You are on page 1of 4

Khutbah Jum'at

DICINTAI ALLAH DAN TERAMPUNKAN SEGALA DOSA


H.HERU ISWANTO, SHI, M.AG / PRAJURIT KULON, MOJOKERTO, JAWA TIMUR

(Muhammad saw), niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosa kamu sekalian. Dan Allah Maha Pengampun Iagi Maha Penyayang (Q.s. 3:31) Hadirin rahimakumullah. Semenjak kita lahir didunia yang asalnya kita itu fithrah, lambat laun kefithrahan kita sedikit demi sedikit terkontaminasi oleh berbagai macam cara-cara hidup yang tidak Islami. Perilaku-perilaku yang tanpa kita sadari adalah penuh dengan dosa dan sebagainya, menyebabkan kita tidak fitrah lagi. Persoalan inilah yang akan menghambat kita untuk bisa mengikuti ajaran Nabi kita Muhammad saw. seperti tersebut dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 31. Sebab makna dari fithrah itu sendiri menunjukkan kepada kita, bahwa kita makhluk yang beragama tauhid, bersih dari kemusyrikan. Beragama dengan lurus tidak melanggar pesan-pesan agama. Firman Allah surat al-Araf ayat 172:

Tuhan kami, kami menjadi saksi (Kami lakukan yang demikian itu) agar dihari kiyamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini. (Q.s. 7:172) Ayat ini memberi pengertian kepada kita bahwa fithrah kita adalah tauhid, kita sudah pernah bersyahadat sebelum kita lahir. Di ayat lain Allah berfirman yang memberi penjelasan kepada kita, bahwa sesungguhnya fithrah manusia itu adalah beragama dengan lurus, beragama dengan benar, tidak melanggar perintah agama. Firman Allah surat Ar-Rum ayat 30:

Hadirin rohimakumullah. Dalam rangka meningkatkan takwa kita kepada Allah, mari kita melakukan suatu amalan supaya kita dicintai Allah dan memperoleh pengampunan dari-Nya. Ini merupakan persoalan yang harus kita perjuangkan kalau kita memang menghendaki keselamatan dunia dan akhirat. Persoalan ini menjadi penting, sebab manusia tidak selamanya bersih dari dosa. Ingat dengan firman Allah dalam Al-Quran Ali Imron ayat 31:

Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kearah agama Allah, (tetaplah) atas flthrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan pada fithrah Allah. Itulah agama yang lurus. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.s. 30: 30) Hadirin rahimakumullah. Jadi manusia diciptakan Allah itu memiliki naluri beragama dengan lurus, konsekuen terhadap ajarannya. Maka kalau ada manusia tidak beragama dengan baik, maka hal itu tidaklah wajar, pasti disitu ada yang tidak benar. Kalau boleh saya ibaratkan dengan sebuah komputer yang steril tidak ada virus
31

Katakanlah: Jika kamu cinta kepada Allah, maka ikutilah aku

Ingatlah tatkala Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak Adam dari sulbi mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman : Bukankah aku ini Tuhanmu?. Mereka menjawab: Betul Engkau

