya pribadi, umumnya kepada para jamaah untuk selalu menjaga, mempertahankan dan terus berupaya meningkatkan nilainilai takwa, hanya dengan takwalah kita selamat di hari pengadilan-Nya. Jamaah Jumat Rahimakumullah. Birrul Walidain atau berbuat baik kepada orangtua termasuk ajaran Islam yang penting. Berbuat baik

Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia. Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaikbaiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah. Dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Q.s. 17: 23). Menurut ayat ini, berbuat baik kepada orangtua harus ditampilkan dalam perkataan, sikap, dan perbuatan. Ini wajar dilakukan seorang anak karena orangtua telah berjasa membesarkan dan mendidiknya. Dalam kaitan ini, anak dilarang mengucapkan ah, dan bersikap kasar kepada orangtua karena dapat menyakitkan hati mereka. Jamaah Jumat Rahimakumullah. Memberikan nafkah untuk orang tua termasuk cara berbuat baik kepada mereka. Allah berfirman:

SUARA MUHAMMADIYAH 11 / 96 | 1 - 15 JUNI 2011

31

Khutbah Jum'at
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah, Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibubapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (Q.s. 2: 215). Cara lain berbuat baik kepada orangtua diwujudkan dengan mendoakan dan memohonkan ampunan kepada Allah atas dosa mereka. Baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Allah berfirman: yang meninggal dilakukan dengan menyambung silaturrahim dengan orang yang mempunyai hubungan kerabat dengan mereka. Termasuk teman sejawat dan handaitaulan mereka. Selain itu, dengan meneruskan tradisi baik yang diwariskan orangtua karena akan menjadi pahala yang tidak terputus bagi mereka. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: Barangsiapa melakukan suatu amal yang baik, maka ia akan mendapat pahala, dan pahala orang yang mengamalkan sesudahnya tanpa mengurangi pahala orang yang mengikutinya sedikit pun. Dan barangsiapa yang melakukan tradisi buruk (dosa), ia berdosa dan memikul dosa orang yang mengamalkan sesudahnya, tanpa mengurangi dosa orang yang mengikuti itu. (Nasai) Maasyiral Muslimin rahimakumullah. Akhirnya marilah kita didik anakanak kita untuk selalu mengormati orangtuanya, dengan cara kita memberikan contoh kepada anakanak kita bahwa kita juga menghormati orangtua kita sesuai dengan syariat yang telah Allah tuntunkan. Mudah-mudahan kita bisa berbakti kepada orangtua kita dengan cara yang sebaik-baiknya menurut Islam, dan orangtua kita selalu dalam ridla dan hidayah Allah SwT. Amin-amin ya robbal alamiin. Doa Khutbah Kedua

Artinya; Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. (Q.s. 17, Al-Isra: 24). Jamaah Jumat Rahimakumullah. Berbuat baik kepada orangtua

SEGERA TERBIT...
BUKU LKS
(LEMBAR KERJA SISWA)

KEMUHAMMADIYAHAN
UNTUK SD/MI DAN SMP/MTS MUAHAMMADIYAH TERBITAN : SUARA MUHAMMADIYAH
Keterangan Lebih Lanjut Hubungi : Suara Muhammadiyah, Jl. KHA. Dahlan No. 43 Yogyakarta 55122 Telp. 0274-376955, Fax. 0274-411306
32
28 JUMADILAKHIR - 13 RAJAB 1432 H

Khutbah Jum'at
URGENSI EVALUASI DIRI
AHMAD FATONI
PENGAJAR BAHASA ARAB UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Bukan saja kesuksesan dunia yang selalu kita kejar, namun perlu juga memperbanyak bekal amal untuk akhirat kelak. Allah SwT mengingatkan:

Jamaah Jum'at rahimakumullah. Detik demi detik, menit ke jam, jam ke hari, begitu pula bulan seakan begitu cepat berganti tahun. Baru kemarin menjadi anak-anak, kini kita telah beranjak dewasa. Tak disadari pula saat badan kita masih kuat bertenaga, sekarang mulai renta tak berdaya. Sayangnya, penyesalan kita dalam memaknai hidup tidak selalu datang sejak awal, kesadaran kita kerap datang terlambat. Karena itu, tidak sepatutnya menyambut setiap acara ulang tahun dengan pesta pora. Semakin bertambah usia, berarti kian berkurang jatah hidup kita di dunia. Kita mestinya banyak merenung, introspeksi, dan berbenah diri dari segala kesalahan dan dosa. Islam mengajarkan hidup hari ini senyatanya lebih baik dari kemarin, menyongsong hari esok lebih cerah dari hari ini. Demikian hakikat hidup sukses.

Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Hasyr: 18). Ayat di atas mengajarkan kepada kita betapa pentingnya introspeksi. Introspeksi di sini bermakna koreksi terhadap (perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan) diri sendiri. Dan introspeksi semestinya dilakukan setiap saat, tanpa perlu menunggu saat-saat tertentu. Namun, budaya kita terkadang mengerucutkan kegiatan introspeksi dalam waktuwaktu tertentu yang dipandang strategis, seperti pergantian tahun baru atau hari ulang tahun. Jamaah Jum'at rahimakumullah. Sesungguhnya kehidupan di dunia ini hanya sebentar saja. Berdasarkan fakta, paling lama kita hidup di dunia ini sekitar 80 sampai 100 tahun. Kehidupan kita yang abadi dan kekal adalah di akhirat kelak. Akan tetapi, kita sering kali lupa sehingga sebagian besar potensi diri dan waktu yang kita miliki, kalau tidak dikatakan semuanya, tercurah untuk memburu dunia.

