You are on page 1of 7

AGENDA KEGIATAN FIELDTRIP PARUNG FARM, PETANI PAROMPONG Dan BALITSA

(Laporan Kegiatan Fieldtrip Produksi Tanaman Sayur)

Oleh Ismuaji Khoirul Anam 1114121114

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kunjungan lapang atau Field Trip merupakan kegiatan praktikum yang diadakan di luar lingkungan kuliah. Kegiatan ini merupakan cara pembelajaran yang mengenalkan secara langsung praktik di lapangan, tempat yang dikunjungi bisa berupa kantor instansi-instansi milik pemerintah, tempat penelitian, atau perkebunan. Field trip kali ini dilakukan adalah untuk mengetahui cara budidaya tanaman khususnya hortikultura. Dalam pertanian, budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil panennya.

Usaha budidaya tanaman mengandalkan pada penggunaan tanah atau media lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buah/bulir, daun, bunga, batang, tunas, serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi. Kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai bercocok tanam. Untuk mengetahui hal tersebut mahasiswa perlu melihat langsung bagaimana kegiatan dilakukan. Field trip ini bertempat di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bandung yang bertempat di daerah Lembang karena memang daerah tersebut terdapat banyak sentra pertanian tanaman sayur seperti cabe, selada , bayam, kentang, dan tanaman hortikultura yang lain, selain itu keadaan geografis dan iklim disana mendukung untuk tanaman hortikultura (sayuran).

1.2 Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan yang sudah dilakukan adalah agar mahasiswa mampu mempelajari dan menerapkan teknologi dalam sistem budidaya hortikultura, serta dapat mengetahui cara pemasaran produk tanaman sayur.

II. ISI

2.1 Balai Penelitian Tanaman Sayur Lembaga ini didirikan pada tahun 1939 oleh Pemerintah Belanda dengan tujuan untuk mendukung dibidang Pertanian dan Perkebunan. Pada awalnya nama lembaga ini adalah Prust Trein sebagai Kebun Percobaan Tanaman Serta Pemberantasan Hama Penyakit (Institut Voor Plants Richten) yang berpusat di Bogor. Sejak awal, lembaga ini sudah melakukan banyak penelitian untuk meningkatkan kualitas dan kwantitas berbagai jenis tanaman. Namanya pada saat itu adalah Balai Penelitian Tehnik Pertanian ( Culture Institute) yang kemudian pada tahun 1942-1945 berubah menjadi Culture Technish Institute ( Burten Norg Bogor) atau Kebun Percobaan Margahayu yang menjadi Prust Trein Margahayu.

Lokasi BALITSA 1. Letak Geografis Balitsa terletak di Jl. Tangkuban Parahu 517 Cikole, Lembang, Bandung, Jawa Barat. Secara geografis BALITSA terletak pada koordinat antara 107 36 32 dan 107 36 33 BT dan antara 6 30 46 dan 6 30 49 LS dengan ketinggian tempat 1250 m dpl. 2. Letak Topografi Topografi dari BALITSA Lembang yaitu bergelombang dan berbukit yang merupakan bagian dari jajaran pegunungan Tangkuban Parahu. BALITSA berjarak 25 km dari kota Bandung egara utara atau 5.5 km dari kecamatan Lembang egara utara timur. Disebelah timur, BALITSA dibatasi Jalan Raya Lembang menuju Subang., sebelah selatan dibatasi Desa Cibogo, sebelah Barat dibatasi perkampungan Cibedug dan sebelah utara dibatasi jalan Cikole-Cibedug.

Dari Bandung 1 jam ke BALITSA, sedangkan dari Lembang 15 menit. Transportasi yang dapat digunakan adalah ojek, angkutan kota, bis dan taksi. 3. Keadaan Wilayah Balitsa terletak pada formasi geologi QYT (Quartet Young Tuff), formasi yang terbentuk akibat letusan gunung tangkuban perahu, dengan bahan induk breksi pasir tufaan, lapili, bom, lava, berongga, kepingan-kepingan andesit, basalt, padat yang bersudut dengan banyak bongkahan-bongkahan dan pecahan-pecahan batu apung yang berasal dari gunung Tangkuban Perahu. Secara fisiografi Balitsa termasuk dalam zona fisiografi depresi Bandung (dimana terbentuk karena terjadinya runtuhan pada bagian tengah atau puncak pada saat terjadi pengangkatan/pelengkungan). Akibat runtuhan tersebut muncul kompleks gunung Tangkuban Perahu.