SUARA MUHAMMADIYAH 13 / 96 | 1 - 15 JULI 2011

Khutbah Jum'at
didalamnya (fithtrah) maka, komputer itu akan bisa berfungsi sesuai dengan maksud komputer itu dibuat, yaitu akan bisa beroperasi dengan baik. Tapi manakala komputer itu terkena virus yang bermacam-macam, maka komputer itu tidak bisa bekerja sesuai dengan fungsinya. Maka supaya komputer itu bisa berfungsi sebagaimana mestinya komputer itu harus di scan, dihilangkan virusvirus yang ada dalam komputer tersebut. Demikian juga terhadap manusia, mereka itu tidak dapat berfungsi sebagaimana fithrahnya. Manakala di dalam dirinya banyak virus yang akan menghambat dalam melaksanakan agama sesuai dengan semangat Al-Quran surat Ali Imran ayat 31 diatas. Padahal target kita adalah dicintai dan diampuni dosadosa kita, sedangkan untuk itu syaratnya harus mengikuti Rasulullah saw. Oleh sebab itu, supaya kita bisa mengikuti Rasulullah dengan baik yang merupakan prasyarat agar kita dicintai Allah dan diampuni dosadosa kita, maka hal-hal yang menyebabkan kita tidak bisa beragama dengan baik, harus kita hilangkan. Kita kembalikan jati diri kita sebagai manusia yang fithrah dengan membuang virus-virus (men scan diri kita dengan scan yang telah ditunjukkan oleh Allah SwT). Hadirin rahimakumullah. Maka dari itu hal yang penting harus kita kerjakan adalah mengenali Virus dan Cara menghilangkan virus-virus tersebut. Berbicara tentang virus-virus rohani dalam diri manusia itu banyak sekali. Diantaranya adalah virus kemusyrikan, kekafiran, kedhaliman, kefasikan, kemunafikan dan lain sebagainya. Akan tetapi mengingat waktu yang terbatas, maka akan kita kenali salah satu virus yaitu virus kemunafikan. Sebab virus ini berada pada diri orang Islam, mereka shalat juga
32
29 RAJAB - 13 SYAKBAN 1432 H

berpuasa. Maka kalau kita tidak memahami kemunafikan ini, tanpa kita sadari kita akan menceburkan diri kedalam kebinasaan. Seperti firmanNya dalam surat An-Nisa ayat 145:

yang beriman pahala yang besar (Q.s. 4:146) Hadirin rahimakumullah. Dalam rangka memperoleh kecintaan dan pengampunan dari Allah SwT, maka pastikan mulai hari ini kita hilangkan virus-virus yang menyelimuti kita dan kita kembalikan status kita sebagai mahluk yang fithrah. Sehingga kita dapat menjalankan agama ini sesuai dengan apa yang dikehendaki didalam AlQuran surat Al-Imran ayat 31. Mudah mudahan Allah mengabulkan dan memudahkan usaha kita.

Sesungguhnya orang-orang munafik itu ditempatkan didasar neraka paling bawah. (Q.S. 4:145) Tanda tanda kemunafikan didalam Al-Quran maupun Hadits itu banyak sekali, seperti diterangkan pada beberapa ayat dalam Al-Quran. Di antaranya adalah tidak punya pendirian (bunglon), shalatnya malas, ria dan sedikit dzikirnya kepada Allah. Terombang-ambing antara iman dan kafir tidak masuk golongan iman juga tidak masuk golongan kafir. Keterangan tersebut terdapat didalam surat An-Nisa ayat 141, 142, 143 dan masih banyak lagi ayat, yang menerangkan perilaku munafik ini. Maka barangkali pada diri kita ada terjangkit virus kemunaflkan, dan syukur-syukur kalau tidak ada kemunafikan pada diri kita, sebab yang tahu persis adalah diri kita sendiri dan Allah SwT. Maka kita harus membersihkan virus-virus itu dengan petunjuk Allah yang diterangkannya di dalam Al-Quran. Firman Allah dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 146:

Doa Khutbah ke II

Kecuali orang-orang yang taubat mengadakan perbaikan, berpegang teguh pada agama Allah, dan tulus ikhlas dalam menjalankan agama karena Allah semata. Maka, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang beriman, dan kelak Allah akan memberi kepada orang-orang

