You are on page 1of 4

Khutbah Jum'at

PUASA MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN MUSLIM


SURATMAN / ANGGOTA PCM KOTA BANGUN, KUTAI KARTANEGARA KALIMATAN TIMUR
rohmat, dan bulan diturunkannya Kitab Suci Al-Qur'an, yang menjadi petunjuk tuntunan hidup manusia ke jalan yang lurus, sebagaimana firman Allah: penuh kesejahteraan sampai terbit fajar. Para hadlirin Jamaah Jumat rahimmahumulloh. Bulan Ramadlan menurut falsafah Jawa sama dengan Kawah Condrodimuko. Artinya, bagi seorang Mukmin yang melaksanakan puasa dan segala amalan utamanya, terutama Qiyamu Ramadlannya dengan tulus ikhlas karena Allah, akan dapat menjadi alat tempa fisik dan mental kita, sehingga kita dapat meningkatkan kualitas fisik dan kualitas kesehatan kita, menghilangkan kerakusan kita untuk hubuddunya. Dan juga akan menempa jiwa spiritual kita, dengan menghidupkan kepekaan sosial melalui nurani yang jernih untuk selalu asah, asuh dan asih di antara sesama. Dan juga dengan menahan lapar, dahaga dan hawa nafsu, akan meningkatan dzikir atau ingat kita akan kekuasaan dan keagungan Allah SwT, ingat petunjuk dan hidayah Allah di setiap saat, di mana pun dan kapan pun kita berada. Semua itu akan menjadi benteng diri yang kuat, untuk dijauhkan dari perbuatan jahat dan maksiat, perbuatan yang dapat merugikan diri, keluarga dan masyarakat. Serta bentuk perilaku yang akan menyeret masuk ke dalam neraka untuk menerima siksaan Allah yang sangat pedih. Dan sebaliknya, akan tumbuh cinta yang terdalam untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas amal ibadah dan berbagai kebajikan yang mulia, yang menjamin keselamatan dan kebahagiaan kehidupan di dunia dan akhirat (khasanah fiddunya wal akhirah).
31

Kaum Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah. Sebagai umat yang beriman, dan berada pada saat seperti sekarang ini, yaitu menjelang bulan suci Ramadlan dan hari Jumat, dari dalam hati tiada kata yang patut kita haturkan secara tulus kehadlirat Allah SwT, kecuali ucapan syukur-Alhamdulillah, atas limpahan rohmat, taufik dan hidayahNya. Semoga kita semua dapat bersama-sama melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadlan. Dan yang lebih harus kita syukuri saat ini adalah karena kita dapat memenuhi pangilan Allah, yaitu untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat. Kaum Muslimin Jamaah Jumat Rohimakumullah. Ramadlan adalah bulan yang penuh hikmah, penuh berkah, penuh

Pada Bulan Ramadlan, diturunkannya Kitab Suci AlQur'an, yang menjadi petunjuk bagi manusia, dan penjelasan terhadap petunjuk tadi, dan menjadi pembeda antara yang hak dan yang batil, (Al-Baqarah [2]: 185 ) Bulan Ramadlan adalah bulan untuk meningkatkan kualitas iman dan Islam kita. Pada bulan ini pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, para setan dibelenggu, amal ibadah dilipat gandakan pahalanya. Selain itu, bulan Ramadlan adalah bulan yang penuh dengan kemuliaan, sebagaimana disebutkan dalam AlQur'an surat Al-Qadr ayat 1-5:

"Sesungguhnya Allah telah menurunkan Al-Qur'an pada malam kemuliaan. Apakah malam kemuliaan itu. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikatmalaikat dengan ijin Allah untuk mengatur segala urusan, malam itu

SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 96 | 16 - 31 JULI 2011

Khutbah Jum'at
Selain itu, dengan puasa dan segala amalan utamanya akan mendidik kita untuk selalu meningkatkan kesabaran, ketabahan dan kejujuran dalam menghadapi berbagai permasalahan dan persoalan kehidupan. Karena dengan kesabaran, ketabahan, kejujuran dan segala amal kebajikan, akan menjadi tirakat bagi umat yang beriman. Dan akan menjadi energi kehidupan yang luar biasa, untuk selalu bangkit, meraih kebahagiaan yang hakiki dengan ridla Allah SwT, yang tidak bisa kita beli dengan kekuatan uang, kekuatan materi dan kekuatan lainnya. Kaum Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah. Untuk itu dengan puasa di bulan yang penuh berkah ini, mari kita tumbuhkan semangat, kita bulatkan tekat, kita kobarkan api jihad, untuk Arruju ilal-Quran Wassunah Kembali kepada Al-Quran dan AsSunnah, baik di bidang akidah, ibadah, syariah, dan muamalah duniawiah kita. Agar ibadah puasa yang kita lakukan dengan tulus ikhlas ini membawa hikmah dan perubahan yang positip dalam pribadi dan kehidupan kita, kehidupan keluarga kita dan kehidupan jamaah kita. Hanya dengan jalan itu kita akan dapat beridul fitri dengan makna yang sebenarnya, yaitu kembali kepada kesucian sebagaimana bayi yang baru lahir dari rahim ibunya. Dan semua kita dapat meraih kesuksesan, yaitu: kebahagiaan dan kesejahteraan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Fidunya khasanah wa fil akhirati hasanah. Hanya inilah harapan kita sebagai orang yang memiliki kualitas iman, Islam dan ihsan. Hidup sukses memang tidak mudah, karena banyak yang salah paham tentang makna kesuksesan itu sendiri. Banyak yang mengukur kesuksesan dengan materi, keduniaan, jabatan dan lain-lain.
32