Jenis tanah yang terdapat di Balitsa Lembang yaitu jenis tanah Andosol dengan Ph antara 5,5-7 yang berasal dari vulkanik Gunung Tabgkuban Perahu adapun cirri dari tanah tersebut berwarna hitam, lempung berdebu dan lempung dengan struktur yang lemah dengan konsistensi yang gembur. 4. Profil Organisasi Balitsa Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No. 160/KPTS/OT.210/3/2000. Bahwa Balitsa Lembang berada di bawah garis operasional Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura dan sejajar dengan Balai lainnya Balithi Cianjur dan Balitbu Solok. Komoditas Prioritas Komoditas yang prioritas di Balitsa terdiri dari: 1. Komoditas Utama, meliputi: kentang, cabai merah, bawang merah, kubis, tomat, buncis, kacang panjang, dan jamur. 2. Komoditas Prospektif, meliputi: terung, dan mentimun 3. Komoditas Trendsetter, meliputi: sayuran tropis asli Indonesia

Produk dan Teknologi Unggul

Adapun produk dan teknologi unggul yang terdapat di Balai Penelitian Tanaman Sayuran meliputi: 1. Varietas unggul sayuran yang akan dilepas ke petani, yaitu: kentang, cabai merah, buncis, tomat, mentimun dan bawang daun. 2. Teknologi Pembenihan, perbanyakan kentang bebas penyakit, teknologi produksi benih sayuran 3.Teknologi Low Enviromental Input Sustainable Agriculture. 4. Perangkat uji ELISA virus kentang 5.Produk kering sayuran 6. Analisis tanah dan tanaman 7. Analisis residu pestisida 8. Biopestisida untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman. 9.Jasa konsultasi agribisnis

Lembaga ini dijadikan sebagai salah satu cabang Lembaga Penelitian Hortikulturasehingga pada tanggal 20 Maret 1981 namanya kembali berubah menjadi LembagaPenelitian Tanaman Pangan ( BPTP).Pada tanggal 31 Juli 1982 Menteri Pertanian RI yaitu, Prof. Ir. Sudarsono. Hadisaputra meresmikan BPTP menjadi Balai Penelitian Hortikultura (BPHL) di Lembang Bandung. BPHL pada saat itu terdiri dari satu Sub bagian Tata Usaha, satu Sub bagian Penelitian Hortikultura Segunung dan Kelompok Peneliti ( Kelti) disamping itu juga membawahi langsung Instalasi-instalasi Kebun Percobaan Lembang, Cikole, Pangragajian dan Margahayu Kabupaten Bandung dan kabupaten Subang, Laboratorium dan Bengkel Peralatan. Berdasarkan keputusan Menteri No. 769 Kep/OT.210/XII/ 90 pada tanggal 13 Desember 1994 Balai Penelitian Hortikultura Lembang berubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Sayuran ( Balitsa) yang mengalami perubahan tugas lebih khususditujukan untuk meneliti Tanaman Sayuran. Dan terakhir pada tahun 2002 mendapat perubahan mandat sesuai Keputusan Menteri Pertanian No.74 Kep/OT.240/I/2002, tentang organisasi dan Tata Kerja Balitsa yang terdiri dari Sub bagian Tata Usaha, Seleksi Pelayanan Teknis, Seksi Jasa Penelitian, Satu Kebun Percobaan Subang.

2.2 PARUNG FARM

Parung farm merupakan tempat pengembangan tanaman sayur dan pelatihan. Di tempat ini sangat megarah pada pertanian sistem hidroponik. Hidroponik adalah sebuah sistem/teknologi dimana tanaman ditumbuhkan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam,karena itu hidroponik juga disebut sebagai budidaya tanam tanpa tanah atau soilless culture.Arti harafiah dari hidroponik adalah bekerja dengan air. .Di kebun-kebun PT. Kebun Sayur Segar, kami menggunakan beberapa teknologi hidroponik: Sistim NFT (Nutrient Film/Flow Technique), Sistim aeroponics, Sistim dynamic root floating, dan Irigasi drip (untuk tomat)

Demikian juga dalam penggunaan pupuk, digunakan rumusan tersendiri karena komposisi yang cocok untuk negara-negara beriklim sub-tropis seperti Australia dan Amerika Serikat, tidak 100% sesuai untuk digunakan di Indonesia. Pupuk/fertilizer untuk sayuran yang ditanam secara hidroponik/aeroponik adalah berupa air yang dicampur dengan 16 unsur pupuk (makro dan mikro), dalam proporsi yang optimal sesuai kebutuhan tanaman. Untuk masing-masing tanaman bisa saja komposisinya berbeda. Untuk mengetahui lebih jauh perihal hidroponik ini silakan membaca artikelartikel yang menarik dari dua sumber online yang dapat dibuka dengan gratis, yaitu:simplyhydroponics dan maximumyield

Persemaian sistem hidroponik

Produksi dengan sistem hidroponik

pengertian organik adalah lebih luas daripada itu. Hal ini dijelaskan dalam buku panduan SNI ( Standar Naional Indonesia ) yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional ( BSN ) . Disebutkan diantaranya dalam butir 1.2.12 adalah bahwa yang diartikan organik adalah istilah pelabelan yang menyatakan bahwa suatu produk telah diproduksi sesuai dengan standar produksi organik dan disertifikasi oleh lembaga sertifikasi resmi Dengan demikian yang di perlu diperhatikan, selain produk tidak menggunakan pupuk kimia.sintetik dan pestisida kimia, juga adalah sistem pertaniannya, a.l. proses produksi dsbnya juga harus sesuai standar organik, dan ini hanya dapat dijumpai pada produk yang telah memperoleh sertifikasi, seperti halnya produksi ParungFarm dan produsen lain yang yang telah memperoleh sertifikasi organik, yang pada labelnya telah menggunakan logo Organik Indonesia 2010. karena penggunaan logo ini hanya boleh dipergunakan apabila produknya telah memperoleh Sertifikat Organik.

You might also like