Khutbah Jum'at
RAHMAH DAN FADLILAH
DACHLAN RAMLI / MASJID RAYA MUJAHIDIN, BANDUNG, JAWA BARAT
Jawaban saya sangat singkat, bahwa Anda harus sering masuk-keluar masjid secara kontinu. Karena dengan cara demikian, siapa pun orangnya mesti akan merasa bahagia dan sejahtera dari fadlilah dan rahmah-Nya, sebagaimana petunjuk yang disampaikan Allah SwT pada ayat di atas. Kalaulah tidak karena fadlilah dan rahmah Allah yang diberikan kepadamu, tentulah kamu akan mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja diantaramu. (An Nisa [4]: 83). Ayat ini diawali dengan menerangkan tentang orang-orang yang lemah keimanannya, dan orangorang munafik yang suka menyiarkan berita rahasia peperangan, yang semestinya tidak harus mereka ketahui dan tidak wajar diketahui oleh banyak orang, apalagi bila diketahui musuh. Sehingga sangat memungkinkan sekali akan menimbulkan kekacauan suasana. Namun bila ada maksud baik, hendaknya berita-berita itu dikonfirmasikan terlebih dahulu dengan Rasulullah saw dan para pemimpin yang berwenang dari kalangan mereka. Supaya dapat megambil hikmah yang terbaik bagi mereka dan masyarakatnya. Berkenaan dengan persoalan kasab (pekerjaan yang menghasilkan harta kekayaan) untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga dan yang lainnya. Ayat di atas memberikan peluang besar kepada kita agar berusaha sungguhsungguh dan sekuat kemampuan untuk meraih keridlaan Allah SwT sebagai anugrah berupa fadlilah dan rahmah-Nya. Sehingga kerugian atau keuntungan secara finansial yang kita dapatkan itu tidak menggoyahkan ketentraman dan kedamaian secara kejiwaan. Dengan kalimat lain radliyallaahu an hum wa radluu anhu, antara Allah SwT dengan manusia saling relamerelakan Kenapa ketentraman, ketenangan dan kedamaian jiwa itu harus diraih melalui banyak masuk dan keluar masjid? Kita perhatikan tuntunan Rasulullah saw, bahwa ketika seseorang Mukmin masuk ke masjid, disunatkan untuk membaca doa Allaahummaf tahlii abwaaba rahmatika (Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu). Rahmat adalah sifat Allah SwT yang sering diartikan Maha Pengasih. Dengan doa yang diucapkan ketika masuk masjid, berarti kita sangat mengharap agar Allah SwT membukakan pintu-pintu rahmat-Nya dan menurunkan segala apa yang kita minta, karena Allah SwT memiliki sifat Maha Pengasih. Kita pun yakin bahwa Allah SwT tidak pernah mengingkari janji-Nya. Dari sini terlihatlah simpul pengakuan yang tulus dan murni bahwa Allah SwT sangat dibutuhkan kehadiran-Nya, sebab tidak ada yang dapat memenuhi segala permohonan dan keinginan siapa pun, kecuali hanya Allah SwT. Kata rahmat ini mengandung makna bahwa Allah SwT memiliki belas kasihan dan kemurahan hati kepada siapa pun terutama kepada manusia. Dia ingin menghibur atau menyenangkan hati manusia. Dia Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemurah, dengan Kelembutan-Nya yang tiada tara.

Sidang Jumah rahimakumullah. Beberapa waktu yang lalu, seseorang bertanya kepada saya berkenaan dengan urusan keagamaan (ibadah praktis). Setelah melalui dialog yang cukup panjang, dia bertanya tentang bagaimana cara mendapatkan harta kekayaan yang banyak untuk menutupi kebutuhan keluarganya yang nominal per bulannya dibutuhkan cukup besar. Hal sedemikian itu dia tanyakan sehubungan dengan persoalan kasab-nya yang sedang mengalami kemacetan, alias sering merugi. Setelah mendengar pertanyaan itu, saya merasa tidak mampu untuk menjawabnya. Sehingga saya merenung sejenak. Lalu saya sadar bahwa orang yang dapat menjawab persoalan itu adalah pakar ekonomi, bukan saya. Namun, demi untuk mengayomi keresahan jiwanya supaya tidak labil, maka saya berusaha menjawab sebatas pengetahuan yang saya miliki.