Padahal, semua ini tak berumur panjang, bahkan salah menerapkan akan membawa kehidupan kepada kenistaan. Dengan ibadah puasa dan hikmah yang terkandung di dalamnya, akan terbentuk insan yang bertakwa, insan kamil atau manusia paripurna, yang mampu mengemban amanah sebagai abdillah dan khalifatul fil ardi dengan baik dan sukses.

yang bertakwa adalah Mukmin dan Muslim yang memiliki kualitas pikir, kualitas amal dan ibadah, kualitas kerja dan karya, kualitas kepribadian yang utuh, kualitas hubungan sosial. Serta kualitas manajemen kalbu dan manajemen aktivitas keseharian. Sehingga dapat mencapai kehidupan fidunnya khasanah wa fil akhiratil khasanah. Di dunia baik dan mulia, di akhirat pun sukses, baik dan mulia. Akhirnya, marilah dengan perasaan tawadlu dan tawakhal, kita bersama-sama berdoa kepada Allah SwT semoga kita diberi kesempatan menjumpai bulan Ramadlan di tahun ini.

KHUTBAH KEDUA

Kaum Muslimin Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah. Takwa menjadi tujuan utama kita melaksanakan ibadah puasa. Orang yang bertakwa selalu ada dorongan yang kuat dari nuraninya untuk beribadah dan beramal serta berbuat kebajikan dan kemuliaan yang menjadi perintah agama. Dan menjauhi perbuatan yang tidak baik, tidak berguna yang menjadi larangan larangan agama. Dalam pengertian luas, orang

SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 96 | 14 - 29 SYAKBAN 1432 H

Khutbah Jum'at
MENGGEMBIRAKAN RAMADLAN
ISNGADI MARWAH ATMAJA / WAKIL KETUA PWPM DIY DAN KETUA PERKUMPULAN SUMBU DEMOKRASI UNTUK RAKYAT
Allah SwT dalam Qs Al-Baqarah 183: dengan riyadhah yang telah disyariatkan-Nya, yaitu berpuasa sebulan lamanya. Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SwT. Puasa atau ash-shaum menurut fuqaha didefinisikan dengan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari. Segala sesuatu yang membatalkan puasa itu adalah makan, minum, dan bersetubuh dengan suami/istri. Semua itu pada dasarnya hal yang halal dan boleh dikerjakan ketika tidak sedang berpuasa. Itulah yang disebut sebagai riyadhah (latihan) jiwa. Puasa melatih kita mengekang jiwa dan membatasi diri. Hadirin Jamaah Jumat yang disayangi Allah SwT. Satu hal yang perlu kita ingat adalah puasa itu bentuk riyadhah lahir sekaligus batin. Namun, sering kita baca di koran maupun berita di televisi kalau saat Ramadlan harga kebutuhan pokok justru melonjak dan permintaan juga melonjak. Ini berarti ada yang salah dalam cara berpuasa penduduk negeri ini. Kalau biasanya kita memakan tiga kali sehari, sekarang dua kali sehari, seharusnya kebutuhan kita turun tiga puluh persen. Semoga saja peningkatan konsumsi itu dikarenakan pada bulan Ramadlan banyak orang kaya yang bersedekah dan memberi makan orang-orang miskin yang selama ini mengalami kekurangan makan, bukan karena kita yang lebih rakus dan lebih banyak makan, tetapi karena jumlah orang yang bisa makan memang bertambah karena
33

Jamaah Jumat rahimakumullah. Mengawali khutbah Jumat ini, saya pribadi mengajak diri saya pribadi dan jamaah sekalian, untuk selalu bersyukur kepada Allah atas segala karunia-Nya yang selalu mengalir dalam hidup kita. Hanya dengan nikmat dan karunia-Nya itulah, kita sampai saat ini berkesempatan menikmati bentangan alam raya ini. Jamaah Jumat yang dikasihi Allah SwT. Saat ini kita sudah berada di bulan Syaban, yang berarti sebentar lagi kita akan segera menapak bulan Ramadlan. Bagi kita semua yang ada di sini tentu sudah tahu semua kalau Ramadlan adalah bulan yang penuh rahmat. Bulan yang sangat istimewa bagi kita semua. Salah satu keistimewaan bulan Ramadlan adalah di bulan ini kita diwajibkan berpuasa satu bulan penuh lamanya. sebagaimana firman