Kenyataannya hampir semua waktu dan potensi diri kita gunakan untuk mengejar harta. Sekitar 8 jam digunakan untuk bekerja. Di jalan kita habiskan 2 sampai 4 jam. Tidur kita pakai 5 sampai 6 jam. Lalu, berapa jam yang kita gunakan untuk ibadah shalat fardlu, shalat sunnah, berzikir dan berbagai aktivitas ibadah lainnya? Berapa pula waktu yang kita habiskan pada hal-hal yang tiada guna? Lantas, bagaimana waktu yang kita gunakan untuk shalat fardlu? Jika kita menghabiskan waktu untuk shalat fardlu 10 menit per shalat, maka kita butuh 50 menit saja atau sekitar 3,47 % dari waktu yang diberikan Allah pada kita. Bagaimana pula waktu untuk ibadah sunnah seperti shalat sunnah, termasuk membaca Al-Quran, berzikir pada Allah dan sebagainya? Katakanlah untuk semua itu kita gunakan sekitar 1 jam per hari, berarti sekitar 4,16 % dari hidup ini kita gunakan untuk ibadah sunnah. Maka total waktu yang kita butuhkan untuk ibadah fardlu dan sunnah hanya sekitar 7,63%. Coba bandingkan dengan waktu yang kita gunakan untuk bekerja, di jalan, tidur dan makan yang mencapai 61,88%. Ilustrasi di atas tentulah bukan gambaran yang sebenarnya. Paling tidak gambaran tersebut menjadi modal berfikir bagi kita untuk mengevaluasi dan meninjau ulang setiap aktivitas dan program harian yang kita jalankan. Apakah program dan kegiatan seperti itu sudah cukup untuk mengantarkan kita hidup selamat di akhirat kelak? Jamaah Jum'at rahimakumullah. Dalam sisa-sisa hidup kita di dunia, kita senyatanya sering-sering
33

SUARA MUHAMMADIYAH 11 / 96 | 1 - 15 JUNI 2011

Khutbah Jum'at
merenung tentang arti hidup ini. Sudah lama kita lahir, tapi terkadang kita tidak pernah tahu kenapa kita dilahirkan. Sekian lama pula kita hidup, namun adakalanya tidak mengerti mengapa kita hidup. Sementara masih berapa lama lagikah kesempatan hidup kita di dunia. Tak ada yang bisa menjamin umur kita lebih lama dari kakek atau orangtua kita. Allah berfirman: untuk selanjutnya kita berusaha melakukan amalan-amalan dengan niat ikhlas demi meraih ridla Allah, sehingga suatu saat kita dapat meninggalkan dunia ini dengan tenang dan damai. Amien. Jamaah Jum'at rahimakumullah. Dalam konteks pergantian waktu dan pertukaran masa, bahwa umur yang kita miliki merupakan aset sekaligus liabilities. Kita bisa beruntung dan celaka dengan umur panjang kita. Nabi saw menyimpulkan dalam dua buah kalimat: Khutbah Kedua

Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan seru sekalian alam. (Al-Anam: 162). Sikap seorang mukmin mestinya demikian. Jika tidak, segala amal perbuatannya seperti fatamorgana: tak berwujud dan tak bermakna sebagaimana yang dialami orangorang kafir:

Manusia yang paling baik adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Dan manusia yang paling buruk ialah yang panjang umurnya dan buruk amalnya (HR. Ahmad). Jamaah Jum'at rahimakumullah. Marilah selalu kita renungkan lembaran-lembaran amal yang kita perbuat dengan senantiasa berniat untuk terus menambah dan memperbaikinya. Sungguh mulia bagi orang yang pandai mengevaluasi dan mengintrospeksi dirinya terlebih dahulu sebelum menilai dan mengoreksi orang lain seperti halnya diserukan hadits Nabi, Lakukan penilaian atas dirimu sendiri sebelum engkau dinilai orang lain. (Al-Bukhari). Demikian khutbah singkat ini, mudah-mudahan dapat menggugah diri kita masing-masing dalam meniti proses kehidupan ini. Semoga Allah SwT senantiasa membimbing kita ke jalan benar, yaitu jalan yang diridlai, bukan jalan yang dimurkai-Nya.

Dan orang-orang yang kafir, amal-amal perbuatan mereka adalah laksana fatamorgana di tanah datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu, dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun. (An-Nur: 39). Walaupun orang kafir melakukan kebajikan, tapi ia tidak pernah mengaitkan amalannya itu dalam konteks niat dan tujuan sebagai penghambaan kepada Allah SwT. Maka perbuatan tersebut di mata Allah tidak mengandung nilai pahala. Dan apabila amalan kita juga tidak diniati untuk Allah, amalan kita pun akan mengalami nasib yang sama seperti amalan orang-orang kafir. Inilah prinsip hidup yang sejatinya kita pahami terlebih dahulu,
34
28 JUMADILAKHIR - 13 RAJAB 1432 H

AGEN MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH DI JAMBI

TOKO BUKU "PAK KIRMAN"


Pasar Singkut, Kab. Sorolangun Jambi 37482 Hp. 085 266 703 249, 085 266 298 110

You might also like