SUARA MUHAMMADIYAH 13 / 96 | 1 - 15 JULI 2011

33

Khutbah Jum'at
Barang siapa yang dijauhkan azab (siksa) dari padanya pada hari itu, maka sungguh Aku telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata. (Al Anam [6]: 16). Kalimat fa qad rahimahu pada ayat tersebut, berarti Allah SwT sungguh telah memberikan rasa kasih sayang-Nya sebagai pemenuhan atas janji-Nya. Untuk lebih memperjelas dan mempertegas bagaimana dan kepada siapa kasih sayang Allah itu diberikan, sebaiknya kita ambil suatu contoh tentang proses cinta dan kasih yang terjadi dalam kehidupan keluarga. Bagaimana seorang ayah atau ibu mengasihi dan menyayangi beberapa orang anaknya yang mempunyai karakter berbeda. Mesti orang tua itu akan berbeda dalam menyikapinya. Sungguh tidak adil, bila seorang ayah atau ibu bersikap sama-rata terhadap anak-anak yang berbeda karakter atau perilakunya itu. Selanjutnya, Allah SwT mengilustrasikan makna rahim yang menyangkut hubungan antara anak dengan orang tuanya, sebagaimana firman-Nya. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, Ya Tuhanku, kasihanilah keduanya, sebagaimana mereka telah memeliharaku waktu kecil. (AlIsraa [17]: 24). Dalam ayat itu Allah SwT mengilustrasikan cinta kasih orang tua dan anak dengan penuh keistimewaan. Walaupun mungkin sesekali ada beberapa sikap ketidaksetujuan terhadap orang tua, tetapi seorang anak tidak boleh menampakkan sikapnya itu secara terbuka fa laa taqul lahumaa uff, wa qul lahumaa qoulan kariimaa. Inilah suatu implementasi hubungan dua arah antara sesama manusia. Sedangkan hubungan cinta kasih dua arah antara manusia dengan Tuhan-nya, bisa disimak pada ayat
34
29 RAJAB - 13 SYAKBAN 1432 H

132 surat ke-3 [Ali Imran]. Taatilah Allah dan taatilah Rasul, supaya memperoleh rahmat kasih sayang. Dalam ayat ini ditegaskan bahwa jika seseorang ingin meraih kasih sayang Allah, maka diharuskan mentaati Dia dan Rasul-Nya. Maka bagi orang yang masuk ke masjid dengan berdoa, berarti dia sangat mengharapkan rahmat (kasih sayang) Allah dan mesti akan mendapatinya. Yang sangat diharapkan dalam kalimat doa tersebut tersimpul dalam kata fadl-lun, yakni yang secara harfiah mengandung arti mempunyai kelebihan, keutamaan, keunggulan, keistimewaan, jasa, sisa, restan, kenikmatan, pahala dan keuntungan harta, yang lebih cenderung bersifat kebendaan atau harta kekayaan yang melimpah. Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Nabi Yusuf as ketika mendapatkan limpahan harta melalui jabatannya pada kerajaan Al Aziz (suami Zulaiha), itu pun merupakan fadllun min Allaah. Firman-Nya: Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Yaqub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari fadlilah (karunia) Allah kepada kami dan kepada manusia seluruhnya, tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri. (Yusuf [12]: 38). Dengan demikian maka, berusahalah sering masuk dan keluar masjid untuk melakukan berbagai macam bentuk peribadahan. Berdoalah ketika masuk dan keluarnya dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan memberikan rahmah dan fadlilah-Nya. Selama kita berada di dalam masjid perbanyaklah dzikir, berdoa, istighfar, dan berusaha untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak baik. Berusahalah mencari berbagai bentuk aktivitas yang membuat betah berada di masjid.

Kesemua aktivitas itu kita lakukan adalah sebagai pengabdian dan penghambaan diri hanya kepada Allah SwT. Kita yakin, kalau sudah demikian, mesti kita akan memperoleh dua keuntungan secara sekaligus, yakni keuntungan material duniawiyah dan keuntungan imaterial ukhrawiyah. Dan itulah yang dinamakan fadlilah dan rahmah Allah, yang menentramkan, menenangkan, dan mendamaikan jiwa.

Doa Khutbah Kedua

You might also like