Di bulan Ramadlan ini, kita diberi kesempatan memperbaiki sistem pencernaan kita kembali. Di bulan Ramadlan ini, kita diberi kesempatan untuk membakar seluruh dosa yang telah kita tumpuk sepanjang hidup, dengan hadirnya Ramadlan kita diberi kesempatan untuk memperbaiki semua cara hidup kita agar sesuai dengan tuntunan-Nya. Menurut beberapa ahli bahasa, Ramadlan dapat diartikan panas terik yang membakar. Sebagai pengetahuan, penanggalan Arab sebelum datangnya Islam memakai sistem penangalan matahari (syamsiah). Karena memakai sistem penanggalan matahari, datangnya masing-masing bulan selalu sama dengan datangnya suatu musim. Ramadlan di Arab (ketika masih memakai penanggalan matahari) selalu jatuh di musim panas yang sangat terik. Matahari terasa akan membakar bumi. Bagi yang sudah ke tanah Arab di musim panas, pasti akan bisa bercerita panasnya siang hari di sana. Ketika sistem penanggalan diganti dengan sistem penanggalan berbasis peredaran bulan (Qomariah) Ramadlan bisa saja datang di musim panas maupun musim dingin. Meski kadang datang di musim panas dan kadang datang di musim dingin, arti Ramadlan tetaplah panas yang membakar. Ramadlan tetap membakar,tetapi yang dibakar adalah semua dosa anak manusia yang mau membersihkan jiwa dan hatinya

SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 96 | 16 - 31 JULI 2011

Khutbah Jum'at
kedermawanan orang-orang kaya. Jamaah Jumat yang diberkahi Allah SwT Kita semua yang hadir di majelis ini tentu sudah tahu kemuliaan bulan Ramadlan dibanding bulan-bulan yang lain. Seperti misalnya, tentang laitatul qodar, dilipatgandakannya balasan kebaikan, maupun yang lainnya. Maka, sungguh kurang elok kalau khatib masih mengulangi menjelaskan hal yang sudah jamaah ketahui ini. Namun, khatib masih merasa perlu mengingatkan kalau kita perlu merasa bergembira dengan datangnya bulan Ramadlan tahun ini. Bulan Ramadlan ini harus kita rayakan dan kita gembirakan secara benar menurut syariat Islam. Bergembira dan menggembirakan bulan Ramadlan adalah dengan memperbanyak amal ibadah, serta melipatgandakan sedekah bukan dengan cara memperbanyak dan memperlezat hidangan sahur dan berbuka puasa kita. Namun kita harus menambah jumlah orang yang kita beri makan ketika mereka kelaparan. Menambah jumlah orang miskin yang bisa kita beri pakaian ketika mereka kedinginan dan kita beri santunan ketika mereka memerlukan, kita beri bantuan ketika anak-anak mereka memerlukan biaya sekolah dll. Kalau kita senantiasa bisa begembira dan menggembirakan bulan Ramadlan sesuai syariat Islam yang dituntunkan-Nya, bukan syariat kaum kapitalis, maka patutlah kita merayakan hari kemenangan kita. Kemenangan kaum Muslimin semuanya. Karena bagaimana kita bisa merayakan hari kemenangan, kalau di hari itu masih saja ada saudara kita sesama Muslim yang terlantar dan tidak tersantuni. Mereka tetap merasakan lapar dan dingin sepanjang hidup mereka. Tetapi, kita malah dengan bangganya pergi ke Tanah Suci berkali-kali. Di manakah nurani kita, bagaimana kita harus mempertanggungjawabkan keimanan kita
34

manakala kita tahu tetangga kita tersandera di rumah sakit karena tidak mampu membayar biayanya, atau manakala kita tahu saudara kita terpaksa menumpas cita-cita luhur anaknya karena tidak mampu membayar biaya sekolah, tetapi kita malah dengan ringannya membayar ONH untuk haji yang kesekian kali?

Khutbah II

memborong pakaian saat akhir Ramadlan sampai yang paling halus seperti tawaran paket umrah ekskusif Ramadlan dan sejenisnya itu mungkin perlu kita pikirkan lagi. Apakah itu memang sesuai syariat Allah yang benar ataukah syariat Allah yang telah dibajak oleh kaum kapitalis untuk kepentingan mereka, atau malah syariat Allah yang telah dibelokkan oleh iblis untuk menjerumuskan kita? Akhirnya, marilah kita akhiri pertemuan yang mulia ini dengan berdoa. Semoga Allah SwT berkenan memberikan kepada kita nalar yang jernih dan hati yang terbimbing, sehingga kita tidak menjadi manusia merugi yang menjadi korban tipu daya iblis yang sangat halus. Dan semoga kita termasuk orang yang senantiasa bergegas dalam melaksanakan kebaikan. Amin.

Jamaah Jumat yang diberkahi Allah SwT Ramadlan adalah bulan yang mulia, bulan riyadhah bagi kita semua. Namun, sering kali iblis mengelabui kita dengan cara-cara yang lihai. Tawaran bermewahmewahan dalam merayakan Ramadlan seperti makan minum yang serba lebih lezat saat buka dan sahur,

SUARA MUHAMMADIYAH 14 / 96 | 14 - 29 SYAKBAN 1432 H

You might also like